BAB 3 GAMBARAN UMUM CV ANDHINI RATTAN INDUSTRY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

1. RINGKASAN EKSEKUTIF

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nama Perusahaan : Kayla Florist. 2. Bidang Usaha : Papan Bunga. 3. Jenis Produk/ Jasa : Usaha Dagang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

TUGAS AKHIR. SISTEM INFORMASI MANUFACTURE DENGAN PROGRAM BORLAND DELPHI 7 (Studi Kasus : CV. PERMATA 7 FURNITURE, WONOGIRI)

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA YANG MENDUKUNG ANALISIS SWOT DAN PORTER DIREKTUR PT EGAH PARAMITHA SEJATI. TANGGAL 20 Februari 2012

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun]

BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN 4.1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN CV. CIPTA MATRA SELARAS

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 sebesar 5,1%. Kondisi ini

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Integrated Marketing Communication 2

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI

Evaluasi ketepatan penentuan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan pada J rot galery Klaten

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan desain yang canggih sudah mulai merasuk ke dalam kehidupan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

LAMPIRAN 1. Wawancara Terhadap Sales & Marketing Manager PT Senswell International:Ibu Vanny

BAB 1 PENDAHULUAN. industri yang cukup ketat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industri peternakan di Indonesia saat ini sedang mengalami kelesuan. Berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS

Strategi Pemasaran Pada CV. Pola Raya Studio

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat

BAB 1 PENDAHULUAN. memproduksi barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar dan bervariasi. Hal

ANALISIS DATA. 4.1 Deskripsi Pelanggan Pelanggan Home Industry Aryani Art selama tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. karena itu produk yang telah dibuat oleh perusahaan harus dapat sampai

BAB III EVALUASI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

HASIL WAWANCARA. 1. Bergerak di bidang apa perusahaan ini dan apa produk yang dihasilkan? 2. Seberapa besar kapasitas produksi perusahaan ini?

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

matress. PT Anugrah Utama Indonesia memproduksi matress dari bahan-bahan dasar yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. telah berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari penetrasi modern market di

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Abah adalah melalui jasa sales, brosur, word of mouth. Pada awal mula berdirinya Bandrek Abah menggunakan strategi word of

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

Transkripsi:

BAB 3 GAMBARAN UMUM CV ANDHINI RATTAN INDUSTRY 3.1 Perkembangan Perusahaan Pada awal mulanya CV Andhini bukanlah sebuah perusahaan yang berbadan hukum. Berdirinya CV Andhini diawali dari sebuah perusahaan kecil yang bernama KHONG HWA yang didirikan di Semarang pada tahun 1940 an. Pada saat itu kegiatan perusahaan hanya berupa jual-beli bahan baku rotan yang dipasok oleh para pedagang dari Surabaya. Pada awal tahun 1970, terjadi perubahan dalam kepemilikan dan dalam aktivitas bisnis perusahaan. Perusahaan, yang pada mulanya hanya menjual bahan baku rotan, mulai menjual bahan-bahan rotan yang sudah diproses setengah jadi. Pemasok perusahaan pun bertambah, selain dari para pedagang Surabaya, perusahaan mulai menjalin hubungan dagang dengan para pedagang dari luar pulau Jawa. Tahun 1976 terjadi perubahan lagi dalam kepemilikan KHONG HWA, diadakan banyak pembenahan di dalam perusahaan oleh pemilik perusahaan yang baru. Perusahaan juga menambah pangsa pasarnya dengan cara menjalin hubungan dengan para eksportir bahan baku rotan di Jakarta, Cirebon, Surabaya, dan Solo. Perusahaan memasok bahan baku para eksportir tersebut yang kemudian diekspor ke luar negeri. Tahun 1983, pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan ekspor bahan baku rotan mentah. Dengan adanya kebijakan pemerintah yang baru tersebut,

