Pengobatan herbal berbeda dengan pengobatan secara konvensional namun terdapat sisi penilaian efikasi yg sama dari uji secara klinis.

dokumen-dokumen yang mirip
Observasi Klinik Jamu Sebagai Dasar Ilmiah Terapi Kedokteran Modern

Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan

Sejarah perkembangan konsep penilaian pemakaian obat dalam kedokteran

Evaluasi Uji Klinik. Yusi Anggriani, S.Si, Apt, M.Kes

Toksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis Kerusakan genetik Pertumbuhan tumor Kejadian cacat waktu lahir.

METODOLOGI RISET. Rahmatina B. Herman. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN. apoteker Indonesia, masih belum dapat menerima jamu dan obat herbal terstandar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

SUBSISTEM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bell s palsy adalah paralisis saraf fasial unilateral akut yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima

B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Aplikasi Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern Arijanto Jonosewojo

Xpidemiologi Klinik adalah Penerapan prinsip prinsip dan metode

STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK (OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL) Putri Handayani, M. KKK

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah

Abstrak [Tujuan] Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efikasi latihan tendon dan nerve gliding pada penatalaksanaan carpal tunnel syndrome.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi terutama dalam proses penyembuhan penyakit atau kuratif (Isnaini,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR1438/MENKES/PER/IX/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penggunaan Obat Herbal Berbasis Bukti (Evidence-Based Herbal Medicine)

Obat tradisional 11/1/2011

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh

dalam PENGOBATAN Kuntarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

6/5/2010. Analytic. Descriptive Case report Case series Survey. Observational Cross sectional Case-control Cohort studies

PRINSIP PENULISAN RESEP DOKTER Oleh : Wiwik Kusumawati

Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK

Bab 1 Pendahuluan. Dunia medis sekarang berkembang dengan pesat. Pengobatan medis yang dulunya

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

A PLACEBO-CONTROLLED TRIAL OF ANTIMICROBIAL TREATMENT FOR ACUTE OTITIS MEDIA. Paula A. Tahtinen, et all

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengganggu aktivitas sosial (Bousquet, et.al, 2008). Sebagian besar penderita

JENIS RISET. Saptawati Bardosono

Eksperimen. Prof. Bhisma Murti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tidak menular puskesmas menunjukkan angka yang selalu meningkat ditiap tahun

Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi, FKH IPB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UJI KLINIK OBAT HERBAL

OBSERVASI KLINIK JAMU SEBAGAI DASAR ILMIAH TERAPI KEDOKTERAN MODERN

SOP PENGAJUAN DAN PENILAIAN KELAYAKAN ETIK PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Bayi dengan asfiksia neonatorum

FAQ SmartMed Cancer. 1. Apakah yang dimaksud dengan Batas Manfaat Maksimum, Batas per Kanker, Batas Per Kunjungan, dan Batas Seumur Hidup?

Rancangan Penelitian Kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penelitian tentang perdarahan yang disebabkan Stress Related Mucosal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Experimental (Melihat faktor dan akibat, namun faktor dibuat oleh peneliti secara sengaja)

BAB VIII UJI KLINIS SEDIAAN OBAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB 8: UJI KLINIS SEDIAAN OBAT

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

karena selain komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan

TERAPI TOPIKAL CLINDAMYCIN DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE + ZINC PADA ACNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

2016, No Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lemb

DRAF PEDOMAN AUDIT KEPERAWATAN

A. Guntur H. Subbagian Alergi-Imunologi Tropik Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran UNS Solo

PELAYANAN PENCAMPURAN ASEPTIK DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA. Oleh: Dra. Nastiti Setyo Rahayu. Apt

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang

PERBANDINGAN HASILTERAPI TABLET EKSTRAK BIJI PINANG (Areca cathecu L) PADA INVESTASI CACING USUS DI KECAMATAN MUMBULSARI- JEMBER

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK

kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hiperlipidemia adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I-1

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

Hipotesis. 1. Jawaban sementara dari pertanyaan penelitian 2. Menunjukkan hubungan antara variabel yg terukur 3. Harus dibuktikan dng metode statistik

BAB 4 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Apoteker merupakan profesi kesehatan terbesar ketiga di dunia, farmasi

Pengantar Psikodiagnostik

BAB VIII RANCANGAN EKSPERIMENTAL

BAB I PENDAHULUAN. Traditional Medicine/Complementary and Alternative. Medicine (TM/CAM) marak diperbincangkan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. antara 45% hingga 88% (Wing et al, 2012), sementara prevalensi merokok

Abstrak. Kata Kunci : Medical Expert System, Mycin PENDAHULUAN

Biodiversitas adalah berbagai variasi yang ada di antara makhluk hidup dan lingkungannya Sekitar 59% daratan Indonesia merupakan hutan hujan tropis

