PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANYA DARI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DI KABUPATEN SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR INDUSTRI DAN TRANSPORTASI DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KABUPATEN MALANG

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA MALANG

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA MALANG

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK DARI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN SUMENEP-JAWA TIMUR

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK SEKTOR PERMUKIMAN UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN BANYUWANGI

TUGAS AKHIR KAJIAN EMISI CO2 DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LONGRANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING (LEAP) DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA SURABAYA

Beragam aktivitas manusia menyebabkan tingginya tingkat polusi atau pencemaran udara. Di Kota Surabaya emisi karbon yang ditimbulkan terlihat pada

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

Oleh: Renandia Tegar Asririzky. Dosen Pembimbing: IDAA. Warmadewanthi, ST, MT, PhD.

ANALISIS CARBON FOOTPRINT YANG DIHASILKAN DARI AKTIVITAS RUMAH TANGGA DI KELURAHAN LIMBUNGAN BARU KOTA PEKANBARU

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Studi Carbon Footprint dari Aktivitas Rumah Tangga di Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi

BAB III SETTING PENELITIAN. Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah Kabupaten

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 61 TAHUN 2014

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

NASKAH PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI ANGGOTA DPRD KABUPATEN SIDOARJO 2019

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 63 TAHUN 2015

ESTIMASI EMISI KARBONDIOKSIDA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN IPCC GUIDELINES

URUSAN DESENTRALISASI

BAB 3 GAMBARAN UMUM PENDAPATAN ASLI DAERAH, PAJAK DAERAH DAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SIDOARJO

NASKAH PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI ANGGOTA DPRD KABUPATEN SIDOARJO PEMILU 2019

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 55 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pemanfaatan Sifat dan Ketersediaan Data sesuai Karakteristik Kabupaten/Kota untuk Estimasi Emisi Spesifik Karbon

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur

BAB 4 ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PBB DAN TINJAUAN PERANAN PBB SEBAGAI PAJAK DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sidoarjo

Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Keputih-Sukolilo, Surabaya Abstrak

1.1 GRK dan Pengelolaan Limbah

III. METODOLOGI PENELITIAN

Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Sidoarjo Menggunakan MapInfo

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo adalah kabupaten sekaligus kota yang terletak di Propinsi Jawa

Petunjuk Pelaksanaan Pemutakhiran Data Kemiskinan Daerah (DKD) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BUPATI SIDOARJO KEPUTUSAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 188/ / /2012 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) KABUPATEN SIDOARJO

BAB VII PERKIRAAN EMISI. Pemerintah Kabupaten Donggala A. GAS RUMAH KACA B. KEGIATAN MANUSIA DAN JENIS GRK. Badan Lingkungan Hidup Daerah

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Proyeksi Emisi CO 2 untuk Jangka Panjang

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram blok penelitian yang akan dilakukan dapat digambarkan pada Gambar 3.1 sebagai berikut :

SISTEM INFORMASI PROFIL DAERAH KABUPATEN SIDOARJO BERBASIS WEB

Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN. Disusun Oleh :

STUDI PERENCANAAN KEBUTUHAN TRANSFORMATOR dan PROTEKSINYA di GARDU INDUK 150 kv/120 MVA BUDURAN II/SEDATI. Arif Kurniadhi ( )

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

Isi Paparan. REL Tanah Papua Tahun dari Sektor Kehutanan 6/22/ Roadmap Implementasi REDD+ di Tanah Papua 4.

D4 Penggunaan 2013 Wetlands Supplement to the 2006 IPCC Guidelines untuk Inventarisasi Gas Rumah Kaca di Indonesia.

Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perhitungan Emisi Karbon dan Kecukupan Ruang Terbuka Hijau di Lingkungan Kampus (Studi Kasus: Kampus Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya)

Proyeksi Emisi Gas Rumah Kaca Tahun

PERMUKIMAN DI KOTA SURABAYA BAGIAN TENGAH (PUSAT DAN SELATAN) STUDY OF CARBON FOOTPRINT (CO 2 ) FROM THE

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakat yang

PENGARUH PERKEMBANGAN PERUMAHAN TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA DI KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

BRIEF Volume 11 No. 01 Tahun 2017

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS DI KABUPATEN GRESIK

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

Latar Belakang. Perikanan merupakan salah satu Sector unggulan di Sidoarjo.

disertakan, maka penduduk sering makmur. Jika emisi Rulli Pratiwi Setiawan Paper ini mengkaji urban. Gresik, Kabupaten urban peri-urban, permukiman,

BAB I PENDAHULUAN. yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, beberapa studi telah menunjukkan

S K R I P S I. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh : RIZATUL FAZRIYAH NPM :

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN SIDOARJO TAHUN SKRIPSI

Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya, Abstrak

Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo

Tabel 14. Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Penggunaan Listrik

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakan yang

Tugas Akhir. Pemodelan Spasial Beban Sumber Emisi Gas Rumah Kaca di Kecamatan Driyorejo. Dimas Fikry Syah Putra NRP

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

DAMPAK PERTUMBUHAN INDUSTRI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KABUPATEN SIDOARJO

POTENSI EKONOMI TIMBUNAN SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

2015 BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

Gambar 1. Kawasan Minapolitan Kabupaten Sidoarjo

PERMUKIMAN DI SURABAYA BAGIAN BARAT STUDY OF CARBON FOOTPRINT (CO 2 ) FROM SETTLEMENT ACTIVITIES AT WESTERN PART OF SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maupun Negara. Bisa melalui

Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANYA DARI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DI KABUPATEN SIDOARJO Veny Rachmawati 1), Rachmat Boedisantoso 2) dan Joni Hermana 3) 1,2,3) Environmental Engineering, FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember Sukolilo, Surabaya, 6011, Jawa Timur e-mail: rachmawativeny@gmail.com 1) ABSTRAK Sejak tahun 1750 sampai tahun 2005 GRK mengalami peningkatan khususnya CO2 dan CH4. Sehingga dalam rangka memenuhi amanat Perpres 61/2001 dan 71/2011 mengenai aksi penurunan emisi dan inventarisasi gas rumah kaca, maka dibutuhkan datadata seperti halnya FES dari permukiman yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan inventarisasi emisi di tingkat daerah, pada penelitian ini khususnya dilaksanakan pada wilayah Kabupaten Sidoarjo. Perhitungan emisi CO 2 dihitung dengan menggunakan faktor emisi default IPCC. Dari hasil analisis data dan hasil survei, dilakukan pengembangan faktor emisi didapatkan FES untuk sektor pemukiman dan sektor persampahan. Emisi yang dihasilkan dari sektor pemukiman kemudian dipetakan untuk mengetahui tapak karbon di Kabupaten Sidoarjo. FES dari penggunaan bahan bakar pedesaan adalah 0,995 ton CO2/rumah tangga.tahun dan perkotaan sebesar 0,417 tonco2/rumah tangga.tahun. Sedangkan FES LPG perkotaan 0,4165 ton CO 2 /rumah tangga.tahun, LPG pedesaan 0,359 ton CO2/rumah tangga.tahun, minyak tanah 0,851 ton CO2/rumah tangga.tahun dan kayu bakar 3,326 tonco2/rumah tangga.tahun. Dari hasil pemetaan emisi CO2 primer dari kegiatan pemukiman berdasarkan kepadatan tingkat emisi tertinggi dihasilkan dari Kecamatan Waru dan terkecil dari Kecamatan Jabon. Sedangkan emisi terbesar CO2 primer dari kegiatan pemukiman berdasarkan jumlah rumah tangga dihasilkan dari Kecamatan Waru dan emisi terendah di Kecamatan Krembung. Kata kunci: Faktor Emisi, Bahan Bakar, Emisi CO2. PENDAHULUAN Pada era industri sejak tahun 1750 sampai tahun 2005 gas-gas tersebut mengalami peningkatan dengan jumlah yang pesat secara global. Gas CO2 mempunyai persentase sebesar 50% dalam total Gas Rumah Kaca (Rukaesih.2004). Tingkat perubahan lahan terbesar terjadi di Kabupaten Sidoarjo yaitu seluas 166,6 Ha atau kondisi lahan pertanian yang sebelumnya 23.369,8 Ha menjadi 23.203,2 Ha. Disertai dengan tingkat laju pertumbuhan penduduk di kabupaten sidoarjo diatas 2% tepatnya 2,21 % yang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk dan berakibat pada meningkatnya kebutuhan lahan untuk permukiman (SLHD Provinsi Jawa Timur, 2010). Dengan meningkatnya jumlah permukiman di Kabupaten Sidoarjo akan berakibat pada peningkatan emisi yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga. Selain itu dikarenakan telah dikeluarkannya dua peraturan presiden untuk mengatur pelaksanaan langkah aksi penurunan emisi dan inventarisasi gas rumah kaca yaitu Perpres 61/2001 dan 71/2011. Dalam rangka memenuhi amanat Perpres 71/2011, maka dibutuhkan data-data seperti halnya faktor A-60-1

