PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Strategis (RENSTRA)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

Kiat Kiat Jurus Jitu Pengembangan Minapolitan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERUMUSAN STRATEGI. 6.1 Analisis Lingkungan Strategis

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

VIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

Terwujudnya Ketahanan Pangan Berbasis Usahatani Sebagai. Andalan dan Penggerak Pembangunan Ekonomi Kerakyatan"

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN

BAB III Visi dan Misi

1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Peta Pulau Ambon

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PERIKANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 6 PENUTUP. temuan penelitian tentang bagaimana pengelolaan sektor kelautan dan perikanan

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dirubah yakni dari ikan yang dijual sendiri-sendiri menjadi ikan dijual secara lelang

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 penelitian berjudul Pola Pemanfaatan Sumberdaya Udang Dogol (Metapenaeus ensis de Haan) Secara Berkelanjutan di Perairan Cilacap dan Sekitarnya ; Su

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

KESEPAKA TAN KERJASAMA

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

6 PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KEWILAYAHAN. 6.1 Urgensi Sektor Basis Bagi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kabupaten Belitung

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, aktivitas mikroorganisme atau proses oksidadi lemak oleh udara

8 KEBIJAKAN STRATEGIS PENGEMBANGAN PERIKANAN

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG. 2.1 Profil Singkat Dinas Kelautan Dan Perikanan Kota Semarang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

BAB I PENDAHULUAN. ke konsumen semakin banyak dengan kualitasnya masing-masing. Keadaan ini

Industri Keuangan Non Bank

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN KEPADA KELOMPOK MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

BAB I. PENDAHULUAN. Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak

RENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN

Transkripsi:

VII. PERANCANGAN PROGRAM 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat Mengacu pada Visi Kabupaten Lampung Barat yaitu Terwujudnya masyarakat Lampung Barat yang CEKATAN (Cerdas, Kreatif, Aman, Taqwa dan Andalan) maka Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang dimiliki merumuskan visi sebagai berikut: Tercapainya Kecukupan Gizi Ikan Masyarakat Lampung Barat. Visi tersebut mengandung pengertian bahwa konsumsi ikan masyarakat Lampung Barat meningkat sesuai dengan standar konsumsi ikan yang ditetapkan secara nasional, sehingga akan dihasilkan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan mampu bersaing. Untuk merealisasikan visi tersebut, maka dijabarkan dalam misi Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai berikut: 1. Meningkatkan produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya air tawar; 2. Mengembangkan sistem pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan; 3. Mengembangkan usaha perikanan dan pemasaran hasil perikanan. Sebagai penjabaran dari visi dan misi, maka tujuan pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kemandirian masyarakat nelayan dan petani ikan; 2. Meningkatkan kualitas stakeholders perikanan dan kelautan; 3. Mengembangkan sistem pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 6.6 Strategi Pengembangan Perikanan Tangkap di Kabupaten Lampung Barat Hasil analisis mengenai kinerja sektor perikanan dalam perekonomian menghasilkan arahan kebijakan bagi pengembangan perikanan tangkap, yaitu meningkatkan efisiensi dan produktivitas serta keberlanjutan usaha penangkapan dengan perluasan usaha, penguatan permodalan, dan perluasan pasar. Arah kebijakan tersebut didasarkan atas masih besarnya potensi perikanan tangkap yang ada di Lampung Barat sementara kontribusinya terhadap perekonomian masih rendah. Analisis SWOT menghasilkan tujuh program strategis bagi

pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Lampung Barat. Dengan menggunakan analisis QSPM yang diperoleh melalui wawancara dengan narasumber yang berkompeten, dari tujuh strategi tersebut dihasilkan tiga prioritas program strategis sebagai berikut: 1. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana perikanan Strategi ini menjadi prioritas pertama dalam upaya pengembangan perikanan tangkap. Perkembangan usaha perikanan tangkap sangat membutuhkan sarana dan prasarana perikanan seperti pelabuhan tempat pendaratan ikan dengan aksesibilitas jalan yang cukup baik, tempat pelelangan ikan beserta fasilitas pendukungnya, ketersediaan es batu, suplai bahan bakar yang cukup, dan lain sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan untuk merealisasikan program tersebut antara lain adalah: a. Pembangunan tempat pelelangan ikan dan fasilitas pendukungnya Sesuai dengan arah kebijakan pengembangan perikanan tangkap yaitu peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha penangkapan, keberadaan tempat pelelangan ikan sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan usaha penangkapan. Efisiensi usaha penangkapan sangat dipengaruhi dengan sistem tataniaga produk perikanan. Dengan tidak adanya tempat pelelangan ikan, rantai pemasaran produk perikanan akan lebih banyak dikuasai para tengkulak yang dengan kekuatan yang dimilikinya, mereka dapat menentukan harga jual yang tidak berpihak kepada kesejahteraan para nelayan. Demikian pula dengan fasilitas pendukung lainnya seperti air bersih, gudang pendingin dan pabrik es batu. Fasilitas pendukung tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil tangkapan karena sifat produk perikanan yang mudah rusak/busuk. b. Pembangunan pelabuhan perikanan Pelabuhan perikanan merupakan prasyarat bagi upaya pengembangan skala usaha penangkapan. Pengembangan perikanan tangkap yang diarahkan pada peningkatan produktivitas usaha melalui peningkatan armada dan alat tangkap tidak akan terlaksana apabila tidak tersedia sarana pelabuhan sebagai tempat berlabuh bagi kapal penangkap ikan. Armada tangkap yang selama ini menggunakan perahu dengan ukuran kecil masih bisa didaratkan pada tempat-tempat pendaratan di pantai.

