VII. PERANCANGAN PROGRAM 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat Mengacu pada Visi Kabupaten Lampung Barat yaitu Terwujudnya masyarakat Lampung Barat yang CEKATAN (Cerdas, Kreatif, Aman, Taqwa dan Andalan) maka Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang dimiliki merumuskan visi sebagai berikut: Tercapainya Kecukupan Gizi Ikan Masyarakat Lampung Barat. Visi tersebut mengandung pengertian bahwa konsumsi ikan masyarakat Lampung Barat meningkat sesuai dengan standar konsumsi ikan yang ditetapkan secara nasional, sehingga akan dihasilkan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan mampu bersaing. Untuk merealisasikan visi tersebut, maka dijabarkan dalam misi Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai berikut: 1. Meningkatkan produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya air tawar; 2. Mengembangkan sistem pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan; 3. Mengembangkan usaha perikanan dan pemasaran hasil perikanan. Sebagai penjabaran dari visi dan misi, maka tujuan pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kemandirian masyarakat nelayan dan petani ikan; 2. Meningkatkan kualitas stakeholders perikanan dan kelautan; 3. Mengembangkan sistem pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 6.6 Strategi Pengembangan Perikanan Tangkap di Kabupaten Lampung Barat Hasil analisis mengenai kinerja sektor perikanan dalam perekonomian menghasilkan arahan kebijakan bagi pengembangan perikanan tangkap, yaitu meningkatkan efisiensi dan produktivitas serta keberlanjutan usaha penangkapan dengan perluasan usaha, penguatan permodalan, dan perluasan pasar. Arah kebijakan tersebut didasarkan atas masih besarnya potensi perikanan tangkap yang ada di Lampung Barat sementara kontribusinya terhadap perekonomian masih rendah. Analisis SWOT menghasilkan tujuh program strategis bagi
pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Lampung Barat. Dengan menggunakan analisis QSPM yang diperoleh melalui wawancara dengan narasumber yang berkompeten, dari tujuh strategi tersebut dihasilkan tiga prioritas program strategis sebagai berikut: 1. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana perikanan Strategi ini menjadi prioritas pertama dalam upaya pengembangan perikanan tangkap. Perkembangan usaha perikanan tangkap sangat membutuhkan sarana dan prasarana perikanan seperti pelabuhan tempat pendaratan ikan dengan aksesibilitas jalan yang cukup baik, tempat pelelangan ikan beserta fasilitas pendukungnya, ketersediaan es batu, suplai bahan bakar yang cukup, dan lain sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan untuk merealisasikan program tersebut antara lain adalah: a. Pembangunan tempat pelelangan ikan dan fasilitas pendukungnya Sesuai dengan arah kebijakan pengembangan perikanan tangkap yaitu peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha penangkapan, keberadaan tempat pelelangan ikan sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan usaha penangkapan. Efisiensi usaha penangkapan sangat dipengaruhi dengan sistem tataniaga produk perikanan. Dengan tidak adanya tempat pelelangan ikan, rantai pemasaran produk perikanan akan lebih banyak dikuasai para tengkulak yang dengan kekuatan yang dimilikinya, mereka dapat menentukan harga jual yang tidak berpihak kepada kesejahteraan para nelayan. Demikian pula dengan fasilitas pendukung lainnya seperti air bersih, gudang pendingin dan pabrik es batu. Fasilitas pendukung tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil tangkapan karena sifat produk perikanan yang mudah rusak/busuk. b. Pembangunan pelabuhan perikanan Pelabuhan perikanan merupakan prasyarat bagi upaya pengembangan skala usaha penangkapan. Pengembangan perikanan tangkap yang diarahkan pada peningkatan produktivitas usaha melalui peningkatan armada dan alat tangkap tidak akan terlaksana apabila tidak tersedia sarana pelabuhan sebagai tempat berlabuh bagi kapal penangkap ikan. Armada tangkap yang selama ini menggunakan perahu dengan ukuran kecil masih bisa didaratkan pada tempat-tempat pendaratan di pantai.
