PENGARUH KOMBINASI MEDIA SERBUK GERGAJI BATANG POHON KELAPA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae.

PENGARUH KOMBINASI MEDIA SERBUK GERGAJI BATANG POHON KELAPA

PENGARUH KOMBINASI MEDIA SERBUK GERGAJI BATANG POHON KELAPA

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 5 kelompok perlakuan yaitu, 1 kelompok perlakuan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan memisahkan objek penelitian menjadi 2

BAB I PENDAHULUAN. hewan yang menjijikkan dan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

THE EFFECT OF PALM STEM SAWDUST AND MANILA GRASS ON GROWTH AND COCOON PRODUCTION OF AFRICAN EARTHWORM (Eudrilus eugeniae)

BAB I PENDAHULUAN. mudah dibudidayakan, media dan pakannya mudah diperoleh sehingga. dapat berkesinambungan ketersediaannya serta memiliki kandungan

PERFORMA REPRODUKSI CACING TANAH Lumbricus rubellus YANG MENDAPAT PAKAN SISA MAKANAN DARI WARUNG TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memudahkan hewan tanah khususnya cacing untuk hidup di. sebagai pakan ayam dan itik. Para peternak ikan juga memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. glossocolecidae, dan lumbricidae (Khairulman dan Amri, 2009: 1-3).

LAMPIRAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 1. Analisis pertambahan bobot cacing tanah Eudrilus eugeniae.

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. kotoran manusia atau hewan, dedaunan, bahan-bahan yang berasal dari tanaman

PENGARUH PENGGUNAAN CACING TANAH (Lumbricus rubellus) SEBAGAI AKTIVATOR TERHADAP BENTUK FISIK DAN HARA VERMIKOMPOS DARI FESES SAPI BALI SKRIPSI

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,

Lampiran I. Bagan Penelitian Menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) Vol. Volll. Vol! Villi. V,ll. Villi. Vdll V.I. Keterangan : Vi V2V3V4V5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Nisbah C/N Campuran Feses Itik Dan Serbuk Gergaji (Albizzia falcata) Terhadap Biomassa Cacing Tanah Lumbricuss rubellus

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan Green House

TATA CARA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos

PERFORMA REPRODUKSI CACING TANAH Lumbricus rubellus YANG MENDAPAT PAKAN SISA MAKANAN DARI WARUNG TEGAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut Syariffauzi (2009), pengembangan perkebunan kelapa sawit membawa dampak positif dan negatif Dampak positif yang ditimbulkan antara lain

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Pengaruh Pemberian Ampas Tahu sebagai Campuran Pakan terhadap Pertumbuhan Cacing Tanah Pheretima sp

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia

VERMIKOMPOS. Oleh Suharyanto (Staf pengajar Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

, seperti castingnya yang berguna dalam menyuburkan

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN TIGA SPESIES CACING TANAH AKIBAT PENYIRAMAN AIR DAN PENGAPURAN YANG BERBEDA

BAB III METODE PENELITIAN. tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

METODE PELAKSANAAN. Yogyakarta dan di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan April-Agustus 2017.

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) E-144

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGBIAKAN CACING TANAH

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

PERTUMBUHAN CACING TANAH (Perionyx sp) PADA DUA MEDIA. Rotupa Juliana Manurung, Yusfiati, Dewi Indriyani Roslim

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

ni. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

TUGAS AKHIR SB091358

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

BAB 4. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suwardjo dan Dariah (1995) mulsa adalah berbagai macam bahan seperti

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

HASIL DAN PEMBAHASAN

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

METODE KERJA. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015 di. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

HASIL DAN PEMBAHASAN

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena tidak mempunyai tulang belakang (avertebrata). Berikut adalah

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK DAN KETINGGIAN PERMUKAAN MEDIA HIDROPONIK SISTEM DRIP TERHADAP HASIL DAN KANDUNGAN NUTRISI RUMPUT GAJAH SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. eugeniae sering disebut cacing Afrika, atau ANC (African Night Crawler).