BAB 1 PENDAHULUAN. PONV juga menjadi faktor yang menghambat pasien untuk dapat segera

SPO ASUHAN GIZI TERSTANDAR AKREDITASI VERSI HERNI ASTUTI INSTALASI GIZI RSUP DR SARDJITO Workshop Gizi, Yogyakarta April 2013

* Dr (Ph.D), Farmakologi Klinik, dari Institute of Postgraduated Studies, Univ. Sains Malaysia, Malaysia

TINJAUAN ASPEK KLINIS PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KOTA SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI

Suharmiati Betty Roosihermiatie Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Jl. Indrapura 17 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasien yang menderita suatu penyakit membutuhkan adanya obat sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan

Regulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KIE di Rumah Riset Jamu. Dikompilasi dari materi Pelatihan Apoteker Saintifkasi Jamu di B2P2TOOT

Transkripsi:

Pengobatan herbal berbeda dengan pengobatan secara konvensional namun terdapat sisi penilaian efikasi yg sama dari uji secara klinis. Sedangkan perbedaannya, penilaian efek konvensional meliputi penilaian klinis, laboratorium maupun efek jangka panjang yang dapat dihasilkan. Penilaian mengenai pengobatan menggunakan bahan herbal mencakup beberapa sisi yaitu sosialekonomi, budaya dan variable fisik yang harus dimasukkan ke dalam penilaian klinis dan parameter penilaian diagnosis suatu efek dari obat herbal.

Dalam aplikasi pengobatan herbal yang banyak digunakan di masyarakat adalah dengan mengkombinasikan antara pengobatan herbal/tradisional dengan pengobatan modern ataupun konvensional. Dimana biasanya gabungan pengobatan tersebut disebut sebagai pengobatan komplementer. Pengobatan komplementer dapat saling melengkapi karena di dalamnya terdapat metode atau cara pengobatan yang bermacam-macam dan saling melengkapi. misalnya seperti pengobatan tradisional menggunakan bahan herbal dibantu dengan pengobatan modern dan konvensional.

Kasus 1: Tablet kurkuma disertakan pada terapi OAT pada penderita TB. Kurkuma mengandung senyawa kurkumin yang memiliki aktivitas hepatoprotektor

Sosiobudaya dan filosofi berhubungan dengan studi tentang obat herbal yang secara praktis dapat digunakan jika keduanya diintegrasikan ke dalam praktek klinis. Hal ini berdasarkan pada pengertian bahwa kesehatan tidak hanya tentang obat tetapi juga sosioekonomi dan budaya

Metode yang digunakan untuk menentukan efikasi dari suatu obat yaitu Pelaporan anekdot, Pelaporan kasus, Pelaporan berseri, dan Percobaan klinis secara acak.

Protocol yang direkomendasikan untuk mengevaluasi efikasi dari formula herbal : langkah 1: Mengevaluasi sumber informasi yang utama Langkah 2: Membuat Hipotesis Langkah 3: Rencana Studi Tentang Kemanjuran dan Keamanan

Laporan Masyarakat Pengalaman klinis dari pengobat tradisional Pengalaman klinis dari praktisi modern Naskah Publikasi

Lakukan double-check laporan. Jika perlu kunjungan secara personal. Mencoba memastikan gejala dan tanda tanda alami (dan selidiki hasilnya jika tersedia) dan buat penilaian ttg diagnosa penyakit, efek obat herbal dan hambatan potensial.

Evaluator bertemu dengan beberapa pengobat tradisional secara personal dan mencoba menemukan poin umum yang jadi gejala dan tanda dari penyakit yang diobati dengan herbal. Juga catat preparasi dan pencampuran yang digunakan oleh pengobat yang berbeda. Variable pengganggu harus dicatat.

Sebagai tambahan untuk mengeksplorasi point yang sudah disebutkan dalam kasus pengobat tradisional. Berusaha untuk memperoleh gambaran tentang efek klinis dan kemungkinan target dari herbal yang digunakan. Pada kasus preparasi komersial, konsultasi dengan perusahaan dalam rangka mengidentifikasi bagaimana praktisi meresepkan produk mereka.

Berdasarkan berbagai database. Jangan hanya mencari database tentang obat dan kimiawinya, tetapi juga agrikultur, antropologi, atau bahkan sumber sumber sosiologi. Padukan informasi tersebut dan buat database sendiri untuk ramuan tertentu yang bersangkutan. Lihat informasi tentang sifat kimia dan efek klinis meliputi mekanisme aksi

Membuat hipotesis menggunakan evaluasi data dari sumber-sumber utama. Hipotesis harus memiliki tiga bagian: - Obat-obatan yang efektif - Mekanisme aksi obat - Faktor keamanan obat

Studi bisa direncanakan dalam bentuk : - Studi kasus - Kasus rangkaian (case series) - Percobaan in vivo - Percobaan in vitro - Uji klinis yang tidak terkontrol - Uji klinis yang terkontrol

Berhubungan dengan laporan masyarakat Mengatur laporan kasus baru berdasarkan pengalaman penyembuh (pengobat) / praktisi modern.

