PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR. sangat digemari oleh masyarakat. Sate daging domba walaupun banyak. dipopulerkan dengan nama sate kambing merupakan makanan favorit di

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

PENGANTAR. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mendorong manusia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDERSTANDING CHOLESTEROL. Djadjat Tisnadjaja Puslit Bioteknologi-LIPI

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

PENDAHULUAN. dipertahankan. Ayam memiliki kemampuan termoregulasi lebih baik dibanding

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi lemak yang berlebih dapat membentuk plak yang mampu. merapuhkan pembuluh darah dan menghambat aliran dalam pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Peranan asam lemak omega-3 (n-3), yakni EPA (Eicosapentaenoic acid) Banyak hasil penelitian telah membuktikan adanya pengaruh EPA dan DHA

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN

MEMANFAATKAN ASPEK NEGATIF ASAM LEMAK TRANS SEBAGAI FAKTOR PEMBANGUN CITRA MINYAK SAWIT

PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun tahun 1997

Mitos dan Fakta Kolesterol

Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

II. TINJAUAN PUSTAKA. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh

I PENDAHULUAN. peternakan. Penggunaan limbah sisa pengolahan ini dilakukan untuk menghindari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DHA dalam plasma sapi dengan pemberian ransum dengan CGKK (RK-45) lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian ransum dengan CMEK (RM-45).

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

VITAMIN E (α - TOKOFEROL) Dr. Inge Permadhi MS

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

BAB I PENDAHULUAN. yang baik pun meningkat. Salah satu sumber gizi yang paling penting adalah protein

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A P A I T U M C T O I L, S E R T A B E R B A G A I K E G U N A A N N Y A

JENIS LIPID. 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

I. PENDAHULUAN. Usaha budidaya ikan baung telah berkembang, tetapi perkembangan budidaya

I. PENDAHULUAN. Kolesterol adalah salah satu komponen lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Suplementasi Lemak dalam Pakan Ruminansia

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) memiliki berbagai perubahan fungsi organ, salah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia.

PENDAHULUAN. Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir

PENGANTAR. Latar Belakang. Konsumsi daging telah dikenal dan menjadi pola hidup masyarakat sejak

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. menyusutnya luas lahan pertanian karena sudah beralih hngsi menjadi kawasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah melebihi kebutuhan konsumsi anaknya dan mampu memenuhi

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Daftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.

PENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapisan terluar beras yaitu bagian antara butir beras dan kulit padi berwarna

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

LIPIDA. Universitas Gadjah Mada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 6. Kondisi Kandang Penelitian

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang cenderung mengkonsumsi makanan-makanan cepat saji dengan kadar lemak yang tinggi. Keadaan ini menyebabkan munculnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kadar lemak darah yang tinggi. Kadar lemak darah yang tinggi (dislipidemia) merupakan suatu keadaan didapatinya penumpukan yang berlebihan dari beberapa komponen lemak di dalam darah. Peningkatan kadar lemak darah pada akhir-akhir ini mendapat perhatian luas di kalangan masyarakat karena adanya hubungan antara meningkatnya asupan lemak dari makanan, kadar lemak darah dan penyakit jantung koroner. Salah satu jenis lemak yang perlu mendapat perhatian sehubungan dengan adanya kejadian penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kadar lemak darah yang tinggi adalah lemak tidak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid-pufa). Asam linolenat (omega-3) dan asam linoleat (omega-6) adalah dua jenis PUFA yang harus dikonsumsi dalam diet sehari-hari yang dapat ditemukan dalam daging merah (daging sapi, daging domba, daging kambing, daging babi, dan lain-lain). Sumber terbaik dari omega-3 adalah minyak ikan, biji flax, atau pun walnut, sedangkan omega-6 dapat diperoleh dari telur, daging, minyak tumbuhan, margarin, jagung, dan bunga matahari. Asam lemak omega-3 sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan fungsi sel-sel tubuh. Asam linoleat merupakan komponen phosphatidylcholine yang merupakan fosfolipid utama dalam lipoprotein densitas tinggi (high density lipoprotein-hdl). Lipoprotein tersebut dapat mengangkut kolesterol dari jaringan perifer untuk dioksidasi di dalam hati 1

yaitu tempat metabolit sterol tersebut diekskresikan ke dalam empedu (Glomset, 1968). Oleh karena itu HDL berperan dalam melindungi jantung karena kemampuannya mencegah akumulasi kolesterol pada sel-sel dinding arteri (Oram dan Heinecke, 2005.) Salah satu jenis daging merah yang banyak dikonsumsi adalah daging kambing karena mempunyai rata-rata kandungan PUFA yang lebih tinggi (Park dan Washington, 1993) dibandingkan dengan jenis daging merah lainnya seperti daging sapi (Enser et al., 1998) dan daging domba (Solomon et al., 1991) serta mempunyai rasio PUFA:SFA yang lebih tinggi dibandingkan daging sapi (Park dan Washington, 1993). Selanjutnya dinyatakan bahwa kandungan PUFA pada daging Longissimus dorsi lebih tinggi daripada kandungan asam lemak jenuh (saturated fatty acid-sfa). Kandungan PUFA daging dapat ditingkatkan dengan pemberian pakan yang banyak mengandung PUFA (Felton dan Kerley, 2004) karena komposisi susu dan daging ruminansia dapat dipengaruhi oleh asupan PUFA (Yeom et al., 2005), dan ruminansia secara khusus membutuhkan asam lemak esensial yang penting dalam proses metabolisme pada otot daripada menyimpannya dalam jaringan adiposa (Wood et al., 2008). Salah satu sumber PUFA yang dapat digunakan dalam pakan adalah minyak sawit kasar terkapsulasi (capsulated crude palm oil-ccpo) karena dapat meningkatkan kandungan PUFA daging (Tiven, 2011). Kandungan PUFA dalam ransum akan mengalami hidrogenasi oleh mikrobia dalam rumen menjadi SFA terutama stearat (Bauman et al., 2003). Hal tersebut menyebabkan asam linoleat (cis-9, cis-12-18:2) dan asam linolenat (cis-9, cis-12, cis-15-18:3) dalam pakan ditemukan pada daging dengan konsentrasi yang rendah (Jenkins et al., 2008) yaitu hanya sekitar 10% yang 2

