BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI IBU-ANAK DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN TINGKAT KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE

PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB I PENDAHULUAN UKDW. semakin cepat usia menarche. Selain mempengaruhi usia menarche, status gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kematangan seksual. Perubahan-perubahan ini terjadi pada masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lahir ke dunia akan mengalami pertumbuhan dan. perkembangan. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan akan terjadi

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. peserta tingkat pendidikan ini berusia 12 hingga 15 tahun. Dimana pada usia

BAB I PENDAHULUAN. tumpuan harapan yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI PUBERTAS DI KELAS 8 SMP N 19 SURAKARTA TAHUN 2015 ABSTRAK

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KOMUNIKASI IBU TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SDN 53 KUBU RAYA TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo. Alasan pengambilan responden di SMP N 1 Bone Pantai tersebut karena

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS VI DI SDN 14 SUNGAI RAYA TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

Keterangan: Xxx = koefisien korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1<0<1) A = jumlah ranking atas

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mendapatkan ciri-ciri fisik dan sifat yang memungkinkan mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat di berbagai sektor kehidupan termasuk informasi dan arus komunikasi,

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Dengan Kesiapan Untuk Menghadapi Menarche Di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alatalat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens. para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai pubertas (soetjiningsih, 2004). Menurut WHO yang dikatakan usia remaja adalah antara 10-18 tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas masa remaja awal (10-13 tahun ), masa remaja tengah (14-16 tahun), dan masa remaja akhir (17-19 tahun). Jumlah remaja relatife cukup besar kususnya di profinsi jawa tengah. Menurut BPS (2010) Jumlah penduduk di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 mencapai 32.382.657 jiwa, dari jumlah tersebut dibagi menjadi umur 5-9 tahun mencapai 2.829.364 (8,7%), umur 10-14 tahun mencapai 2.975.132 (9,2%) dan umur 15-19 tahun mencapai 2.712.799 (8,4%). Jumlah umur 10-14 tahun relatif cukup besar dimana mereka sedang mengalami masa pubertas. 1

2 Hurlock (2004) menyatakan bahwa kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan masa pubertas adalah munculnya menstruasi pertama (menarche) pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki. Menarche merupakan menstruasi awal yang biasa terjadi dalam rentang usia sepuluh tahun sampai enam belas tahun, atau pada masa awal remaja dan sebelum memasuki masa reproduksi. Pengertian menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus disertai dengan pengelupasan (deskuamasi) endometrium (Proverawati & Misaroh, 2009). Menarche merupakan peristiwa terpenting yang terjadi pada masa remaja (Llewellyn-Jones, 2005). Usia menarche rata rata bervariasi dari rentan umur 10 sampai 16,5 tahun. Dari beberapa penelitian menunjukan bahwa ada kecenderungan semakin cepatnya remaja mengalami menarche. Adanya penurunan umur menarche tersebut dikarenakan adanya pertbaikan gizi, perbaikan pelayanan kesehatan dan lingkungan masyarakat (Notoatmodjo, 2007). Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan tersebut sering menimbulkan kecemasan apabila remaja tidak memahaminya. Dengan demikian, perubahan fisik dan psikis harus mereka pahami (Depkes, 2003). Remaja biasanya tidak mengetahui tentang dasar perubahan yang terjadi pada dirinya. Oleh karena itu, jika remaja tidak diberitahu atau tidak dipersiapkan dengan baik tentang perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa puber, maka pengalaman akan adanya perubahan fisik tersebut dapat menjadi peristiwa yang traumatis. Akibatnya, remaja akan