PERTUMBUHAN CACING TANAH (Perionyx sp) DALAM MEDIA LIMBAH PELEPAH SAWIT DAN KOTORAN AYAM. Ayu Safitri 1, Yusfiati, 2 Herman 2

Transkripsi:

26 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 2 Tahun 2017 PENGARUH KOMBINASI MEDIA SERBUK GERGAJI BATANG POHON KELAPA (Cocos nucifera L.) DAN RUMPUT MANILA (Zoysia matrella) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KOKON CACING TANAH (Lumbricus rubellus) THE EFFECT SAWDUST OF COCONUT STEM (Cocos nucifera, L.) AND MANILA GRASS (Zoysia matrella) ON GROWTH AND COCOON PRODUCTION OF THE EARTHWORM (Lumbricus rubellus) Oleh: Arin Pradinasari, Suhandoyo dan Ciptono arinpradina@gmail.com Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pemeliharaan serbuk gergaji batang pohon kelapa dan rumput manila terhadap pertumbuhan dan produksi kokon cacing Lumbricus rubellus. Desain penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak lengkap. Objek penelitian adalah cacing Lumbricus rubellus yang sudah berklitelum. Terdapat lima macam variasi media penelitian yang diuji coba yaitu media 100% serbuk gergaji batang pohon kelapa, 100% rumput manila, 25% serbuk gergaji batang pohon kelapa + 75% rumput manila, 50% serbuk gergaji batang pohon kelapa + 50% rumput manila, 75% serbuk gergaji batang pohon kelapa + 25% rumput manila. Pada setiap media dilakukan lima kali ulangan. Wadah media pemeliharaan yang digunakan adalah bak plastik berukuran 35 x 30 x 10 cm. Penelitian berlangsung selama dua bulan dengan dua kali pengambilan data. Parameter yang diamati adalah biomassa cacing, jumlah kokon, berat kokon, dan ukuran kokon. Data dianalisis menggunakan One Way Anova kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada hasil yang berbeda nyata, serta uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi media serbuk gergaji batang pohon kelapa dan rumput manila berpengaruh nyata (P<0,01) meningkatkan pertumbuhan dan produksi kokon cacing Lumbricus rubellus. Kata kunci : Lumbricus rubellus, serbuk gergaji batang pohon kelapa, rumput manila, pertumbuhan, kokon Abstract This study was aimed to determine the sawdust of coconut stem effect and manila grass on growth and cocoon production of the Lumbricus rubellus earthworm. Design of this experiment is complete randomized design. The object of research is the Lumbricus rubellus earthworm who had klitelum. There are five media namely 100% coconut stem sawdust, 100% manila grass, 25% coconut stem sawdust + 75% manila grass, 50% coconut stem sawdust + 50% manila grass, 75% coconut stem sawdust + 25% manila grass. Every media do five replication. We used plastic media containers tubs 35 x 30 x 10 cm. The research carried out for 2 months and 2 times data collection. The parameters in this study were gain of weight mass of worm, the number of cocoon, cocoon weight and size of the cocoon. Data analyzed by One Way ANOVA followed by Duncan test Multiple Range Test (DMRT) at significantly different results, and the Kruskal-Wallis test. The results showed that the combination of media coconut stem sawdust and manila grass significant effect (P<0.01) on growth and cocoon production of Lumbricus rubellus earthworm. PENDAHULUAN Cacing Lumbricus rubellus adalah salah satu cacing tanah yang banyak terdapat di Indonesia. Cacing tanah memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah sebagai dekomposer, bioamelioran dan sebagai bahan pembuatan obat tradisional. Selain itu cacing tanah memiliki berbagai kandungan yang salah satunya adalah protein, oleh karenanya cacing tanah sering kali dijadikan untuk pakan ternak. Untuk dapat memperoleh hasil optimal dalam budidaya cacing tanah banyak faktor yang perlu diperhatikan salah satunya adalah media pemeliharaan. Media hidup atau media pemeliharaan yang juga sekaligus sarang cacing

