LAMPIRAN
12 Lampiran 1 Prosedur pencirian kitosan Penelitian Pendahuluan 1) Penentuan kadar air (AOAC 1999) Kadar air kitosan ditentukan dengan metode gravimetri. Sebanyak kira-kira 1.0000 g kitosan dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah diketahui bobotnya, kemudian cawan beserta isinya dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105 C selama 3 jam. Setelah itu, dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang. Pengeringan dan penimbangan diulangi setiap jam sampai diperoleh bobot konstan. Kadar air kitosan dihitung dengan persamaan Bobot sampel awal - bobot sampel kering Kadar air = 100% Bobot sampel awal 2) Penentuan kadar abu (AOAC 1999) Kadar abu kitosan juga ditentukan secara gravimetri. Cawan porselen dibersihkan dan dipanaskan dalam tanur untuk menghilangkan sisa kotoran yang menempel pada cawan, kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Sebanyak kira-kira 0.5000 g kitosan dimasukkan ke dalam cawan tersebut dan dipanaskan sampai tidak berasap, kemudian dibakar dalam tanur pengabuan dengan suhu 600 ºC sampai diperoleh abu berwarna putih. Setelah itu, cawan beserta isinya didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Kadar abu kitosan dihitung dengan persamaan bobot abu Kadar abu = 100% bobot sampel 3) Penentuan DD (Domszy & Robert 1985 dalam Khan et al. 2002) Derajat deasetilasi kitosan ditentukan dengan metode garis dasar menggunakan FTIR. Kitosan dibuat pelet dengan KBr 1%, kemudian dilakukan penyusuran pada daerah frekuensi 4000 400 cm -1. Derajat deasetilasi ditentukan dengan rumus P0 A = log P dengan A = absorbans P 0 = % transmitans pada garis dasar, dan P = % transmitans pada puncak minimum A % DD = 1 1 1655 100% A 1.33 3450 dengan A 1655 = absorbans pada bilangan gelombang 1655 cm -1 (serapan pita amida) A 3450 = absorbans pada bilangan gelombang 3450 cm -1 (serapan gugus hidroksil), dan 1.33 = A1655 untuk kitin yang terdeasetilasi sempurna (100%) 4) Penentuan bobot molekul kitosan (Tarbojevich & Cosani 1996) Bobot molekul kitosan ditentukan dengan menggunakan metode viskometri. Sebanyak kira-kira 0.1000 g kitosan dilarutkan dalam 100 ml asam asetat 0.5 M, kemudian diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam viskometer Ostwald-Cannon-Fenske untuk ditentukan waktu alirnya. Pengukuran
13 juga dilakukan untuk beberapa konsentrasi kitosan lainnya dan waktu alir dibaca sebanyak tiga kali ulangan. Bobot molekul kitosan dihitung dengan menggunakan persamaan Mark- Houwink: Viskositas relatif η r = η/η o t/t o Viskositas spesifik η sp = η r -1 Viskositas intrinsik [η] = (η sp /c) c η = KM α dengan K = 3.5 x 10-4 ml/g α = 0.76 T = waktu alir zat t 0 = waktu alir pelarut η = viskositas zat η 0 = viskositas pelarut M = bobot molekul zat Seluruh pencirian di atas dilakukan dengan mengambil sampel secara acak pada 3 titik dengan 3 kali ulangan.
14 Lampiran 2 Diagram alir penelitian utama Penelitian Utama: Pembuatan dan Uji Difusi Membran Gel Kitosan-CMC Pembuatan gel kitosan-cmc: kitosan 3% (b/v) dalam asam asetat 1% (v/v) + CMC 1% (b/v) + glutaraldehida 6% (v/v) Pencirian membran (SEM) Uji difusi: Sel 1: ketoprofen 25, 50, atau 75 mg/l dalam etanol-air (1:1) Sel 2: pelarut dalam penangas air suhu 37 atau 42 C; alikuot diambil setiap 30 menit sampai tercapai konsentrasi kesetimbangan (C s ); [ketoprofen] diukur dengan spektrofotometer UV/Vis pada λ 258 nm Pemodelan C s, D dan J dengan metode RSM untuk mempelajari pengaruh h, A, dan T.
