FAKTOR PSIKOLOGI KLIEN MEMILIH RUMAH SAKIT SARI MULIA SEBAGAI PELAYANAN RAWAT INAP. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN PASIEN, DAN CITRA RUMAH SAKIT TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI POLIKLINIK OBSTETRI & GYNEKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa akan datang yang ingin dicapai

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGI KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN POND S

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

PENGARUH SIKAP PERAWAT DALAM KETERLAMBATAN BERKAS REKAM MEDIS TERHADAP PENGISIAN REKAPITULASI LAPORAN PELAYANAN RL 3.1 RAWAT INAP DI RSU HERNA MEDAN

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

Oleh : Rahayu Setyowati

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN KENDARAAN BERMOTOR RODA 2 DI SURAKARTA (Studi Kasus Sepeda Motor Bebek Merk Honda)

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. dan Undang-undang No. 36 tahun 2010 tentang kesehatan, membawa

PEDOMAN PELAYANAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT LAVALETTE

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS TALANG BAKUNG KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Dukun Magelang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes RI, 2009). kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

BAB I PENDAHULUAN. harapan masyarakat sebagai pemakai jasa kesehatan.

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan koordinasi yang rasional dari aktivitas. sejumlah individu untuk mencapai beberapa tujuan yang jelas melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bisa dibayangkan jika orang tidak pernah berkomunikasi dengan

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan swasta. Pelayanan kesehatan di rumah sakit ataupun di

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi

I. PENDAHULUAN. hidup layak dan baik. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Instalasi Rawat Inap Ruang B2 THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL TENTANG MUTU PELAYANAN ANC DI PUSKESMAS JAMBU BURUNG KABUPATEN BANJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih berat dibandingkan dengan pohon yang berdiri dan tumbuh di lingkungan yang

166 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN

Kata kunci : Orientasi Pasien Baru, Kepuasan Pasien.

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET LAYANAN DATA INTERNET UNLIMITED CDMA SMARTFREN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Di Puskesmas Benteng Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penulisan ini adalah penelitian Deskriptif

SKRIPSI. GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009). memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

ANALISIS PENGARUH DESAIN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG. (Studi Pada Mahasiswa FEB UMS)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dilingkungan Badan Usaha Milik Negara. Pelayanan publik berbentuk

GAMBARAN FAKTOR PSIKOLOGI PASIEN DALAM KEPUTUSAN MEMANFAATKAN LAYANAN RAWAT JALAN RS TK II PELAMONIA MAKASSAR TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit lainnya. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL TENTANG PELAYANAN ANC

prasarana, sumberdaya manusia, kefarmasian, dan peralatan. (2)

Transkripsi:

FAKTOR PSIKOLOGI KLIEN MEMILIH RUMAH SAKIT SARI MULIA SEBAGAI PELAYANAN RAWAT INAP Muhammad Basit 1, Sukarlan 2, Devi Lusiana 3 1. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Sari Mulia 2. Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin 3. Program Studi DIV Bidan Pendidik STIKES Sari Mulia. Abstrak Latar Belakang : Faktor psikologi merupakan faktor internal konsumen yang sangat penting untuk diketahui manajemen rumah sakit karena rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berorentiasi pada konsumen, sehingga perlu untuk selalu berinteraksi terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Faktor ini timbul dari dalam diri konsumen itu sendiri yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap konsumen akan layanan rumah sakit yang dimanfaatkan Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor psikologi klien memilih Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin menjadi tujuan pelayanan rawat inap Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan sample Accidental Sampling. Sampel terdiri dari 20 klien rawat inap dengan kriteria yang telah ditentukan. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner lalu kemudian di analisis menggunakan pearson product moment Hasil : Hasil menunjukkan jika faktor psikologi klien berupa motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan sikap klien memilih rumah sakit sari mulia banjarmasin menjadi tujuan pelayanan rawat inap sebesar 90% termasuk dalam kategori baik. Kesimpulan : Faktor psikologi seperti motivasi, persepsi, pembelajaran sikap dan keyakinan sangat berperan penting dalam proses pengambilan keputusan klien memilih rumah sakit sari mulia banjarmasin menjadi tujuan pelayanan rawat inap. Kata Kunci : Motivasi, Persepsi, pembelajaran dan sikap serta keyakinan. 71

PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak dan kewajiban setiap orang. Dijelaskan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya dalam bidang kesehatan dan mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau (UU RI NO. 36 tahun 2009). Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) yang menyediakan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (UU RI NO. 44 tahun 2009). Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat (kemenkes RI No. 129 tahun 2008). Rumah sakit memegang peran penting dalam membantu pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat melalui pelayanan kesehatan. Oleh karna itu perlu memahami dan mengetahui perilaku konsumen. Memahami perilaku konsumen sangat penting bagi pasar, karena perilaku konsumen sangat penting bagi pasar, karena perilaku konsumen mencerminkan bagaimana individu, kelompok, bahkan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (kotler dan keller, 2009) cit jurnal (Mokodompit, Pasinringi & perdana, 2012). Pihak rumah sakit perlu memahami hal-hal apa sajakah yang mendasari konsumen memilih rumah sakit sebagai penyedia layanan. Pelayanan kesehatan menurut Lavey dan Loomba (1973), adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat. (IIyas, 2003). Keputusan memilih layanan kesehatan adalah pasien harus mengambil keputusan untuk memilih salah satu tentang layanan jasa kesehatan yang diyakini dapat memberikan penyakitnya menjadi sembuh dan akan dimanfaatkannya. (Sudibyo, 2010:82). Keputusan membeli dari konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis dari konsumen (Setiadi, NJ, 2010). Faktor psikologi merupakan faktor internal konsumen yang sangat penting untuk diketahui manajemen rumah sakit karena rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berorentiasi pada konsumen, sehingga perlu untuk selalu berinteraksi terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Faktor ini timbul dari dalam diri konsumen itu sendiri yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap konsumen akan layanan 72

rumah sakit yang dimanfaatkan (Schiffman dan kanuk, 2004) Mokodompit, pasinringi & perdana (2012) Gambaran faktor psikologi pasien dalam keputusan memanfaatkan layanan rawat jalan RS TK II Pelamonia Makassar Tahun 2012 dan menghasilkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi keputusan klien adalah motivasi (56,4%), pembelajaran (56,4%), persepsi kurang begitu baik (60%) dan keyakinan (81,2%). Rahmadhani Aditya (2011) Pengaruh faktor psikologis terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Yamaha penelitian ini menyatakan kalau motivasi, persepsi pembelajaran, sikap dan kepercayaan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap keputusan pembelian, secara parsial, motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap keputusan pembelian, tetapi sikap tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan Metode deskriptif yang menjelaskan dan menguji tentang faktor psikologi (motivasi, persepsi, pembelajaran, serta sikap dan keyakinan) Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin pada ruang perawatan rawat inap pada bulan juni 2014. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh klien rawat inap di ruang perawatan Merpati, Nuri, Cendrawasi, Garuda 7, dan ruang Garuda 3 dengan sample 20 orang di Rumah sakit Sari Mulia Banjarmasin. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Accidental Sampling. Pengambilan sumber data menggunakan kuesioner. Kuesioner dikatakan valid dan realibel apabila r hitung > r tabel dimana untuk n=24 nilai r hitung lebih dari r tabel 0,514 dan dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach,s Alfa lebih besar dari batasan 0, 948. Data yang didapat dari hasil kuesioner diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi melalui tahap: penyusunan data, klasifikasi data, pengolahan data, dan interprestasi hasil pengolahan data. HASIL 1. Analisis univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Motivasi Responden memilih Rumah Sakit Sari Mulia menjadi tujuan pelayanan Rawat Inap No Motivasi Kategori f % 1 Baik 17 85,0 2 Cukup 3 15,0 3 Kurang 0 0 Sumber : Data Primer Total 20 100,0 Tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 20 responden, sebagian besar responden atau sebanyak 85,0% memiliki motivasi yang tinggi dalam memilih Rumah Sakit Sari Mulia menjadi tujuan tempat pelayanan sedangkan sebanyak 15 % cukup. memiliki motivasi yang 73

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Persepsi Responden memilih Rumah Sakit Sari Mulia menjadi tujuan pelayanan Rawat Inap No Persepsi Kategori F % 1 Baik 16 80,0 2 Cukup 4 20,0 3 Kurang 0 0 Sumber : Data Primer Total 20 100,0 Tabel 2 menunjukkan jika persepsi 20 responden yang di rawat inap di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin 80% atau sebesar 16 orang memiliki persepsi yang baik sedangkan 20% atau sebesar 4 responden memiliki kategori cukup dalam persepsinya. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pembelajaran Responden memilih Rumah Sakit Sari Mulia menjadi tujuan pelayanan Rawat Inap No 1 2 3 Sumber : Data Primer Pembelajaran Kategori f % Baik 5 25,0 Cukup 14 70,0 Kurang 1 5,0 Total 20 100,0 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 20 responden yang pernah di rawat dirumah sakit sari mulia 25% atau sebanyak 5 orang memiliki pembelajaran yang baik, sedangkan untuk kategori cukup 70% atau sebanyak 14 orang sisanya 5% atau sebanyak 1 orang masuk dalam kategori kurang dalam pembelajarannya. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Sikap Responden memilih Rumah Sakit Sari No Mulia menjadi tujuan pelayanan Rawat Inap Persepsi Kategori f % 1 Baik 16 80,0 2 Cukup 4 20,0 3 Kurang 0 0 Sumber : Data Primer Total 20 100,0 Tabel 4 menunjukkan bahwa 20 responden yang memilih rumah sakit sari mulia memiliki sikap baik dalam mengambil keputusan dalam pemelihan tempat pelayanan yang berjumlah 80% atau sebanyak 16 orang. Sedangkan sebanyak 20% atau 4 orang responden termasuk dalam kategori cukup. PEMBAHASAN 1. Motivasi klien memilih Rumah Sakit Sari Mulia Menjadi tujuan pelayanan rawat inap Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 20 orang responden sebanyak 17 orang (85%) memiliki motivasi yang baik mereka menganggap jika mereka merasa puas dengan pelayanan yang dkiberikan, mempunyai pembelajaran yang baik serta menerima dorongan untuk berobat dari pihak keluarga, dengan kategori cukup 3 orang (15%) ini dikarenakan jika masih ada klien yang kurang merasa puas dengan pelayanan yang diterimanya. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi yang baik akan membuat pengambilan keputusan kembali untuk memanfaatkan rumah sakit sari mulia menjadi sangat tinggi. 74

