TEKNIK PEMBENIHAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Anak Agung.N.B.A.A, Adi Saputra, Andi Sandra.Z, Astian Asman, Fetria Januar, Finda Rosti.

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN LAPORAN KEAHLIAN PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI HATCHERY BAPPL STP SERANG

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

III. BAHAN DAN METODE

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

Pematangan Gonad di kolam tanah

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae


BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

BAB III BAHAN DAN METODE

MODUL TEACHING FACTORY

III. BAHAN DAN METODE

1.Abstrak. 2.Isi/jenis

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

MODUL: PENEBARAN NENER

METODOLOGI PENELITIAN

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB III BAHAN DAN METODE

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 17 Januari 2016 di UD.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

II. BAHAN DAN METODE 2.1Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Pencampuran dan Pemberian Pakan

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBENIHAN TERIPANG PUTIH (Holothuria scabra)

GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

II. BAHAN DAN METODE

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL: PEMIJAHAN DAN PEMANENAN TELUR

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

MODUL: PEMELIHARAAN INDUK

MODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

RINGKASAN LAPORAN KEAHLIAN TEKNIK PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI BAK TERPAL BAPPL STP SERANG, BANTEN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Transkripsi:

TEKNIK PEMBENIHAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Anak Agung.N.B.A.A, Adi Saputra, Andi Sandra.Z, Astian Asman, Fetria Januar, Finda Rosti.P, ABSTRAK Firdaus Pakaya, Leni Aprillia.S, Licken Ibahim.E, Muhammad Khoiron. HATCHERY BAPPL STP-SERANG Lele sangkuriang (Clarias gariepinus) memiliki prospek yang menjanjikan dan mulai merebut perhatian pelaku usaha budidaya. Ikan lele sangkuriang memiliki kelebihan yaitu panen yang cepat, hasil produksi lebih tinggi, lebih tahan terhadap penyakit, sangat mudah dibudidayakan dan teknik pemeliharaannya yang sederhana. Ikan lele secara umum memiliki tubuh yang licin, berlendir, tidak bersisik dan bersungut atau berkumis. Habitat ikan lele banyak ditemukan pada perairan air tawar didaerah dataran rendah yang sedikit payau seperti bekas tambak. Induk merupakan factor penting yang harus ada dalam pengembangan pembenihan ikan lele. Seleksi induk dilakukan sebagai awal proses pemijahan, induk jantan dan betina diambil dari dalam kolam/bak pemeliharaan induk dan diseleksi satu persatu dengan melihat urogenitalnya. Pemijahan merupakan proses pembuahan sel sperma kepada sel telur, proses pemijahan pada ikan lele dikenal beberapa teknik pembenihan yang bisa dilakukan yakni : ) pembenihan secara buatan, ) pembenihan secara semi buatan, 3) pembenihan secara alami. Daya tetas telur banyak dipengaruhi oleh pemilihan dan perlakuan induk betina dan pejantan pada waktu penyuburan hingga pemijahan. Pemeliharaan larva hingga pendedera, pengelolaan pakan, dan kulitas air pada pembesaran ikan lele sangkuriang sangatlah penting. Benih dipanen dengan cara tertentu, kemudian dikemas untuk dijual. Benih lele dipanen melalui pintu air pengeluaran atau ditangkap dengan seser atau alat yang lain. Hasilnya ditampung dalam bak atau tong plastik untuk membuang kotoran yang menempel pada tubuh lele, selanjutnya dihitung jumlahnya. Pelaksanaan Praktek Keahlian ini dilaksanakan pada tanggal Februari 06 sampai Maret 06. Lokasi Praktek Keahlian ini dilaksanakan di hatchery BAPPL- Serang yang berlokasi dijalan STP Raya, Desa Karangantu, Kec. Kasemen, Kota Serang, Banten. Dimulai dari pemeliharaan induk hingga panen. Kata kunci : lele sangkuriang, pembenihan, teknik pemijahan. Pendahuluan Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah di budidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Pengembangan usaha budidaya ikan ini semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 985. Keunggulan dari pembenihan ikan lele sangkuriang dibandingkan dengan jenis ikan lele lainnya yaitu memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, sifat kanibal yang lebih rendah, tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi, dan pertumbuhannya yang lebih cepat. Kualitas benih ikan lele sangat di pengaruhi dari kualitas induk. Dalam hal ini pembenihan sangat menentukan dan memiliki peluang besar dalam hal bisnis. Ikan lele secara umum memiliki tubuh yang licin, berlendir, tidak bersisik dan bersungut atau berkumis. Lele memiliki kepala yang panjang, hampir mencapai seperempat dari panjang tubuhnya. Kepalanya pipih ke bawah dengan bagian atas dan bawah kepalanya tertutup oleh tulang pelat. Ikan lele Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, 06 Page