53 perusahaan mencoba mencari alternatif kegiatan bisnis lain. Perusahaan mulai belajar untuk dapat menghasilkan kerajinan tangan dan furniture dari rotan yang dibuat sendiri, selain tetap berdagang bahan-bahan rotan setengah jadi. Dengan mengandalkan produk buatan sendiri serta relasi dengan banyak pedagang lain, perusahaan mulai merintis ekspor barang jadi rotan ke luar negeri. Perusahaan mengawalinya dengan mengganti nama dari KHONG HWA menjadi Andhini dengan badan hukum CV atau perseroan komanditer, hal ini dilakukan mengingat perusahaan yang dapat melakukan kegiatan ekspor barang adalah perusahaan yang memiliki badan hukum. Setelah proses perizinan dan pembuatan akte CV di hadapan notaris, maka pada tanggal 21 Februari 1989 Andhini secara resmi berbadan hukum dengan nama lengkap CV Andhini Rattan Industry. Dari awal berdiri sampai dengan sekarang, CV Andhini selalu konsisten dalam menghasilkan produknya yang dibuat hanya dari bahan dasar rotan. Perusahaan menjalin hubungan dengan beberapa importir dari Jepang yang secara kontinu melakukan pembelian tiap tahunnya. Meskipun tidak menutup pasar untuk cakupan dalam negeri, CV Andhini memfokuskan produksinya untuk pemenuhan kebutuhan pasar dari luar negeri. 3.2 Bauran Pemasaran CV Andhini Rattan Industry Dalam mencapai pasar tujuannya, perusahaan menggunakan beberapa cara atau alat yang sering disebut sebagai bauran pemasaran. Dengan menggunakan bauran pemasaran four Ps atau 4P yang telah dikelompokkan oleh McCarthy (Kotler, 2003, p16) maka bauran pemasaran perusahaan dapat dikelompokkan ke

dalam bauran pemasaran produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi(promotion). 54 3.2.1 Produk CV Andhini sangat memperhatikan bentuk fisik dalam melakukan produksi barang jadinya. Hal ini dikarenakan di dalam industri produk kerajinan rotan bentuk fisik mencerminkan banyak hal bagi konsumen. Hal-hal seperti model, kualitas, fungsi, dan cita rasa seni terlihat dari bentuk fisik produk tersebut. Produk dengan kualitas yang tinggi tanpa disertai dengan bentuk yang menarik akan sulit untuk dapat menarik konsumen untuk membelinya. Demikian pula dalam mengerjakan produk yang dipesan, CV Andhini selalu menjaga konsistensi ukuran dan kualitas tepat seperti yang diharapkan oleh pembeli. Pembeli dari luar negeri selalu memberikan sample order (antara 1-10 pieces) terlebih dahulu sebelum memberikan order masal (satu kontainer atau lebih). Dimana jika sample order sudah memenuhi kualitas seperti yang diharapkan oleh pembeli maka perusahaan harus dapat melakukan produksi masal dengan kualitas dan ukuran yang konsisten dengan sample yang telah dibuat. Untuk menjaga kualitas dan konsistensi ukuran produk yang dihasilkan, CV Andhini menerapkan quality control yang ketat dalam tiap-tiap tahapan produksinya. Quality control dimulai dengan bahan mentah yang diterima dari pemasok. Bahan baku yang akan diolah dipilah-pilah sesuai dengan kualitas yang dimiliki sebelum masuk ke dalam tahapan proses produksi selanjutnya. Tahapan proses produksi perusahaan secara umum dapat dilihat pada diagram berikut ini.

55 BAHAN BAKU Tahapan Produksi 1 Quality Control Tahapan Produksi 2 Tahapan Produksi 3 Final Product Sumber: Perusahaan Gambar 3.1 Tahapan Proses Produksi secara umum Produk-produk yang dihasilkan oleh CV Andhini secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian menurut ukurannya. a. Barang-barang berukuran besar, seperti: set meja dan kursi kantor, set meja dan kursi makan, set meja dan kursi teras, almari pakaian, meja telepon, meja rias, dan lain-lain. b. Barang-barang berukuran kecil, seperti: Handicraft, seperti tempat lampu, pot bunga, hiasan dekorasi indoor maupun outdoor, dan lain-lain. Aksesoris, seperti ring lampu (lamp ring), keranjang bunga, keranjang wine, rak koran, rak payung, dan lain-lain.

