ANALISIS PENYEBAB KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS DI PASAR TRADISIONAL SUNTER KIRANA)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang ada di seluruh dunia. Dengan. konsumen memiliki lebih banyak pilihan dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi

Jenis-Jenis Pasar PERSAINGAN DAN MONOPOLI DEFINISI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kotler (2009 ; 215) : Eceran (retailing)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kegiatan pemasaran harus direncanakan terlebih dahulu sebelum

BAB I PENDAHULUAN UKDW. buka-tutup, mati-hidup dan terus bergulir tanpa henti dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. memilih untuk melakukan transaksi pembelanjaan kebutuhan sehari-hari di gerai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RAMAI SWALAYAN PETERONGAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mereka dituntut untuk memberikan dan menawarkan produk yang terbaik bagi

I. PENDAHULUAN. Aktivitas bisnis ritel adalah aktivitas dimana produsen menjual produk secara

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapatkan poin saat berbelanja di ritel tersebut. tahun 1990-an. Perkembangan bisnis Hypermarket merek luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Untuk hal itu, orang mencari tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke bisnis ritel, baik dalam skala kecil

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

Judul : Analisis Pendapatan Usaha Warung Tradisional Dengan Munculnya Minimarket Di Kota Denpasar Nama : Ida Ayu Sima Ratika Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. mudah, fasilitas, dan pelayanan yang memadai. menjadi ancaman bagi peritel lokal yang sebelumnya sudah menguasai pasar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN LAZADA INDONESIA METODE PENELITIAN. Disusun oleh: SALMA NABELLA PUTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sektor industri manufaktur maupun jasa. Perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional, Ruang untuk Masyarakat yang semakin Terpinggirkan.

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan dinamika perekonomian yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

TINJAUAN PUSTAKA. kebudayaan di mana mekanisme tertanam. Mekanisme tawar-menawar. merupakan unsur khas pasar tradisional (Listiani,2009).

- BAB II - TINJAUAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. minimarket baru dari berbagai perusahaan ritel yang menyelenggarakan programprogram

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, baik itu berupa kebutuhan material maupun non- material. Dengan adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang baik, dan bisa menciptakan kepercayaan pada pembeli.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya Negara Indonesia yang dapat dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

VI. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I. Pendahuluan. Asia, khususnya di antara negara berkembang. Kondisi perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

BAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang ketat ini sebuah bisnis atau perusahaan dituntut untuk

BAB V GAMBARAN UMUM BOTANI SQUARE BOGOR DAN KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran, yang kini populer disebut bisnis ritel, merupakan bisnis yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, banyak bermunculan produsen atau

BAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perdagangan eceran pada pasar modern di Indonesia mengalami pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Ritel, citra hypermarket, Hypermarket Carrefour, Hypermarket Giant. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis eceran (retailer business) yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keputusan pembelian fresh product di ritel tradisional dan ritel modern. Pemilihan

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita

Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. (Perpres hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_112_2007.pdf. Diakses Tanggal 25 November 2015

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang relatif mudah untuk dimasuki sehingga tidak heran belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. seperti sistem perdagangan dan sistem pemasaran. Dahulu jika kita ingin

Transkripsi:

ANALISIS PENYEBAB KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS DI PASAR TRADISIONAL SUNTER KIRANA) Surej Dhillon dan Lelly Christin Email: resh_1909@yahoo.com lchristin@bundamulia.ac.id Penulis Surej Dhillon adalah alumni Program Studi Manajemen Universitas Bunda Mulia. Lelly Christin adalah pengajar di Universitas Bunda Mulia dengan peminatan dalam bidang Manajemen Pemasaran dan Kuantitatif. Abstrak Nowadays, traditional market can still survive among modern market. Due to that reason, the researcher is interested in analyzing the factor why consumer still want to shop at traditional market. The subject of the research is Sunter Kirana Market. For the data collection, the researcher is using interview to 100 respondents with descriptive analysis. From the research is known that the price factor, product, location and consumer behaviour are the reasons why consumer still want to shop at traditional market. Key Words Consumer, Traditional Market PENDAHULUAN Di dalam industri manapun pasti ada persaingan di dalamnya, tidak terkecuali industri ritel di Indonesia. Persaingan industri ritel membagi industri ini menjadi dua blok besar, yang pertama blok ritel tradisional yang secara langsung diwakili oleh pedagang Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 72

