ANALISIS HIDROKUINON PADA KRIM PEMUTIH WAJAH DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

STABILITAS DAN KADAR LAMIVUDIN DALAM SEDIAAN RACIKAN PUYER PADA BERBAGAI WAKTU PENYIMPANAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

VALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

ABSTRAK ABSTRACT

VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yaitu dapat menginaktivasi enzim tirosinase melalui penghambatan reaksi oksidasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keyword: betamethasone; absorbance method; method of area under the curve.

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB I PENDAHULUAN. Hidrokortison asetat adalah kortikosteroid yang banyak digunakan sebagai

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI

PENGEMBANGAN DAN VALIDASI METODE ANALISIS TABLET FUROSEMID DENGAN METODE ABSORBANSI DAN LUAS DAERAH DI BAWAH KURVA SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

ABSTRACT

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

ABSTRACT. Keywords: Analytical Method, Ranitidine Hydrochloride, Area Under Curve, Ultraviolet Spectrophotometry

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

I. PENDAHULUAN. yang lalu (Iswari, 2007). Bahan yang dipakai dalam usaha mempercantik diri. maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

ANALISIS ASAM RETINOAT DALAM SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG DIJUAL BEBAS DI WILAYAH PURWOKERTO ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan

ANALISIS PENETAPAN KADAR HIDROKUINON PADA KOSMETIK KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA BANDUNG

VALIDATION METHOD OF ULTRAVIOLET SPECTROPHOTOMETRY DETERMINATIONN OF CONTENTT IN AMBROXOL HCl TABLET

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF ASAM RETINOAT PADA SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI KOTA BANDUNG

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

III. BAHAN DAN METODE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI

ANALISIS ZAT HIDROQUINON PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG BEREDAR DI KOTA MANADO ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

Spektrofotometri uv & vis

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009

Kata kunci : deksametason, jamu pegal linu, KCKT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

IDENTIFIKASI SENYAWA HIDROQUINON DAN MERKURI PADA KRIM KECANTIKAN YANG BEREDAR DI PASARAN

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

ANALISIS ASAM RETINOAT PADA KOSMETIK KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR NISTATIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN SALEP SKRIPSI

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN TETES MATA SKRIPSI

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

Transkripsi:

ANALISIS HIDROKUINON PADA KRIM PEMUTIH WAJAH DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Irnawati 1), Muhammad Handoyo Sahumena 1), Wa Ode Nur Dewi 1) 1) Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo Email : irnawati.ichang@yahoo.com ABSTRACT Hydroquinone is an organic compound of the phenolic compounds used in whitening cream products. The purpose of this study is to identify of hydroquinone in whitening cream and the determination of hydroquinone levels. UV-Vis spectrophotometry method were used to analyze of hydroquinone. Parameters for methods validation are linearity, limit of detection, limit of quantification, precision, accuracy and specificity. The results showed that good linearity with correlation coefficient 0.9998 at equation y = 0,0214x + 0.2732, limit of detection and limit of quantification are 0.471 mg/ml and 1.570 mg/ml, respectively, RSD is 0.08% as a precision parameters and good accuracy based on recovery of addition standard of 10, 25 and 50 mg/ml were 97.19%, 98.42%, and 101.4% respectively, but not specificity. The method successfully to determine of hydroquinone in 2 sample of 5 whitening cream samples are 1.966% and 1.591%. Keywords: whitening cream, hydroquinone, spectrophotometry, methods validation ABSTRAK Hidrokuinon merupakan salah satu senyawa organik golongan fenol yang digunakan dalam produk krim pemutih wajah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hidrokuinon dalam sampel krim pemutih wajah yang ada di salon kecantikan Kota Kendari serta penetapan kadarnya. Metode analisis yang digunakan untuk analisis hidrokuinon yaitu metode spektrofotometri UV-Vis. Penelitian ini diawali dengan validasi metode analisis yang digunakan dengan parameter validasi meliputi linearitas, batas deteksi, batas kuantifikasi, presisi, akurasi dan spesifisitas. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan diketahui linearitas yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9998 dengan persamaan y = 0,0214x + 0,2732, batas deteksi dan batas kauntifikasi berturut-turut sebesar 0,471 µg/ml dan 1,570 µg/ml, presisi dengan parameter RSD sebesar 0,082 % serta akurasi berdasarkan parameter % recovery dengan standar adisi 10, 25 dan 50 µg/ml berturut-turut adalah 97,19 %, 98,42 %, dan 101,4 %, namun dari parameter spesifisitas, metode ini kurang spesifik. Hasil dari analisis sampel krim pemutih wajah yaitu dari 5 sampel yang dianalisis, 2 diantaranya teridentifikasi mengandung hidrokuinon dengan kadar 1,966% dan 1,591 %. Kata kunci : krim pemutih wajah, hidrokuinon, spektrofotometri, validasi metode 229