56 3.2.2 Harga Dalam menetapkan harga jual untuk produk barang jadi CV Andhini menggunakan metode mark-up pricing yaitu penambahan persentase keuntungan terhadap biaya produksi total. Perusahaan terlebih dahulu menghitung seluruh biaya produksi yang diperlukan untuk tiap-tiap order sebelum dapat menentukan harga jual pada pembeli. CV Andhini menetapkan harga jual produknya menggunakan rumus sebagai berikut. P = ( BB + BP + BD + BE + BO ) + laba P = harga jual produk BB = biaya bahan baku, yaitu : (biaya bahan baku rotan yang terpakai + 10% biaya bahan baku rotan yang terbuang) x harga pembelian bahan baku BP = biaya bahan penolong, yaitu biaya pembelian bahan-bahan seperti paku, sekrup, bahan finishing, bahan packing, dan sebagainya BD = biaya produksi, yaitu keseluruhan biaya pembuatan produk hingga siap untuk dikirim, termasuk juga biaya pengepakan BE = biaya pengurusan ekspor, yaitu biaya pengangkutan produk untuk pengapalan, biaya asuransi, hingga biaya penyelesaian dokumen ekspor termasuk biaya penerusan untuk bank pembuka L/C BO = biaya operasional, yaitu biaya rutin perusahaan yang meliputi gaji bulanan direktur, staff, dan karyawan, biaya pemakaian listrik, telepon, air, peralatan kantor, dan biaya perjalanan ke luar kota

57 3.2.3 Saluran Distribusi Saluran distribusi merupakan sarana yang dimiliki oleh perusahaan yang menghubungkan produsen (perusahaan) dengan konsumen akhir produk maupun jasa. Saluran distribusi yang dimiliki oleh CV Andhini dapat dibedakan menjadi dua buah. Yang pertama, adalah saluran distribusi ke luar negeri. CV Andhini tidak memiliki saluran distribusi yang khusus dalam upaya pemasaran ke luar negeri, perusahaan menggunakan jasa pihak ketiga seperti perusahaan trading atau importir barang yang kemudian menjual kembali (mendistribusikan) ke pedagang-pedagang retail. Yang kedua, adalah saluran distribusi ke dalam negeri. CV Andhini mendistribusikan barang ke pasar dalam negeri secara langsung melalui showroom (ruang pamer) yang dimilikinya. Pembeli yang tertarik akan produk kerajinan rotan dapat langsung datang, melihat, serta memilih produk yang diinginkan. 3.2.4 Promosi Promosi dapat dipahami sebagai kegiatan mengkomunikasikan produk yang dimiliki perusahaan pada pasar sasaran melalui pemberian informasi akan keistimewaan, kegunaan, dan atau keberadaan produk dengan tujuan memotivasi orang lain untuk bertindak (membeli). Perusahaan melakukan promosi melalui beberapa cara, antara lain: 1. Promosi melalui iklan, perusahaan menggunakan media cetak surat kabar dalam melakukan promosi melalui iklan. Iklan perusahaan biasanya memberitahukan akan adanya produk-produk baru atau adanya pemotongan

58 harga khusus untuk item-item tertentu. Promosi melalui iklan juga dilakukan melalui pendanaan (donatur) event-event tertentu, misalnya: pendanaan pencetakan katalog, pendanaan karya wisata, dan aktivitas-aktivitas lain. 2. Promosi langsung melalui pameran dagang baik di dalam maupun di luar negeri. Perusahaan secara aktif mengikuti event-event pameran dagang yang diadakan di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal ini dilakukan guna memperkenalkan produk-produk baru kepada masyarakat di dalam dan di luar negeri selain juga dimanfaatkan untuk melakukan sale untuk sisa-sisa stok barang yang dimiliki perusahaan. Perusahaan atau pembeli yang tertarik dengan produk yang dipamerkan dapat langsung membeli produk di tempat atau melakukan pemesanan. 3.3 Kondisi Bisnis Perusahaan Selama periode 3 tahun dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2004, laba bersih perusahaan tidak mengalami perubahan yang dratis, stabil dikisaran 31 juta. Jika dillihat dari sudut omzet penjualan, tahun 2002 perusahaan mencapai omzet yang paling tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya yang cenderung mengalami penurunan. Meskipun omzet penjualan menurun, laba bersih perusahaan tetap dapat dipertahankan, hal ini bisa dicapai dengan efisiensi yang dilakukan di berbagai bagian perusahaan. Munculnya pemain baru di dalam industri kerajinan rotan serta makin tingginya biaya produksi akibat situasi perekonomian yang kurang menguntungkan membuat perusahaan mulai mencari peluang-peluang baru. Yang dilakukan perusahaan antara lain, perusahaan mulai melirik pangsa pasar