Penelitian menggunakan tiga parameter dengan lima jumlah pertanyaan yang ada pada kuesioner dilihat dari hasil penelitian yang sudah ada maka dapat dilihat jika untuk ke tiga parameter yang sudah ada. Ada beberapa hal yang masih di anggap kurang oleh klien yaitu pada parameter pertama pada pertanyaan kuesioner pertama masih banyak klien yang menjawab dengan jawaban cukup tidak baik hal ini dikarenakan masih ada klien yang merasa belum puas untuk pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin khususnya diruang pelayanan rawat inap. Lain halnya dengan parameter ke dua dan ketiga untuk mayoritas jawaban yang diberikan oleh klien masih dalam kategori baik disini dijelaskan tentang hasi pembelajaran klien dan dorongan dari keluarga atau motivasi yang diberikan oleh keluarga untuk klien memilih tempat pelayanan. Hasil pembelajaran dalam hal ini adalah pengalaman yang diterima oleh klien selama dalam proses perawatan diruang rawat inap untuk parameter ini terdapat pada pertanyaan nomer 2,3 dan 4 pertanyaan membahas mengenai pengalaman yang sudah pernah diterima dengan pertanyaan setujukan anda pelayanan yang diberikan tanpa memandang status sosial, banyak tindakan yang dilakukan tidak dijelaskan terlebih dahulu serta pertanyaan apakah jadwal minum obat tidak tepat waktu. Dari hasil pertanyaan yang ada memang klien menjawab dengan jawaban sangat setuju dan bearti jika dilihat dari jawaban tersebut klien mempunyai pengalaman yang baik dalam proses penerimaan perawatan yang terdahulu. 2. Persepsi klien memilih Rumah Sakit Sari Mulia Menjadi tujuan pelayanan rawat inap Dari hasil penelitian diketahui sebanyak 80% atau 16 orang memiliki persepsi yang baik terhadap pelayanan yang diterima, informasi yang diterima serta keramahan petugas pelayanan rawat inap dirumah sakit sari mulia sedangkan 20% atau 4 orang memiliki persepsi yang cukup terhadap pelayanan yang diterimanya hasil menunjukkan jika apa yang diharapkan masih belum tercapai dengan baik dalam segi pelayanan yang diberikan misalkan penyampaian informasih yang kurang jelas atau berbelitbelit, bisa juga dikarenakan fasilitas yang diterima masih dirasakan kurang. Untuk penelitian yang digunakan pada variabel ini menggunakan empat parameter dengan menanyakan beberapa hal yaitu, informasi yang diterima klien, fasilitas yang diterima klien, pelayanan yang diberikan oleh petugas serta keramahan yang di tunjukkan oleh petugas. Untuk seluruh parameter yang sudah ada dan pertanyaan yang terdapat pada kuesioner 75