pasar tradisional serta warung-warung kecil di pinggir jalan dan yang kedua adalah blok ritel modern yang diwakili oleh Indomaret, Alfamart, Carrefour, dan lain sebagainya. Dari catatan Business Watch Indonesia (BWI), perkembangan ritel modern di Indonesia sejak tahun 2000 semakin pesat, terlebih sejak masuknya peritel asing. Sebut saja peritel asal Prancis dengan Carrefour membuka ritel jenis hypermarket kemudian ada Giant yang dibuka oleh Hero-Dairy Farm dari Hongkong. Pertumbuhan ritel belakangan meningkat tajam menjadi 31,4% dalam dua tahun terakhir. (http://www.fair-biz.org/berita.php?id=22&lang=1) Pasar modern menawarkan konsep belanja yang menarik dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung sehingga mampu menarik perhatian masyarakat. Hal ini sesuai dengan keinginan sebagian masyarakat, khususnya masyarakat dengan golongan ekonomi ke atas. Masyarakat tersebut lebih menginginkan suasana berbelanja yang nyaman serta bersih yang menurut mereka dapat mereka temui di pasar modern. Tingkat kesibukan yang tinggi dari sebagian masyarakat juga menyebabkan mereka kurang memiliki banyak waktu untuk berbelanja dan cenderung menghabiskan waktunya dengan berbelanja di pasar modern. Lantas bagaimana dengan pasar tradisional? Pasar tradisional merupakan tempat transaksi barang dan jasa yang terlebih dahulu menjadi pilihan bagi masyarakat dalam bertransaksi. Pasar tradisional termasuk yang paling sering dikunjungi oleh para pelanggannya khususnya pasca di zaman pasca krisis global. Menurut survey yang dilakukan oleh AC Nielsen di lima kota besar di Indonesia tercatat frekuensi rata- rata kunjungan masyarakat ke pasar tradisional tercatat mencapai 25 kali perbulan. (Majalah Marketing, No.08, 2010) Pemerintah telah melakukan upaya renovasi di sejumlah pasar tradisonal. Program peremajaan pasar tradisional ini merupakan upaya dalam menghadapi persaingan dengan pasar pasar modern yang kian menjamur jumlahnya. Program peremajaan pasar tradisional ini tentu akan membuat para pedagang maupun masyarakat yang berbelanja menjadi semakin nyaman sehingga pasar tradisional tidak akan ditinggalkan masyarakat. (http://bataviase.co.id/detailberita-10522036.html) Menyadari akan menariknya fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu kajian guna menganalisis faktor faktor apa sajakah yang Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 73

menyebabkan seseorang berbelanja di pasar tradisional dengan judul ANALISIS PENYEBAB KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS DI PASAR TRADISIONAL SUNTER KIRANA). Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor - faktor apa sajakah yang menyebabkan konsumen berbelanja di pasar tradisional. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar dapat diartikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. (http://organisasi.org/pengertian_definisi_pasar_dan_faktor_produksi_ilmu_ekonomi_ma najemen) Menurut W.J. Stanton, Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya. Jenis Jenis Pasar Jenis Pasar Menurut Bentuk Kegiatannya Menurut dari bentuk kegiatannya pasar dibagi menjadi 2 yaitu pasar nyata ataupun pasar tidak nyata(abstrak). Maka kita lihat penjabaran berikut ini: 1. Pasar Nyata Pasar nyata adalah pasar dimana barang-barang yang akan diperjualbelikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar nyata adalah pasar tradisional dan pasar swalayan. 2. Pasar Abstrak Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing. Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 74

Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 75

Jenis Jenis Pasar menurut jenis barangnya Yang dimaksud pasar berdasarkan jenis barang dalam hal ini adalah pasar yang hanya menjual satu jenis barang tertentu, misalnya pasar hewan, pasar sayur,pasar buah, pasar ikan dan daging serta pasar loak. Jenis Jenis Pasar Menurut Keleluasaan Distribusi Menurut keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar dapat dibedakan menjadi: 1. Pasar Lokal Pasar Lokal adalah suatu pasar dimana transaksi yang dilakukan baik itu membeli dan menjual produk dalam satu kota tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar lokal melayani permintaan dan penawaran dalam satu kota. 2. Pasar Nasional Pasar nasional melayani permintaan dan penjualan dari dalam negeri. 3. Pasar Internasional Pasar Internasional membeli dan menjual produk dari beberapa negara. Bisa juga dikatakan luas jangkauannya di seluruh dunia. Jenis pasar menurut cara transaksinya Menurut cara transaksinya, pasar dibedakan menjadi : 1. Pasar Tradisional Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secara langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok. 2. Pasar Modern Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya. (http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html) Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 76

Pasar Tradisional Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secara langsung. Barang-barang yang diperjualbelikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok. Pasar Tradisional, jika dikaji secara jernih memang memiliki beberapa fungsi penting yang tak dapat digantikan oleh pasar modern. Perilaku Belanja Konsumen Perilaku Konsumen menurut Schiffman, Kanuk (2005) adalah Perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan segala kebutuhan yang diinginkan konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2005) mengartikan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal. Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 77

GAMBAR 1 MODEL PERILAKU KONSUMEN Umpan balik ke konsumen : Evaluasi pembelian yang lalu Konsumen Individu Pengaruh Lingkungan Keputusan Konsumen Respon Konsumen Aplikasi perilaku konsumen ke strategi pemasaran Umpan balik ke pemasar : Pengembangan strategi pemasaran (4P) Sumber:(http://www.scribd.com/doc/32519635/MODEL-PERILAKU-PEMBELIAN-KONSUMEN- SERTA-PERILAKU-PEMBELIAN-INDUSTRIAL) METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian merupakan inti dari permasalahan yang akan diteliti. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah faktor penyebab konsumen berbelanja. Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 78

Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah darimana data mengenai variabel penelitian diperoleh. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah pasar Sunter Kirana. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian metode deskriptif. Menurut Sugiono (2007), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian, penulis melakukan upaya- upaya pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Menurut Nazir (2005) yang dimaksud dengan wawancara adalah Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan alat yang dinamakan interview guide. (panduan wawancara) 2. Studi kepustakaan Studi kepustakaan meerupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara mempelajari literatur dan karya ilmiah lain guna mendapatkan teori- teori y\ang ada hubungannya dengan penyusunan skripsi ini dan digunakan sebagai landasan pemikiran maupun analisis dalam penyusunan skripsi ini. Populasi dan Sampel Penelitian Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah para masyarakat Jakarta yang berbelanja di pasar Sunter Kirana. Sifat dari populasi pada penelitian ini adalah tidak terbatas. Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang digunakan adalah 100 responden. Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 79

ANALISA DAN PEMBAHASAN Penulis melakukan wawancara kepada 100 responden di Pasar Sunter Kirana yang menjadi representasi dari pasar tradisional yang ada di Jakarta Utara. Pasar Sunter Kirana berlokasi di Jalan Raya Sunter Hijau Blok D no. 2-3. Profil responden yang dijadikan sasaran penelitian diklasifikasikan ke dalam jenis kelamin, usia, alokasi biaya per bulan untuk belanja di pasar tradisional, dan intensitas kunjungan ke pasar tradisional. Penulis tidak membatasi jawaban yang diberikan oleh responden sehingga setiap responden berhak memberikan jawaban lebih dari 1 faktor yang mereka anggap sebagai faktor penyebab mereka berbelanja ke pasar Sunter Kirana. Berikut ini adalah data yang diperoleh penulis mengenai profil responden di Pasar Sunter Kirana, yaitu: TABEL 1 KLASIFIKASI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI PASAR SUNTER KIRANA KETERANGAN JUMLAH PERSENTASE Pria 8 8 % Wanita 92 92 % Total 100 100 % Sumber : Data wawancara yang telah diolah oleh penulis. Berdasarkan Tabel 1 di atas,dari 100 responden yang menjadi objek penelitian di Pasar Sunter Kirana terbagi atas 8 responden yang berjenis kelamin pria (8%) dan 92 responden yang berjenis kelamin wanita (92 %). Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 80