3 mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap perubahan tersebut (Hurlock, 2004). Nagar dan Aimol (2010) menyatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh remaja tentang menstruasi akan mempengaruhi persepsi remaja tentang menarche. Jika persepsi yang dibentuk remaja tentang menarche positif, maka hal ini akan berpengaruh pada kesiapan remaja dalam menghadapi menarche. Kesiapan menghadapi menarche adalah keadaan yang menujukkan bahwa seseorang siap untuk mencapai kematangan fisik yaitu datangnya menarche pada saat menginjak usia sepuluh sampai enam belas tahun yang terjadi secara periodik (pada waktu tertentu) dan siklik (berulangulang). Hal ini ditandai dengan adanya pemahaman yang mendalam tentang proses menstruasi sehingga siap menerima dan mengalami menarche sebagai proses yang normal. Puryatni dan Sadjimin (2002), menyatakan bahwa anak mendapatkan informasi tentang menstruasi paling banyak dari orang tua, disusul informasi dari teman sekolah, dari majalah atau buku dan yang paling sedikit adalah dari guru sekolah. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar 84,8% anak pernah mendapat informasi tentang menstruasi, dan yang belum pernah mendapatkan informasi tentang mentruasi sebesar 15,2%. Sedangkan menurut penelitian Tirtawati (2005), sumber-sumber informasi mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Sumber-sumber informasi diperoleh dari TV (98%), guru (96%), teman (91%), orang tua (40%), petugas kesehatan (24%), petugas KB (16%), dan dari radio (66%).

4 Anak pertama kali melakukan interaksi dalam lingkungan keluarga terutama dengan orang yang paling lekat dengannya yaitu ibu. Hubungan kelekatan (attachment) anak ke ibunya akan berlangsung sampai anak mencapai usia remaja. Peran ibu untuk membentuk kelekatan (attachment) merupakan awal pembentukan rasa percaya (trust) pada diri anak. Peran ibu sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama pada masa remaja. Remaja mulai mengenal berbagai proses seksual yang sedang terjadi pada tubuh dan jiwanya pertama kali melalui ibu (Sarwono, 2008). Umumnya anak perempuan akan memberi tahu ibunya saat menstruasi pertama kali (Santrock, 2003). Sayangnya tidak semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada putrinya. Sebagian ibu enggan membicarakan secara terbuka sampai remaja mengalami menarche. Kondisi ini akan menimbulkan kecemasan pada anak, bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa menarche adalah sesuatu yang tidak menyenangkan atau serius. Akibatnya, anak mengembangkan sikap negatif terhadap menarche dan melihatnya sebagai penyakit (Llewellyn-Jones, 2005). Ibu mempunyai peran yang lebih besar dalam memberikan informasi tentang menstruasi kepada remaja dibandingkan ayah. Oleh karena itu, ibu diharapkan dapat memberikan dukungan emosi sehingga remaja merasa nyaman dan tidak takut ketika mengalami menarche. Pengetahuan yang dapat diberikan kepada remaja tentang menarche dapat berupa pengetahuan tentang proses terjadinya menstruasi secara biologis, kebersihan pada saat menstruasi, dukungan emosional dan dukungan psikologis (Aboyeji, dkk, 2005).

5 Dari latar belakang tersebut diatas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan tingkat pengetahuan ibu dan anak dengan kesiapan menghadapi menarche pada masa awal remaja. B. Perumusan Masalah Memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka dapat dilihat kondisi masa awal remaja yang dapat menimbulkan rasa cemas ketika pertama kali menghadapi menarche. Masalah ini timbul dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan pada masa awal remaja, terlebih lagi informasi yang didapatkan dari keluarga kususnya orang tua terutama ibu. Sehingga timbul permasalahan hubungan tinggkat pengetahuan ibu dan anak dengan kesiapan menghadapi menarche pada masa awal remaja. C. Tujuan Penelitian 1) Tujuan Umum Tujuan umum penelitaian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dan anak dengan kesiapan menghadapi menarche pada awal masa remaja. 2) Tujuan Kusus 1) Mengetahui karakteristik responden (umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan) 2) Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang menarche 3) Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang menarche 4) Mengetahui kesiapan remaja dalam menghadapi menarche