tanah sebenarnya adalah sekumpulan bahan-bahan organik yang sudah terfermentasi sempurna sehingga bisa memberikan tempat bagi cacing tanah untuk hidup dan bereproduksi secara optimal. Media hidup tersebut nantinya sekaligus menjadi sumber makanan bagi cacing tanah yang dibudidayakan. Menurut Saptono (2011:52), cacing tanah membutuhkan bahan organik sebagai makanan atau sumber nutrisi. Ketersediaan bahan organik sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah. Bahan organik yang mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin dibutuhkan oleh cacing tanah untuk mendukung pertumbuhan. Serbuk gergaji batang kelapa adalah limbah sisa penggergajian batang pohon kelapa. Menurut Tirono dan Ali (2011) dalam Usman (2011:5), batang pohon kelapa mengandung selulosa 33,61%, hemiselulosa 19,27% dan lignin 36,51%. Menurut Rismunandar (1986) dalam Nurisyah (1994:17), rumput manila (Zoysia matrella) merupakan salah satu jenis rumput yang banyak digunakan dalam taman. Selain digunakan di taman, rumput manila biasanya ditumbuhkan di lapangan sepak bola salah satunya lapangan sepak bola FIK UNY. Rumput manila ini mengandung protein sebesar 14,38% Garsetiasih (2005:37) Kombinasi antara media serbuk gergaji batang pohon kelapa dan rumput manila diharapkan memberi pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kokon cacing tanah Lumbricus rubellus. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2016 di Unit Pengelolaan Hewan dan Kebun Biologi FMIPA UNY, dengan rincian sebagai berikut: Pengaruh Kombinasi Media... (Arin Pradinasari) 27 1. Persiapan media dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2016. 2. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2016. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah cacing Lumbricus rubellus yang telah memiliki klitelum, yang dibeli dari peternak cacing tanah di Ngijon, Godean, Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah cacing Lumbricus rubellus yang telah memiliki klitelum, sebanyak 35 gram untuk masing-masing bak perlakuan. Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi media serbuk gergaji batang pohon kelapa dan rumput manila yaitu, 100% serbuk gergaji batang pohon kelapa (kontrol), 100% rumput manila (perlakuan 1), 25% serbuk gergaji batang pohon kelapa + 75% rumput manila (perlakuan 2), 50% serbuk gergaji batang pohon kelapa + 50% rumput manila (perlakuan 3), 75% serbuk gergaji batang pohon kelapa + 25% rumput manila (perlakuan 4). Variabel tergayut dalam penelitian ini adalah pertambahan biomassa cacing tanah (gr), jumlah kokon (butir), bobot kokon (mg), dan ukuran kokon (mm). Prosedur 1. Persiapan dan Pembuatan Media a. Menyiapkan serbuk gergaji batang pohon kelapa dan rumput manila. b. Menempatkan serbuk gergaji batang pohon kelapa di atas alas karung yang telah disusun dengan meletakkan batu bata pada setiap sisi samping karung agar serbuk gergaji batang pohon kelapa tidak menyebar. Serbuk gergaji batang pohon kelapa yang telah dikumpulkan disemprot dengan air dan dibolak-balikkan agar merata kemudian ditutup dengan karung. Penyemprotan dan pengadukan ini dilakukan secara berkala dalam kurun waktu satu bulan.

28 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 2 Tahun 2017 c. Pada media rumput manila, caranya adalah dengan memasukkan rumput manila ke dalam trash bag selama satu bulan. 2. Persiapan Bak Media dan Rak Penyimpanan a. Mempersiapkan rak penyimpanan yang terbuat dari besi untuk menempatkan bak-bak berisi media. Pada setiap kaki rak diberi wadah plastik kecil berisi air agar tidak ada semut atau serangga lain yang naik ke rak serta bak media. b. Mempersiapkan bak plastik berukuran 35 x 30 x 10 cm sebanyak 25 buah. c. Melubangi bagian bawah masing-masing bak pada setiap sudutnya. 3. Pemilihan Cacing a. Membeli cacing Lumbricus rubellus pada peternak cacing di Ngijon, Godean, Sleman, Yogyakarta. b. Memilih cacing Lumbricus rubellus yang telah memiliki klitelum, masing-masing sebanyak 35 gram untuk tiap bak pemeliharaan. 4. Perlakuan Cacing a. Memasukkan media serbuk gergaji batang pohon kelapa dan rumput manila ke dalam bak plastik yang telah disediakan sesuai dengan kombinasi dosis masing-masing. b. Menanam cacing Lumbricus rubellus pada media dengan cara meletakkannya di atas permukaan media hingga cacing Lumbricus rubellus masuk dengan sendirinya ke dalam media. Terdapat 35 gram cacing Lumbricus rubellus dalam setiap bak media. c. Menutup bak media berisi cacing Lumbricus rubellus dengan karung goni yang telah dipotong-potong sesuai dengan ukuran bak media. d. Pemberian pakan berupa ampas tahu dilakukan setiap hari dengan cara menebarkan ampas tahu di atas permukaan media. 5. Pengamatan Mengukur suhu media, ph media, kelembaban media setiap 2 hari sekali selama 2 bulan penelitian yang dilakukan pada setiap pukul 11.00 WIB. Pengumpulan Data 1. Pertambahan Biomassa Cacing Tanah Cacing tanah dipisahkan dari media dengan teknik hand-sorting lalu ditimbang menggunakan neraca ohaus. Setelah ditimbang cacing tanah dimasukkan kembali ke dalam bak media. Pengambilan data pertambahan biomassa cacing dilakukan pada akhir bulan Agustus dan akhir bulan September 2016. Pertambahan biomassa cacing diperoleh dari selisih antara bobot akhir dengan bobot awal. 2. Jumlah Kokon Penghitungan jumlah kokon dilakukan setiap pada akhir bulan Agustus dan akhir bulan September 2016. Penghitungan kokon dilakukan dengan cara memilah dan mengambil semua kokon yang ada pada media perlakuan secara manual, kemudian jumlah kokon dihitung. 3. Berat Kokon Penimbangan berat kokon dilakukan pada akhir bulan Agustus dan akhir bulan September 2016. Kokon yang terdapat pada setiap bak media perlakuan ditimbang satu persatu dengan menggunakan timbangan analitik AND GR-300. 4. Ukuran Kokon Pengukuran ukuran kokon dilakukan hanya pada akhir bulan September 2016. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur panjang dan lebar kokon menggunakan jangka sorong vernier caliper ketelitian 0,05 mm dengan mengambil sampel 5 kokon pada setiap bak perlakuan. Selanjutnya dihitung menggunakan rumus indeks kokon dengan membagi lebar dengan panjang kokon dikali 100%. Teknik Analisis Data Data pertambahan biomassa cacing, bobot kokon, dan ukuran kokon dianalisis menggunakan SPSS 16 for Windows dengan analisis One Way Anova, kemudian apabila terdapat perbedaan rata-

