PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

Revika Rachmaniar, Dradjad Priambodo, Maulana Hakim. Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran. Abstrak

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT

PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

1. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum Pembuatan kurva baku... 35

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

PERBANDINGAN SIFAT FISIK TABLET SALUT CIPROFLOXACIN 500 MG MEREK GENERIK DAN MEREK DAGANG

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIS TABLET VITAMIN C DENGAN METODE GRANULASI KERING

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

PERBANDINGAN MUTU TABLET IBUPROFEN GENERIK DAN MEREK DAGANG

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

Octalya Mutiara, Ari Widayanti, Pramulani Mulya Lestari Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Jakarta ABSTRACT

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN AEROSIL TERHADAP DISOLUSI TABLET ISONIAZID (INH) CETAK LANGSUNG ABSTRACT ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering

OPTIMASI FORMULA TABLET PARASETAMOL DENGAN KOMBINASI Ac-Di-Sol DAN PVP K-30 MENGGUNAKAN METODE FACTORIAL DESIGN

FORMULASI TABLET DISPERSIBEL EKSTRAK KERING DAUN SUKUN DENGAN CROSCARMELLOSE SODIUM SEBAGAI PENGHANCUR SECARA METODE GRANULASI KERING

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Gambar. Daftar Lampiran. Intisari... BAB I. PENDAHULUAN..1. A. Latar Belakang.1. B. Perumusan Masalah.

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH MAGNESIUM STEARAT, TALK ATAU KOMBINASINYA TERHADAP WAKTU HANCUR DAN DISOLUSI TABLET PREDNISON PADA CAMPURAN INTERAKTIFNYA

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Natrium CMC, HPMC K100M, dan Etil Selulosa terhadap Karakteristik Tablet Nifedipin dengan Sistem Penghantaran Mukoadhesif

PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON

PERBANDINGAN DISOLUSI ASAM MEFENAMAT DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN PEG 6000 DAN PVP

PERBANDINGAN MUTU FISIK TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA MERK DAGANG DAN GENERIK

PREFORMULASI SEDIAAN FUROSEMIDA MUDAH LARUT

UJI DISOLUSI TERBANDING TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA GENERIK BERLOGO DAN BERMEREK

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

UJI PELEPASAN FLUKONAZOL DARI SEDIAAN SUPOSITORIA DENGAN BASIS HIDROFILIK, BASIS LIPOFILIK, DAN BASIS AMFIFILIK SECARA INVITRO

LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK GRANUL PEMBAWA

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN Heni Sumanti, Iskandar Sudirman, Indri Hapsari

PERBANDINGAN AVAILABILITAS IN VITRO TABLET METRONIDAZOL PRODUK GENERIK DAN PRODUK DAGANG SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hipertensi merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang terjadi di

EVALUASI KUALITAS TABLET GLIBENKLAMIDA GENERIK A DAN MEREK DAGANG B (EVALUATION QUALITY OF GLIBENCLAMIDE TABLETS GENERIC A AND BRANDED B)

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

DISOLUSI ASAM MEFENAMAT DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN PEG 4000

Rika Widyapranata, Siti Aisiyah,Yunita Ayuningtyas Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jen. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta ABSTRAK

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG UMBI PORANG (Amorphophallus oncophyllus) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

FORMULASI TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN MENGGUNAKAN PROPILEN GLIKOL SEBAGAI PELARUT NON VOLATILE DAN PVP K-30 SEBAGAI POLIMER

BAB III METODE PENELITIAN

Karakterisasi dan studi disolusi dispersi padat furosemida menggunakan polietilen glikol (PEG), talk dan PEG talk sebagai pembawa dispersi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARTIKEL PENELITIAN. Rini Agustin 1 & Hestiary Ratih 2

Optimasi Fast Disintegrating Tablet (FDT) Ranitidin Hidroklorida dengan Menggunakan Metode Simplex Lattice Design

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

3 METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN MUTU FISIK DAN PROFIL DISOLUSI TABLET GRISEOFULVIN MERK DAGANG DAN GENERIK MAKALAH

SILABUS MODUL TECHNOLOGY AND FORMULATION OF SOLID DOSAGE FORMS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asetaminofen. Kandungan : tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0 %

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak. kering akar kucing dengan kadar 20% (Phytochemindo), laktosa

PENGEMBANGAN SEDIAAN LEPAS LAMBAT SISTEM MATRIKS BERBASIS ETILSELULOSA HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DENGAN TEKNIK DISPERSI SOLIDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus)

UJI PRESISI DAN PROFIL DISOLUSI TABLET LOSARTAN INOVATOR DAN COPY PRODUCT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBLE

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM BIJI DURIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

OPTIMASI FORMULA TABLET EKSTRAK ETANOL SALAM-SAMBILOTO MENGGUNAKAN PVP K-30 SEBAGAI PENGIKAT DAN CROSPOVIDONE SEBAGAI PENGHANCUR

