HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 6. Kondisi Kandang Penelitian
|
|
- Lanny Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Laboratorium Lapang Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor merupakan laboratorium lapang yang terdiri dari empat buah bangunan kandang tertutup yang dilengkapi dengan tempat ventilasi udara yang terbuat dari kawat persegi dengan ukuran 1 cm x 1cm. Tinggi kandang 4 meter (2 meter dinding terbuat dari beton dan 2 meter dari kawat persegi 1 cm x 1 cm). Ternak dipelihara dalam kandang individu yang letak kandangnya saling berhadapan. Setiap kandang dilengkapi dengan tempat makan yang terbuat dari kayu dan tempat minum berupa ember plastik (Gambar 6). Ternak dipelihara mulai dari bulan Oktober 2008 sampai Januari 2009 bertepatan dengan musim penghujan di daerah Bogor. Suhu rata-rata kandang 28,6 C dan kelembaban rata-rata kandang sebesar 76,8 %. Gambar 6. Kondisi Kandang Penelitian Pada awal penelitian, kandang individu terbuat dari kayu dengan luas 1,5m x 0,5 m x 1,5 m. Sebelum dimulai perlakuan, ada satu domba yang kakinya terluka sehingga diganti dengan domba yang baru. Pemeriksaan domba terhadap penyakit dilakukan setiap hari dan jika ada yang sakit segera dilakukan pengobatan. Pada hari pertama ternak datang, ternak masih diberi rumput sebagai pakan utama dan diberi obat cacing Verm-O secara oral. Kemudian hari kedua ternak dicukur dan dibersihkan. Setelah itu ternak diberi antibiotik secara Injeksi intra muskuler selama 3 hari berturut-turut. Jika ada ternak yang terluka maka diobati dengan Gusamex. Pemberian 100% ransum penelitian dilakukan pada 2 hari sebelum perlakuan dimulai dan perlakuan dimulai pada hari ketiga setelah pemberian 100% ransum penelitian. Rataan konsumsi ransum dalam penelitian ini berkisar antara 1037, ,03 gram/ekor/hari dan rataan pertambahan bobot badannya berkisar 18
2 antara 88,24 113,24 gram/ekor/hari serta rataan konversi ransumnya berkisar 12,46 9,16 (Oktosari, unpublished data). Kadar Kolesterol Darah Hasil sidik ragam pada Tabel 3. menunjukkan bahwa penggantian bungkil kedelai dengan limbah udang pada ransum domba berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa kadar kolesterol darah pada pemberian ransum dengan kedelai 13,5% (ransum kontrol) nyata lebih tinggi dibandingkan dengan ransum perlakuan (penggantian limbah udang). Kadar kolesterol pada P0 nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga perlakuan lainnya. Begitu pula dengan P1 nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan P2 dan P3. Sedangkan P2 dan P3 tidak berbeda nyata. Penurunan kadar kolesterol ini seiring dengan semakin meningkatnya limbah udang yang ditambahkan. Penurunan kadar kolesterol darah ini berpola linear mengikuti persamaan Y = -0,910X + 109,4 dengan R 2 = 0,938 (Gambar 7). Penurunan kadar kolesterol pada perlakuan tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pemberian limbah udang dalam ransum semakin rendah kadar kolesterol darah domba. Diduga karena khitin dalam saluran pencernaan tidak dapat dirusak oleh mikroba rumen sehingga kemampuan hipokolesterolemiknya masih berfungsi. Khitin akan membungkus lemak menjadi senyawa yang tidak dapat diabsorbsi oleh tubuh dan membawanya keluar tubuh melalui feses. Perlakuan P0 P1 P2 P3 Keterangan : Tabel 3. Rataan Kadar Kolesterol Darah Kadar Kolesterol Darah (mg/dl) 112,10 + 5,26 a 97,22 + 4,14 b 89,04 + 3,62 c 84,49 + 5,88 c Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) 19