rata antarperlakuan pada analisis One Way Anova maka dilakukan uji lanjut yang bertujuan untuk menguji perbedaan antarperlakuan dengan menggunakan uji Berganda Duncan/Duncan Multiple Range Test(DMRT) taraf 5%. Data jumlah kokon dianalisis dengan uji Kruskal Wallis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pertambahan biomassa Cacing Tanah Hasil penelitian pengaruh kombinasi media serbuk gergaji batang pohon kelapa dan rumput manila terhadap pertambahan biomassa cacing Lumbricus rubellus tertera pada Gambar 1.qq pertambahan biomassa cacing (gram) 40 30 20 10 0 A B C D E Media Panen 1 Panen 2 q Gambar 1. Histogram Rata-Rata Pertambahan Biomassa Cacing Lumbricus rubellus Selama Penelitian Keterangan: A = 100% serbuk gergaji (kontrol) B = 0% serbuk gergaji + 100% rumput C = 25% serbuk gergaji + 75% rumput D = 50% serbuk gergaji + 50% rumput E = 75% serbuk gergaji + 25% rumput Sugiantoro (2012:56) menyebutkan bahwa media hidup atau media pemeliharaan yang juga sekaligus sarang cacing tanah sebenarnya adalah sekumpulan bahan-bahan organik yang sudah terfermentasi sempurna sehingga bisa memberikan tempat bagi cacing tanah untuk bereproduksi secara optimal. Selain itu, sumber lain mengatakan bahwa cacing tanah membutuhkan bahan organik sebagai makanan atau sumber nutrisi. Ketersediaan bahan organik sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah. Bahan organik yang mengandung karbohidrat, Pengaruh Kombinasi Media... (Arin Pradinasari) 29 protein, mineral dan vitamin dibutuhkan oleh cacing tanah untuk mendukung pertumbuhan (Saptono, 2011:52) Berdasarkan sumber dari Department of Employment, Economic and Innovation (2004) dalam Usman (2011:5), komposisi kimia yang terdapat dalam batang kelapa yang merupakan bahan untuk media serbuk gergaji batang pohon kelapa yaitu silika 0,07%, lignin 25,1%, hemiselulosa 66,7%, pentosan 22,9%, dan pati 4,6%. Jika dilihat dari pertambahan biomassa cacing pada media A yang merupakan biomassa tertinggi maka dapat diketahui bahwa media ini mampu memenuhi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan cacing Lumbricus rubellus. Menurut Martin et al. (1981) dalam Permata (2006:6), faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan dan reproduksi cacing tanah adalah ketersediaan makanan, temperatur, kelembaban, derajat keasaman (ph), aerasi, faktor cahaya, kepadatan populasi dan predator. Rata-rata biomassa cacing tanah terendah adalah pada media B (media 100% rumput manila). Hal ini disebabkan karena kelembaban dan aerasi yang buruk pada media ini. Melalui data pertambahan biomassa cacing, didapatkan bahwa rata-rata biomassa cacing mengalami kenaikan lebih besar pada saat panen pertama dibandingkan pada panen kedua. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan nutrisi serbuk gergaji batang pohon kelapa dan rumput yang cukup pada media sedangkan pada bulan ke dua kandungan nutrisi serbuk gergaji batang pohon kelapa dan rumput semakin berkurang akibat aktivitas makan cacing tanah yang meningkat. Selain itu, faktor umur juga diduga menyebabkan penurunan pertambahan biomassa cacing tanah pada bulan ke dua. Menurut Gaddie dan Douglass (1975), setelah cacing dewasa, meskipun terjadi pertumbuhan maka pertumbuhannya berlangsung lambat. 2. Jumlah Kokon Hasil penelitian pengaruh kombinasi media serbuk gergaji batang pohon kelapa dan rumput manila terhadap jumlah kokon cacing Lumbricus rubellus selama penelitian tertera pada Gambar 2.