disini dapat dilihat jika terdapat kekurangan pada informasi yang diterima klien berarti masih terdapat ketidak sesuaian informasi yang diterima klien dengan informasi yang dberikan oleh petugas hal ini sangat di sayangkan karna jika, hanya karna ketidak jelasaan informasi yang diterima atau pemberian informasi yang berbelit-belit membuat persepsi klien tidak baik dalam proses penerimaan informasi yang diberikan oleh petugas dan ini dapat mengakibatkan buruknya citra rumah sakit Sari Mulia dimata klien yang setia untuk memanfaatkan pelayanan yang ada pada rumah sakit ini. Untuk ketiga parameter yang sudah dijawab oleh klien mayoritas klien mengatakan baik untuk fasilitas, keterampilan yang dimiliki petugas, perhatian yang diberikan, dan keramahan yang tunjukkan oleh petugas masih dalam kategori baik kecuali untuk informasi yang diterima oleh klien itu sendiri yang masih masuk dalam kategori cukup bahkan kurang. Hal ini sangat di sayangkan jika tidak segera di perbaiki atau di evaluasi kembali oleh rumah sakit. 3. Pembelajaran klien memilih Rumah Sakit Sari Mulia Menjadi tujuan pelayanan rawat inap Berdasarkan hasil penelitian untuk pembelajaran yang diterima oleh 20 responden yang di rawat dirumah sakit sari mulia 25% atau sebanyak 5 orang menganggap bahwa mereka tidak penah mengalami atau mengetahui adanya pembelajaran atau pengalaman yang buruk selama mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Sari Mulia sedangkan untuk kategori cukup 70% atau sebanyak 14 orang yang menyatakan jika pengalaman dan pembelajaran yang pernah mereka terima masuk dalam ketegori cukup saja, 5% atau sebanyak 1 orang masuk dalam kategori kurang dalam pembelajarannya ini diakibatkan karna mereka pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan saat mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Sari Mulia. Untuk variabel ketiga ini peneliti menggunakan tiga parameter yaitu, pengalaman yang diterima klien, pengalaman yang diterima keluarga serta harapan klien akan pengalaman yang diterimanya. Untuk parameter pertama mayoritas klien menjawab dengan hasil yang baik itu berarti jika untuk hasil pembelajaran atau pengalaman yang diterima oleh klien masih dalam kategori baik, namun tidak sama halnya dengan parameter ke dua yaitu pengalman buruk yang diterima oleh keluarga klien disana dilhat jika ada anggota keluarga klien yang pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan saat mendapatkan pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Sari Mulia terutama di dalam 76

pelayanan rawat inap jika dilhat dari isi pertanyaan ini menunjukkan jika pada pelayanan yang dberikan ada anggota keluarga klien yang masih mengalami pengalaman tidak menyenangkan namun untuk hal ini peneliti tidak menggali lebih dalam dalam hal apa pengalaman tidak menyenangkan itu diterima. Untuk parameter terakhir yang masih dalam kategori cukup adalah harapan yang diterima klien disini dijelaskan jika terdapat ketidak menyenangkan pengalaman yang diterima lalu harapan akan pengalaman itu seharusnya seperti apa. Untuk pertanyaan ini sebagian besar klien menjawab cukup tidak masuk dalam kategori baik hai ini berarti jika pengalaman yang dulu diterima tidak menyenangkan dan sekarang klien masih mengalami hal yang sama untuk pengelaman tersebut berarti tidak ada perbaikan yang dilakukan petugas pelayanan. 4. Sikap dan Keyakinan klien memilih Rumah Sakit Sari Mulia Menjadi tujuan pelayanan rawat inap Dilihat dari sikap responden dalam pemilihan tempat pelayanan rawat inap di ketahui bahwa 80% atau sebanyak 16 orang memiliki sikap yang baik terhadap pemilihan yang dilakukan untuk memilih rumah sakit sari mulia menjadi tujuan pelayanan rawat inap sedangkan 20% atau sebanyak 4 orang memiliki sikap dan keyakinan cukup terhadap rumah sakit sari mulia. hal ini menunjukkan jika tingkat kepercayaan yang dimiliki klien masih tinggi terhadap fasilitas dan pelayanan yang diberikan. Variabel ke empat menggunakan empat parameter dengan pernyataan fasilitas dan pelayanan sudah terpenuhi dengan baik, fasilitas yang tidak diharapkan sudah terpenuhi dengan baik, fasilitas yang ditawarkan sesuai dengan harapan serta klien masih bisa menerima keterbatasan fasilitas yang diberikan oleh rumah sakit. Dalam hal ini untuk parameter ketiga yaitu fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan sesuai dengan harapan banyak klien yang menjawab dengan kategori cukup hal ini berarti jika fasilitas dan pelayanan yang diterima dengan yang ditawarkan oleh pihak rumah sakit masih tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh klien. Untuk parameter lain masih dalam kategori baik baik fasilitas maupun keterbatasan yang dimiliki oleh pihak rumah sakit sari mulia. DAFTAR PUSTAKA Artati. K. R (2005) Analisis kebutuhan dan kesediaan pasien akan pelayanan rawat inap di poliklinik 24 jam PT. rumah sakit Pelabuhan Surabaya cabang Semarang. Thesis Universitas Diponegoro 77

Hidayat, A.Aziz Alimul. (2008) Pengantar Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A.A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Selemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo. (2010) Metodelogi penelitian kesehatan Jakarta: Rineka Cipta Irine. D. S. (2010) Manajemen pemasaran usaha kesehatan Jogyakarta: Nuha Medika 78