3 Gambar 7. Regresi antara Taraf Limbah Udang dengan Kadar Kolesterol Darah Peningkatan HDL juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan kolesterol karena dengan peningkatan HDL menyebabkan penurunan LDL dimana LDL ini merupakan pengangkut kolesterol terbesar. Penurunan LDL ini menyebabkan kolesterol darah cenderung menurun. Menurut Rismana (2003), khitin dalam kepala udang memiliki kemampuan dalam mengikat lemak sehingga bila lemak terikat oleh khitin akan menjadi senyawa yang tidak dapat diabsorbsi oleh tubuh. Selain itu, khitin juga memiliki kemampuan dalam menurunkan LDL dan meningkatkan HDL. Penurunan kadar kolesterol juga dapat disebabkan karena menurunnya kadar trigliserida dan adanya sirkulasi enterohepatika yang tidak diimbangi dengan asupan lemak. Sirkulasi enterohepatika ini terjadi terus menerus dan menyebabkan tubuh kehilangan garam empedu. Kehilangan akan garam empedu ini akan ditutupi dengan pembentukan garam empedu baru dari perombakan kolesterol dalam hati. Dengan adanya pembentukan empedu ini dan asupan lemak yang tidak mencukupi, maka kolesterol pun menurun. Piliang dan Djojosoebagio (1990) menyatakan bahwa sekitar 10% sampai 15% garam empedu yang disekresikan oleh hati akan diekskresikan ke luar tubuh. Sudoyo et al. (2007), garam-garam empedu dibentuk dari kolesterol di dalam hepatosit. 20
4 Kadar kolesterol darah dari penelitian ini secara umum masih berada di bawah kadar kolesterol darah domba yang diperoleh dari beberapa penelitian lain. Rataan kadar kolesterol yang diperoleh dari penelitian berkisar 84,49-112,10 mg/dl sedangkan Sugiyono (1997) dalam penelitiannya memperoleh kadar kolesterol darah domba Priangan sebesar 137,67 mg/100 dl. Penelitian yang telah dilakukan oleh Soraya (2006), memperoleh kadar kolesterol darah pada domba jantan lokal sebesar 108, ,42 mg/dl. Kadar HDL Darah Hasil sidik ragam yang dilakukan menunjukkan bahwa penggantian bungkil kedelai dengan limbah udang pada ransum domba berpengaruh nyata pada kadar HDL darah. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa kadar HDL pada ransum kontrol nyata lebih rndah dibandingkan dengan ransum perlakuan. Ransum P0 berbeda nyata (P<0,05) lebih rendah dari ketiga perlakuan yang lain (Tabel 4). Sedangkan antara P1, P2 dan P3 (P<0,05) tidak berbeda. Pola kenaikan HDL ini merupakan pola linear dengan rumus Y = 0,148X + 55,96 dengan R 2 = 0,740 (Gambar 8). Hal ini sesuai dengan Lehninger (1997), dimana jika kandungan HDL meningkat maka kolesterol akan menurun karena HDL akan mentransfer kolesterol dari jaringan otot menuju hati. Kadar HDL rataan yang diperoleh dari penelitian ini berkisar antara 54,89 59,65 mg/dl. Rataan lebih rendah dibandingkan dengan kadar HDL darah yang diperoleh Soraya (2006) yaitu sebesar 61, ,70. Di bawah ini adalah grafik kadar HDL darah (Gambar 8). Perlakuan P0 P1 P2 P3 Keterangan : Tabel 4. Rataan Kadar HDL Darah Kadar HDL Darah (mg/dl) 54,89 + 1,67 b 58,83 + 1,64 a 59,39 + 1,64 a 59,65 + 3,40 a Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) 21
5 Gambar 8. Regresi antara Taraf Limbah Udang dengan Kadar HDL Darah HDL merupakan lipoprotein yang mengandung Apo A dan mempunyai efek antiaterogenik kuat. Fungsi utama HDL yaitu mengangkut kolesterol bebas yang terdapat dalam endetol jaringan perifer, termasuk pembuluh darah ke reseptor HDL di hati untuk dikeluarkan lewat empedu (Dalimartha, 2003). Kadar LDL Darah Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggantian bungkil kedelai dengan limbah udang pada ransum nyata berpengaruh pada kadar LDL darah. Uji Duncan menunjukkan kadar LDL darah pada ransum kontrol nyata lebih tinggi dibandingkan dengan ransum perlakuan (penambahan limbah udang). Kadar LDL darah pada perlakuan P0 nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga perlakuan yang lain (Tabel 5). Sedangkan LDL pada perlakuan P2 dan P3 memiliki LDL yang nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan dengan P1, tetapi LDL antara P2 dan P3 tidak berbeda nyata. Penurunan