BAB I PENGANTAR Latar Belakang. maupun non fisik, sumberdaya alam juga sumberdaya manusianya dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, terutama dalam meningkatkan pendapatan asli daerah,

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PERAN KEPALA DAERAH DALAM MENGURANGI TINGKAT KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

PENDAHULUAN. Paska krisis global tahun 2008, perekonomian Indonesia mampu. tumbuh tinggi disertai dengan stabilitas yang terjaga.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. istilah urbanisasi. Urbanisasi merupakan salah satu isu kependudukan yang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA KONGRES GERAKAN ANGKATAN MUDA KRISTEN INDONESIA (GAMKI) TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini

PERANAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN CIANJUR

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berakibat pada krisis keuangan namun juga berakibat pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. output yang dihasilkan dan tanpa memperhatikan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

2011 Petunjuk Teknis Program HIBAH MITI

I. PENDAHULUAN. usaha besar yang mengalami gulung tikar didera krisis. Pada saat yang bersamaan pula,

SUMMARY REPORT RAPAT KERJA NASIONAL II HIMPUNAN GKN INDONESIA TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

`BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin menjadi lebih baik dan berkembang dalam segala bidang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

Petunjuk Teknis Program HIBAH MITI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 15,195,746, BELANJA LANGSUNG 41,284,729,000.00

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

BAB I PENDAHULUAN. menjaga hubungan baik dengan konsumen telah menyita perhatian semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam sektor jasa yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Saat

BAB II GAMBARAN UMUM PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU DIY

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar bebas di dunia. Khusus di kawasan ASEAN pada tahun 2015

2 Mengingat Menetapka : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakangMasalah Ahmad Dali Majid,2014

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

BAB VI KESIMPULAN & REKOMENDASI Kesimpulan. sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. menambah devisa negara. Hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pembangunan di berbagai sektor. Pemuda, sebagian besar memiliki kesempatan

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hamel dan Prahalad dalam bukunya Competing for the Future,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

I. T U J U A N Memperkuat basis produksi usaha IKM Memastikan bahwa produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat luas dilihat dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Orde Baru terjadi kegoncangan ekonomi dan politik. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian daerah. Dinas Koperasi dan UKM DIY mencatat hingga

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri (PTN) menawarkan keunggulannya masing-masing dalam memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

PERENCANAAN KINERJA. 11 L K I P D I S P E R I N D A G K O P d a n U K M K A B U P A T E N A C E H J A Y A

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan adalah dengan melakukan pengukuran kinerja. Saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. belum terpecahkan. Di sepanjang Bulan Februari hingga Agustus 2014, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

Transkripsi:

1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Potensi adalah sesuatu yang berguna apabila didayagunakan, oleh karena itu agar potensi yang dimiliki Bangsa Indonesia baik dari segi fisik maupun non fisik, sumberdaya alam juga sumberdaya manusianya dapat terkelola dengan baik, pemerintah Republik Indonesia tentunya harus mengambil andil besar dalam upaya pengelolaan potensi tersebut karena jika tidak maka daerah-daerah di Indonesia akan menjadi lahan garapan segar bagi bangsa-bangsa lain. Pemerintah tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan lembaga lembaga milik negara seperti BUMN, Kementriankementrian terkait, Bank-Bank negara, atau lembaga lainnya untuk dijadikan kepanjangan tangan pengelolaan dan mempermudah penanganannya di lapangan. Pemerintah sudah seharusnya untuk mulai berpikir mengarahkan perekonomian rakyat ke bidang kewirausahaan dengan mencetak wirausahawirausaha kecil dan menengah di tiap-tiap daerah untuk dikembangkan secara maksimal sebagai salah satu upaya mewujudkan ketahanan ekonomi wilayah. Salah satu contoh usaha pemerintah dalam mengarahkan perekonomian rakyat kearah kewirausahaan adalah Program Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) yang sudah dicanangkan oleh Pemerintah, seperti yang dijelaskan dalam situs resmi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