PENDAHULUAN Saat ini, semakin banyak orang yang memperhatikan penampilannya. Kebanyakan wanita menginginkan kulit yang bersih, putih dan cerah serta menghindari kulit yang kusam dan gelap sehingga wanita cenderung menghabiskan waktu untuk merawat kulitnya. Bagi kebanyakan wanita Indonesia, kulit yang bersih, halus, berwarna terang dan bebas dari noda kecoklatan merupakan kulit yang cantik, sehingga adanya gangguan pigmentasi dianggap menganggu kecantikan kulitnya. Mencegah efek buruk paparan sinar matahari dapat dilakukan dengan cara menghindari paparan berlebihan sinar matahari, memakai pelindung fisik seperti jaket atau payung dan pemakaian tabir surya (Baran dan Howard, 1998). Tindakan pencegahan lainnya dapat dilakukan dengan penanggulangan gangguan pigmentasi pada kulit antara lain dengan menggunakan produk pencerah kulit. Salah satu bahan pencerah kulit yaitu hidrokuinon (Mitsui, 1997). Krim yang mengandung hidrokuinon banyak digunakan untuk menghilangkan bercak-bercak pada wajah (Ibrahim dkk, 2004). Penggunaan hidrokuinon dalam jangka panjang dan dosis tinggi dapat menyebabkan hiperpigmentasi terutama pada daerah kulit yang terkena sinar matahari langsung dan dapat menimbulkan ochronosis (kulit berwarna kehitaman). Krim yang mengandung hidrokuinon akan terakumulasi dalam kulit dan dapat menyebabkan mutasi dan kerusakan DNA, sehingga kemungkinan pada pemakaian jangka panjang bersifat karsinogenik (BPOM RI, 2008). Konsentrasi hidrokuinon > 2 % dalam krim termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter (BPOM RI, 2007). Oleh karena itu, penggunaan hidrokuinon dalam kosmetika dengan konsentrasi yang tinggi telah dilarang penggunaanya (Amponsah, 2010). Hasil investigasi dan pengujian laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) tahun 2006 dan 2007 terhadap kosmetika yang beredar, ditemukan beberapa bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetika. Salah satu bahan diantaranya adalah hidrokuinon dengan konsentrasi > 2 % (BPOM RI, 2007). Aryani, dkk (2010) di Kota Surabaya menemukan kandungan hidrokuinon dengan kadar 9,74% dan 3,48 %. Sarah (2014) di Kabupaten Sidoarjo menemukan kandungan hidrokuinon pada krim pemutih dengan kadar 4,05% dan 3,09%. Selain itu, potensi penggunaan hidrokuinon di salon-salon kecantikan juga tergolong sangat besar. Metode analisis hidrokuinon dapat dilakukan dengan beberapa cara. Secara umum metode analisis hidrokuinon terdiri dari Titrasi Redoks (Departemen Kesehatan RI, 1995), Misellar Electrokinetic Chromatography (Jangseokim dan Youngseong Kim, 2005), Capillary Electrochromatography (Desinderio, 2000), Kromatografi Lapis Tipis (KLT) (BPOM RI, 2011), Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) (BPOM RI, 2011), dan Spektofotometri UV (Aryani dkk, 2010). Pengukuran dengan metode Spektrofotometri UV tergolong mudah dengan kinerja yang cepat jika dibanding dengan pengukuran dengan menggunakan metode lain. Selain itu senyawa yang akan dianalisis memiliki kromofor pada strukturnya sehingga memenuhi syarat untuk dapat dianalisis menggunakan metode spektrofotometri. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi 230