Transkripsi:

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80 Ratih Hapsari Gunawi, Dhadhang Wahyu Kurniawan*, Vitis Vini Fera Ratna Utami Universitas Jenderal Soedirman-Purwokerto *korespondensi: dhadhang.wk@gmail.com Abstrak Piroksikam merupakan obat dengan dosis kecil (10-20 mg/hari) dan termasuk BCS kelas II yang memiliki kelarutan dalam air rendah sehingga mempengaruhi laju disolusinya. Salah satu cara untuk meningkatkan laju disolusi dapat ditambahkan suatu surfaktan yaitu polisorbat 80. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan polisorbat 80 terhadap laju disolusi tablet piroksikam. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah sebanyak 4 formula yang memvariasikan konsentrasi polisorbat 80 yaitu 0%, 1%, 3%, dan 5%. Uji disolusi dilakukan menggunakan tipe dayung pada kecepatan pengadukan 100 rpm. Medium disolusi yang digunakan HCl ph 1,2 ± 0,05 sebanyak 900 ml. Sampel yang diperoleh pada menit ke 5, 10, 15, 30, 45, 60, dan 90 diukur absorbansinya pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum piroksikam (337 nm). Pengungkapan data disolusi dilihat melalui nilai konsentrasi pada t=45 menit (C 45 ) dimana tablet piroksikam pada t=45 menit tidak kurang dari 75% (Metode Wagner). Hasil uji disolusi menunjukkan bahwa formula ke 2, 3, dan 4 memenuhi persyaratan disolusi tablet Piroksikam yaitu > 75% (USP, 2007). Formula 4 dengan konsentrasi polisorbat 80 sebanyak 5% menunjukan nilai Ct45 tertinggi yaitu sebesar 97,06%. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh penambahan polisorbat 80 terhadap laju disolusi tablet piroksikam. Kata kunci: Laju disolusi, tablet piroksikam, polisorbat 80, metode Wagner. Abstract Piroxicam is a small dose drug (10-20 mg /day) and including a BCS class II low water solubility characteristics that can affect dissolution rate. To improve the dissolution rate can be added by using a surfactant is polysorbate 80. This study is aimed to determine the effect of addition of polysorbate 80 on piroxicam tablet dissolution rate. Tablets prepared by wet granulation method with 4 formula concentration of polysorbate 80 0%, 1%, 3%, and 5%, respectively. Dissolution testing is carried out by a paddle type at 100 rpm. Dissolution medium used HCl ph 1.2 ± 0.05 up to 900 ml. Samples obtained from minutes to 5, 10, 15, 30, 45,

60, and 90 measured absorbance in the UV-Vis spectrophotometer at a wavelength of maximum piroxicam (337 nm). Dissolution disclosure of data viewed through the concentration at t = 45 min (C45) where the tablet piroxicam at t = 45 minutes of not less than 75% (Wagner Methods). Dissolution results showed that the formula for 2, 3, and 4 meet the requirements of piroxicam dissolution of the tablet is >75% (USP, 2007). Thus there is the influence of polysorbate use of piroxicam tablet dissolution rate. Formula 4 with the concentration of polysorbate 80 as much as 5% showed the highest Ct45 at 97.06%. Key word: The rate of dissolution, piroxicam tablet, polysorbate 80, Wagner methods. PENDAHULUAN Uji disolusi merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam merancang suatu sediaan tablet agar laju pelepasan obat dari tablet tersebut dapat diketahui. Obat yang memiliki disolusi yang baik akan memberikan bioavailabilitas yang baik pula sehingga semakin banyak jumlah obat yang diabsorpsi secara utuh oleh tubuh dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Laju disolusi dapat berhubungan langsung dengan kemanjuran suatu obat dan merupakan suatu karakteristik mutu yang penting dalam menilai mutu obat yang digunakan peroral untuk mendapatkan efek sistemik. Selain itu uji disolusi merupakan suatu parameter penting dalam pengembangan produk dan pengendalian mutu obat (Isnawati, 2003). Piroksikam termasuk BCS (Biopharmaceutic Classification System) kelas II yang memiliki karakteristik kelarutan dalam air rendah, permeabilitas dalam usus tinggi sehingga mempengaruhi proses absorbsi dan laju disolusinya (Sari, 2004). Piroksikam juga termasuk obat dosis rendah dengan dosis lazim 10-20 mg per hari sehingga jumlah dan macam eksipien yang digunakan dalam formulasi tablet berpengaruh besar terhadap efektifitas obat ini. Eksipien yang dapat digunakan untuk meningkatkan laju disolusi adalah surfaktan. Penambahan suatu surfaktan dapat meningkatkan laju disolusi tablet dengan cara menurunkan tegangan permukaan. Salah satu surfaktan yang dapat digunakan adalah polisorbat 80, yang merupakan salah satu surfaktan non ionik.