Berhubungan dengan pengalaman klinis pengobat tradisional dan pengobat modern Case series melibatkan sekelompok praktisi kesehatan (pengobat tradisional,dokter, dll) dan institusi-institusi yang mengatur peresepan obat herbal. Case series merupakan pengembangan sebuah protokol studi dengan input/masukan dan variable keluaran (output) spesifik, serta hasil laboratorium yg menggambarkan investigasi dan parameter-parameter statistika.

Berhubungan dengan semua langkah evaluasi sumber utama, dari studi kasus sampai naskah publikasi Bentuk Ini merupakan pilihan yang kemungkinan dipilih oleh sebagian besar dokter (praktisi kesehatan) untuk menguji efikasi obat herbal. Uji ini mengorganisakan sebuah pusat studi tunggal (single center study) atau multicenter studi dengan rangkaian protokol pada aspek kimia dan aspek biologi. Penggunaan bahan/agen yang sama yang disiapkan dari bagian-bagian tanaman yang sama dan standardisasi rute administrasi, dosis, waktu administrasi, distribusi obat atau diet, rekomendasi gaya hidup dan semua isu potensial yang mana dapat menimbulkan outcome (keluaran/hasil).

Dari aspek kimia : a.spesies tanaman (diidentifikasi oleh taksonomis tanaman) b.proses fisik c.preparasi metode kimia d.analisis kimia atau sidik jari e.perawatan/pemeliharaan dan penyimpanan f.uji stabilitas (analisis dari konsistensi pada setiap/masing-masing interval) g.administrasi obat h.dosis, waktu, interaksi dengan makanan i.penggunaan obat tambahan /obat lain j.diet yang dilakukan k.gaya hidup dan olahraga yang sering dilakukan Dari aspek biologi: a.identifikasi subyek menggunakan variabel klinik yang jelas dan baik sesuai dengan tandatanda,gejala,hasil investigasi dan diagnosis. b.pengukuran variabel-variabel anthropometrik dan sosioekonomi, yang mana secara potensial merupakan hasil pengobatan

Parameter outcome meliputi: - Antropometric dan hasil klinik - Hasil investigasi laboratorium, imaging, elektropsikologi dll - Psikososial dan hasil kebudayaan Psikososial dan hasil kebudayaan dibutuhkan untuk penelitian obat herbal. Kebanyakan penggunaan obat tradisional berdasarkan kepercayaan, parktek dan isu antropologikal lainya yang mana kemungkinan antara jiwa (fisik) dan psikologis ( kejiwaan) saling terkait dengan efek dari outcome. Pada kebanyakan kasus, ada juga yang dikaitkan dengan kepercayaan agama. Isu ekonomi juga merupakan sesuatu yang sangat berkaitan dengan kepercayaan dan praktek. Karena itu, penting untuk berhati-hati dalam menambahkan isu ekonomi di salah satu dari beberapa variable (parameter) dalam hal ini untuk menjadi sebuah evaluasi produk yang luas.

Untuk kebenaran ilmu pengetahuan (scientific validity), percobaan buta ganda terkontrol (double blind controlled trial) lebih baik daripada tidak terkontrol. Perlakuan percobaan klinik single blind kapanpun bisa dilakukan. Kedua metode (desain single double blind) memiliki kesamaan desain statistikal yang digunakan pada produk-produk farmasetikal.

level I a I b II a II b III IV Type of evidence Bukti yg diperoleh dari meta-analysis randomized control trial Bukti yg diperoleh setidaknya dari satu randomized control trial Bukti yg diperoleh setidaknya dari satu desain control trial tanpa randomisasi Bukti yg diperoleh setidaknya dari satu tipe well designed-quasi-experimental study Bukti yg diperoleh dari well designednonexperimental descriptive study seperti studi komparatif, studi korelasi dan case control studies Bukti yg diperoleh dari laporan komite ahli atau opini dan pengalaman klinis

Grade Recommendation A ( Evidence level Ia, Ib) B (Evidence level IIa, IIb, III) C (Evidence level IV) Paling sedikit satu randomized controlled trial, sbg bagian dari literatur dari bahan2 dan konsistensi yang mengarah ke rekomendasi spesifik Membutuhkan : well-conducted clinical studies tetapi tidak ada randomized clinical trials pada topik yang direkomendasikan Membutuhkan bukti dari laporan komite ahli atau opini dan / pengalaman klinis. Menunjukkan tidak adanya penelitian berkualitas yg dpt diaplikasikan secara langsung