emisi spesifik dari permukiman dan persampahan yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan inventarisasi emisi di tingkat daerah, pada penelitian ini khususnya dilaksanakan pada wilayah Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan penelitian dengan tujuan menganalisis penentuan faktor emisi spesifik yang dihasilkan dari permukiman berdasarkan status wilayah dan penggunaan bahan bakar di wilayah Kabupaten Sidoarjo dan menganalisis hasil pemetaan tapak karbon yang di hasilkan dari kegiatan permukiman dan persampahan di wilayah Kabupaten Sidoarjo. METODE Pada penelitian ini data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah penggunaan bahan bakar (LPG, minyak gas, dan kayu bakar) meliputi volume penggunaannya, dan cara pengelolaan sampah rumah tangga. Data primer tersebut diperoleh dari survei lapangan dan kuisioner yang dilakukan pada bulan Oktober 2014. Data sekunder yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu jumlah penduduk, jumlah KK dan anggota jiwa, status wilayah (pedesaan dan perkotaan), penggunaan bahan bakar (LPG, minyak gas, dan kayu bakar), dan peta rupa bumi Kabupaten Sidoarjo. Data sekunder yang berkaitan dengan sektor persampahan di peroleh dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Sidoarjo, Badan Lingkungan Hidup, Data jumlah penduduk, jumlah rumah tangga berdasarkan status wilayah, penggunaan bahan bakar diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo, Bapekab Sidoarjo. data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan Inter Governmental Panel on Climate Change (IPCC) dengan pendekatan faktor emisi dan Net Calorific Volume (NCV) yang bersumber dari IPCC. Penelitian emisi CO 2 menggunakan menggunakan tier 2 dalam IPCC. Persamaan umum yang digunakan untuk perhitungan emisi CO 2 adalah sebagai berikut : Emisi CO2 = Data Aktivitas x Faktor Emisi Perhitungan emisi yang dihasilkan dari bahan bakar tersebut menggunakan pendekatan nilai faktor-faktor emisi dan Net Calorific Volume (NCV) bahan bakar LPG, minyak tanah seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Faktor Emisi dan NCV Bahan Bakar Bahan Bakar Faktor Emisi NCV (gr/mj) (MJ/Kg) LPG 63,1 47,3 Minyak Tanah 71,9 43,8 Kayu Bakar 112 15 Perhitungan emisi masing-masing bahan bakar menggunakan persamaan yang bersumber dari IPCC (2006), seperti dibawah ini : Pey = Fcy x EF x NCV Dimana: Pey = Total emisi CO2 (gr) Fcy = Konsumsi bahan bakar (kg) EF = Faktor emisi bahan bakar (gr/mj) NCV = Nilai Kalor bahan bakar (MJ/kg) Kemudian dari hasil analisis data dan hasil survei, dilakukan pengembangan faktor emisi sehingga didapatkan faktor emisi spesifik. Selanjutnya dilakukan perhitungan emisi CO2 setiap kecamatan dengan menggunakan faktor emisi spesifik. Dari hasil perhitungan A-60-2