30 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 2 Tahun 2017 Jumlah kokon (butir) 120 100 80 60 40 20 0 A B C D E Media Panen 1 Panen 2 Gambar 2.Histogram Rata-Rata Jumlah Kokon Cacing Lumbricus rubellus Selama Penelitian Keterangan: A = 100% serbuk gergaji (kontrol) B = 0% serbuk gergaji + 100% rumput C = 25% serbuk gergaji + 75% rumput D = 50% serbuk gergaji + 50% rumput E = 75% serbuk gergaji + 25% rumput Data produksi kokon berupa rata-rata jumlah kokon cacing Lumbricus rubellus menunjukkan bahwa kombinasi media serbuk gergaji batang pohon kelapa dan rumput manila dengan dosis 50% serbuk gergaji batang pohon kelapa + 50% rumput manila menghasilkan jumlah kokon terbanyak. Hal ini diduga karena kombinasi nutrisi dari kedua media baik untuk media pemeliharaan cacing tanah serta faktor suhu, ph, dan kelembaban yang sesuai sehingga dapat mendukung kelangsungan reproduksinya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa serbuk gergaji batang pohon kelapa mengandung karbohidrat yang dibutuhkan oleh cacing tanah sebagai nutrisi untuk proses metabolisme cacing tanah, sedangkan rumput manila mengandung protein sebanyak 14,38% Garsetiasih (2005: 37) Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa pada kombinasi kedua media terdapat karbohidrat dan protein sebagai nutrisi cacing tanah yang dapat mendukung produksi kokon cacing tanah. Mashur (2001) dalam Dika (2006: 4) menyatakan bahwa produksi kokon selain dipengaruhi oleh jenis media atau pakan, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti ph, kelembaban, suhu media dan pakan. Jenis media, kandungan nutrisi media atau pakan sangat mempengaruhi produksi kokon. Produksi kokon pada panen pertama dan panen kedua menunjukkan hasil yang berbeda. Pada panen pertama, rata-rata produksi kokon cenderung lebih sedikit dibandingkan pada panen kedua. Hal ini diduga karena pada bulan pertama cacing tanah baru memasuki masa awal reproduksi, sedangkan pada bulan kedua aktivitas reproduksi sudah lebih maksimal sehingga rata-rata kokon yang dihasilkan lebih banyak. Hal ini berbanding terbalik dengan rata-rata bobot cacing yang diperoleh yaitu pada panen pertama bobot cacing tanah mengalami peningkatan lebih besar daripada panen kedua. Hal ini diduga karena pada bulan pertama nutrisi yang diperoleh diutamakan untuk mencapai bobot dewasa untuk menghasilkan jumlah kokon yang lebih maksimal pada aktivitas reproduksi selanjutnya. Sehingga pada bulan pertama jumlah kokon yang dihasilkan masih sedikit. Hal ini seperti yang dikemukakan Brata (2003) dalam Dika (2006: 4) yang menunjukkan bahwa kokon baru yang dihasilkan pada awal fase reproduksi masih dalam jumlah yang sedikit. 3. Biomassa Kokon Rata-rata biomassa kokon cacing Lumbricus rubellus selama penelitian adalah sebagai berikut. Tabel 1.Rata-rata Biomassa Kokon (mg) Cacing Lumbricus rubellus pada Setiap Media Perlakuan Selama Penelitian Media Rata-rata Biomassa Kokon (mg) Bulan 1 Bulan 2 A 8,253 8,339 B 8,23 8,307 C 8,201 8,372 D 8,333 8,454 E 8,267 8,36 Rata-rata biomassa kokon yang terdapat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata biomassa kokon pada kelima media tidak jauh berbeda. Rata-rata biomassa kokon berada pada kisaran angka yang hamper sama yaitu 8,201 mg sampai 8,454 mg. Biomassa kokon dipengaruhi