2 Menengah Republik Indonesia (http://depkop.go.id) bahwa program tersebut sejak tanggal 2 Februari 2012 gencar dikampanyekan dengan melibatkan 13 (tiga belas) kementrian di Indonesia. Kementerian Koperasi dan UKM memperkirakan pertumbuhan jumlah wira usaha nasional berdasarkan rasio perkembangan dalam 3 tahun terakhir bisa mencapai sekitar 2,5% dari jumlah penduduk atau sebanyak 6. 128. 655 orang. Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM, Prakoso Budi Susetio, mengatakan angka itu merupakan target kerja yang hendak direalisasikan pemerintah (http://www.depkop.go.id). Lulusan Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta sebagian besar lebih cenderung berperan sebagi pencari kerja (job seeker) daripada berperan sebagai pencipta lapangan kerja (job creator). Program GKN tersebet diharapkan sekaligus bias menjadi komitmen pemerintah untuk mendorong generasi muda menjadi wirausahahandal dan menjadi generasi yang menciptakan pekerjaan bukan mencari pekerjaan. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Negara Indonesia ikut serta pula dalam membantu program pemerintah dengan mencetak wirausahawirausaha muda baru yang kreatif dan inovatif serta berdayasaing global yang diharapkan akan bermunculan di seluruh wilayah Indonesia. Sama seperti yang dilakukan di Sulawesi Selatan, dalam Bank Indonesia (dalam http://bi.go.id) yang membahas soal Program Percepatan Program Penciptaan Lapangan wirausaha Baru menjelaskan berbagai upaya dilakukan antara lain adalah dengan menciptakan kegiatan atau pusat aktivitas ekonomi yang

3 mendukung penurunan angka pengangguran, percepatan penciptaan lapangan wirausaha baru yang dilakukan melalui program pengembangan wira usaha yang bertemakan Green Entrepreneurship program : reduce, reuse dan recycle yang disebut dengan kata lain Wirausaha Ramah Lingkungan. Bank Indonesia menjaring wirausaha-wirausaha baru yang berasal dari 20 pelaku UMKM terpilih yang memenuhi kriteria yaitu mahasiswa tingkat akhir atau telah menyelesaikan S1 dan/atau memiliki usaha green entrepreneur (wira usaha ramah lingkungan) tidak lebih dari 1 (satu) tahun. 20 peserta terpilih tersebut kemudian berhak mendapatkan program pelatihan dan pendampingan (Bussiness Coaching) yang berkelanjutan bagi usaha yang mereka jalankan hingga mencapai puncak kesuksesan. Bank Indonesia menggandeng satu organisasi ternama yaitu Top Coach Indonesia yang berpusat di Yogyakarta sebagai pelaku yang member pendampingan terhadap 20 peserta WUBBI (Wirausaha Baru Bank Indonesia). Program tersebut utamanya selain untuk mencetak wirausaha baru, tentunya adalah menciptakan nasabah potensial bagi industri perbankan ke depan, sekaligus program tersebut dapat dijadikan sebagai saluran pendidikan kewirausahaan baru. Program business coaching dirasa sangat menarik untuk diteliti oleh peneliti karena melibatkan sumberdaya manusia pemuda di dalamnya. Pemuda sebagai potensi yang luar bisa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memang sudah selayaknya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, dalam hal ini pengembangan potensi dan ilmu pengetahuan. Pemuda program

4 tersebut akan lebih kompeten apabila dibandingkan dengan generasi tua dalam hal potensi dan inovasi, juga tidak menutup kemungkinan dalam hal berwirausaha. Keistimewaan program business coaching oleh Bank Indonesia ini adalah besarnya seed capital yang diberikan dan jangka waktu yang relatif lama yaitu tiga tahun, sangat jarang program pelatihan bisnis yang diberikan secara gratis, mendapatkan modal usaha juga hingga waktu yang cukup lama. Pendidikan dan ilmu pengetahuan pemuda yag terbatas terkadang menjadi kendala untuk para generasi muda berkembang lebih baik, untuk itu diperlukan pendampingan secara khusus dalam upaya pengembangannya, salah satunya yaitu melalui program business coaching yang dirasa paling cocok untuk solusi pengembangan potensi pemuda Yogyakarta dalam berwirausaha. Program pendampingan ini bersifat komprehensif, dengan memperhatikan detail-detail perkembangan dan kendala yang dihadapi para pesertanya untuk kemudian dicarikan solusi cerdas. Penelitian ini mencoba menganalisa dan mengevaluasi program pendampingan dan pelatihan yang disebut Bussines Coaching yang diberikan kepada para Wirausaha Baru Bank Indonesia tersebut. Hal-hal yag ingin dievaluasi yaitu tentang pelaksaaan program busiess coaching bagi pemuda Wirausaha Baru Bank Indoesia dan utuk mengetahui apakah business coaching berimplikasi terhadap ketahanan ekonomi wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Provinsi DI. Yogyakarta dipilih oleh peneliti sebagai lokasi penelitian karena DI. Yogyakarta tidak terlalu luas, akan tetapi Sumberdaya Manusia pemuda yang dimiliki sangat berpotensi untuk dikembangkan.