15 Lampiran 3 Hasil pencirian kitosan 1) Kadar air dan abu Ulangan ke- Sampel Kadar air (%) Kadar abu (%) 1 Kitosan 1 7.76 0.08 2 Kitosan 2 7.31 0.14 3 Kitosan 3 7.43 0.12 Rerata 7.50 0.11 2) Derajat deasetilasi A 1655 = log 7.5615 = 0.6208 1.8105 A 3450 = log 10.65 0.1597 = 1.8239 0.6208 1 % DD = 1 100% 1.8239 1.33 = 74.41 %
16 3) Bobot molekul Waktu alir larutan kitosan Konsentrasi Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 t (det) Rerata t (det) Rerata t (det) Rerata 0 62.93 63.01 62.93 63.01 62.93 63.01 62.9 62.9 62.9 63.19 63.19 63.19 0.02 66.75 66.61 67.51 67.45 67.96 67.81 66.54 67.55 67.85 66.55 67.3 67.62 0.04 71.46 71.52 72.61 72.73 73.25 73.35 71.56 72.88 73.46 71.55 72.71 73.34 0.06 76.92 77.09 78.85 78.61 79.37 79.4 77.24 78.93 79.45 77.1 78.04 79.38 0.08 82.39 82.53 84.9 85.13 86.52 86.38 82.68 85.19 86.57 82.52 85.31 86.06 0.1 87.96 87.93 91.13 91.63 91.97 91.77 88.07 91.78 91.68 87.77 91.99 91.65 Contoh perhitungan untuk sampel 1: Dibuat kurva hubungan antara lnη sp /c dan c, sesuai dengan persamaan: lnη sp /c =ln [η] + k [η] 2 c y a b x Kurva penentuan bobot molekul sampel 1 1.5 ln (nsp/c) 1 0.5 y = 3.9429x + 1.0255 R 2 = 0.8712 0 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 konsentrasi Diperoleh [η] = 3.9429 yang jika dimasukkan dalam persamaan [η] = KM α menghasilkan M = 63.1553 10 5 g/mol Kisaran bobot molekul kitosan adalah (24.3894 x 10 5 63.1553 10 5 ) g/mol
17 Lampiran 4 Hasil uji difusi No h (µm) A (mg/l) T ( C) C s (mg/l) t (jam) D (cm 2 /det) 10-8 J(g/cm 2 det) 10-9 12 30.4 50 37 7.3711 9 0.0830 2.1728 11 30.6 50 37 5.5582 10 0.1043 2.0069 17 33.2 75 37 10.8214 10.5 0.0869 3.0560 18 33.8 75 37 10.0173 9.5 0.1089 3.4586 5 36 25 37 3.8185 7 0.1436 1.6493 6 36 25 37 6.2454 8 0.0689 1.3673 15 95 75 37 10.7629 11 0.6842 8.3507 16 95 75 37 8.7454 12 0.7944 7.7657 10 96 50 37 6.3916 11 0.7976 5.6732 9 96.6 50 37 5.4266 9.5 1.1243 6.6782 4 97.4 25 37 3.4091 8.5 0.9870 3.7075 3 97.8 25 37 3.8477 8.5 0.8652 3.6876 13 144 75 37 12.1371 14 1.0738 9.8473 14 144 75 37 10.5436 14.5 1.2212 9.6177 8 150.6 50 37 17.3272 14 0.4438 6.1758 7 150.8 50 37 7.0202 11 1.7679 8.8519 2 154.8 25 37 3.6138 10.5 1.8873 4.7491 1 159.4 25 37 5.0173 9.5 1.4981 5.2414 36 34 25 42 3.6576 9 0.1047 1.2158 35 35.4 25 42 3.1167 9 0.1364 1.2806 30 35.8 50 42 6.0406 8.5 0.1530 2.7482 29 36.2 50 42 5.9384 9 0.1506 2.6273 23 37.2 75 42 9.8126 10 0.1283 3.6215 24 37.2 75 42 12.4295 10 0.0976 3.5539 27 83.4 50 42 8.4091 11 0.4380 4.8224 21 87 75 42 10.2219 9.5 0.7050 8.8894 28 89.4 50 42 8.4384 11.5 0.4795 4.9430 33 93.2 25 42 2.6050 10.5 0.9907 2.9214 22 94.2 75 42 13.1459 11 0.5321 8.1387 34 94.2 25 42 3.2921 11 0.7425 2.7777 26 131.6 50 42 5.7482 12 1.5488 7.1779 25 135.4 50 42 5.5144 11.5 1.7923 7.7254 20 136.8 75 42 12.6781 11.5 1.1206 11.3439 32 142 25 42 3.0875 11.5 1.7358 4.0227 31 142.6 25 42 3.0875 11 1.8302 4.2233 19 147.4 75 42 10.7044 14 1.3023 10.1846
18 Lampiran 5 Analisis keragaman C s, D, dan J Analysis of Variance for Cs Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Regression 8 331.111 331.111 41.389 31.97 0.000 Linear 3 317.144 6.089 2.030 1.57 0.221 Square 2 5.377 5.425 2.712 2.09 0.143 Interaction 3 8.589 8.589 2.863 2.21 0.111 Residual Error 26 33.662 33.662 1.295 Lack-of-Fit 22 23.988 23.988 1.090 0.45 0.900 Pure Error 4 9.674 9.674 2.419 Total 34 364.773 Analysis of Variance for D Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Regression 9 643,757 643,75658 71,52851 294,21 0,000 Linear 3 626,174 2,76402 0,92134 3,79 0,093 Square 3 14,407 3,59869 1,19956 4,93 0,059 Interaction 3 3,176 3,17576 1,05859 4,35 0,074 Residual Error 5 1,216 1,21560 0,24312 Total 14 644,972 Analysis of Variance for J Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Regression 8 0.000000 0.000000 0.000000 261.51 0.000 Linear 3 0.000000 0.000000 0.000000 7.75 0.001 Square 2 0.000000 0.000000 0.000000 6.19 0.008 Interaction 3 0.000000 0.000000 0.000000 41.64 0.000 Residual Error 21 0.000000 0.000000 0.000000 Lack-of-Fit 18 0.000000 0.000000 0.000000 4.68 0.115 Pure Error 3 0.000000 0.000000 0.000000 Total 29 0.000000