Polisorbat 80 merupakan emulgator yang larut dalam air, surfaktan ini bersifat netral, sedikit dipengaruhi elektrolit namun selanjutnya netral terhadap pengaruh kimia (Voight,1994). Polisorbat 80 juga sering digunakan dalam sediaan farmasi baik sediaan oral, parenteral, topikal dan secara umum merupakan bahan yang tidak toksik dan tidak mengiritasi (Ansel,1989). Beberapa penelitian terdahulu telah menggunakan polisorbat 80 sebagai surfaktan pada pembuatan tablet parasetamol. Hasil penelitian tersebut menunjukkan penambahan polisorbat 80 dalam formulasi tablet parasetamol, dapat meningkatkan laju disolusi parasetamol dan penambahan polisorbat 80 sebanyak 3 % dalam formula menghasilkan tablet yang memiliki laju disolusi paling baik (Najib et al, 2010). Berdasarkan penelitian di atas, polisorbat 80 dapat meningkatkan laju disolusi untuk tablet obat yang kelarutannya buruk, dimana laju disolusi merupakan salah satu komponen yang penting dalam sediaan farmasi dan merupakan bagian dari kontrol kualitas sediaan farmasi. Dengan demikian, maka perlu dilakukan penelitian menggunakan polisorbat 80 pada pembuatan tablet piroksikam yang kelarutan dalam airnya rendah sehingga dapat meningkatkan laju disolusi tablet piroksikam. METODOLOGI A. Bahan dan Alat Alat-alat yang digunakan yaitu seperangkat alat gelas, timbangan digital, mesin kempa tablet, alat uji kekerasan (hardness tester), alat uji kerapuhan (friabilitator), jangka sorong, disintegration tester, ayakan 14, 16 mesh, stopwatch, dissolution tester, spektrofotometer UV-Vis, oven, ph meter. Bahanbahan yang digunakan yaitu Piroksikam, Polisorbat 80, Laktosa, Talk, Mg stearat, Polivinilpirolidon (PVP), HCl 37%, Etanol, dan Aquadest. B. Prosedur Percobaan Penentuan Formula Tablet Piroksikan Dibuat 4 formula tablet piroksikam dengan variasi penambahan polisorbat 80 masing-masing 0%, 1%, 3%, dan 5%. Formula yang dibuat dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Formula tablet piroksikam Bahan Jumlah Bahan F 1 F 2 F 3 F 4 Piroksikam(mg) 20 20 20 20 Polisorbat 80(%) 0 1 3 5 Polivinilpirolidon(%) 5 5 5 5 Laktosa(%) 92 91 89 87 Talk(%) 1 1 1 1 Mg stearat(%) 2 2 2 2 Bobot tablet(mg) 200 200 200 200 keterangan: 1 batch = 200 tablet Pembuatan Granul Piroksikam Granul piroksikam dibuat dengan metode granulasi basah, tahap pembuatannya adalah: a. Piroksikam, polisorbat 80, talk, Mg stearat, PVP, dan laktosa ditimbang sesuai jumlah yang dibutuhkan. b. Piroksikam, laktosa, dan PVP dicampur hingga homogen, kemudian ditambahkan etanol sedikit demi sedikit hingga diperoleh massa yang dapat dikepal. Kemudian ditambahkan polisorbat 80 sesuai dengan rancangan formula masing-masing hingga merata dan homogen. Massa ini kemudian diayak dengan ayakan 14 mesh. c. Granul yang diperoleh kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 50 0 C selama 3 jam atau sampai kering. d. Setelah kering, granul diayak lagi dengan ayakan 16 mesh, selanjutnya ditambahkan Mg stearat, talk dicampur hingga homogen sampai terbentuk massa siap kempa. Evaluasi Granul a. Sudut diam Evaluasi granul yang dilakukan meliputi sudut diam dan uji waktu alir. Pemeriksaan granul menggunakan metode sudut diam dilakukan dengan cara: memasukkan granul ke dalam corong uji waktu alir yang berdiri bebas pada ketinggian tertentu di atas kertas grafik pada bidang horizontal. Penutup corong dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar. Sudut diam granul dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan : = sudut istirahat H = tinggi tumpukan (1) R = jari-jari tumpukan granul atau ½ d (Voigt, 1994). b. Uji waktu alir Uji waktu alir dilakukan dengan menimbang 100 gram granul, dimasukkan ke dalam corong yang ujung tangkainya ditutup. Penutup corong dibuka dan granul dibiarkan mengalir sampai habis, dihitung waktu alir granul (Voigt, 1994). Waktu alir granul yang baik adalah tidak lebih dari 10 detik dalam 100 gram granul (Lieberman et al., 1994). Pembuatan Tablet Granul yang sudah jadi ditambahkan magnesium stearat, talk, kemudian dicampur hingga homogen. Pengempaan massa tablet menggunakan mesin tablet single punch dengan mengatur ukuran dan bobot massa tablet yamg sudah diujikan sebelumnya. Apabila pengaturan alat telah selesai, granul yang sudah siap kemudian dikempa dengan cara dimasukkan melalui hopper dan mesin pengempa tablet mulai dijalankan. Parameter yang dibuat konstan pada pengempaan tablet ini adalah berat total masing-masing tablet 200 mg dan kekerasan tablet dikendalikan berada pada kisaran 4-10 kg (Voigt, 1994). Uji Sifat Fisik Tablet Piroksikam a. Keseragaman Ukuran Sejumlah 20 tablet dari setiap formula diukur diameter dan ketebalannya menggunakan jangka sorong. Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1 / 3 (satu sepertiga) kali tebal tablet (Anonim, 1979). b. Keseragaman Bobot Sejumlah 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu ditimbang satu per satu, lalu dihitung bobot rata-rata tiap tablet kemudian dicocokkan dengan tabel presentase penyimpangan bobot yang diijinkan (Anonim, 1979). c. Kekerasan Tablet