tersisa dan bergabung dalam lipid jaringan (Wood et al., 2008). Untuk menghindari hidrogenasi oleh mikrobia rumen maka dilakukan proteksi bahan pakan sumber asam lemak tidak jenuh dalam ransum yang salah satunya adalah dengan menggunakan formaldehid (Tiven, 2011). Kadar PUFA yang terdapat dalam makanan mudah mengalami ketengikan (ransiditas) karena sangat rentan mengalami reaksi oksidatif. Pengaruh dari perubahan level PUFA dalam daging meskipun kecil dapat memiliki pengaruh yang substansial terhadap timbulnya ransiditas. PUFA sangat rentan terhadap proses oksidasi karena adanya ikatan ganda yang labil. Semakin tinggi tingkat ketidakjenuhan asam lemak, kerentanan terhadap proses oksidasi dan timbulnya ransiditas akan meningkat secara proporsional (Channon dan Trout, 2002). Pada hewan, PUFA merupakan komponen membran sel yang esensial. Sintesis dan metabolisme PUFA merupakan proses yang sangat kompleks, melibatkan berbagai enzim dan jalur regulasi. PUFA mempunyai lebih dari satu ikatan rangkap sehingga merupakan target utama yang rentan terhadap serangan radikal bebas. Penggabungan PUFA pada level yang tinggi dalam membran fosfolipid selanjutnya akan meningkatkan potensi oksidasi saat membran itu sendiri sangat rentan terhadap oksidasi dikarenakan permukaan yang luas dan dekat dengan senyawa prooksidan di dalam sel (Channon dan Trout, 2002). Adanya vitamin E yang berperan sebagai antioksidan dapat melindungi membran sel dan nutrien seperti PUFA dari oksidasi destruktif. Ransiditas pada daging yang mengandung PUFA dapat dihambat dengan suplementasi vitamin E pada ransum ruminansia. Vitamin E diketahui tidak mengalami degradasi di dalam rumen (Leedle et al., 1993 dan 3

McDiarmid et al., 1994) sehingga dapat berfungsi sebagai antioksidan di dalam proses metabolisme tubuh. Vitamin E merupakan antioksidan biologis potensial yang diperoleh hanya melalui makanan. Fungsi utama vitamin E adalah berperan sebagai antioksidan pemutus rantai melalui inaktivasi radikal bebas dalam sel membran (Channon dan Trout, 2002) dan kemampuannya untuk memindahkan hidrogen fenolat kepada radikal bebas peroksil dari PUFA yang telah mengalami peroksidasi (Murray et al., 1996). Penyerapan vitamin E dari saluran pencernaan diperbaiki dengan adanya lemak. Oleh karena itu diharapkan bahwa suplementasi minyak dalam ransum akan meningkatkan penyerapan vitamin E, menghasilkan konsentrasi vitamin E yang lebih tinggi dalam sel darah merah (Aharoni et al., 2005). Selanjutnya dinyatakan bahwa secara normal, konsentrasi vitamin E yang tertinggi adalah di dalam plasma, hati, dan jaringan lemak. Selaput (membran) sel merupakan batas eksternal sel dan mengatur lalu lintas molekul yang melewati membran tersebut (Nelson dan Cox, 2008). Sebagai pembatas isi sel dengan lingkungannya, membran sel berperan sebagai jalur masuknya bahan organik ke dalam sel, transportasi produk sisa dan membuangnya keluar sel, mencegah masuknya bahan yang tidak diinginkan dan mencegah keluarnya bahan yang dibutuhkan untuk fungsi sel. Fluiditas dari membran biologis sangat diperlukan untuk sejumlah fungsi-fungsi sel. Fluiditas ditentukan terutama oleh adanya PUFA dalam molekul fosfolipid yang berada di kedua sisi lipid bilayer (Catalá, 2009). Perubahan dalam fluiditas membran meskipun sedikit dapat menyebabkan fungsi abnormal dan proses patologis. Perubahan dalam struktur membran dapat mempengaruhi keseimbangan air dan transportasi ion serta seluruh proses dalam sel (Murray dan Granner, 2009) dan 4

defisiensi spesifik atau kerusakan komponen membran tertentu dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit, atau dengan kata lain fungsi sel yang normal tergantung pada membran sel yang normal. Suplementasi vitamin E dalam ransum yang banyak mengandung PUFA diharapkan dapat menghambat reaksi oksidasi PUFA pada membran sel sehingga dapat mempertahankan fungsi normal sel dan proses metabolisme sel dapat berlangsung normal yang pada akhirnya dapat menghasilkan produksi daging dengan kandungan PUFA yang tinggi dan kualitas yang lebih baik bagi kesehatan, serta dapat meningkatkan performa ternak kambing. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi vitamin E dalam ransum yang mengandung minyak sawit kasar terkapsulasi (Capsulated Crude Palm Oil-CCPO) terhadap kandungan PUFA daging dan performa kambing Bligon. Manfaat Penelitian Data hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan informasi tentang suplementasi vitamin E dan pengaruhnya terhadap kandungan PUFA daging dan performa ternak kambing Bligon. 5