oleh jenis cacing, setiap jenis cacing mempunyai ukuran kokon yang berbeda dan rata-rata biomassa kokon yang berbeda. 4. Ukuran Kokon Rata-rata ukuran kokon dalam penelitian diukur pada akhir bulan ke dua saja. Rata-rata ukuran kokon cacing Lumbricus rubellus pada penelitian ini tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Ukuran Kokon (mm) Cacing Tanah Eudrilus eugeniae pada Variasi Media Serbuk Gergaji Batang Pohon Kelapa dan Rumput Manila. Rata-rata Ukuran Media Kokon (mm) A 58,81 B 58,59 C 57,98 D 57,08 E 57,77 Hasil rata-rata ukuran kokon pada kelima media cenderung sama yaitu berkisar antara 57,08-58,81 mm. Menurut Stephenson (1930), bentuk kokon bervariasi antarspesies cacing tanah, bentuknya bermacam-macam; bulat, bentuk lemon, atau lonjong dan melancip pada ujungnya.warna kokon bermacam-macam; putih, kuning, atau coklat. Terjadi perubahan warna setelah kokon menetas, secara bertahap berubah menjadi coklat. 5. Kondisi Lingkungan saat Pemeliharaan Kondisi lingkungan yang diukur dalam penelitian ini adalah suhu media ( o C), kelembaban media (%), dan ph media. Pengukuran suhu, kelembaban, dan ph media dilakukan setiap 2 hari sekali. Hasil pengukuran suhu media selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Suhu ( o C) Pengaruh Kombinasi Media... (Arin Pradinasari) 31 27.5 27 26.5 26 25.5 1 2 3 4 5 6 7 8 Minggu ke- Gambar 3.Histogram Suhu Media Cacing Tanah Lumbricus rubellus Selama Penelitian Suhu rata-rata media pemeliharaan dalam penelitian ini yang dilakukan pada bulan pertama hingga kedua berkisar pada 26,1-27,2 o C. Data suhu media pada minggu ke-1 menunjukkan ratarata suhu tertinggi dibandingkan pada mingguminggu setelahnya. Hal ini disebabkan karena proses fermentasi media yang belum sepenuhnya sempurna sehingga pada kelima media suhunya cenderung masih tinggi jika dibanding dengan suhu pada minggu selanjutnya. Meskipun suhu ideal menurut Minnich (1977) dalam Permata (2006: 6) untuk cacing Lumbricus rubellus adalah 15-25 ºC, namun pada kenyataannya media dengan suhu relatif tinggi pada minggu ke-1 yang berkisar pada 27 ºC tetap cocok menjadi tempat hidaup cacing. Untuk memastikan hal ini terlebih dahulu dilakukan uji coba dengan memasukkan satu cacing ke dalam masing-masing media dan setelah diperhatikan setiap cacing masuk ke dalam media dengan sendirinya yang menandakan bahwa cacing dapat hidup pada media tersebut. Pada pengecekan selanjutnya juga dapat dipastikan tidak ada cacing yang keluar dari tiap-tiap bak media. Hasil pengukuran kelembaban media pemeliharaan cacing Lumbricus rubellus selama penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4. A B C D E