Sebuah tablet diletakkan di tengah dan tegak lurus pada hardness tester, mulamula pada posisi nol, kemudian alat diputar pelan-pelan hingga tablet pecah. Dibaca skala yang dicapai pada tablet saat pecah atau hancur (Lachman et al., 1994). c. Kerapuhan Tablet Sejumlah 20 tablet dibebasdebukan. Ditimbang dalam neraca analitik yang dinyatakan sebagai M1. Kemudian dimasukkan ke dalam friabilator. Alat dijalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 putaran per menit. Setelah 4 menit atau 100 kali putaran, tablet dikeluarkan dari alat, dibebasdebukan lagi dan ditimbang yang kemudian dinyatakan sebagai M 2. Kerapuhan tablet merupakan selisih berat tablet sebelum yang diuji tidak boleh berkurang lebih dari 1% dari berat awal tablet awal uji. Kerapuhan tablet = x 100 % (2) Keterangan : M 1 = berat tablet mula-mula M 2 = berat tablet setelah perlakuan (Mohrle, 1989). e. Uji Waktu Hancur Waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit. Peralatan uji waktu hancur terdiri dari rak keranjang yang mempunyai enam lubang yang terletak vertikal diatas ayakan 10 mesh, selama percobaan tablet diletakkan pada tiap lubang keranjang. Kemudian keranjang tersebut bergerak naik turun pada medium air dengan kecepatan 29-32 putaran per menit. Waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit (Anonim, 1979). Disintegrasi terjadi sempurna jika sudah tidak ada partikel tablet (kecuali penyalut) yang masih tertinggal di atas ayakan (Agoes, 2008). Uji Disolusi a. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum Piroksikam Piroksikam ditimbang seksama sebanyak 50 mg dan dilarutkan dalam 100 ml HCl ph 1,2. Larutan tersebut kemudian diencerkan hingga diperoleh konsentrasi 10µg/mL dengan cara 1 ml larutan diencerkan dalam 50 ml HCl. Larutan dengan konsentrasi 10 µg/ml dibaca absorbansinya pada panjang

gelombang 180-380 nm. Secara teoretik piroksikam mempunyai panjang gelombang maksimum 333 nm (Anonim, 2007). b. Pembuatan Kurva Baku Piroksikam Dibuat dengan cara mengencerkan larutan baku piroksikam 50µg/100mL menggunakan HCl ph 1,2. Sehingga diperoleh 5 konsentrasi larutan baku yang memberikan absorbansi larutan pada rentang nilai 0,2-0,8. Absorbansi larutan baku dibaca pada panjang gelombang maksimum. Dari hasil pembacaan panjang gelombang maksimum dibuat kurva hubungan absorbansi sebagai fungsi konsentrasi sehingga diperoleh persamaan regresi linier y= bx + a (Anonim, 2007). c. Pembuatan Medium Disolusi Medium disolusi yang digunakan adalah HCl sebanyak 900 ml yang dimasukkan ke dalam labu disolusi. Cara pembuatannya yaitu 4 ml HCl 37 % ditambah aquades hingga 1000 ml aquades. Larutan diatur pada ph 1,2 ± 0,05 (Anonim b, 1995). d. Pelaksanaan Uji Disolusi Uji disolusi dilakukan dengan menggunakan dissolution tester tipe II yaitu tipe dayung. Kecepatan putar pengaduk dayung diatur pada kecepatan 100 rpm. Suhu percobaan dipertahankan berada pada 37-38 C (Anonim, 1994). e. Pengambilan Sampel Sampel hasil disolusi tablet piroksikam diambil dari medium disolusi pada menit ke 5, 10, 30, 45, 60, dan 90, masing-masing sebanyak 5,0 ml. Sampel yang diambil kemudian diganti dengan medium disolusi baru dalam jumlah yang sama yaitu 5,0 ml sehingga volume medium disolusi tetap (Kiran et al., 2010). Sampel yang telah diperoleh dari menit ke 5, 10, 30, 45, 60, dan 90 diukur absorbansinya pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum piroksikam dalam medium disolusi. Hasil absorbansi yang diperoleh dimasukkan dalam persamaan regresi linier untuk memperoleh konsentrasinya. Sampel uji disolusi dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum sehingga diperoleh absorbansi sampel.