kadar LDL darah antar perlakuan ini dapat terlihat pada Gambar 9. Penurunan ini berpola linear dengan rumus Y = -0,958X + 45,34 dengan R 2 = 0,902. Hal ini disebabkan karena khitin yang terdapat dalam limbah udang membungkus lemak dan membawanya keluar tubuh bersama feses sehingga kolesterol darah menurun dan meningkat akan HDL darah. Dengan peningkatan HDL darah ini, maka penimbunan LDL dalam darahpun berkurang sebab HDL membawa LDL ke hati untuk dihancurkan. Menurut Rismana (2003), khitin dan khitosan dalam limbah udang mampu menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat) 22
6 sekaligus meningkatkan komposisi perbandingan kolesterol HDL (kolesterol baik) terhadap LDL ( Rismana, 2003). Tabel 5. Rataan Kadar LDL Darah dan Rasio HDL/LDL Perlakuan Kadar LDL Darah (mg/dl) Rasio HDL/LDL P0 49,13 + 3,55 a 1,12 P1 31,29 + 2,81 b 1,18 P2 23,78 + 1,92 c 2,50 P3 19,70 + 2,37 c 3,03 Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) Gambar 9. Regresi antara Taraf Limbah Udang dengan Kadar LDL Darah Rataan kadar LDL yang diperoleh dalam penelitian berkisar antara 19,70 49,13 mg/dl. Kadar LDL yang didapat dari pemberian ransum dengan penggantian bungkil kedelai dengan limbah udang ini lebih rendah bila dibandingkan dengan kadar LDL yang didapat oleh Soraya dimana (2006) dimana dalam penelitiannya domba hanya diberi hijauan dan konsentrat dengan komposisi 40 : 60. Soraya (2006), dalam penelitiannya diperoleh kadar LDL darah pada domba jantan sebesar 39, ,87 mg/dl. LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar untuk disebarkan ke seluruh endetol jaringan perifer pembuluh nadi yang mempunyai efek yang aterogenik, yaitu mudah melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah dan menyebabkan penumpukan lemak yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Suatu produk dapat diketahui tingkat keamanan serta kesehatannya dari rasio HDL/LDL. Rasio HDL/LDL yang ideal yaitu di atas 0,4 (Schoenstadt, 2008). Dari 23
7 penelitian ini diperoleh rasio HDL/LDL di atas 0,4 dan selalu meningkat seiring dengan penambahan limbah udang (Tabel 3). Hal ini berarti resiko terjadinya aterosklerosis semakin rendah seiring dengan meningkatnya limbah udang dalam ransum. Kadar Trigliserida Darah Trigliserida adalah komponen utama dari penyimpanan lemak (deposit lemak) pada tumbuhan dan hewan (Lehninger, 1997). Trigliserida merupakan substansi yang terdiri dari gliserol dan asam lemak. Trigliserida ini dapat mempengaruhi kadar kolesterol. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggantian bungkil kedelai dengan limbah udang berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar trigliserida darah. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa ransum kontrol memiliki kadar trigliserida yang nyata lebih tinggi dibanding dengan ransum perlakuan. Kadar trigliserida pada keempat perlakuan nyata (p<0,05) berbeda (Tabel 6). Penurunan kadar trigliserida ini dapat dilihat pada Gambar 10. Pola penurunan trigliserida ini merupakan pola linear yang mengikuti rumus Y = -0,502 X + 40,29 dengan R 2 = 0,991. Penurunan trigliserida tersebut cenderung sejalan dengan penurunan kadar kolesterol darah dengan semakin meningkatnya khitin dalam ransum. Hal ini disebabkan karena kadar trigliserida dan kolesterol saling berhubungan, dimana trigliserida merupakan salah satu sumber pembentuk kolesterol. Perlakuan P0 P1 P2 P3 Keterangan : Tabel 6. Rataan Kadar Trigliserida Darah Kadar HDL Darah (mg/dl) 40,44 + 1,06 a 35,49 + 0,55 b 29,37 + 0,55 c 25, d Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) 24