32 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 2 Tahun 2017 Kelembaban (%) 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Minggu ke- A B C D E ph 8 6 4 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Minggu ke- A B C D E Gambar 4. Histogram Kelembaban Media Cacing Lumbricus rubellus Selama Penelitian Pada penelitian ini rata-rata kelembaban media yang pada bulan pertama hingga kedua yaitu 42-54%. Dari kelima media, media yang memiliki tingkat kelembaban yang paling besar diantara media lainnya adalah media B (media rumput manila 100%). Berdasar teori yang dikemukakan Saptono (2011: 49) yang menyatakan bahwa kelembaban media tumbuh yang optimum bagi pertumbuhan cacing tanah yaitu sekitar 42-60%, angka kelembaban media B ini masih termasuk ideal, namun pada kenyataannya yang didapatkan pada penelitian ini kenampakan media B terlihat sangat basah bahkan teksturnya menjadi menggumpal. Jika dilihat dari kenampakannya, kelembaban pada media B dapat dikatakan tidak merata. Pada bagian permukaan dan bagian dasar memiliki kelembaban yang berbeda. Pada bagian dasar cenderung lebih lembab dan bagian permukaan cepat kering. Hal ini menyebabkan penyiraman tidak dapat dilakukan dengan jumlah yang banyak, karena akan membuat bagian dasar media menjadi terlalu basah. Hasil pengukuran ph media pemeliharaan cacing Lumbricus rubellus selama penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Histogram ph Media Cacing Lumbricus rubellus Selama Penelitian Rata-rata pada hasil pengukuran tderajat keasaman (ph) dalam penelitian ini yang dilakukan pada bulan pertama hingga kedua adalah 7. ph media selama penelitian ini merupakan suhu ideal untuk tempat hidup cacing Lumbricus rubellus. Menurut pendapat Gaddie dan Douglass (1977) dalam Sihombing et al. (1981) pada Wibowo (2015:48), cacing tanah berkembang dengan baik pada ph sekitar netral. Diduga semakin berkurangnya penetrasi cacing tanah ke lapisan yang lebih dalam disebabkan lebih rendahnya ph tanah di lapisan bawah dengan di lapisan atas. Hal ini terbukti rata-rata ph 7 selama penelitian ini dapat mendukung pertumbuhan dan produksi kokon cacing Lumbricus rubellus. 6. Kualitas Media Setelah Pemeliharaan Hasil uji kandungan C/N rasio media pemeliharaan pada awal dan akhir penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Media C-organik (%) N-total (%) C/N Rasio Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir A 54,67 54,92 0,49 1,16 111,55 47,42 B 42,14 25,73 1,11 3,90 37,83 6,60 C 27,30 28,54 2,10 1,91 14,25 15,10 D 30,37 30,69 1,82 1,20 16,62 25,57 E 30,11 36,79 1,65 0,98 18,14 37,54 Tabel 3. Kandungan C/N Rasio pada Media Awal dan Akhir Penelitian Berdasarkan tabel C/N rasio di atas dapat dilihat bahwa angka C/N rasio akhir terbesar adalah pada media A (media 100% serbuk gergaji batang

