BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Lingkungan Eksternal Bisnis Negara Indonesia pada saat ini sedang melakukan pembangunan yang cukup cepat semenjak pemerintahan Indonesia dipimpin oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Pembangunan meliputi disegala bidang termasuk dalam pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia mulai dari Pulau Sumatera sampai ke Pulau Papua. Pemerintah melalui Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) juga menawarkan sejumlah proyek pembangunan insfrasturuktur yaitu Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada tahun 2013 dimana proyek-proyek tersebut ditawarkan kepada BUMN dan pihak swasta. Tabel 1.1 Tabel Proyek Peospektif MP3EI Proyek Prospektif MP3EI Soekarno Hatta Airport Railway Intergrated Terminal of Gedebage (Railway), Bandung Revitalization of Rail Station & Pedesterian of Malioboro, Yogyakarta Coslidated Urban Development, Banda Aceh Strategic Infrasturucture and Regional Development of sunda Strait, Lampung Tanjung Priok Access Toll Road, DKI Jakarta Balikpapan-Samarinda Toll Road, East Kalimantan Manado-Bitung Toll Road, North Sulawesi Kayu Agung-Betung Toll Road Pondok Gede Water Supply, Bekasi Southern Bali Water Supply, Bali Solid Waste Deposal and Treatment, Bogor and Depok Area Solid Waste Fiunal Disposal and treatment Facility, Surakarta Karama Hydro Power Plant, West Sulawesi Sumber : Bappenas (2013)
Tabel 1.2 Tabel Proyek Potensial MP3EI Proyek Potensial MP3EI Expansion of Tanjung Priok Port, Cilkamaya, Karawang, West java Development of Maloy International Port, East Kalimantan Expansion of Tanjung Sauh Port, Batam Kulonprogo International Airport, Yogyakarta Development of New Bali Airport, Bali Surabaya MRT Project, Surabaya Bandung Monorail Project, Bandung Muara Enim-Pulau Baai Railway South Sumatera Monorail Project Pasirkoja-Soreang Toll Road, West java Cileunyi-Sumedang-Dawuan Toll Roadm West Java Pandaan-Malang Toll Road, East Java Pengolahan Air Limbah, DKI Jakarta Sumber : Bappenas (2013) Tabel 1.1 dan tabel 1.2 adalah daftar proyek MP3EI yang ditawarkan oleh Bappenas. Berdasarkan proyek yang ditawarkan pembangunan jalan tol merupakan proyek yang paling banyak dibangun kemudian diikuti oleh proyek pembangunan kereta api. Adapun proyek-proyek tersebut sudah dalam tahap pembangunan dan masih dalam tahap perencanaan. Pembangunan infrastruktur yang dicanangkan oleh pemerintah berpengaruh kepada perekonomian Indonesia, sebab infrastruktur berfungsi sebagai penggerak perekonomian Indonesia. Selain berfungsi sebagai penggerak perekonomian, infrastruktur juga mempengaruhi kepada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat dalam hal peningkatan produktivitas tenaga kerja dan aksesibilitas terhadap lapangan pekerjaan (setkab.go.id).
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015 menyebutkan bahwa penyerapan tenaga kerja dibidang konstruksi dan pembangunan infrastruktur tidak sebanyak bila dibandingkan dengan penyerapan tenaga kerja disektor lainnya. 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Sektor Penyerap Tenaga Kerja 2015 (Juta Orang) Gambarl 1.1 Grafik Sektor Penyerap Tenaga Kerja Sumber : BPS (2015) Dengan adanya program pemerintah dalam percepatan pembangunan infrastruktur diharapkan penyerapan tenaga kerja disektor konstruksi dan pembangunan infrastruktur semakin banyak sehingga dapat mendukung percepatan pembangunan infrastruktur Indonesia. Penyebaran lokasi proyek pembangunan infrastruktur menyebabkan penyerapan tenaga kerja disektor konstruksi tidak hanya berasal dari daerah dimana proyek itu dilakukan namun juga berasal dari luar daerah. Dengan banyaknya tenaga kerja yang diserap dan berasal dari luar daerah menyebabkan pihak perusahaan konstruksi dan bangunan harus menyediakan tempat tinggal bagi para pekerja karena proyek yang dilaksanakan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pada umumnya perusahaan kontraktor menyediakan tempat tinggal untuk para pekerjanya dengan membangun sebuah barak atau dengan menyewa rumah penduduk yang ada disekitar lokasi proyek. Namun ada beberapa perusahaan kontraktor yang menyediakan tempat tinggal untuk para pekerja dengan menggunakan kontainer yang sudah dimodifikasi sehingga dapat ditinggali oleh para pekerja. Kontainer yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari beberapa perusahaan penyedia kontainer seperti PT Contena Pratama, PT Malaka Jaya Abadi, PT Abc Container, PT Adji Bayu Cipta, PT Buana Wikasa dan Red Container. Perusahaan-perusahaan tersebut berada di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Medan. Perusahaan-perusahaan