Analisis Data Data yang diperoleh dari pengujian parameter sifat fisik tablet dan evaluasi granul dianalisis melalui pendekatan teoritis dengan membandingkan syarat-syarat yang terdapat dalam Farmakope Indonesia Edisi III dan IV. Data yang diperoleh dianalisis secara statistika dengan menggunakan metode ANAVA satu arah sengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan karakteristik fisik sediaan tablet dengan berbagai formula. Pengungkapan data disolusi pada penelitian ini dilihat melalui nilai konsentrasi pada t=45 menit (C 45 ) mengacu pada syarat yang ditetapkan dalam USP XXIII tahun 1995 yang menyatakan bahwa kadar piroksikam pada tablet piroksikam pada t=45 menit tidak kurang dari 75%. HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Granul granul. Evaluasi granul dalam penelitian ini meliputi uji sudut diam dan waktu alir Hasil evaluasi sudut diam granul dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil evaluasi sudut diam granul Formula Perbedaan konsentrasi polisorbat Sudut diam (º) 80 1 2 0% PS 80 1% PS 80 28,17 ± 2,237 28,37 ± 1,595 3 3% PS 80 25,47 ± 1,097 4 5% PS 80 25,17 ± 0,950 Sudut diam diperoleh dengan membagi tinggi tumpukan granul dengan jari-jari tumpukan granul. Analisis dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa keempat formula memenuhi persyaratan evaluasi sudut diam granul dengan kategori sifat alir baik. Sifat alir granul dikatakan baik apabila sudut diam antara 25º-30º (Aulton, 1988). Nilai sudut diam tertinggi didapatkan pada formula 2 sebesar 28,37º dan nilai sudut diam terendah sebesar 25,17º pada formula 4. Adanya polisorbat 80 yang bersifat hidrofil menyebabkan massa granul mudah dibasahi sehingga pada waktu pencampurannya massanya lebih cepat

homogen. Polisorbat 80 yang kental akan membentuk lapisan halus pada permukaan massa granul sehingga menghasilkan granul yang halus (Lachman et al., 1994). Terlihat semakin tinggi kadar polisorbat 80 maka sudut diamnya semakin kecil yang berarti sifat alirnya semakin baik. Tetapi pada formula 1 dan 2 sudut diamnya kurang sesuai dengan yang diharapkan, hal ini mungkin disebabkan oleh kelembaban granul yang kurang terkontrol. Berdasarkan hasil analisis statistik ANAVA satu arah dengan signifikansi 0,05 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,064 yang menunjukkan sudut diam antarformula granul tidak berbeda signifikan. Hasil evaluasi waktu alir granul dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil evaluasi waktu alir granul Formula Perbedaan konsentrasi polisorbat 80 Waktu alir (detik) 1 0% PS 80 2,05±0.319 2 1% PS 80 1,26±0.056 3 3% PS 80 1,45±0.272 4 5% PS 80 1,56±0.079 Analisis dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa keempat formula memenuhi persyaratan evaluasi waktu alir granul. Waktu alir granul yang baik adalah tidak lebih dari 10 detik dalam 100 gram granul (Lieberman et al., 1994). Nilai waktu alir tertinggi sebesar 2,05 detik pada formula 1 dan nilai waktu alir terendah sebesar 1,26 pada formula 2. Jika dibandingkan formula tanpa polisorbat 80 dengan formula yang mengandung polisorbat 80 mempunyai waktu alir yang lebih cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat polisorbat 80 yang kental akan membentuk lapisan halus pada permukaan massa granul sehingga menghasilkan granul yang halus dan menyebabkan waktu alir menjadi lebih singkat. Berdasarkan hasil analisis statistik ANAVA satu arah dengan signifikansi 0,05 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,011 yang menunjukkan waktu alir antarformula granul berbeda signifikan. Perbedaan signifikan terdapat pada formula 1 dimana waktu alirnya 2,05 detik, nilainya berbeda signifikan dibandingkan dengan formula 2, 3, dan 4 yang kurang dari 2 detik. Pada formula 2, 3, dan 4 waktu alirnya kurang sesuai dengan yang diharapkan, hal ini mungkin disebabkan salah satu faktornya yaitu kelembaban granul yang kurang terkontrol.