8 Gambar 10. Regresi antara Taraf Limbah Udang dengan Kadar Trigliserida Darah Piliang dan Djojosoebagio (1990) menyatakan bahwa selain dapat dipakai sebagai energi, trigliserida dapat dihidrolisa dan disintesa kembali untuk membentuk lemak seperti phospholipid dan kolesterol. Hasil penelitian Soraya (2006) menunjukkan kadar trigliserida darah domba jantan sebesar 36, ,02 mg/dl. Rataan kadar trigliserida yang diperoleh dengan pemberian limbah udang ini cenderung lebih rendah yaitu berkisar 25,73 40,44 mg/dl bila dibandingkan dengan kadar yang diperoleh Soraya (2006). Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya taraf limbah udang dalam ransum, meningkatkan HDL dan rasio HDL/LDL juga meningkat serta menurunkan kolesterol, LDL dan trigliserida. Hal ini dapat dihubungkan dengan meningkatnya taraf khitin dalam ransum yang sejalan dengan meningkatnya taraf limbah udang dalam ransum yaitu 0 % khitin untuk limbah udang 0% (P0); 1,22 % khitin untuk limbah udang 10% (P1); 2,45 % khitin untuk limbah udang 20% (P2); 3,67 % khitin untuk limbah udang 30% (P3). Di bawah ini disajikan grafik yang menggambarkan hubungan antara khitin dengan kolesterol (Gambar 11), khitin dengan HDL (Gambar 12), khitin dengan LDL (Gambar 13) dan khitin dengan trigliserida darah (Gambar 14). 25
9 Gambar 11. Regresi Taraf Khitin dengan Kadar Kolesterol Darah Gambar 12. Regresi Taraf Khitin dengan Kadar HDL Darah Gambar 13. Regresi Taraf Khitin dengan Kadar LDL Darah 26
10 Gambar 14. Regresi Taraf Khitin dengan Kadar Trigliserida Darah Perbandingan Bobot Empedu dengan Bobot Badan Hasil analisis ragam perbandingan bobot empedu terhadap bobot badan dengan penggantian bungkil kedelai dengan berbagai tingkat limbah udang pada Tabel 7. menunjukkan bahwa perbandingan bobot empedu dengan bobot badan. Perlakuan P0 P1 P2 P3 Keterangan : perlakuan menunjukkan pengaruh nyata terhadap Tabel 7. Rataan Perbandingan Bobot Empedu dengan Bobot Badan (gr/kg) Perbandingan Bobot Empedu dengan Bobot Badan (gr/kg) 0,31 + 0,1 b 0,82 + 0,17 a 0,44 + 0,26 b 0,36 + 0,04 b Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) Penggantian limbah udang pada P1 nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga perlakuan yang lain. Rendahnya perbandingan bobot empedu terhadap bobot badan pada P2, P3 dan P0 dibandingkan dengan P1 diduga karena 2 dari 4 ekor ternak pada P1 terserang penyakit. Hal ini terlihat pada beberapa minggu sebelum pemotongan yaitu terjadi penurunan konsumsi ransum. Selain itu, pada saat pemotongan juga ditemukan beberapa perbandingan bobot empedu dengan bobot badan yang terlihat lebih besar dibandingkan dengan ternak-ternak yang lainnya. 27
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Zat Makanan Berdasarkan analisis statistik, konsumsi bahan kering nyata dipengaruhi oleh jenis ransum, tetapi tidak dipengaruhi oleh jenis domba dan interaksi antara kedua
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Secara umum penelitian ini sudah berjalan dengan cukup baik. Terdapat sedikit hambatan saat akan memulai penelitian untuk mencari ternak percobaan dengan umur
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan
14 METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi dua percobaan yaitu 1) Percobaan mengenai evaluasi kualitas nutrisi ransum komplit yang mengandung limbah taoge kacang hijau pada ternak domba dan 2)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Domba
TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Menurut Blakely dan Bade (1985), domba diklasifiksikan sebagai berikut : Kingdom : Animal Phylum : Chordata Kelas : Mamalia Ordo : Artiodactyla Famili : Bovidae Genus : Ovis
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi
MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kandang B, Laboratorium Biologi Hewan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciMETODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat.