emisi tiap kecamatan tersebut maka dilakukan pemetaan sebaran emisi CO2 per kecamatan di wilayah Kabupaten Sidoarjo. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan faktor emisi spesifik dari penggunaan bahan bakar pedesaan adalah 0,995 ton CO 2 /rumah tangga.tahun dan perkotaan sebesar 0,417 tonco2/rumah tangga.tahun. Sedangkan FES LPG perkotaan 0,4165 ton CO2/rumah tangga.tahun, LPG pedesaan 0,359 ton CO 2 /rumah tangga.tahun, minyak tanah 0,851 ton CO2/rumah tangga.tahun dan kayu bakar 3,326 tonco2/rumah tangga.tahun. FES dipedesaan lebih besar dikarenakan di Kabupaten Sidoarjo wilayah pedesaan masih menggunakan kayu bakar dan minyak tanah. Faktor emisi spesifik dari kayu bakar lebih besar dibandingkan dengan dua bahan bakar lainnya. Hal tersebut dikarenakan faktor emisi dari kayu bakar lebih besar dibandingkan dengan faktor emisi dari kayu bakar dan LPG. Hasil perhitungan emisi CO 2 dari penggunaan bakan bakar di Kabupaten Sidoarjo wilayah pedesaan sebesar 42.867,13 tonco2/tahun. Sedangkan untuk wilayah perkotaan sebesar 196.746,04 tonco 2 /tahun. Sehingga didapatkan total emisi CO2 dari penggunaan bahan bakar untuk memasak di Kabupaten Sidoarjo sebesar 239.613,17 tonco2/tahun. Kecamatan Waru merupakan penyumbang emisi terbesar di Kabupaten Sidoarjo berdasarkan penggunaan bahan bakar memasak. Pada tahun 2012 Kecamatan Waru turut menyumbangkan emisi CO2 sebesar 27.625,983 ton CO2/tahun atau sebesar 11,53% dari total emisi yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar di Kabupaten Sidoarjo. Pada Gambar 1 menunjukkan perbandingan emisi CO 2 yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar untuk memasak tiap Kecamatan. Gambar 1. Perbandingan emisi CO2 yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar untuk memasak tiap Kecamatan Berdasarkan hasil perhitungan emisi CO2 di Kabupaten Sidoarjo maka dibuat skenario untuk dapat mengetahui penurunan emisi yang dapat dicapai dengan penerapan skenario tersebut di Kabupaten Sidoarjo. Ada tiga skenario yang digunakan pada penggunaan bahan bakar untuk memasak di Kabupaten Sidoarjo. Skenario satu merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan emisi CO2 di Kabupaten Sidoarjo A-60-3

adalah dengan melakukan penggantian dari penggunaan minyak tanah menjadi LPG. Konversi 100% minyak tanah ke LPG berdasarkan Peraturan Presiden No 104 Tahun 2007 mengenai konversi minyak tanah ke LPG 3 kg. Skenario dua yaitu dengan melakukan penggantian dari penggunaan minyak tanah menjadi LPG beserta penggantian 25% pengguna kayu bakar menjadi LPG. Hal tersebut dikarenakan hanya 25 persen dari responden yang mau untuk mengganti penggunaan kayu bakar dengan LPG. Skenario tiga yaitu dengan melakukan penggantian dari penggunaan minyak tanah menjadi LPG beserta penggantian 100% pengguna kayu bakar menjadi LPG. Berdasarkan hasil perhitungan emisi CO 2 menggunakan skenario didapatkan penurunan emisi CO2 sebesar 2,8% atau sebesar 232.890,54 ton CO 2 /tahun dari skenario 1. Dari skenario 2 didapatkan penurunan emisi CO2 sebesar 5,25% atau sebesar 227.035 ton CO2/tahun. Sedangkan dari skenario 3 didapatkan penurunan emisi CO 2 terbesar yaitu sebanyak 12,58% atau sebesar 209.469 ton CO2/tahun. Berdasarkan aspek lingkungan dari ketiga skenario tersebut masing-masing sudah dapat menghasilkan penurunan emisi CO2 dan penurunan emisi terbesar dihasilkan dari skenario 3. Dari aspek ekonomis memperhitungkan segi ekonomis dari penerapan ketiga skenario yang telah diperhitungkan penurunan emisinya pada aspek teknis. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rata-rata penggunaan LPG, minyak tanah, dan kayu bakar dari hasil survei. Penggunaan rata-rata bahan bakar tiap rumah tangga berupa LPG sebesar 132,2 kg/tahun, minyak tanah 270,2 kg/tahun, dan kayu bakar 1980 kg/tahun. Harga jual yang digunakan untuk masing-masing bahan bakar yaitu LPG sebesar Rp 6.876 /kg. minyak tanah Rp 10.000/liter dan kayu bakar sebesar Rp. 600/kg. Apabila dilihat dari segi ekonomis skenario 2 menghasilkan penurunan biaya paling besar bila dibandingkan dengan skenario lainnya yaitu sebesar 6,21%. Tetapi peorsentase penurunan tersebut hanya memiliki selisih sebesar 0,63% dengan skenario 3. Sedangkan prosentase penurunan emisi dari skenario 3 lebih besar bila dibandingkan dengan scenario 2 dengan selisih prosentase penurunan emisi sebesar 7,3%. Sehingga baik dari segi ekonomis maupun lingkungan skenario 3 lebih baik dibandingkan 2 skenario lainnya. Pada Tabel 1 merupakan hasil perhitungan emisi CO 2 dari penggunaan bakan bakar memasak permukiman tiap kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Pada Gambar 2 merupakan hasil pemetaan tapak karbon emisi CO 2 dari penggunaan bahan bakar untuk memasak tiap Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Tabel 1. Hasil Perhitungan Emisi tiap Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo Berdasarkan Penggunaan Bahan Bakar untuk Memasak No Nama Kecamatan Perkotaan Perdesaan Total Emisi (ton 1 Tarik 3.729,03 7.288,93 11.017,96 2 Prambon 5.802,43 4.236,87 10.039,30 3 Krembung 5.041,88 2.627,28 7.669,16 4 Porong 5.179,33 3.489,78 8.669,10 5 Jabon 3.257,12 4.681,55 7.938,67 6 Tanggulangin 7.862,08 1.731,96 9.594,03 7 Candi 14.939,03 1.699,13 16.638,16 8 Tulangan 9.034,14 871,449 9.905,59 9 Wonoayu 6.548,40 2.392,51 8.940,91 A-60-4

No Nama Kecamatan Perkotaan Perdesaan Total Emisi (ton 10 Sukodono 11.222,50 1.751,85 12.974,35 11 Sidoarjo 21.043,85 0 21.043,85 12 Buduran 9.188,25 3.459,93 12.648,18 13 Sedati 9.537,29 1.946,83 11.484,12 14 Waru 27.042,03 583,95 27.625,98 15 Gedangan 16.341,84 0 16.341,84 16 Taman 23.727,85 0 23.727,85 17 Krian 11.505,72 2.816,29 14.322,02 18 Balong Bendo 5.743,28 3.288,82 9.032,11 Jumlah 196.746,04 42.867,13 239.613,17 Gambar 1 Peta Tapak Karbon Emisi CO2 Primer dari Kegiatan Permukiman di Kabupaten Sidoarjo Berdasarkan pemetaan menggunakan emisi CO2 primer dari kegiatan memasak permukiman yang ditampilkan pada Gambar 1 menunjukkan bahwa Kecamatan Waru, Taman, dan Sidoarjo tergolong kecamatan dengan emisi sedang. Ketiga kecamatan tersebut menghasilkan emisi tertinggi dari penggunaan bahan bakar permukiman dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Hal tersebut dikarenakan ketiga kecamatan tersebut merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar. Jumlah penduduk besar akan mengakibatkan penggunaan bahan bakar untuk memasak juga menjadi tinggi. Pada Tabel 3 merupakan hasil perhitungan emisi CO 2 dari penggunaan bakan bakar memasak permukiman tiap kecamatan di Kabupaten Sidoarjo berdasarkan kepadatan di tiap kecamatan. Sedangkan pada Gambar 3 menunjukkan tapak karbon emisi CO2 primer dari kegiatan memasak permukiman berdasarkan kepadatan di tiap kecamatan. A-60-5

Tabel 3. Emisi CO2 Primer dari Kegiatan Permukiman Berdasarkan Kepadatan di Kabupaten Sidoarjo No Nama Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Luas Total (Ha) Kepadatan Rumah/Ha FES ton CO 2 /rumah tangga Emisi Pemukiman (ton CO2/ha.tahun) 1 Sidoarjo 50.524 6.256 8 0,41650 3,4 2 Buduran 25.538 4.103 6 0,70575 4,4 3 Candi 37.575 4.067 9 0,70575 6,5 4 Porong 15.943 2.982 5 0,70575 3,8 5 Krembung 14.746 3.121 5 0,70575 3,3 6 Tulangan 22.566 2.955 8 0,70575 5,4 7 Tanggulangin 20.617 3.229 6 0,70575 4,5 8 Jabon 12.526 8.100 2 0,70575 1,1 9 Krian 30.455 3.250 9 0,70575 6,6 10 Balongbendo 17.095 3.140 5 0,70575 3,8 11 Wonoayu 18.127 3.392 5 0,70575 3,8 12 Tarik 16.280 3.606 5 0,70575 3,2 13 Prambon 18.190 3.423 5 0,70575 3,8 14 Taman 56.968 3.154 18 0,41650 7,5 15 Waru 65.512 3.032 22 0,70575 15,2 16 Gedangan 39.235 2.406 16 0,41650 6,8 17 Sedati 24.855 7.943 3 0,70575 2,2 18 Sukodono 28.705 3.268 9 0,70575 6,2 Jumlah 515.457 71.424 147 0,70575 91,5 A-60-6

Gambar 3. Peta Tapak Karbon Emisi CO2 Primer dari Kegiatan Permukiman di Kabupaten Sidoarjo Berdasarkan Kepadatan Perhitungan emisi CO 2 berdasarkan kepadatan total tiap Kecamatan seperti pada Tabel 3 menunjukkan bahwa Kecamatan Waru sebagai penyumbang emisi terbesar yaitu 15,2 ton CO 2 /ha.tahun. Selanjutnya kecamatan ke dua dan ke tiga sebagai penyumbang emisi terbesar adalah Kecamatan Taman dan Kecamatan Gedangan. Sedangkan penyumbang emisi CO 2 terkecil yaitu Kecamatan Jabon dengan emisi sebesar 1,1 ton CO2/ha.tahun. Berdasarkan Gambar 3. Menunjukkan Kecamatan Waru merupakan kecamatan dengan emisi terbesar. KESIMPULAN DAN SARAN FES dari penggunaan bahan bakar pedesaan adalah 0,995 ton CO2/rumah tangga.tahun dan perkotaan sebesar 0,417 tonco 2 /rumah tangga.tahun. Sedangkan FES LPG perkotaan 0,4165 ton CO2/rumah tangga.tahun, LPG pedesaan 0,359 ton CO2/rumah tangga.tahun, minyak tanah 0,851 ton CO2/rumah tangga.tahun dan kayu bakar 3,326 tonco 2 /rumah tangga.tahun. Dari hasil pemetaan emisi CO2 primer dari kegiatan pemukiman berdasarkan kepadatan tingkat emisi tertinggi dihasilkan dari Kecamatan Waru dan terkecil dari Kecamatan Jabon. Sedangkan emisi terbesar CO2 primer dari kegiatan pemukiman berdasarkan jumlah rumah tangga dihasilkan dari Kecamatan Waru dan emisi terendah di Kecamatan Krembung. Saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk menghitung emisi dengan menggunakan jenis rumah yaitu sederhana, menengah, dan mewah untuk mendapatkan faktor emisi spesifik berdasarkan jenis rumah. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan tiap rumah sehingga diperoleh faktor emisi spesifik DAFTAR PUSTAKA Achmad, Rukaesih. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi Badan Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Timur. 2010. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2010. Surabaya: BLH Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC). (2006). Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories. Institute for global environmental strategies (IGS), Hayama, Japan A-60-7