pohon kelapa) yaitu 47,42 dan yang terendah pada media B (media 100% rumput manila) sebesar 6,60. Berdasarkan hasil C/N rasio yang terdapat pada Tabel 9, dapat diketahui bahwa terjadi aktivitas dekomposisi bahan organik yang tinggi pada media B yang ditunjukkan dengan angka C/N rasio yang paling rendah dibandingkan dengan media lain. Hal ini berarti laju penguraian bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah yang hidup pada media B lebih tinggi daripada media lainnya. Cacing tanah pada media B memakan dan menghancurkan bahan organik lebih banyak daripada media lainnya. C/N rasio adalah nisbah antara unsur karbon (C) dan unsur nitrogen (N). C/N rasio diperlukan untuk mengetahui kualitas kascing yang dihasilkan oleh cacing yang telah dipelihara dalam waktu tertentu. Kascing ini biasanya dimanfaatkan sebagai penyubur tanaman. Tanaman membutuhkan bahan-bahan anorganik untuk dapat tumbuh dengan baik, oleh karena itu kascing yang digunakan harus menyediakan kebutuhan bahan anorganik tanaman. Besarnya kandungan bahan anorganik ini ditunjukkan dengan rendahnya C/N rasio karena semakin rendah angka C/N rasio maka semakin rendah bahan organik pada kascing, dengan kata lain cacing pada media pemeliharaan telah menguraikan bahan organik media menjadi bahan anorganik yang dibutuhkan oleh tanaman. Berdasar pendapat Djuarnani (2005) dalam Ibrahim (2014) pada Imanudin (2015: 2), nisbah C/N yang baik untuk vermicomposting ialah 20-40. Jika didasarkan pada teori ini, dapat diketahui bahwa media yang memenuhi syarat tersebut adalah media D (media serbuk gergaji batang pohon kelapa 50% dan rumput manila 50%) dan media E (media serbuk gergaji batang pohon kelapa 75% dan ruput manila 25%). Kedua media ini memiliki C/N rasio dalam kisaran 20-40 yaitu 25,57% pada media D dan 37,54% pada media E. Pengaruh Kombinasi Media... (Arin Pradinasari) 33 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: 1. Kombinasi media serbuk gergaji batang pohon kelapa (Coccos nucifera L.) dan rumput manila (Zoysia matrella) memberi pengaruh nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan cacing Lumbricus rubellus. Kombinasi media yang paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan cacing Lumbricus rubellus adalah media 75% serbuk gergaji batang pohon kelapa + 25% rumput manila. 2. Kombinasi media serbuk gergaji batang pohon kelapa (Coccos nucifera L.) dan rumput manila (Zoysia matrella) memberikan pengaruh nyata (P<0,01) terhadap produksi kokon cacing Lumbricus rubellus. Kombonasi media yang memberikan pengaruh paling baik dalam meningkatkan produksi kokon cacing Lumbricus rubellus adalah media kombinasi 50% serbuk gergaji batang pohon kelapa + 50% rumput manila. Saran 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk penelitian berikutnya perlu diberi kajian lebih mengenai pakan. Variasi tidak hanya pada media tetapi dapat dilakukan juga pada pakan yang diberikan pada cacing Lumbricus rubellus. 2. Bagi Peternak Cacing pemeliharaan cacing Lumbricus rubellus, untuk memaksimalkan pertumbuhan cacing disarankan menggunakan kombinasi media 75% serbuk gergaji batang pohon kelapa dan 25% rumput manila, sedangkan untuk memaksimalkan produksi kokon sebaiknya menggunakan media kombinasi 50% serbuk gergaji batang pohon kelapa dan 50% rumput manila.

34 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 2 Tahun 2017 DAFTAR PUSTAKA Dika, Enha. 2006. Performa Reproduksi Cacing Tanah Lumbricus rubellus yang Mendapat Pakan Sisa Makanan dari Warung Tegal. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Gaddie, R. E, and D. E. Douglass. 1975. Earthworms for Ecology and Profit. Vol. 1 Bookworm Publishing Company. Ontario, California. Garsetiasih, R. dan Nina Herlina. 2005. Evasluasi Plasma Nutfah Rusa Totol Axis axis di Halaman Istana Bogor. Buletin Plasma Nutfah. Volume 11 (1). Hlm. 37. Imanudin, Oki., Kurnani, Tb. Benito A., Wahyuni, Siti. 2015. Pengaruh Nisbah C/N Campuran Feses Itik dan Serbuk Gergaji (Albizzia falcata) terhadap Biomassa Cacing Tanah Lumbricus rubellus. Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan. Volume 1 (1). Hlm. 2. Nurisyah, Siti., Mattjik, Nurhajati Ansori., Wulansari, Wiati. 1994. Pengaruh Pengaturan Populasi dan Ukuran Lempengan Rumput Manila (Zoysia matrella (L.) Merr) Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangannya. Jurnal IPB. Volume 22 (2). Hlm. 16-23. Permata, Dian. 2006. Reproduksi Cacing Tanah (Eisenia foetida) dengan Memanfaatkan Daun dan Pelepah Kimpul (Xanthosoma sagittifolium) pada Media Kotoran Sapi Perah. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. S, Wibowo. 2015. Hubungan Ccaing Tanah dengan Kondisi Fisik, Kimia, dan Mikrobiologis Tanah Masam Ultisol di Daerah Lampung Utara. Jurnal AGRI PEAT. Volume 16 (1). Hlm 45-55. Stephenson, J., 1930. The Oligochaeta. Oxford University Press. Sugiantoro, Ahmad. 2012. Harta Karun dari Cacing Tanah. Yogyakarta: DAFA Publishing. Tirono dan Ali, 2011. Efek Suhu pada Proses Pengarangan terhadap Nilai Kalor Arang Tempurung Kelapa (Coconut Shell Charcoal). Universitas Islam Negeri Malang. Usman, Emilia. 2011. Karakteristik Briket Campuran Arang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Gergaji sebagai Bahan Bakar Alternatif Ramah Lingkungan. Jurnal Penelitian. Volume 2 (2).