hidrokuinon dalam sampel krim pemutih wajah yang ada di salon kecantikan Kota Kendari serta penetapan kadarnya. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Timbangan analitik (Precisa ), spektrofotometer UV-Vis (Jenway ), Alat-alat gelas (Iwaki Pyrex, Duran ). Bahan dalam penelitian ini adalah sampel krim pemutih yang diperoleh dari salon kecantikan, standar hidrokuinon, teofilin, aquades dan metanol. Prosedur Kerja Pembuatan Larutan Baku Hidrokuinon Ditimbang hidrokuinon murni sebanyak 5 mg dan dilarutkan dalam 2 ml metanol. Larutan tersebut dipindahkan secara kuantitatif kedalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan metanol sampai tepat 100 ml, kemudian larutan dikocok sampai homogen. Sehingga didapatkan konsentrasi baku hidrokuinon 50 µg/ml dalam metanol. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Dipipet 2,8 ml dari larutan baku 50 µg/ml masukkan dalam labu ukur 10 ml, diencerkan dengan larutan metanol sampai tanda tera lalu dikocok hingga homogen dan dihasilkan larutan hidrokuinon dengan konsentrasi 14 µg/ml. Larutan 14 µg/ml diukur pada panjang gelombang 200-400 nm. Pembuatan Kurva standar Dipipet larutan baku 50 µg/ml sebanyak 0,4; 1,2; 2,0; 2,8; 3,6; 4,4; 5,2 ml, masing-masing dimasukkan dalam gelas ukur 10 ml tambahkan dengan larutan metanol sampai tanda tera lalu dikocok hingga homogen. Didapatkan larutan dengan konsentrasi 2, 6, 10, 14, 18, 22, dan 26 µg/ml kemudian diukur pada panjang gelombang maksimum yang didapatkan pada pengukuran panjang gelombang sebelumnya dan metanol sebagai blanko. Cara untuk membuat kurva standar yaitu dengan memplot konsentrasi vs absorbansi. Validasi Metode Linearitas Linearitas dihitung secara statistik melalui koefisien korelasi (r). Perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan cara memasukkan konsentrasi dan absorbansi larutan baku (Gandjar dan Rohman, 2007). Batas Deteksi (Limit Of Detection, LOD) dan Batas Kuantifikasi (Limit Of Quantification, LOQ Batas deteksi dan batas kuantitasi dihitung secara statistik melalui persamaan regresi linier dari kurva standar (Harmita, 2004). Perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan cara memasukkan absorbansi larutan baku hasil pengukuran ke dalam persamaan regresi linear yang diperoleh. Presisi Uji presisi dilakukan dengan cara membuat larutan hidrokuinon konsentrasi 14 µg/ml kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum dan diulangi pengukurannya sebanyak 10 kali, selanjutnya dapat diketahui nilai standar deviasi dan relative standar deviasi dari data yang didapatkan (Miller dan Miller, 2010). Akurasi Ditimbang 25 mg sampel krim pemutih wajah yang tidak mengandung hidrokuinon, kemudiaan disuspensikan dalam 50 ml metanol. Dengan metode penambahan baku (standar adisi), ditambahkan larutan hidrokuinon 10 µg/ml, 25 µg/ml dan 50 µg/ml dalam larutan sampel. Analit uji dimasukkan 231