Uji sifat fisik tablet berupa keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur. Hasil uji keseragaman bobot tablet dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil uji keseragaman bobot tablet piroksikam Formula Perbedaan konsentrasi polisorbat 80 Keseragaman Bobot (mg) Koefisien Variasi (%) 1 0% PS 80 204,7 ± 4,900 2,394 2 1% PS 80 203,3 ± 7,519 3,698 3 3% PS 80 198,9 ± 5,180 2,604 4 5% PS 80 204,9 ± 7,278 3,553 Hasil uji keseragaman bobot menunjukkan tidak lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 7,5% (185-215 mg) dan tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 15% (170-230 mg), artinya semua formula tablet memenuhi syarat uji keseragaman bobot berdasarkan Farmakope Indonesia edisi III. Keseragaman bobot dikatakan baik apabila mempunyai Coefisien Variation (CV) kurang dari 5% (Lachman, et al., 1989). Semakin kecil nilai CV, maka variasi bobot akan semakin kecil dan dapat menghasilkan tablet yang seragam. Hasil perhitungan CV keempat formula menunjukkan besarnya kurang dari 5%, sehingga dapat dikatakan bahwa semua formula memenuhi persyaratan. Harga CV paling besar yaitu 3,698% pada formula 2 dengan konsentrasi polisorbat 80 sebanyak 1%, sedangkan CV paling kecil yaitu 2,394% pada formula 1 dengan konsentrasi polisorbat 80 sebanyak 0%. Berdasarkan hasil analisis statistik ANAVA satu arah dengan signifikansi 0,05 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,013 menunjukkan keseragaman bobot tablet antarformula berbeda signifikan. Perbedaan signifikan terdapat pada formula 3 dengan formula 1, 2, dan 4, hal ini mungkin disebabkan karena kelembaban granul yang kurang terkontrol sehingga berpengaruh pada laju alir granul ketika dimasukkan ke dalam hopper. Perbedaan laju alir granul ini dapat mempengaruhi keseragaman bobot tablet. Hasil uji keseragaman ukuran untuk 4 formula tablet piroksikam dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil uji keseragaman ukuran tablet piroksikam

Formula Perbedaan konsentrasi polisorbat 80 Ukuran Diameter Tablet (cm) Syarat rentang diameter tablet (cm) Ukuran Tebal Tablet (cm) 1 0% PS 80 0,81 ± 0,00 0,460-1,035 0,345 ± 0,009 2 1% PS 80 0,81 ± 0,00 0,435-0,978 0,326 ± 0,006 3 3% PS 80 0,81 ± 0,00 0,411-0,924 0,308 ± 0,006 4 5% PS 80 0,81 ± 0,00 0,415-0,933 0,311 ± 0,003 Analisis dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa keempat formula memenuhi persyaratan uji sifat fisik keseragaman ukuran tebal dan diameter tablet piroksikam karena masih dalam rentang yang diizinkan. Diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali tebal tablet dan tidak boleh kurang dari satu sepertiga tebal tablet (Anonim, 1979). Didapatkan hasil bahwa semua formula tablet memiliki diameter yang sama yaitu 0,81, namun tebal tablet tiap formula berbedabeda. Nilai tebal tablet tertinggi yaitu sebesar 0,345 pada formula 1 dan nilai tebal tablet terendah sebesar 0,308 pada formula 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tablet pada masing-masing formula memenuhi persyaratan keseragaman ukuran. Keseragaman tebal tablet analisis statisitik ANAVA satu arah dengan signifikansi 0,05 menunjukkan harga signifikansi sebesar 0,000 yang berarti bahwa tebal tablet antarformula berbeda signifikan. Perbedaan signifikan terdapat pada formula 1 dimana ketebalan tabletnya 0,345 cm, nilainya berbeda signifikan dibandingkan dengan formula 2, 3, dan 4 yang kurang dari 0,345 cm. Perbedaan tebal tablet tiap formula ini dipengaruhi oleh sifat alir granul yang mempengaruhi jumlah bahan yang diisikan ke dalam hopper dan menghasilkan keseragaman tebal tablet yang berbeda. Hasil uji kekerasan tablet piroksikam dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil uji kekerasan tablet piroksikam Formula Perbedaan konsentrasi polisorbat 80 Kekerasan (kg) 1 0% PS 80 4,9 ± 0,212 2 1% PS 80 4,85 ± 0,134 3 3% PS 80 4,45 ± 0,071 4 5% PS 80 4,35 ± 0,078 Analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebanyak 4 formula tablet memenuhi persyaratan kekerasan tablet yaitu kekerasannya berada dalam rentang 4-8 kg. Nilai kekerasan tablet tertinggi didapatkan pada formula 1 sebesar