6 5) Menganalisis tingkat pengetahuan ibu dan anak dengan kesiapan remaja dalam menghadapi menarche. D. Manfaat Penelitian 1) Manfaat Ilmiah Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan reproduksi pada remaja yang diberikan sejak masa pra puber dalam upaya promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan reproduksi remaja. 2) Manfaat Bagi Institusi Untuk menambah refrensi ilmiah bagi pendidikan dan informasi bagi dinas kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja kususnya pendidikan seks di usia sekolah. 3) Bagi Peneliti Sebagai pengalaman bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dan menambah wawasan terhadap masalah yang dihadapi remaja saat menghadapi menarche. E. Penelitian Terkait 1) Penelitian Ayu Fajri, Maya Khairani (2011). Tentang Hubungan antara Komunikasi Ibu-Anak dengan Kesiapan Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) pada Siswi Smp Muhammadiyah Banda Aceh. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, subjek diambil berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kesiapan menghadapi menarche yang disusun mengacu pada aspek

7 yang dikemukakan oleh Yusuf (2002) dan skala komunikasi ibu-anak yang disusun mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Devito (1995). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswi SMP Muhammadiyah sebanyak 109 subjek dengan karakteristik sebagai berikut: usia dua belas sampai dengan lima belas tahun dan berada di kelas I, II dan III di Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang sudah mendapatkan atau belum mendapatkan menarche dan memiliki orangtua khususnya ibu. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara komunikasi ibu-anak dengan kesiapan menghadapi menarche dengan angka koefisien korelasi sebesar rxy= 0,547 dengan tingkat signifikansi p= 0,000 (p<0,01). Artinya apabila komunikasi antara ibu dan anak berlangsung efektif maka remaja akan siap dalam menghadapi menarche. Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi ibu-anak merupakan salah satu faktor yang berperan pada kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SMP Muhammadiyah Banda Aceh. Hal ini selaras dengan pendapat Sarwono (2008) yang menyatakan bahwa komunikasi yang efektif antara ibu dan anak akan membantu anak dalam menyesuaikan diri saat mengalami menarche. Hasil penelitian menunjukan bahwa skor untuk komunikasi ibu-anak

8 sebagian besar berada pada kategori sedang yaitu 77,06% (84 subjek). Artinya sebagian besar subjek menjalin komunikasi yang cukup efektif dengan ibunya. Sedangkan skor untuk kesiapan menghadapi menarche juga berada pada kategori sedang yaitu 68,8 % (75 subjek). Artinya sebagian besar subjek cukup siap dalam menghadapi menarche. 2) Penelitian Indriyani, Limbong, Puspita (2008) tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Murid SD Kelas VI dengan Kesiapan Menghadapi Menarche di Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dan pengetahuan dan sikap sebagai variable independen pada murid SD kelas VI dengan kesiapan menghadapi menarche sebagai variable dependen. Populasi dalam penelitian adalah semua murid perempuan sekolah dasar kelas VI yang akan menghadapi menarche di SD di kecamatan kota barat, kota Gorontalo. Pemilihan sample menggunakan total populasi yang memenuhi kriteria yaitu sejumlah 109 sample dengan membagikan kuisioner yang dijadikan sebagai sumber data primer. Variable diukur dengan metode analitik dan dengan rancangan cros sectional data dianalisis menggunakan X 2 (chi square). Hasil penelitian nya menunjukkan bahwa pengetahuan tentang menarche memenuhi kriteria baik yaitu 85 responden atau 78,0 % dari 109 responden. Dan dari penelitian ini juga menunjukan bahwa bahwa sikap murid umumnya memiliki sikap yang baik tentang menarche yaitu 77 responden atau 70,6% dari 109 responden.

9 Dari kedua penelitian tersebut diatas mempunyai perbedaan dengan penelitian yang akan saya lakukan karena penelitian saya lebih menitik beratkan kepada pengetahuan ibu dan anak tentang menarche. Karena semakin baik pengetahuan ibu dan anak tentang menarche maka diharapkan anak akan semakin siap menghadapi menarche.