tersebut menyediakan kontainer bekas baik yang sudah dimodifikasi maupun yang belum dimodifikasi. Namun perusahaan tersebut tidak berfokus pada modifikasi kontainer untuk tempat tinggal tapi juga untuk gudang penyimpanan, kantor, laboratorium, klinik, dapur, shelter atau ruang tunggu, dan toilet. Oleh karena itu beradasarkan latar belakang tersebut maka penulis berencana untuk membuat rencana bisnis yang berfokus kepada tempat tinggal sementara untuk para pekerja proyek konstruksi dan bangunan House of Container (HoC) dengan menggunakan kontainer bekas yang telah dimodifikasi sehingga layak menjadi tempat tinggal para pekerja proyek selama proyek pembangunan berjalan. 1.2. Lingkungan Internal Bisnis Ide bisnis ini muncul berdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu banyaknya proyek pembangunan infrastruktur yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia dan akan menyerap banyak tenaga kerja disektor
tersebut. Pada umumnya perusahaan kontraktor yang mendapatkan proyek di luar daerah memberikan tempat tinggal para pekerjanya dengan menyewa rumahrumah warga yang dekat dengan lokasi proyek atau dengan membangun barak atau bedeng dilokasi proyek dengan kualitas yang kurang layak. Maka HoC hadir untuk membantu perusahaan kontraktor untuk menyediakan tempat tinggal sementara bagi para pekerja selama proyek pembangunan berjalan. HoC menyediakan tempat tinggal untuk pekerja proyek dengan menggunakan kontainer yang dimodifikasi sehingga menjadi tempat yang layak huni dengan berbagai macam fasilitas yang dapat menunjang kebutuhan para pekerja setelah mereka bekerja. HoC dapat diletakkan dilokasi proyek sehingga untuk mencapai lokasi proyek para pekerja tidak perlu membutuhkan waktu yang lama. HoC juga menerapkan sistem ramah lingkungan bila dibandingankan dengan membangun barak atau bedeng dimana kontainer yang digunakan adalah kontainer bekas yang kemudian dimodifikasi sehingga kontainer dapat digunakan kembali apabila ada proyek baru. Kontainer memiliki kelemahan dimana kontainer terbuat dari baja sehingga suatu saat dapat berkarat dan keropos, selain itu sifat baja yang mudah menyerap panas. Namun hal-hal tersebut dapat diatasi sengan perawatan yang berkala sehingga karat dan kerpos dapat ditanggulangi, selain itu memodifikasi kontainer dapat menyelesaikan permasalahan kontainer yang bersifat penghantar panas dengan menyediakan pendingin ruangan dan membuat banyak jendela untuk sirkulasi udara.
1.3. Rumusan Masalah Dengan adanya kebijakan percepatan pembangunan infratrukstur yang digalakkan pemerintah serta terus berkembangnya bisnis dibidang konstruksi dan bangunan menyebabkan penyerapan tenaga kerja dibidang ini menjadi besar, selain itu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga dibutuhkan tempat tinggal sementara untuk para pekerja. Saat ini perusahaan yang khusus menyediakan tempat tinggal sementara untuk para pekerja bangunan dengan menggunakan kontainer bekas yang telah dimodifikasi dan layak huni serta dapat diletakaan dilokasi proyek dapat dikatakan belum ada dan persaingan hanya terbatas kepada perusahaan penyedia kontainer dan warga-warga sekitar proyek yang menyewakan rumah mereka untuk tempat tinggal pekerja dan jumlahnya terbatas sehingga perusahaan kontraktor mengalami kesulitan untuk memberikan tempat tinggal bagi para pekerja yang jumlahnya banyak. Berdasarkan fenomena tersebut penulis menyadari bahwa adanya peluang bisnis yang cukup besar dan menjanjikan dibidang penyediaan tempat tinggal para pekerja konstruksi dan bangunan dengan menggunakan kontainer yang telah dimodifikasi sehingga dapat memberi kontribusi terhadap perusahaan konstruksi dan bangunan serta para pekerja yang ada di dalamnya. 1.4. Tujuan Studi Berdasarkan latar belakang seta rumusan masalah yang telah ditulis, penelitian ini bertujuan untuk menyusun sebuah rencana bisnis yang digunakan untuk pedoman mendirikan usaha tempat tinggal sementara untuk pekerja proyek HoC dan sebagai acuan untuk pengoperasian bisnis HoC serta rencana bisnis
dibuat dan disusun secara rinci dan jelas sesuai agar bisnis ini dapat terealisasi dengan baik. 1.5. Manfaat Manfaat yang diharapkan dengan adanya penyusunan rencana bisnis adalah sebagai berikut: 1. Bagi pelaku bisnis, penelitain ini dapat dijadikan pedoman atau alat bantu untuk menjalankan bisnis dan pengoperasian bisnis tempat tinggal sementara untuk pekerja konstruksi dan bangunan. 2. Bagi para investor, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penanaman modal yang dapat dilihat dari perincian keuangan dan analisis kelayakan usaha.