4,9 kg dan nilai kekerasan tablet terendah didapatkan pada formula 4 yaitu sebesar 4,35 kg. Formula yang tidak mengandung polisorbat 80 mempunyai kekerasan yang lebih besar dibandingkan dengan formula yang mengandung polisorbat 80. Adanya polisorbat 80 mengurangi daya ikat antargranul sehingga menghasilkan kekerasan tablet yang rendah. Hal ini disebabkan oleh polisorbat 80 yang membentuk lapisan tipis pada permukaan granul, sehingga daya ikat antargranul juga menurun. Akibatnya mempengaruhi kekerasan tablet yang dihasilkan (Lachman et al., 1994). Berdasarkan hasil analisis statistik ANAVA satu arah dengan signigikansi 0,05 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,005 yang menunjukkan kekerasan tablet antar formula berbeda signifikan. Perbedaan signifikan terdapat pada formula 1 dimana kekerasan tabletnya 4,9 kg, nilainya berbeda signifikan dibandingkan dengan formula 3, dan 4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi polisorbat 80 mempengaruhi kekerasan tablet piroksikam. Hasil uji kerapuhan tablet piroksikam dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil uji kerapuhan tablet piroksikam Formula Perbedaan konsentrasi Kerapuhan(%) polisorbat 80 1 0% PS 80 1,035 ± 0,061 2 1% PS 80 0,665 ± 0,002 3 3% PS 80 0,450 ± 0,073 4 5% PS 80 0,645 ± 0,030 Hasil uji friabilitas menunjukan bahwa pada formula 1 tidak memenuhi syarat friabilitas tablet di mana kerapuhannya lebih dari 1%. Hal ini dimungkinkan sifat dari granul tablet formula 1 yang paling lembab. Lachman, et al (1994), mengemukakan bahwa friabilitas dipengaruhi oleh kandungan air dari granul. Berdasarkan hasil analisis statistik ANAVA satu arah dengan signifikansi 0,05 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,234 yang menunjukkan kerapuhan tablet antar formula tidak berbeda signifikan. Hasil uji waktu hancur tablet piroksikam dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil uji waktu hancur tablet piroksikam Formula Perbedaan konsentrasi polisorbat 80 Waktu Hancur (menit) 1 0% PS 80 8,038 ± 0,184 2 1% PS 80 7.985 ± 0,092 3 3% PS 80 7,575 ± 0,304

4 5% PS 80 7,298 ± 0,057 Analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebanyak 4 formula tablet memenuhi persyaratan waktu hancur tablet yaitu kurang dari 15 menit. Dari tabel 4 menunjukkan bahwa formula yang mengandung polisorbat 80 mempunyai waktu yang lebih singkat bila dibandingkan dengan formula yang tidak mengandung polisorbat 80. Dalam hal ini bahan obat yang bersifat hidrofob dengan adanya penambahan surfaktan bila bersentuhan dengan air akan lebih mudah dibasahi karena surfaktan sifatnya menurunkan tegangan permukaan, akibatnya tablet menjadi lebih mudah hancur (Lachman et al., 1994). Semakin tingginya konsentrasi polisorbat 80 pada formula maka semakin cepat waktu hancur tablet setelah dilakukan uji waktu hancur. Nilai waktu hancur terlama yaitu sebesar 8,038 menit didapatkan pada formula 1 dan nilai waktu hancur tercepat sebesar 7,298 menit didapatkan pada formula 4. Berdasarkan hasil analisis statistik ANAVA satu arah dengan signifikansi 0,05 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,044 yang menunjukkan waktu hancur tablet antar formula berbeda signifikan. Perbedaan signifikan terdapat pada formula 4 dimana waktu hancurnya 7,298 menit, nilainya berbeda signifikan dibandingkan dengan formula 1, dan 2. Dengan demikian dapat dikatakan konsentrasi polisorbat 80 mempengaruhi waktu hancur tablet piroksikam di mana semakin tinggi konsentrasi polisorbat 80 semakin cepat waktu hancurnya dan sebaliknya. Uji Disolusi Hasil pembacaan panjang gelombang larutan baku piroksikam pada rentang panjang gelombang 290-390 nm mendapatkan panjang gelombang maksimum piroksikam 337,0 nm. Kurva larutan baku piroksikam dalam medium disolusi ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kurva hubungan antara absorbansi dan konsentrasi larutan baku piroksikam dalam medium disolusi Dari kurva di atas diperoleh persamaan regresi linear y = 0,017 x + 0,103 dimana titik potong sumbu Y/intercept (a) = 0,103, kemiringan/slope (b) = 0,017 dengan koefisien korelasi (r hitung ) = 0,968. Sampel disolusi yang telah diambil dalam waktu tertentu dilihat absorbansinya pada panjang gelombang 337,0 nm. Kadar piroksikam dalam sampel disolusi dihitung dengan mengkonversi absorbansi sampel menggunakan persamaan regresi linier kurva baku y = 0,017 x + 0,103. Nilai x yang didapat adalah nilai kadar piroksikam yang terdapat dalam sampel disolusi. Kemudian dibuat dalam nilai persentase piroksikam yang terdisolusi dengan rumus: Persentase zat terdisolusi= x 100% (3) Persentase piroksikam yang terdisolusi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Persentase Kadar Piroksikam terlarut/terdisolusi Formula Persentase zat terdisolusi (%) 5' 10' 15' 30' 45' 60' 90' F 1 47,45 51,96 59,51 66,18 69,31 81,27 86,47 F 2 55,39 61,71 64,31 71,96 77,84 85,88 92,94 F 3 65,98 74,31 78,43 84,81 89,02 93,14 97,45 F 4 72,34 77,75 84,12 89,61 97,06 99,31 105,78 Keterangan: ' = menit.