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan IPT Ruminansia Kecil serta Laboratorium IPT Ruminansia Besar, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian
Suhu dan Kelembaban HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 o C. Pagi 26,9 o C, siang 30,2 o C, dan sore 29,5 o C. Kelembaban
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak
34 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak diekskresikan dalam feses (Tillman, dkk., 1998). Zat
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Prosedur
MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2009 di Laboratorium Pemulian Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, sedangkan analisis
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengaruh pemberian berbagai level tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah pada domba Padjadjaran jantan telah dilaksanakan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciMATERI. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pelet ransum komplit
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2011. Pemeliharaan domba dilakukan di kandang percobaan Laboratorium Ternak Ruminansia Kecil sedangkan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakasanakan di Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba
12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai produksi karkas dan non karkas domba ekor tipis jantan lepas sapih yang digemukkan dengan imbangan protein dan energi pakan berbeda dilaksanakan mulai bulan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Peternakan Domba CV. Mitra Tani Farm, Desa Tegal Waru RT 04 RW 05, Ciampea-Bogor. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 24 Agustus
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B dan analisis plasma di Laboratorium Nutrisi Ternak Kerja dan Olahraga Unit
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan ternak ruminansia yang banyak dipelihara masyarakat dan dimanfaatkan produksinya sebagai ternak penghasil daging dan sebagai tabungan. Domba memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut adalah melalui usaha peternakan ayam pedaging. Ayam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya bahan makanan bernilai gizi tinggi, berakibat meningkat pula tuntutan masyarakat dalam pemenuhan gizi yang berasal dari
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penyusunan ransum bertempat di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. Pembuatan pakan bertempat di Indofeed. Pemeliharaan kelinci dilakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar
37 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar Kecernaan diartikan sebagai nutrien yang tidak diekskresikan dalam feses dimana nutrien lainnya diasumsikan diserap oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma (Anwar, 2004). Banyak penelitian hingga saat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Perilaku Tikus terhadap Aroma Minyak Atsiri Jahe Dari hasil pengamatan perilaku dalam waktu 4 jam pengamatan, tikus mendatangi sumber air minum dan bahkan sengaja mendatangi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pertambahan Bobot Badan, Konsumsi dan Konversi Pakan
34 HASIL DAN PEMBAHASAN Pertambahan Bobot Badan, Konsumsi dan Konversi Pakan Konsumsi Bahan Kering Pakan (KBKP) pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 9. Rata-rata KBKP domba jantan lokal yang diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat tingginya permintaan kebutuhan daging ayam broiler. Permintaan pasar yang tinggi terhadap daging ayam
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012
20 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3. Bahan Penelitian 3.. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan bobot badan 300-900 gram per ekor sebanyak 40 ekor (34 ekor
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak disamping manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan adalah faktor manajemen lingkungan. Suhu dan kelembaban yang
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai Oktober 2011 di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2008. Pembuatan biomineral dilakukan di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, sedangkan pemeliharaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan peternakan dimasa mendatang bertujuan untuk mewujudkan peternakan yang modern, efisien, mandiri mampu bersaing dan berkelanjutan sekaligus dapat memberdayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga banyak orang menjadikan sebagai usaha komersial yang terus dikembangkan untuk mencukupi kebutuhan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan (UP3) Jonggol, Laboratorium Biologi Hewan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR GAMBAR... xviii. DAFTAR LAMPIRAN... xx I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 14
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xx I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan Penelitian... 7 1.3. Kerangka Pemikiran..... 7 1.4. Perumusan Masalah.....