59 lokal yang mana selama ini belum pernah digeluti secara serius oleh perusahaan. Perusahaan juga mulai memproses sendiri bahan-bahan mentah menggunakan mesin untuk mengatasi kesulitan pengadaan bahan baku yang disebabkan oleh banyaknya penyelundupan bahan baku. Bahan baku yang dihasilkan melalui mesin diharapkan cukup untuk memenuhi kebutuhan internal perusahaan serta dapat memasok perusahaan-perusahaan lain serta pengrajin-pengrajin rotan yang membutuhkan (menjadi sumber penghasilan baru). Langkah-langkah nyata yang ditempuh perusahaan untuk mencapai kedua hal di atas antara lain dengan membuka ruang pamer (showroom), yang mana diharapkan bisa menarik konsumen lokal akan produk-produk perusahaan. Perusahaan juga mulai mengembangkan divisi marketing untuk pasar lokal dengan jangkauan wholesaler, yang kemudian akan menjadi distributor bagi enduser. Sedangkan untuk pengadaan bahan baku, perusahaan mulai menginvestasikan modalnya untuk pembelanjaan mesin-mesin serta alat-alat lain yang menunjang disertai recruitment tenaga ahli yang diperlukan. 3.3.1 Elemen-Elemen Kekuatan Persaingan (Model Lima Kekuatan Porter) Porter memodelkan elemen-elemen kekuatan persaingan menjadi lima kekuatan yang terdiri atas ancaman pendatang baru (entry barrier/potential new entrants), kekuatan menawar pemasok (supplier s bargaining power), kekuatan menawar pembeli(buyer s bargaining power), ancaman produk substitusi (subtitution product), dan intensitas persaingan di dalam industri sejenis(industry rivalry).

60 Secara umum, CV Andhini memiliki kekuatan ancaman pendatang baru yang lemah, kekuatan menawar pemasok dan kekuatan menawar pembeli yang kuat, kekuatan ancaman produk substitusi yang kuat, serta intensitas persaingan industri sejenis yang tinggi. Kekuatan ancaman pendatang baru yang lemah disebabkan oleh adanya hambatan atau barrier bagi pendatang baru berupa diperlukannya modal dan skala produksi yang besar di dalam industri ini. Kekuatan menawar pemasok yang kuat terutama disebabkan oleh tidak adanya barang pengganti di dalam pasar dan terpusatnya pemasok pada pihak-pihak tertentu. Kekuatan menawar pembeli yang kuat disebabkan oleh sedikitnya jumlah pembeli dengan tingkat pembelian yang relatif besar serta banyaknya pilihan bagi pembeli untuk dapat secara mudah berganti pemasok. Ancaman produk substitusi datang dari produk kerajinan berbahan dasar kayu dan atau bambu yang memiliki harga cukup kompetitif dibandingkan dengan produk kerajinan berbahan dasar rotan. Intensitas persaingan yang tinggi di dalam industri yang digeluti oleh perusahaan disebabkan oleh banyaknya pemain di dalam industri ini baik di dalam maupun di luar negeri.