TABEL 2 KLASIFIKASI RESPONDEN BERDASARKAN USIA DI PASAR SUNTER KIRANA KETERANGAN JUMLAH PERSENTASE < 20 Tahun 1 1 % 21 30 Tahun 12 12 % 31 40 Tahun 31 31 % 41 50 Tahun 42 42 % >50 Tahun 14 14 % Total 100 100 % Sumber : Data wawancara yang telah diolah oleh penulis. Berdasarkan Tabel 2 diatas, dari 100 responden yang menjadi objek penelitian di Pasar Sunter Kirana, terbagi atas 1 responden (1 %) yang berusia < 20 Tahun, 12 responden (12%) berusia 20 30 Tahun, 31 responden (31%) yang berusia 31 40 Tahun, 42 responden (42 %) yang berusia 41 50 Tahun, dan 14 responden (14%) yang berusia > 50 Tahun. TABEL 3 KLASIFIKASI RESPONDEN BERDASARKAN ALOKASI BIAYA BELANJA PER BULAN DI PASAR TRADISIONAL SUNTER KIRANA KETERANGAN JUMLAH PERSENTASE < Rp. 500.000,- 4 4 % Rp. 500.000,- - Rp. 1.000.000,- 24 24 % Rp. 1.000.000,- - Rp.1.500.000,- 51 51 % >Rp..1.500.000,- 21 21 % Sumber : Data wawancara yang telah diolah oleh penulis. Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 81

Berdasarkan Tabel 3 di atas, maka dari 100 responden yang menjadi objek penelitian di Pasar Sunter Kirana terbagi atas 4 orang (4%) yang memiliki alokasi biaya belanja di pasar tradisional per Bulan sebesar < Rp.500.000,-, 24 orang (24%) yang memiliki alokasi biaya belanja di pasar tradisional per Bulan sebesar Rp.500.000,- - Rp.1.000.000,-, 51 orang (51%) yang memiliki alokasi belanja di pasar tradisional per Bulan sebesar Rp. 1.000.000,- - Rp. 1.500.000,-, 21 orang (21%) yang memiliki alokasi belanja di pasar tradisional sebesar Rp. > 1.500.000,- TABEL 4 KLASIFIKASI RESPONDEN BERDASARKAN INTENSITAS KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL DALAM 1 MINGGU DI PASAR SUNTER KIRANA KETERANGAN JUMLAH PERSENTASE 1-2 x 28 28 % 2-3 x 19 19 % 3-4 x 46 46 % > 4 x 7 7 % Sumber : Data wawancara yang telah diolah Berdasarkan Tabel 4 di atas, dari 100 responden yang menjadi objek penelitian di Pasar Sunter Kirana terbagi atas 28 orang (28 %) yang berkunjung ke pasar tradisional sebanyak 1 2 x dalam seminggu, 19 orang (19 %) yang berkunjung ke pasar tradisional sebanyak 2 3 x dalam seminggu, 46 orang (46 %) yang berkunjung ke pasar tradisional sebanyak 3 4 x dalam seminggu, dan 7 orang (7 %) yang berkunjung ke pasar tradsisional sebanyak > 4 x dalam seminggu. Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 82