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Masalah yang sering dihadapi oleh peternak ruminansia adalah keterbatasan penyediaan pakan baik secara kuantitatif, kualitatif, maupun kesinambungannya sepanjang
Lebih terperinciMATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DA METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi PT. Purwakarta Agrotechnopreneur Centre (PAC), terletak di desa Pasir Jambu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Berdasarkan data statistik desa setempat, daerah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berat tertentu dalam waktu relatif singkat (Rasyaf, 1994). Broiler umumnya
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Broiler Broiler adalah ayam yang memiliki kemampuan menghasilkan daging yang cepat atau kecepatan pertumbuhanya sangat pesat sehingga dapat mencapai berat tertentu dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi dan Kecernaan Bahan Kering Konsumsi dan kecernaan bahan kering dapat dilihat di Tabel 8. Penambahan minyak jagung, minyak ikan lemuru dan minyak ikan lemuru terproteksi tidak
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.
PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Rata-rata suhu lingkungan dan kelembaban kandang Laboratotium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja sekitar 26,99 0 C dan 80,46%. Suhu yang nyaman untuk domba di daerah
Lebih terperinciGambar 6. Pemberian Obat Pada Domba Sumber : Dokumentasi Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Secara umum penelitian ini dapat berjalan dengan baik. Meskipun demikian terdapat hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya, diantaranya adalah kesulitan mendapatkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Performa Produksi Bobot Badan Akhir dan Pertambahan Bobot Badan Harian Bobot badan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui performa produksi suatu ternak. Performa produksi
Lebih terperinciPada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita
12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi
Lebih terperinciGambar 2. Domba didalam Kandang Individu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja (kandang B) pada bulan Mei sampai dengan bulan November 2010. Analisis sampel dilakukan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi Pembuatan biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah daging dan menduduki peringkat teratas sebagai salah satu sumber protein hewani yang paling banyak
Lebih terperinci5. Rancangan perlakuan hewan uji.. 6. Metode Analisa Kadar HDL dan LDL C. Analisis Hasil...
10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN MOTTO.. v HALAMAN PERSEMBAHAN...... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja untuk tahap pemeliharaaan serta analisis sampel di Laboratorium Ilmu dan Teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kolesterol adalah salah satu komponen lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol adalah salah satu komponen lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dan berperan dalam pembentukan hormon-hormon anak ginjal, testis, dan ovarium. Kolesterol merupakan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL
6 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL Darah Itik Peking yang Diberi Tepung Temu Hitam dilaksanakan 31 Desember 2015 s.d 1 Februari 2016 di Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum dan Pertumbuhan Tikus Wistar selama Percobaan Konsumsi ransum merupakan banyaknya zat makanan atau pakan yang dimasukkan (food intake) dan kemudian terjadi proses metabolisme
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September
16 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September 2012 yang bertempat di Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Kandang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Laboratorium Lapang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Karkas Rataan bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas itik cihateup jantan umur 10 minggu dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan Bobot Potong, Bobot Karkas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai rataan konsumsi protein kasar (PK), kecernaan PK dan retensi nitrogen yang dihasilkan dari penelitian tercantum pada Tabel 5. Tabel 5. Rataan Konsumsi, Kecernaan PK, Retensi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Berdasarkan hasil analisa proksimat, kandungan zat makanan ransum perlakuan disajikan pada Tabel 10. Terdapat adanya keragaman kandungan nutrien protein, abu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir
11 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir 59,52% populasi domba nasional berada di Jawa Barat (Departemen Pertanian, 2013), sementara konsumsi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging puyuh merupakan produk yang sedang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Meskipun populasinya belum terlalu besar, akan tetapi banyak peternakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Fermentasi Fermentasi merupakan teknik yang dapat mengubah senyawa kompleks seperti protein, serat kasar, karbohidrat, lemak dan bahan organik lainnya
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dengan melakukan persiapan dan pembuatan ransum di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.