61 Pendatang Baru PT Kalanesia PT Cantiq Interior Kekuatan Ancaman Pendatang Baru yang Lemah Pemasok CV Duta Barito PT Tulus Tri Tunggal CV Semeru Kekuatan Menawar Pemasok yang Kuat Pesaing Industri PT Dian PT Sandi furni Intensitas Persaingan yang Tinggi Kekuatan Menawar Pembeli yang Kuat Pembeli PT Kongo Indonesia PT Ago Furindo Fukushima Industrial Co.Ltd. M.S. International Co.Ltd. NV.Tavani Kekuatan Ancaman Produk Substitusi yang Kuat Barang Substitusi Pengrajin produk kayu dan bambu Sumber: Hasil Penelitian Gambar 3.2 Model Lima Kekuatan Porter CVAndhini Rattan Industry Analisa secara detil dari tiap-tiap elemen kekuatan persaingan dapat dilihat dalam sub bab sub bab berikut ini.

62 3.3.1.1 Ancaman Pendatang Baru Perusahaan-perusahaan yang dapat dianggap sebagai pendatang baru oleh CV Andhini adalah PT Kalanesia dan PT Cantiq Interior. Kedua perusahaan tersebut baru saja berdiri dalam kurun waktu 5 tahun terakhir serta memiliki kegiatan usaha dan pasar yang sama dengan CV Andhini. Kegiatan usaha dan pasar yang dimaksud adalah industri kerajinan berbahan dasar rotan dengan pasar tujuan ekspor luar negeri. Berdasarkan hasil penelitian, ancaman dari pendatang baru cenderung cukup lemah. Hal ini disebabkan oleh adanya entry barrier yang cukup kuat bagi pendatang-pendatang baru. Entry barrier yang dimaksud terbentuk atas beberapa faktor, yaitu: perlunya produksi dalam skala besar untuk dapat mencapai skala ekonomis perlunya modal yang cukup besar untuk dapat masuk ke dalam industri ini terdapat ciri khas tersendiri dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan berupa finishing quality yang sangat baik Ketiga faktor di atas sangat berpengaruh dalam menciptakan entry barrier khususnya bagi perusahaan dengan permodalan yang kurang baik. Produksi dalam skala besar menuntut adanya kemampuan perusahaan dalam menyediakan tempat, tenaga kerja, ketersediaan bahan baku, dan kapasitas produksi yang memadai. Yang juga menuntut adanya permodalan yang cukup tinggi bagi perusahaan. Selain faktor besarnya skala produksi dan biaya permodalan, adanya ciri khas produk dari perusahaan membuat konsumen dapat membedakan produk CV Andhini dengan produk perusahaan lain. Yang mana hal tersebut juga

63 didukung oleh pengalaman perusahaan yang telah cukup lama exist di dalam industri ini. Meskipun entry barrier cenderung cukup kuat, pendatang baru masih memiliki beberapa kemudahan untuk masuk ke dalam industri ini. Kemudahankemudahan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor antara lain: tidak diperlukannya saluran distribusi khusus untuk menyalurkan hasil produksi perusahaan, hal ini sedikit memudahkan pendatang baru karena pendatang baru tidak harus mengeluarkan biaya tambahan yang digunakan untuk pembuatan saluran distribusi khusus seperti retail shop, keagenan, atau saluran distribusi khusus yang lain. adanya kebijakan pemerintah yang mendorong pendatang baru untuk masuk ke dalam industri ini, misalnya kredit dengan bunga rendah bagi perusahaan yang melakukan ekspor barang 3.3.1.2 Kekuatan Menawar Pemasok Mengingat banyaknya komponen yang terlibat di dalam proses produksi maka Penulis melakukan pembatasan dalam analisis pemasok yang dimaksud. Pemasok yang dianalisis dalam elemen ini adalah pemasok bahan baku dalam proses produksi perusahaan. Hal ini dilakukan karena bahan baku (rotan mentah) merupakan komponen yang paling penting di dalam proses produksi. Perusahaan-perusahaan yang menjadi pemasok bahan baku bagi CV Andhini adalah CV Duta Barito, PT Tulus Tri Tunggal, dan CV Semeru.