Tetapi hal ini akan menjadi permasalahan yang cukup mendasar apabila armada yang digunakan diperbesar untuk menjangkau perairan lepas pantai. Kapal dengan ukuran yang lebih besar tidak memungkinkan diangkat ke daratan untuk menghindari kerusakan apabila terjadi musim badai. c. Peningkatan aksesibilitas lokasi pendaratan ikan Aksesibilitas lokasi pendaratan ikan harus ditingkatkan agar mudah dijangkau oleh sarana transportasi. Dengan semakin terbukanya akses terhadap lokasi pendaratan ikan, pengangkutan hasil tangkapan akan semakin mudah sehingga dapat mempersingkat waktu penanganan sampai ke tempat pelelangan, sehingga kerusakan atau pembusukan dapat diminimalisir. 2. Perluasan daerah penangkapan Strategi prioritas kedua, perluasan daerah tangkapan, adalah untuk mengurangi tekanan terhadap daerah perairan pantai yang telah berada pada kondisi tangkap berlebih. Potensi perikanan yang masih bisa dikembangkan di Lampung Barat adalah perairan dalam (off shore). Untuk mendukung strategi ini, diperlukan program peningkatan armada tangkap dengan ukuran kapal yang lebih besar sehingga memiliki daya jelajah yang luas, alat tangkap yang sesuai dengan spesifik lokasi dan jenis tangkapan, peningkatan keterampilan operasional nelayan, dan sebagainya. Untuk merealisasi program tersebut, dapat dilaksanakan melalui kegiatan: a. Pengkajian potensi perikanan tangkap Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi sumberdaya ikan yang sesuai dengan daya dukung lingkungan. Keberlanjutan usaha penangkapan akan dapat dicapai apabila dapat ditentukan batasan jenis tangkapan dan jumah optimal penangkapan yang dapat dilakukan. Dengan demikian, penentuan potensi sumberdaya harus dilakukan secara tepat dengan mempertimbangkan aspek ekologi dan daya dukung lingkungan. b. Pengadaan armada dan alat tangkap yang sesuai dengan daerah penangkapan Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling pokok bagi upaya untuk memperluas daerah penangkapan. Usaha penangkapan pada wilayah perairan dalam membutuhkan armada tangkap yang lebih besar yang

memiliki daya jelajah yang lebih luas serta kapasita lebih besar. Pengembangan alat tangkap secara spesifik harus didasarkan pada jenis tangkapan dan daerah atau jalur penangkapan. c. Pelatihan teknis perikanan tangkap Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan nelayan untuk mengoperasikan armada dan alat tangkap yang akan dikembangkan sesuai dengan spesifikasi daerah penangkapan dan jenis tangkapan serta penanganan hasil tangkapan. Dengan peningkatan keterampilan tersebut, diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas usaha penangkapan. d. Pengaturan jalur tangkap dan layanan perizinan Pengaturan jalur penangkapan diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik antar nelayan. Layanan perizinan yang dilaksanakan meliputi perizinan yang dikeluarkan oleh kabupaten untuk penangkapan pada wilayah pengelolaan kabupaten, bantuan pengurusan izin kepada pemerintah propinsi atau kepada Menteri Kelautan dan Perikanan untuk armada tangkap yang beroperasi sampai dengan 12 mil atau lebih. Bantuan pengurusan izin ini merupakan bentuk insentif bagi usaha penangkapan yang menggunakan armada yang besar. 3. Pengembangan pasar dan peningkatan daya saing produk Strategi prioritas yang ketiga, pengembangan pasar dan peningkatan daya saing produk. Pengembangan pasar dimaksudkan untuk mengantisipasi peningkatan produksi karena adanya pengembangan usaha penangkapan. Peningkatan daya saing produk perikanan bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk perikanan sehingga lebih mampu bersaing. Kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain: a. Pemasyarakatan budaya mengkonsumsi ikan Visi Tercapainya Kecukupan Gizi Ikan Masyarakat Lampung Barat mengisyaratkan bahwa potensi pengembangan pasar perikanan untuk konsumsi masyarakat lokal masih sangat besar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan sosialisasi dan propaganda untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengkonsumsi ikan untuk mencukupi kebutuhan protein dan gizi.

b. Pembinaan usaha perikanan dan penanganan pascapanen Kegiatan pembinaan usaha dan penanganan pascapanen bertujuan untuk meningkatkan mutu produk sehingga mempunyai daya saing, terutama untuk pemasaran ke luar daerah. Pembinaan yang dilakukan meliputi manajemen usaha, pengolahan dan bantuan peralatan. c. Pemberdayaan koperasi dan kelembagaan perikanan Kegiatan ini diarahkan pada terbentuknya sistem atau lembaga yang mampu mengkoordinasikan segenap kegiatan pembangunan perikanan dengan mengutamakan pemberdayaan masyarakat dengan wadah koperasi. Peran koperasi baik dalam hal pembiayaan maupun kegiatan usaha pengolahan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk perikanan yang pada akhirnya kesejahteraan masyarakat yang terlibat dalam usaha perikanan dapat meningkat. d. Penguatan kelembagaan pemasaran Kelembagaan pemasaran harus diperkuat dengan menciptakan jejaring pemasaran sehingga terbentuk suatu sistem tata niaga berpihak kepada kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan. Sistem yang dibangun harus terpadu, mulai dari peningkatan peran tempat pelelangan, pedagang, sampai pada kegiatan pemasaran Program pengembangan perikanan tangkap tersebut ditetapkan menjadi prioritas pada tahun awal pelaksanaan, sedangkan prioritas selanjutnya disusun dalam rencana kegiatan sampai dengan tahun kelima. Matriks rencana operasional kegiatan secara rinci disajikan pada Lampiran 7 dari kajian ini.