dalam kuvet kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum dengan menggunakan spektrofotometer UV. Nilai yang didapatkan dihitung nilai % recovery (Ibrahim dkk. 2004). Spesifisitas Ditimbang 25 mg sampel krim pemutih, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan ditambahkan metanol sampai tanda tera, selanjutnya dilakukan pengocokan dan disaring. Larutan sampel kemudian diambil 4 ml dan ditambahkan masing-masing 3 ml larutan teofilin konsentrasi 10 µg/ml dan larutan hidrokuinon konsentrasi 14 µg/ml, kemudian dikocok hingga homogen. Analit uji dimasukkan dalam kuvet kemudian dilihat spektrum serapan yang terbentuk pada panjang gelombang 200-400 nm. Dibandingkan dengan spektrum yang dibentuk oleh larutan standar hidrokuinon dan larutan standar teofilin (Sastrohamidjojo, 2001). Identifikasi dan Penetapan Kadar Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan pada beberapa salon kecantikan di Kota Kendari yang menjual krim pemutih. Pengambilan sampel dilakukan secara random pada wilayah Kecamatan Kendari Barat, Mandonga, Wua-wua dan Kambu. Tabel 1. Hasil Uji Validasi Metode Uji Kualitatif dan Kuantitatif Ditimbang masing-masing sampel krim pemutih sebanyak 25 mg dan disuspensikan dalam metanol 50 ml, kemudian dikocok sampai homogen. Dipipet 3 ml dan dimasukan ke dalam kuvet kemudian diukur menggunakan spektrofotometer Uv-vis pada panjang gelombang maksimum. Uji kualitatif, dilihat spektrum yang terbentuk menyerupai spektrum yang ditunjukkan pada larutan baku hidrokuinon. Uji kuantitatif, diukur absorbansi dari analit uji yang teridentifikasi pada uji kualitatif pada panjang gelombang maksimum Kemudian dihitung konsentrasinya berdasarkan persamaan regresi yang didapatkan pada penentuan kurva standar. HASIL DAN PEMBAHANSAN Validasi Metode Validasi metode analisis merupakan suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi metode dibutuhkan karena merupakan standar ISO 17025:2005, untuk mencapai hasil dan membuktikan kebenarannya dan sebagai sistem manajemen mutu. Hasil Uji Validasi metode dapat dilihat pada Tabel 1. No Kriteria Validasi Hasil Standar Yang Dipersyaratkan 1 Linearitas 0,9998 0,999 2 Batas deteksi (LOD) 0,471 µg/ml - 3 Batas Kuantifikasi (LOQ) 1,570 µg/ml - 4 Presisi 0,082 % 1 % 5 Akurasi 97,19 %, 98,42 %, 90-107 % 101,4 % 6 Spesifisitas Terbentuk 2 puncak dengan adanya pergeseran λ maks Terbentuk 2 puncak dengan λ maks yang sama dengan standar 232

Linearitas Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematika yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Penentuan linearitas kurva standar hidrokuinon berdasarkan nilai serapan pada rentang 4 sampai 16 µg/ml dalam larutan metanol pada panjang gelombang maksimum 293 nm. Linearitas kurva standar dapat dilihat pada pada Gambar 1. Gambar 1. Kurva standar hidrokuinon dalam larutan metanol pada panjang gelombang 293 nm Persamaan regresi yang didapatkan dari kurva standar yaitu y = 0,0214x + 0,2732 dengan nilai r yaitu 0,9998. Harga koefisien korelasi (r) yang mendekati 1 menyatakan hubungan yang linier antara konsentrasi dengan serapan yang dihasilkan, dengan kata lain peningkatan nilai serapan analit berbanding lurus dengan peningkatan konsentrasinya yang sesuai dengan kriteria penerimaan koefisien korelasi (r) yang baik yaitu r 0,999 (Miller and Miller, 2010). Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan, sedangkan batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis sebagai jumlah terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas deteksi dan kuantitasi dihitung secara statistik melalui garis linear yang dibentuk dari kurva standar. Pada penelitian ini didapatkan batas deteksi sebesar 0,471 µg/ml dan batas kuantitasi sebesar 1,570 µg/ml. Presisi Uji presisi yaitu derajat keterulangan dari suatu metode analisis. Parameter presisi ditentukan dengaan cara mengukur absorban dari satu konsentrasi larutan standar hidrokuinon sebanyak sepuluh kali pada hari yang sama. Presisi metode dapat diukur dari nilai koefisien variasi dari data tersebut. Nilai koefisien variasi yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu 0,082%. Hal ini menunjukkan tingkat ketelitiannya sangat teliti karena nilai RSD 1% (Sumadri, 2005). Akurasi Akurasi atau kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi sendiri dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (% recovery) analit yang ditambahkan. Penelitian ini menggunakan metode standar adisi. Pada metode standar adisi, dilakukan penambahan standar 233