64 Berdasarkan hasil penelitian, kekuatan menawar pemasok cenderung kuat. Ada banyak faktor yang cenderung merugikan bagi perusahaan, sedangkan faktor-faktor yang lain cenderung menguntungkan bagi perusahaan. Faktorfaktor yang dianggap sebagai faktor yang merugikan bagi perusahaan adalah: adanya dominasi kelompok tertentu dalam hal pasokan bahan baku, dalam artian bahwa pelaku pasar penjual bahan baku hanya dijalani oleh beberapa pihak saja tidak adanya barang pengganti atau barang substitusi bagi pasokan bahan baku perusahaan, hal ini mengingat bahwa perusahaan bergerak dalam industri kerajinan berbahan dasar rotan adanya kecenderungan bagi pemasok untuk bersaing secara langsung (menjadi pendatang baru) dengan cara masuk ke dalam industri yang digeluti oleh perusahaan perusahaan serta industrinya (dalam negeri) bukan merupakan pembeli yang dominan bagi pemasok, pemasok dapat dengan mudah menentukan harga tanpa harus takut kehilangan pembelinya yang potensial. Pemasok juga memiliki pangsa pasar lain yang lebih besar yaitu ekspor bahan mentah rotan ke luar negeri, mengingat kebijakan pemerintah akan larangan ekspor bahan mentah rotan tahun 1983 telah direvisi dengan kebijakan yang baru tahun 2005 (Permenperdag No. 12/2005) yang mengizinkan kembali ekspor bahan mentah rotan. Sedangkan faktor-faktor yang dianggap sebagai faktor yang menguntungkan bagi perusahaan adalah:

65 perusahaan tetap memiliki banyak pilihan dalam menentukan pemasoknya, meskipun pemasok didominasi hanya oleh kelompok tertentu saja perusahaan dapat dengan mudah berganti pemasok tanpa adanya konsekuensi harga maupun penurunan kualitas bahan 3.3.1.3 Kekuatan Menawar Pembeli Pembeli pada umumnya merupakan perusahaan (baik di dalam maupun luar negeri) yang cenderung melakukan pembelian dalam kuantitas yang cukup besar. Perusahaan-perusahaan yang menjadi pembeli secara kontinu pada CV Andhini adalah PT Kongo Indonesia, PT Ago Furindo, Fukushima Industrial Co.Ltd., M.S. International Co.Ltd., NV.Tavani. Berdasarkan hasil penelitian, kekuatan menawar pembeli cenderung kuat. Posisi perusahaan terhadap pembeli cenderung tidak menguntungkan, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut. Jumlah pembeli (perusahaan) yang sedikit dengan kuantitas pembelian yang relatif besar. Hal ini menyebabkan tiap-tiap pembeli memberikan kontribusi yang besar di dalam pendapatan perusahaan. Perusahaan harus lebih hati-hati dalam menentukan perubahan harga atau kualitas produknya jika tidak ingin kehilangan pembeli. Calon pembeli cenderung memiliki banyak pilihan pemasok untuk produk sejenis yang ditawarkan oleh perusahaan. Pembeli dapat menentukan sendiri pihak mana yang dapat dijadikan penjual (pemasok barang jadi) mengingat

66 banyaknya pemain dalam industri ini baik di dalam maupun di luar negeri dengan harga dan kualitas yang bersaing. Pembeli dapat dengan mudah berganti penjual (pemasok barang jadi) tanpa konsekuensi tertentu seperti peningkatan harga atau penurunan kualitas. Seperti yang telah dibahas di faktor sebelumnya, pembeli memiliki banyak pilihan mengingat banyaknya pemain di dalam industri ini. Pembeli sangat sensitif terhadap perubahan harga. Hal ini tentunya tidak menguntungkan perusahaan. Situasi perekonomian yang tidak menentu, inflasi regional atau hal-hal lain kadang-kadang menyebabkan perusahaan mau tidak mau harus menaikkan harga yang mana dapat menyebabkan pembeli membuat keputusan untuk berganti penjual (pemasok barang jadi). Pembeli tidak mementingkan kualitas di atas harga. Harga yang ekonomis dengan kualitas sedang cenderung lebih menarik dibandingkan dengan kualitas eksklusif yang harus dibayar dengan harga yang cukup tinggi. Penjual yang dapat menghasilkan kualitas yang sedang tentunya sangat mudah dicari, hal ini membuat perusahaan memiliki pesaing yang banyak. Satu-satunya faktor yang tidak merugikan bagi perusahaan adalah ketidak cenderungan pembeli untuk masuk bersaing secara langsung dengan cara masuk ke dalam industri yang digeluti oleh perusahaan. 3.3.1.4 Ancaman Produk Substitusi Produk substitusi merupakan produk yang dapat memberikan atau menggantikan fungsi dari produk yang diinginkan. Produk substitusi yang cukup