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat persentase piroksikam yang terdisolusi dalam sampel pada menit ke-45 yang dinamakan metode Wagner. Kadar piroksikam dalam sampel yang paling tinggi yaitu pada formula 4 sebesar 97,06% dengan konsentrasi polisorbat 80 sebanyak 5%. Profil disolusi tablet piroksikam dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Profil disolusi tablet piroksikam Berdasarkan metode Ct 45 hasil penelitian menunjukan formula 1 tidak memenuhi syarat metode Wagner (Ct 45) karena zat terdisolusi hanya sebesar 69,31%. Formula yang memenuhi syarat metode Wagner (Ct 45 ) adalah formula 2, 3, dan 4 yang telah terlarut/terdisolusi lebih dari 75% pada menit ke 45. Persentase zat terdisolusi yang paling kecil terdapat pada formula 2 yaitu 77,84% dan paling besar terdapat pada formula 4 yaitu 97,06%. Formula 4 menunjukan persentase kadar terdisolusi yang paling besar yaitu 97,06%. Hasil ini menunjukkan formula 4 dengan konsentrasi polisorbat 80 sebanyak 5% memiliki laju disolusi yang paling cepat, dimana pada 5 menit awal jumlah zat aktif yang terlarut sudah mencapai 72,34%. Formula 4 juga memiliki waktu hancur yang paling cepat dibandingkan dengan formula lain. Polisorbat 80 sebagai surfaktan berfungsi untuk penambah kelarutan, pada penelitian ini polisorbat 80 dengan konsentrasi 5% yang paling cepat melarutkan zat aktif piroksikam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi

polisorbat 80 maka akan semakin tinggi pula zat aktif piroksikam yang akan terlarut dalam medium disolusi. KESIMPULAN Konsentrasi Polisorbat 80 sebagai surfaktan dapat meningkatkan laju disolusi tablet piroksikam, dimana semakin tinggi konsentrasi polisorbat 80 maka semakin tinggi laju disolusi tablet piroksikam. Formula 4 dengan konsentrasi polisorbat 80 sebanyak 5% menunjukkan nilai C t45 tertinggi yaitu sebesar 97,06%. DAFTAR PUSTAKA Agoes, G., 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi, Penerbit ITB, Bandung, hal: 287-299. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 7-8, Republik Indonesia, Jakarta. Departemen Kesehatan Anonim, 1994, The Pharmaceutical Codex, 1010-101I, 12 th ed, The Pharmaceutics Press, London. Anonim, 2007, The United States Pharmacopeia, 30 rd Ed,1375, 2960, 2996 The US Pharmacopeial Convention Inc, Twinbook Parkway, Rockville. Anonim a, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta hal:488-489, 515, 683, 687,771. Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, 154, 257-259, 261-263, 271-273, 399-405, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Aulton, M. E., 1988, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, Churchill Livingstone Inc, New York, Halaman : 600-615, 647-66. Isnawati, A., 2003, Profil Disolusi dan Penetapan Kadar Tablet Kotrimoksazol Generic Berlogo dan Tablet Dengan Nama Dagang, Media Litbang Kesehatan ; XIII (2): 21. Kiran, N.R., Palanichamy., dan Rajesh, M., 2010, Formulation and Evaluation of Orodispersible Piroxicam Tablets, Journal pf Pharmaceutical Science and Research, Vol. 2 (10), Departement of Pharmaceutics, Tamilnadu, India.

Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, Iis Arsyah, Edisi III, 686, 699-700-701, 705, UI Press, Jakarta. Mohrle, R., 1989, Effervescent Tablets, In Lieberman, H.A., Lachman, L., and Schwartz, J.B., Pharmaceutical Dosage Forms, Tablets, Vol. I, 2th Ed, 225, Marcel Dekter Inc, New York Najib, A., 2010, Studi Komparsi Terhadap Laju Disolusi Tablet Parasetamol Dengan Penambahan Polisorbat 80, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Sari, Retno, 2004, Peningkatan Laju Disolusi Piroksikam dengan Sistem Dispersi Padat Piroksikam-HPMC 3 Cps., Majalah Farmasi Airlangga, Vol.4 No.1, Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya. Voight, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh Soendani Noerono Soewandhi, Edisi ke-5, Cetakan kedua, 163-224, Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Voight, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh Soendani Noerono Soewandhi, Edisi ke-5, Cetakan kedua, 163-224, Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.