hidrokuinon 10 µg/ml, 25 µg/ml, dan 50 µg/ml ditambahkan pada sampel krim pemutih wajah yang tidak teridentifikasi mengandung hidrokuinon lalu diukur serapan dan absorbansinya pada spektrofotometer UV. Hasil % recovery dengan penambahan adisi 50 µg/ml, 25 µg/ml, dan 10 µg/ml dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. persen recovery standar adisi Kons (X) Abs (Y) % recovery % rec. Rata-rata 0,4810 97,1028 10 0,4810 97,1028 97,1962566 0,4816 97,38317 0,7989 96,26168 25 0,8043 99,271028 98,4236746 0,8068 99,738316 0,7046 100,794395 50 0,7079 101,56542 101,4485983 0,7097 101,98598 Spesifisitas Uji spesifisitas bertujuan untuk mengetahui perubahan maupun pergeseran panjang gelombang hidrokuinon tersebut terhadap akibat penambahan senyawa teofilin sebagai pengotornya. Teofilin dipilih karena panjang gelombang teofilin mendekati panjang gelombang hidrokuinon. Berikut spektrum serapan hidrokuinon standar, teofilin standar dan hidrokuinon + teofilin dalam sampel yang ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Spektrum Perbandingan serapan sampel, hidrokuinon standar 14 µg/ml, teofilin standar 10 µg/ml dan sampel + hidrokuinon + teofilin. Hidrokuinon memiliki λ maks 293 nm, sedangkan teofilin memiliki nilai λ maks 271 nm. Berdasarkan spektrum campuran sampel, hidrokuinon dan teofilin membentuk dua puncak dengan adanya pergeseran batokromik dan hipsokromik. Pergeseran hipsokromik oleh hidrokuinon disebabkan karena gugus O - dari hidrokuinon kehilangan proton, menyebabkan hidrokuinon jadi lebih reaktif dan menyebabkan energinya besar sehingga panjang gelombang 234

maksimumnya menjadi rendah. Pergeseran batokromik oleh teofilin disebabkan karena adanya delokalisasi elektron. Adanya efek delokalisasi ini akan * menyebabkan penurunan tingkat energi dan sebagai konsekuensinya terjadi pergeseran batokromik (Ganjar dan Rohman, 2007). Tabel 3. Deskripsi sampel krim pemutih wajah Penetapan Kadar Pada Sampel Sampel yang dianalisis didapatkan dari salon-salon kecantikan yang berada di Kecamatan Kendari Barat, Mandonga, Wua-Wua dan Kambu serta 1 sampel yang mengandung hidrokuinon 2 % diperoleh dari apotek. Deskripsi dari produk krim pemutih wajah yang dijadikan sampel dapat dilihat pada Tebel 3. Nama Krim Komposisi Khasiat A Hidrokuinon 2 % Mengatasi hiperpigmentasi, bintik-bintik hitam (freckles) dan noda-noda hitam (melasma). B - Mencerahkan wajah C - Mencerahkan wajah D - Mencerahkan wajah Ekstrak Sakura dan Membantu memulihkan kulit E Lipo-Vit C + VTT B3 sepanjang malam Uji kualitatif adalah uji yang dilakukan untuk menentukan ada tidaknya hidrokuinon dalam krim pemutih wajah. Pengujian sampel krim pemutih wajah secara kualitatif dengan mengamati. spektrum yang terbentuk tiap sampel. Perbandingan spektrum sampel A, B, C, D dan E terhadap standar hidrokuinon dapat dilihat pada Gambar 3 Gambar 3. Perbandingan spektrum sampel A, B, C, D dan E terhadap standar hidrokuinon Spektrum yang dibentuk oleh sampel menunjukan bahwa sampel A dan C positif mengandung hidrokuinon, sedangkan pada sampel B, D dan E 235