5 Potensi pariwisata juga sekaligus membuat DI. Yogyakarta menjadi tempat yang strategis untuk mengembangkan sebuah usaha berbasis pemuda kreatif da inovatif. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditemukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut ; 1. Bagaimana evaluasi pelaksanaan program Business Coaching bagi pemuda Wirausaha Baru Bank Indonesia (WUBBI) di DI. Yogyakarta tersebut? 2. Bagaimana implikasi evaluasi program business coaching yang diberikan pada pemuda Wirausaha Baru Bank Indonesia (WUBBI) terhadap ketahanan ekonomi wilayah? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuibeberapa hal mendasar yang mendukung menguatnya ketahanan ekonomi bangsa yang dapat dilakukan dengan keberhasilan program pelatihan bisnis, antara lain : 1. Untuk mengetahui hasil evaluasipelaksanaan program pelatihan bisnis (Business Coaching) yang diberikan pada para Wirausaha Baru Bank Indonesia (WUBBI). 2. Untuk mengetahui implikasi evaluasi program business coaching yang diberikan pada pemuda Wirausaha Baru Bank Indonesia (WUBBI) terhadap ketahanan ekonomi wilayah.

6 1.4. Keaslian Penelitian Penelitian terkait dengan evaluasi pelatihan memang sudah ada beberapa peneliti yang mengkaji terlebih dahulu, namun sejauh yang peneliti tahu, peneliti belum menemukan penelitian yang mengevaluasi tentang pelatihan bisnis yang dilakukan oleh industri perbankan di Indonesia untuk para pemuda. sejauh ini, penelitian yang pernah dilakukan di wilayah dalam maupun luar negeri terkait evaluasi pelatihan antara lain adalah : 1. Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kecamatan Soropia Kabupaten Kendari (Ageng Adrianto, 2004) Dalam evaluasi program yang ditelitinya, Ageng Adrianto lebih mengarah kepada pencarian solusi terhadap kesuksesan pelaksanaan program demi meningkatkan aktifitas penduduk dalam berusaha. 2. Evaluasi Program Peningkatan Produktivitas padi di Kabupaten Gresik. (Hutabarat Baktiar Gunawan, 2005). Pada penelitiannya, Hutabarat ingin menemukan faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan produktivitas padi di Jawa Timur melalui pelaksaan program tersebut. 3. Evaluasi Program Pembinaan Industri Kecil: di Kabupaten Sleman; (Studi Kasus Pengembangan Industri Kecil dan Rumah Tangga Oleh Dinas Perindustrian Daerah Tingkat II Sleman) (Subiyantoro, 1999). Evaluasi program yang dilakukan oleh Subiyantoro adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja program pembinaan industri kecil dan variabelvariabel yang mempengaruhi keberhasilan program tersebut.

7 Dari semua judul penelitian diatas perbedaan dengan penelitian yang menyoal tentang evaluasi program business coachingini terletak pada fokus dan lokus penelitian. Tidak ada satupun dari penelitian yang membahas persoalan kewirausahaan pemuda untuk mencapai ketahanan ekonomi wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti semakin memiliki semangat yang besar untuk menyelesaikan penelitian menyoal tentang evaluasi pelatihan bisnis (Business Coaching) ini yang diharapkan akan menjadi salah satu solusi ketahanan ekonomi bangsa ke depan, juga sekaligus dalam rangka menyelesaikan tesis di Progran Studi Ketahanan Nasional. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis akademis Memperkaya ilmu pengetahuan bagi pengembangan program kepemudaan dalam hal ini Universitas Gadjah Mada dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta pada umumnya, juga pihak KEMENPORA RI sebagai penyelenggara program khususnya. 2. Manfaat bagi Program Studi Ketahanan Nasional Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dalam pengembangan ilmu, khususnya mengenai pendidikan kewirausahaan sebagai salah satu upaya memperkuat ketahanan ekonomi. 3. Manfaat bagi Pemerintah DI Yogyakarta Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sekaligus masukan masukan bagi penentu kebijakan terkait dengan perekonomian yang begitu penting untuk peningkatan taraf hidup masyarakat Yogyakarta. Mengapa

8 dipilih Yogyakarta, karena Provinsi Yogyakarta tidak terlalu luas, yaitu hanya menaungi 4 Kabupaten dan 1 Kota akan tetapi Sumberdaya Manusia pemuda yang dimiliki sangat berpotensi untuk dikembangkan. 4. Manfaat bagi Pemuda Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran rumusanriil tentang pengembangan dan peningkatan Sumberdaya Manusia Pemuda melalui jalur pendidikan wirausahasehingga potensi pemuda dapat didayagunakan dengan maksimal. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dimaksudkan untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman isi penelitian. Tesis ini terdiri dari tujuh bab, dimana setiap bab memuat beberapa sub bab yang menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan tema penelitian. Penentuan jumlah sub bab tergantung pada keperluan pembahasan yang dibutuhkan untuk menjabarkan atau menjelaskan isi dari bab. Secara lebih rinci sistematika penulisan pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut: Bab I merupakan bab pengantar yang membahas tentang latar belakang permasalahan yaitu permasalahan aspek-aspek ketahanan nasional utamanya dalam aspek ekonomi. Pembahasan permasalahan kewirausahaan pemuda yang diberdayakan oleh Bank Indonesia melalui program business coaching, juga pembahasan potensi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk pengembangan kewirausahaan sebagai pendukung ketahanan nasional terdapat pada bab ini. Bab I ini berisi latar belakang, perumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

9 Bab II berisi tinjauan pustaka, landasan teori dan metode penelitian. Tinjauan pustaka ini berisisi kepustakaan yang digunakan oleh peneliti, berupauraian dari penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tema penelitian. Landasan teori membahas beberapa pengertian dan teori tentang teori evaluasi, teori pendampingan, program business coaching, teori kepemudaan, Kewirausahaan pemuda, Teori analisis dampak, Teori Ketahanan Ekonomi Wilayah. Bab ii juga memjabarkan kerangka alur penelitian yang disajikan dalam bentuk bagan untuk memperjelas gambaran alur penelitian. Bab III membahas metode penelitian yang dipergunakan sebagai pendekatan dalam penulisan tesis ini. Bab ini menguraikan, lokasi penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, jenis data yang dikumpulkan, observasi, teknik wawancara mendalam, dokumentasi, kepustakaan, teknik analisis data yang menggunakan variabel penelitian yang dijabarkan melalui definisi operasional variabel penelitian, dan analisis deskriptif. Bab IV menguraikan gambaran umum Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi kondisi fisik Provinsi DIY, letak geografis provinsi DIY, kondisi demografis provinsi DIY, kondisi social ekonomi masyarakat DIY dan menjelaskan gambaran angkatan kerja di DIY yang kemudian menjadi pembanding atas pencapaian ketahanan ekonomi wilayah melalui program business coaching dalam hal meningkatkan kesempatan kerja. Bab V membahas evaluasi pelaksanaan program business coaching bagi pemuda WUBBI. yang pertama adalah pembahasan program business coaching secara menyeluruh yang meliputi sasaran program, proses seleksi, kegiatan

10 pelatihan dan magang, penilaian kelayakan usaha, pembiayaan program business coaching, pelaku pendampingan business coaching, promosi usaha, monitoring perkembangan program business coaching, dan proses kerjasama program business coaching. Pembahasan kedua yaitu aktor program yang terlibat dalam proses pelaksanaan yaitu Bank Indonesia, organisasi PT. Pelatih Indonesia, para pemuda WUBBI, dan tenaga kerja yang dihadapi. Pembahasan ketiga yaitu tentang realisasi strategi pelaksanaan program business coaching yang meliputi konsep dan model program, manajemen pelaksanaan / prosedur, pemberian tugas khusus, pemberian tugas rutin, dan kegiatan pameran. Pembahasan berikutnya adalah kendala yang dihadapi. Pembahasan kemudian dilanjutkan pada indikator keberhasilan program dan tingkat keberhasilan program business coaching. Bab VI menguraikan implikasi evaluasi program business coaching terhadap ketahanan ekonomi wilayah. Penguraian pertama adalah soal kriteria ketahanan ekonomi wilayah yang terdiri dari meningkatnya kesempatan kerja dan pengurangan umlah pengangguran, juga meningkatnya potensi ekonomi daerah. Kriteria yang sudah ditentukan kemudian diuraikan tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan program business coaching terhadap ketahanan ekonomi wilayah. Pencapaian tersebut didasarkan pada kriteria, yaitu pencapaian peningkatan kesempatan dan pencapaian peningkatan ekonomi daerah. Dua bab yang sudah diuraikan tersebut diikat dalam kerangka ketahanan nasional maka perlu diuraikan ketahanan ekonomi wilayah oleh pemuda WUBBI dalam kerangka ekonomi mikro.

11 Bab VII berisi kesimpulan penelitian serta rekomendasi atau saran yang dapat dilakukan guna memaksimalkan hasil pelaksanaan program business coaching dalam mendukung ketahanan ekonomi wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Rekomendasi diberikan berdasarkan kendala yang menghambat tercapainya ketahanan ekonomi wilayah.