TABEL 5 HASIL JAWABAN RESPONDEN MENGENAI PENYEBAB KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL SUNTER KIRANA HASIL JAWABAN JUMLAH Faktor Harga yang lebih murah dibanding pasar modern 89 Faktor Harga yang bisa ditawar 94 Faktor Harga yang lebih murah jika kuantitas yang dibeli semakin banyak 78 Faktor Lokasi yang dekat dari rumah konsumen 68 Faktor Kesegaran Produk yang lebih segar dibanding pasar modern 77 Faktor Masyarakat yang sudah terbiasa berbelanja di pasar tersebut (sudah memiliki langganan tetap) 56 Jenis Barang yang dijual cukup beragam 34 Jenis Daging yang dijual lengkap 42 Kualitas Daging yang dijual terjamin 38 Faktor Rekomendasi dari teman / tetangga 24 Sumber : Data wawancara yang telah diolah oleh penulis. Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 83

Dari data data pada Tabel 4.5 diperoleh hasil bahwa faktor harga yang bisa ditawar menjadi faktor yang paling banyak dijawab responden sebagai penyebab mereka berbelanja di Pasar Sunter Kirana. Hal ini sekaligus menjadi faktor yang dominan mengenai penyebab mereka berbelanja ke Pasar Sunter Kirana. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa terdapat berbagai faktor yang menyebabkan konsumen berbelanja ke pasar Sunter Kirana yaitu : Faktor harga 1) Faktor harga yang lebih murah dibanding pasar modern 2) Faktor harga yang bisa ditawar 3) Faktor harga yang lebih murah jika kuantitas yang dibeli semakin banyak Faktor produk 1) Faktor kesegaran produk yang lebih segar dibanding pasar modern 2) Jenis barang yang dijual di pasar ini cukup beragam 3) Jenis daging yang dijual lengkap dan kualitasnya terjamin Faktor lokasi Faktor lokasi yang dekat dari rumah konsumen Faktor perilaku konsumen 1) Faktor masyarakat yang sudah terbiasa berbelanja di pasar tersebut (sudah memiliki langganan tetap) Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 84

2) Faktor rekomendasi dari teman / tetangga 3) Faktor perilaku yang tertanam di benak konsumen, yang mana terbiasa berbelanja komoditas tertentu khusus di pasar tradisional, contohnya antara lain minyak goreng curah ataupun gula pasir yang tidak bermerek. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis merasa perlu memberikan beberapa alternatif saran yang dapat digunakan bagi kesempurnaan penelitian ini. Berkaitan dengan faktor harga Sebaiknya harga komoditas yang dijual di pasar tradisional dapat terus lebih murah dibandingkan pasar modern. Hal ini bertujuan agar masyarakat lebih senang berbelanja di pasar tradisional dibandingkan berbelanja di pasar modern yang umumnya menjual komoditas dengan harga yang relatif lebih mahal. Berkaitan dengan faktor produk Sebaiknya variasi produk yang dijual di pasar tradisional dapat terus ditambah. Hal ini bertujuan untuk menambah kesenangan konsumen untuk berbelanja ke pasar tradisional karena variasi produk yang dijual beragam. Berkaitan dengan faktor lokasi Sebaiknya pasar tradisional didirikan di lokasi yang tidak jauh dari pemukiman penduduk. Hal ini bertujuan agar konsumen, khususnya dari kalangan ibu rumah tangga dapat lebih mudah untuk berbelanja di pasar karena lokasinya yang tidak jauh dari rumah. Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 85

DAFTAR PUSTAKA Kanuk, Schiffman. (2005), Perilaku Konsumen, Indeks, Jakarta. Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. (2005), Dasar-Dasar Pemasaran, Indeks, Jakarta. Nazir, Mohammad. (2005), Metode Penelitian, Ghalia. Indonesia. Sugiyono. (2005), Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung. http://www.scribd.com/doc/32519635/model-perilaku-pembelian-konsumen-serta- PERILAKU-PEMBELIAN-INDUSTRIAL http://www.fair-biz.org/berita.php?id=22&lang=1 http://bataviase.co.id/detailberita-10522036.html http://organisasi.org/pengertian_definisi_pasar_dan_faktor_produksi_ilmu_ekonomi_ma najemen http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol:7, No.2, September 2011 Page 86