67 dominan yang dapat menggantikan produk rotan adalah produk kayu dan produk bambu. Yang mana, produk-produk substitusi tersebut banyak dihasilkan oleh pengrajin serta beberapa perusahaan yang terletak di daerah pengrajin seperti di Jepara, Yogyakarta, Solo, dan kota-kota lain di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Berdasarkan hasil penelitian, ancaman produk subtitusi cenderung kuat yang disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut. Pembeli dapat dengan mudah menemukan produk substitusi yang dapat menggantikan fungsi dari produk perusahaan. Penggunaan bambu dan kayu cenderung lebih dominan daripada penggunaan rotan di dalam kerajinan yang memanfaatkan hasil alam. Harga barang substitusi bersaing dengan harga produk yang dihasilkan perusahaan, atau bahkan bisa lebih murah. Seni kerajinan berbahan dasar bambu memiliki biaya bahan baku yang jauh lebih murah dibandingkan dengan bahan dasar rotan (berdasarkan pengakuan perusahaan). Meskipun ancaman dari barang substitusi begitu kuat, produk dari bahan dasar rotan tetap memiliki market share yang cukup besar. Hal ini dapat diamati dari banyaknya pemain dalam industri ini. Selain hal tersebut, nilai seni dari kerajinan berbahan dasar rotan juga memiliki sentuhan minat tersendiri dilihat dari sisi pembeli.

68 3.3.1.5 Intensitas Persaingan Dalam Industri Sejenis Lingkungan Industri yang dimaksud dalam penulisan ini adalah industri kerajinan berbahan dasar rotan dengan pasar tujuan ekspor ke luar negeri. Pesaing yang dimaksud adalah pemain-pemain yang telah cukup lama exist di dalam industri ini (bukan pendatang baru). Adapun perusahaan-perusahaan yang dianggap sebagai pesaing dari CV Andhini antara lain adalah PT Dian dan PT Sandi Furni. Berdasarkan hasil penelitian, intensitas persaingan dalam industri sejenis cenderung tinggi. Hal tersebut disebabkan kedua hal berikut. Terdapat jumlah pesaing yang sangat banyak di dalam pasar. Pesaing perusahaan dalam memperebutkan pasar sebenarnya tidak hanya dari pihak perusahaan saja, para pengrajin dengan modal yang cukup atau pengrajin yang melakukan kerjasama dengan dengan pembeli asing juga ikut menambah jumlah pesaing yang telah ada. Selain itu, pesaing yang ikut menjadi pemain di dalam industri ini tidak hanya mencakup pesaing di dalam negeri saja, melainkan juga pesaing-pesaing yang berlokasi di luar negeri. Sulitnya tiap-tiap perusahaan untuk dapat sewaktu-waktu keluar dari persaingan. Perputaran modal yang cukup lama serta tingginya aset yang diinvestasikan ke dalam perusahaan merupakan dua hal yang membuat perusahaan sulit untuk keluar dari persaingan begitu saja. Hal ini tentunya membuat intensitas persaingan industri menjadi semakin tinggi dengan bertambahnya pendatang baru dan tetap settle-nya pemain-pemain lama.

69 3.3.2 Prediksi Bisnis ke Depan Dengan berbekal pengalaman yang telah cukup lama menggeluti industri kerajinan rotan serta peluang pasar yang terbuka sedemikian lebar, CV Andhini, untuk ke depannya, mengharapkan perluasan pasar dari yang telah ada saat ini. Pasar yang terutama ingin diperluas adalah pasar luar negeri dengan tambahan ekspansi pasar ke dalam negeri. Tentunya, hal tersebut dilakukan dengan tetap mempertahankan kualitas serta membina hubungan baik dengan pelanggan yang telah ada selama ini.