10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2015 sampai September 2015 bertempat di Kandang Kambing Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Perah, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Kadar protein tertinggi terdapat pada pakan perlakuan D (udang rebon 45%) yaitu dengan persentase sebesar 39,11%. Kemudian diikuti pakan perlakuan C (udang rebon 30%)
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Hasil analisis kandungan nutrien silase dan hay daun rami yang dilakukan di Laboratorium PAU IPB dapat dilihat pada Tabel 4 dan kandungan nutrien ransum disajikan
Lebih terperinciHASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum
HASIL DA PEMBAHASA Konsumsi Bahan Kering Ransum 200 mg/kg bobot badan tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering. Hasil yang tidak berbeda antar perlakuan (Tabel 2) mengindikasikan bahwa penambahan ekstrak
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar
25 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar kolesterol dan lipoprotein darah sapi perah laktasi dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.
BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pengaruh lama periode brooding dan level protein ransum periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis
HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis Hasil perhitungan konsumsi karbohidrat, protein, lemak dan sumbangan kalori dari karbohidrat, protein dan lemak dari ransum,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix
10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Teoung Limbah Rumput Laut Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix japonica) Jantan Umur 10 Minggu.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Hasil analisa proksimat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kualitas nutrien bahan pakan dan dalam menghitung komponen nutrien karena kualitas nutrien bahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi
1 I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak dikembangbiakan oleh masyarakat. Pemeliharaan domba yang lebih cepat dibandingkan ternak sapi, baik sapi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Kontrol lingkungan kandang sangat penting untuk kenyamanan dan kesehatan sapi, oleh karena itu kebersihan kandang termasuk suhu lingkungan sekitar kandang sangat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian
Kandungan Nutrisi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Pakan Penelitian Kandungan nutrisi pakan tergantung pada bahan pakan yang digunakan dalam pakan tersebut. Kandungan nutrisi pakan penelitian dari analisis proksimat
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI
PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI Oleh : ETTY HARYANTI UTAMI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciRINGKASAN. melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan
95 RINGKASAN Aterosklerosis merupakan penyebab kematian utama di negara berkembang dan melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan berbagai tipe sel yang saling berpengaruh
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi Kandungan nutrien biomineral tanpa proteksi dan yang diproteksi serta mineral mix dapat dilihat pada Tabel 7. Kandungan nutrien biomineral
Lebih terperinciMETODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kandang domba Integrated Farming System, Cibinong Science Center - LIPI, Cibinong. Analisis zat-zat makanan ampas kurma dilakukan di Laboratorium Pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Energi dibutuhkan oleh manusia dalam melakukan aktiftasnya. Energi didapatkan dari makanan sehari-hari yang dikonsumsi. Sebagai sumber energi, lemak memberikan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Penambahan daun Som Jawa pada ransum menurunkan kandungan serat kasar dan bahan kering ransum, namun meningkatkan protein kasar ransum. Peningkatan protein disebabkan
Lebih terperinciTingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Kacang Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki keunggulan antara lain pemeliharaan yang mudah serta memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Retensi Bahan Kering Rataan konsumsi, ekskresi dan retensi bahan kering ransum ayam kampung yang diberi Azolla microphyla fermentasi (AMF) dapat di lihat pada Tabel 8.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Nutrien Konsumsi pakan merupakan faktor penting untuk menentukan kebutuhan hidup pokok dan produksi karena dengan mengetahui tingkat konsumsi pakan maka dapat ditentukan kadar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan telur terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat zaman modern ini, setiap individu sibuk dengan kegiatan masingmasing, sehingga cenderung kurang memperhatikan pola makan. Gaya hidup sedentari cenderung
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Aditif Cair Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16-50 Hari dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Performa adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan selama penelitian. Performa ayam petelur selama penelitian disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Rataan Performa
Lebih terperinciGambar 1. Domba Penelitian.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kandang percobaan Laboratorium Ternak Ruminansia Kecil (Kandang B) dan Laboratorium Ternak Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinci