BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

TABEL. Substansi Pengaturan Perjanjian Pengikatan Jual

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kekayaan alam yang mempunyai arti sangat penting

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

BAB I PENDAHULUAN. mengenal adanya perikatan yang ditimbulkan karena undang-undang dan perikatan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian yang dimuat secara sah mengikat para pihak sebagai Undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial, mempunyai bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi hal yang tidak terelakkan, terutama dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi di Negara Republik Indonesia yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju dan terus berkembang. Kondisi demikian sangat menguntungkan

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dapat menghasilkan suatu peristiwa-peristiwa tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap orang berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya 1.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan sangat pesat. Masyarakat berbondong-bondong datang ke

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Didalam masyarakat yang sedang berkembang seperti sekarang ini, kebutuhan

PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

BAB I PENDAHULUAN. pemilikan rumah. Agar suatu proses pemilikan rumah berjalan dengan baik maka

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembatalan akta..., Rony Fauzi, FH UI, Aditya Bakti, 2001), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. yang memegang peranan penting dalam pembangunan. Teknologi. menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (bordeless) dan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

A. Pengertian Perjanjian. C. Unsur-unsur Perjanjian. B. Dasar Hukum Perjanjian 26/03/2017

BAB I PENDAHULUAN. harga tanah dan bangunan yang terus naik dari tahun ke tahun. Tanah dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengerahan dana, sehingga dapat dipergunakan secara produktif untuk. kepemilikan saham-saham perusahaan go public.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk memikirkan dan melakukan upaya-upaya bagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

I. PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik dan United Nations Population Fund tahun 2015 jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia telah memasuki era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. dan pertahanan keamanan. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk. dapat dilakukan yaitu pembangunan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. umum berwenang untuk membuat akta otentik, sejauh pembuatan akta otentik

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan

BAB I PENDAHULUAN. industri rekaman musik sepertinya melawan arus umum. 3 Industri rekaman musik terus

SKRIPSI. Disusun Oleh : SEPTIAN DWI SAPUTRA C

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh:

PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN PADA PT. BANK. MANDIRI (PERSERO) Tbk. BANDAR LAMPUNG. Disusun Oleh : Fika Mafda Mutiara, SH.

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

BAB II PERJANJIAN SEWA-MENYEWA DAN PENGATURAN HUKUM DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. A. Pengertian Bentuk-bentuk dan Fungsi Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup sendiri,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kata rumah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mahal, padahal rumah adalah suatu kebutuhan dasar, fundamental, dan sekaligus prasyarat bagi setiap orang untuk bertahan dan hidup serta menikmati kehidupan bermartabat, damai, aman, dan nyaman. Dampak negatif terbuka pada individu yang tidak mempunyai rumah tinggal. Lebih jauh, tanpa mempunyai akses perumahan, kehidupan pribadi, maupun sosial akan sulit dicapai. 1 Sebagian masyarakat dapat membangun rumah dengan mudah, karena seperti diketahui bahwa diperlukan berbagai hal sehingga rumah tersebut dibuat dan ditempati, seperti tanah, kepemilikan, desain bangunan, serta perizinan pendirian bangunan. Keinginan masyarakat yang memiliki ekspektasi membangun atau membeli rumah menempuh cara yang lebih efektif dan tidak menyita banyak waktu yaitu dengan cara membeli rumah ataupun menyewa rumah ke sebuah agen perumahan yang biasa disebut dengan developer dan pembayarannya pun bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun dengan cara kredit. 1 Patra M. Zein, 2004, Hak Atas Perumahan, PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta, hlm.74.

2 Berkembangnya perekonomian, bisnis dalam bidang pembangunan di lahan pemukiman berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya berbagai penawaran dan kebutuhan perumahan yang menyediakan rumah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya kebutuhan akan hal itu maka harus adanya suatu aturan hukum yang dapat melindungi proses pemilikan rumah atau perumahan tersebut. Suatu proses pemilikan rumah berjalan dengan baik dan benar maka harus adanya perbuatan hukum antara calon pihak penjual dan calon pihak pembeli yaitu adanya suatu perjanjian dalam proses pemilikan rumah. Perbuatan hukum yang kebanyakan terjadi berkenaan dengan pemilikan perumahan atau rumah adalah perbuatan hukum mengenai jual beli, biasanya disebut perjanjian jual beli. Perjanjian jual beli ini diatur dalam ketentuan Pasal 1457 KUHPerdata yaitu suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan. Perjanjian jual beli ini bersifat konsensuil, dengan pengertian jual beli telah lahir dan mengikat para pihak, yaitu penjual dan pembeli segera setelah mereka mencapai kata sepakat mengenai kebendaan yang diperjualbelikan dan harga yang harus dibayar. 2 Terjadinya jual beli diantara kedua belah pihak, setelah pembeli menunaikan kewajibannya yaitu membayar penuh pembayaran yang ditentukan, penjual memiliki kewajiban untuk memberikan hak pihak pembeli 2 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, 2004, Jual Beli, Cet.2, Ed. 1, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 82

3 dalam perjanjian untuk menuntut pelaksanaan prestasi dalam perikatan yang lahir dari perjanjian tersebut. Pengertian perikatan secara umum merupakan hubungan hukum antara dua orang atau lebih, yang terletak di dalam lapangan harta kekayaan, ketika pihak yang satu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wajib memenuhi prestasi itu. Perjanjian jual beli harus memuat syarat sahnya suatu perjanjian yang diatur dalam ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata yaitu: 1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya; 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. Suatu hal tertentu; 4. Suatu sebab yang halal. Syarat tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama adalah sebagai syarat subyektif, merupakan syarat yang menyangkut subjek dalam perjanjian, yaitu adanya kata sepakat dari pihak yang mengikatkan diri dan kecakapan melakukan perbuatan hukum tertentu. Kedua, yaitu syarat obyektif merupakan syarat yang menyangkut isi dari perjanjian itu sendiri, yaitu adanya hal tertentu serta adanya sebab yang halal. Permasalahan hukum akan timbul jika sebelum perjanjian tersebut sah dan mengikat para pihak, yaitu dalam proses perundingan, sebab salah satu pihak telah melakukan perbuatan hukum seperti peminjaman uang, padahal belum tercapai kesepakatan final antara para pihak, karena begitu percaya dan menaruh pengharapan terhadap janji-janji yang diberikan oleh rekan bisnisnya. 3 3 Suharnoko, 2004, Hukum Perjanjian : Teori Dan Analisa Kasus, Cet.3, Kencana, Jakarta, hlm.1.

4 Demikian pula janji-janji dari pengembang (developer) yang termuat dalam brosur-brosur yang diedarkan sebagai iklan, menurut teori klasik hukum kontrak tidak dapat dituntut pertanggungjawabannya, karena janji-janji tersebut adalah janji-janji pra kontrak yang tidak tercantum dalam pengikatan jual beli, sehingga menurut teori klasik hukum kontrak, konsumen perumahan tidak dapat menuntut ganti rugi. Akan tetapi, menurut Jack Beatson dan Daniel Friedman dalam buku Hukum Perjanjian Teori dan Analisa Kasus oleh Suharnoko, teori kontrak yang modern cenderung untuk menghapuskan syaratsyarat formal bagi kepastian hukum dan lebih menekankan kepada terpenuhinya rasa keadilan sehingga menurut teori kontrak modern janji-janji pra kontrak dalam brosur iklan perumahan mempunyai akibat hukum jika janji-janji ini diingkari. 4 Pelaksanaan pengikatan jual beli antara pihak perusahaan pengembang (developer) dengan pembeli terkadang mengalami kendala dikarenakan salah satu pihak melakukan wanprestasi sebelum kontrak disepakati (janji-janji pra kontrak) maupun ketika kontrak telah disepakati, seperti misalnya dalam kasus developer MO di Yogyakarta yang terkuak adanya indikasi wanprestasi yang dilakukan oleh pihak developer. Pihak developer tidak menepati janji kepada ratusan pembeli atau investor mengenai pembelian apartemen dan kondotel dibeberapa tempat di Yogyakarta, hingga waktu yang ditentukan belum menyerahkan kepada konsumen karena ternyata developer tersebut sama sekali belum melakukan pembangunan apartemen dan kondotel yang dimaksud 4 Ibid.

5 tersebut. Padahal perjanjian tersebut telah menimbulkan hak dan kewajiban para pihak yang tertuang dalam akta perjanjian jual beli yang mengikat dan telah diatur dalam Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat tentang Pedoman Pengikatan Jual Beli Rumah. 5 Contoh kasus tersebut merupakan salah satu dari berbagai masalah yang terjadi dalam perjanjian jual beli antara pihak developer dan pihak konsumen, karena terkadang pihak developer mengumbar janji-janji atau pra kontrak terhadap calon pembeli atau konsumen demi mendapatkan pembeli sebanyakbanyaknya. Prakteknya pihak developer tidak dapat menepati janji-janji atau pra kontrak sehingga menyebabkan kerugian dialami oleh pihak pembeli atau konsumen karena di dalam janji-janji atau pra kontrak tersebut ada hal lain yang membuat pihak pembeli atau konsumen tertarik untuk membeli rumah di perumahan tersebut. Berlakunya Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, di Pasal 9 seharusnya membuat pihak developer atau pelaku usaha untuk wajib memberikan informasi yang jujur mengenai spesifikasi barang dan jasa secara lengkap. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti atau mengkaji mengenai perlindungan hukum untuk konsumen jika pihak developer wanprestasi terhadap apa yang telah dijanjikan untuk meyakinkan pembeli atau konsumen. Penelitian tersebut akan 5 Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 09/KPTS/M/1995 Tentang Pedoman Pengikatan Jual Beli Rumah

6 dituangkan dalam tesis yang berjudul : Perlindungan Hukum Konsumen Pada Pernyataan Pra Kontrak Berdasar Brosur Penawaran Pengembang (developer) di Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah janji pra kontrak berdasar brosur penawaran pengembang (developer) memiliki akibat hukum? 2. Bagaimana bentuk perlindungan hukum kepada konsumen dan upaya hukum apa saja yang dilakukan jika pengembang (developer) tidak memenuhi janji pra kontrak tersebut di Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai oleh penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Obyektif a. Mengetahui dan mengkaji tentang akibat hukum adanya janji pra kontrak bagi para pihak. b. Mengetahui dan mengkaji penerapan perlindungan hukum kepada konsumen dan upaya hukum apa saja yang dapat dilakukan apabila janji kontrak tersebut wanprestasi di Yogyakarta? 2. Tujuan Subyektif

7 Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Kenotariatan dari Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang ada di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penulis mengetahui bahwa penelitian mengenai hal Prakontrak hanya menemukan satu penelitian yaitu : Penelitian Tesis yang dilakukan oleh Zuraida 6 dari program studi Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada dengan judul Tinjauan Terhadap Janji-Janji Pra Kontrak Menurut Hukum Kontrak. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2009. Penelitian tersebut mengkaji tentang kekuatan hukum janji-janji pra kontrak dan tentang tanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat tidak dipenuhinya janji-janji yang dibuat dalam pra kontrak. Sifat penelitian ini bersifat penelitian secara normatif dan hasil dari penelitian tersebut adalah janji-janji yang dibuat pada tahap pra kontrak belum melahirkan suatu kontrak, karena tidak memenuhi syarat-syarat kontrak yang ditentukan dalam Pasal 1320 KUHPerdata, dan juga pihak yang mengingkari janji-janji pra kontrak tidak dapat digugat untuk membayar ganti kerugian berdasarkan wanprestasi karena tidak adanya 6 Zuraida, Tinjauan Terhadap Janji-Janji Prakontrak Menurut Hukum Kontrak, Tesis, Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2009.

8 hubungan kontraktual, namun demikian dapat digugat dengan berdasarkan perbuatan melawan hukum. Hal diatas berbeda dengan sifat penelitian dan kesimpulan dari penulis yaitu bersifat yuridis normatif dan topik penelitian yang penulis teliti juga berbeda, yakni mengenai Perlindungan Hukum Konsumen pada pernyataan pra kontrak berdasarkan brosur penawaran pengembang, dan jika ternyata pernah dilaksanakan penelitian dengan topik yang sama, maka penulis berharap penelitian ini dapat melengkapi penelitian terdahulu. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penulis berharap hasil penilitian ini dapat memberikan suatu kontribusi dan masukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya hukum perdata dan dapat digunakan sebagai salah satu kelengkapan dalam persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perlindungan hukum terhadap janji-janji pra kontratuak maupun proses perjanjian jual beli antara konsumen dengan pengembang (developer).