70 3.4 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan Sumber: Perusahaan Gambar 3.3 Struktur Organisasi Perusahaan Uraian pekerjaan dari tiap-tiap posisi yang ada di dalam struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Pemilik Di dalam CV, Pemilik merupakan sekutu pasif, di mana Pemilik tidak ikut mencampuri urusan operasional yang ada di dalam perusahaan. Pemilik hanya berperan sebagai pemodal saja di dalam perusahaan. Pemilik menetapkan serangkaian tujuan strategis yang diharapkan dapat dicapai

71 dalam periode tertentu. Tujuan strategis tersebut disampaikan pada Direktur Operasional yang kemudian akan menetapkan sejumlah langkah dan atau strategi perusahaan guna mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Pemilik. 2. Direktur Operasional Di dalam CV, Direktur Operasional berperan sebagai sekutu aktif, di mana Direktur Operasional secara aktif mengendalikan dan bertanggung jawab atas segala aktivitas perusahaan. Secara umum, tanggung jawab Direktur Operasional adalah sebagai berikut. - Menentukan arah kegiatan perusahaan agar selaras dengan tujuan strategis yang ditetapkan oleh pemilik. - Berkaitan dengan produksi, Direktur Operasional bertanggung jawab dalam penentuan kebijakan penambahan atau pengurangan kapasitas produksi dan perhitungan total cost dari tiap-tiap produksi barang. - Berkaitan dengan masalah keuangan, Direktur Operasional bertanggung jawab dalam menetapkan kebijakan upah pegawai dan bertanggung jawab dalam kebijakan hutang perusahaan. - Berkaitan dengan koresponden dengan pihak luar, Direktur Operasional bertanggung jawab dalam melakukan negosiasi harga dengan pembeli dan pemasok. - Berkaitan dengan pemasaran, Direktur Operasional bertanggung jawab dalam menetapkan target minimum yang harus diraih oleh bagian pemasaran.

72 3. Bagian Pabrik a. Staff Bahan Baku Staff Bahan Baku bertanggung jawab dalam melakukan laporan persediaan bahan dan menjaga persediaan minimum bahan baku. b. Staff Produksi Staff Produksi bertanggung jawab dalam melakukan pembagian kerja, penjadwalan produksi, dan memberikan input biaya produksi ke Direktur Operasional. c. Staff Quality Control Staff Quality Control bertanggung jawab dalam melakukan kontrol kualitas dari bahan baku yang diterima dari pemasok, barang-barang work in progress, dan barang-barang jadi. d. Staff Packing Staff Packing bertanggung jawab dalam melakukan perhitungan biaya packing dari tiap-tiap barang yang akan di kirim, melakukan perhitungan space yang diperlukan di dalam container barang, dan memberikan input biaya packing ke Direktur Operasional. 4. Bagian Keuangan a. Staff Gaji Karyawan Staff Gaji Karyawan bertanggung jawab dalam melakukan kalkulasi gaji mingguan dan bulanan dari tiap-tiap karyawan, kalkulasi pajak penghasilan, dan pembuatan laporan rekapitulasi gaji karyawan tiap bulan.

73 b. Staff Perhitungan Pajak Staff Perhitungan Pajak bertanggung jawab dalam melakukan perhitungan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan dan pembuatan laporan pajak perusahaan tiap bulan. 5. Bagian Koresponden a. Staff Koresponden Buyer Staff Koresponden Buyer bertanggung jawab dalam melakukan komunikasi dengan buyer, menangani komplain-komplain yang diberikan, dan menerima order-order barang yang diberikan. b. Staff Koresponden Supplier Staff Koresponden Supplier bertanggung jawab dalam melakukan komunikasi dengan supplier, melakukan order bahan baku, dan menerima tagihan-tagihan dari bahan baku yang dibeli. 6. Bagian Marketing a. Staff Marketing Staff Marketing bertanggung jawab dalam merancang dan mengajukan program pemasaran bagi perusahaan dan memenuhi target minimum yang telah ditetapkan oleh Direktur Operasional.