negatif. Setelah diketahui sampel yang positif mengandung hidrokuinon, kemudian dilakukan uji kuantitatif. Hasil uji kuantitatif sampel A dan C secara berturut-turut dengan tiga kali pengulangan adalah 1,968 %; 1,964 %; 1,967 % dan 1,589 %; 1,592 %; 1,592 % KESIMPULAN Kesimpulan pada penelitian ini : 1. Metode spektrofotometri UV dengan linearitas adalah 0,9998, batas deteksi dengan kadar 0,471 µg/ml dan batas kuantifikasi dengan kadar 1,570 µg/ml. 2. Metode spektrofotometri UV menunjukan nilai % recovery sebesar 97-101 % dengan 3 konsentrasi yang berbeda, uji presisi dalam dengan nilai RSD sebesar 0,082 % dan pengujian spesifisitas menunjukan tidak spesifik untuk sampel hidrokuinon. 3. Berdasarkan 5 sampel krim pemutih wajah yang beredar di salon kecantikan Kota Kendari diketahui hanya 2 sampel yang positif mengandung hidrokuinon, dengan kadar < 2 % yaitu 1,966% dan 1,591 %. DAFTAR PUSTAKA Amponsah, D., 2010, Levels Of Mercury and Hydroquinone in Some Skin- Lightening Creams and Their Potential Risk To The Health Of Consumers in Ghana, Tesis, Fakultas Ilmu Fisika, Universitas Kwame Nkrumah. Aryani, N. L. D., Khesuma, D., dan Khosasi. W. P., 2010, Pemeriksaan Hidrokuinon dengan Metode Spektrofotometri dalam Sediaan Krim Pencerah Kulit N, DL dan NNN, Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, Seminar Teknik Kimia Soehadi Reksowardjo. Baran, R dan Howard I. M., 1998, Textbook and Cosmetics Dermatology, 2 nd Ed, Martin Dunitz Ltd, London. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2007, Public Warning/Peringatan Nomor Kh.00.01.432.6081 Tentang Kosmetik mengandung Bahan Berbahaya dan Zat Warna Yang Dilarang, Jakarta. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008, Bahan Tambahan Kosmetik, Naturakos, Vol. 3 (9). Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2011, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk.03.1.23.08.11.07331 Tentang Metode Analisis Kosmetika, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta. Desindro, C., 2000, Analysis Hydroquinone and Some of Its Ethers By Using Capillary Elecromatography, Journal of Cromatography, Vol. 887. Gandjar,. I. G., dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, Majalah Ilmu Kefarmasian Vol 1 (3). Ibrahim, S., Damayanti, S., dan Riani, Y., 2004, Penetapan dan Keseksamaan Metode Kalorimetri Menggunakan Pereaksi Floroglusin Untuk Penetapan Kadar Hidrokuinon dalam 236

Krim Pemucat, Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. 29 (1). Jangseokim.,danYongseong, K., 2005, Analysis of Hydroquinone and Its Ether Derivativesby Using MicellarElectrokinetic Chromatography (MECK), Korean Chem, Vol. 26 (5). Miller, J. N., dan Miller J. C., 2010, Statistics And Chemometrics For Analytical Chemistry, Sixth Edition, Pearson Education, England. Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier, Japan. Sarah, K.W, 2014, Analisis Hidrokuinon Dalam Sediaan Krim Malam CW1 dan CW2 dari Klinik Kecantikan N dan E di Kabupaten Sidoarjo, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol.3 (2). Sastrohamidjojo, H., 2001, Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta. Sumadri, 2005, Tinjauan Umum Validasi Metode Analisis, Pusat penelitian Kimia LIPI, Bandung. 237