Tetapi hal ini akan menjadi permasalahan yang cukup mendasar apabila armada yang digunakan diperbesar untuk menjangkau perairan lepas pantai. Kapal dengan ukuran yang lebih besar tidak memungkinkan diangkat ke daratan untuk menghindari kerusakan apabila terjadi musim badai. c. Peningkatan aksesibilitas lokasi pendaratan ikan Aksesibilitas lokasi pendaratan ikan harus ditingkatkan agar mudah dijangkau oleh sarana transportasi. Dengan semakin terbukanya akses terhadap lokasi pendaratan ikan, pengangkutan hasil tangkapan akan semakin mudah sehingga dapat mempersingkat waktu penanganan sampai ke tempat pelelangan, sehingga kerusakan atau pembusukan dapat diminimalisir. 2. Perluasan daerah penangkapan Strategi prioritas kedua, perluasan daerah tangkapan, adalah untuk mengurangi tekanan terhadap daerah perairan pantai yang telah berada pada kondisi tangkap berlebih. Potensi perikanan yang masih bisa dikembangkan di Lampung Barat adalah perairan dalam (off shore). Untuk mendukung strategi ini, diperlukan program peningkatan armada tangkap dengan ukuran kapal yang lebih besar sehingga memiliki daya jelajah yang luas, alat tangkap yang sesuai dengan spesifik lokasi dan jenis tangkapan, peningkatan keterampilan operasional nelayan, dan sebagainya. Untuk merealisasi program tersebut, dapat dilaksanakan melalui kegiatan: a. Pengkajian potensi perikanan tangkap Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi sumberdaya ikan yang sesuai dengan daya dukung lingkungan. Keberlanjutan usaha penangkapan akan dapat dicapai apabila dapat ditentukan batasan jenis tangkapan dan jumah optimal penangkapan yang dapat dilakukan. Dengan demikian, penentuan potensi sumberdaya harus dilakukan secara tepat dengan mempertimbangkan aspek ekologi dan daya dukung lingkungan. b. Pengadaan armada dan alat tangkap yang sesuai dengan daerah penangkapan Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling pokok bagi upaya untuk memperluas daerah penangkapan. Usaha penangkapan pada wilayah perairan dalam membutuhkan armada tangkap yang lebih besar yang
memiliki daya jelajah yang lebih luas serta kapasita lebih besar. Pengembangan alat tangkap secara spesifik harus didasarkan pada jenis tangkapan dan daerah atau jalur penangkapan. c. Pelatihan teknis perikanan tangkap Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan nelayan untuk mengoperasikan armada dan alat tangkap yang akan dikembangkan sesuai dengan spesifikasi daerah penangkapan dan jenis tangkapan serta penanganan hasil tangkapan. Dengan peningkatan keterampilan tersebut, diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas usaha penangkapan. d. Pengaturan jalur tangkap dan layanan perizinan Pengaturan jalur penangkapan diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik antar nelayan. Layanan perizinan yang dilaksanakan meliputi perizinan yang dikeluarkan oleh kabupaten untuk penangkapan pada wilayah pengelolaan kabupaten, bantuan pengurusan izin kepada pemerintah propinsi atau kepada Menteri Kelautan dan Perikanan untuk armada tangkap yang beroperasi sampai dengan 12 mil atau lebih. Bantuan pengurusan izin ini merupakan bentuk insentif bagi usaha penangkapan yang menggunakan armada yang besar. 3. Pengembangan pasar dan peningkatan daya saing produk Strategi prioritas yang ketiga, pengembangan pasar dan peningkatan daya saing produk. Pengembangan pasar dimaksudkan untuk mengantisipasi peningkatan produksi karena adanya pengembangan usaha penangkapan. Peningkatan daya saing produk perikanan bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk perikanan sehingga lebih mampu bersaing. Kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain: a. Pemasyarakatan budaya mengkonsumsi ikan Visi Tercapainya Kecukupan Gizi Ikan Masyarakat Lampung Barat mengisyaratkan bahwa potensi pengembangan pasar perikanan untuk konsumsi masyarakat lokal masih sangat besar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan sosialisasi dan propaganda untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengkonsumsi ikan untuk mencukupi kebutuhan protein dan gizi.
b. Pembinaan usaha perikanan dan penanganan pascapanen Kegiatan pembinaan usaha dan penanganan pascapanen bertujuan untuk meningkatkan mutu produk sehingga mempunyai daya saing, terutama untuk pemasaran ke luar daerah. Pembinaan yang dilakukan meliputi manajemen usaha, pengolahan dan bantuan peralatan. c. Pemberdayaan koperasi dan kelembagaan perikanan Kegiatan ini diarahkan pada terbentuknya sistem atau lembaga yang mampu mengkoordinasikan segenap kegiatan pembangunan perikanan dengan mengutamakan pemberdayaan masyarakat dengan wadah koperasi. Peran koperasi baik dalam hal pembiayaan maupun kegiatan usaha pengolahan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk perikanan yang pada akhirnya kesejahteraan masyarakat yang terlibat dalam usaha perikanan dapat meningkat. d. Penguatan kelembagaan pemasaran Kelembagaan pemasaran harus diperkuat dengan menciptakan jejaring pemasaran sehingga terbentuk suatu sistem tata niaga berpihak kepada kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan. Sistem yang dibangun harus terpadu, mulai dari peningkatan peran tempat pelelangan, pedagang, sampai pada kegiatan pemasaran Program pengembangan perikanan tangkap tersebut ditetapkan menjadi prioritas pada tahun awal pelaksanaan, sedangkan prioritas selanjutnya disusun dalam rencana kegiatan sampai dengan tahun kelima. Matriks rencana operasional kegiatan secara rinci disajikan pada Lampiran 7 dari kajian ini.