juga memiliki buah sirip yang berpasangan, yaitu sirip perut dan sirip dada. Habitat ikan lele banyak ditemukan pada perairan air tawar didaerah dataran rendah yang sedikit payau seperti bekas tambak. Di alam ikan lele banyak tinggal di sungai-sungai yang alirannya mengalir secara perlahan dan banyak juga yang hidup didaerah waduk, telaga, rawa, serta genangan air tawar laninnya, seperti kolam dan lainnya. Ada dua jenis pakan yang disukai lele yaitu pakan alami dan buatan. Sangkuriang termasuk dalam golongan pemakan segala, tetapi cenderung pemakan daging (karnivora). Ikan lele Sangkuriang merupakan jenis ikan yang memiliki kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam (bottom feeder).. Cara Kerja. Pemeliharaan induk Induk ikan lele dipelihara secara terpisah antara induk jantan dan induk betian, induk dipelihara dalam bak pemeliharaan induk dengan tinggi air 50 cm. Induk lele yang dipelihara dalam bak pemeliharaan di hatchery ada 58 ekor betina dan 0 ekor jantan. Pemberian pakan induk dilakukan pada pagi hari dan sore hari, saat pagi hari pada pukul 07.00 WIB dengan ikan rucah dan sore hari pada pukul 7.00 WIB juga menggunakan rucah. Tahapan pemberian pakan induk : Ikan rucah atau udang diberikan pagi hari pukul 07.00 WIB. Ikan rucah yang diberikan pada induk, kami memperolehnya dari tempat pelelangan ikan, sedangkan udang kami peroleh dari udang udang yang mati yang ada disekitar pematang tambak. Membersihkan udang dengan cara membuang kepala, dan mencuci dengan air bersih sedangkan untuk ikan rucah dipotong-potong karena ukurannya besar. Memberikan ikan rucah atau udang kepada induk secara perlahan, dan diberikan secara adhlibitum.. Seleksi induk Seleksi induk dilakukan pada sore hari sebelum pemberian pakan yaitu antara pukul 5.00 6.00 WIB Air pada bak pemeliharaan induk dikurangi hingga 50 % Melakukan pengamatan induk, induk ditangkap menggunakan seser dengan perlahan agar induk tidak stress. Pada induk betina dilakukan pengecekan tingkat kematangan telur menggunakan selang kanula, dan mengambil sampel telur untuk menghitung fekunditas telur..3 Penyuntikan Penyuntikan induk dilakukan pada sore hari. Persiapkan peralatan penyuntikan dan hormon ovaprim. Penggunaan injeksi spuit yang sudah dibersihkan dengan air panas atau alat injeksi yang baru. Menimbang induk ikan lele (jantan dan betina) dan tentukan dosis ovaprim. Dosis ovaprim untuk induk betina dan jantan 0.3 ml/kg. Mengambil ovaprim menggunakan spuit sesuai dosis yang sudah di tentukan. Melakukan penyuntikan induk jantan dan induk betina secara intramuscular ( bagian punggung), dengan kemiringan jarum suntik 40 45 0 dengan kedalaman jarum suntik ± cm yang disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan. Lakukan penyuntikan dengan hati hati. Setelah hormon disuntikkan jarum dilepaskan secara perlahan, kemudian bekas suntikan ditekan/ditutup dengan jari telunjuk beberapa saat agar hormon tidak keluar kembali..4 Pemijahan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta 06 Page

Membersikan bak fiber yang digunakan untuk tempat pemijahan. Mengisi air pada bak dengan tinggi 5-0 cm. Memasang substrat berupa kakaban pada bak pemijahan, kakaban berupa ijuk yang dijepit dengan bambo, jumlah kakaban disesuaikan menurut luas bak pemijahan,namun pada umumnya menggunakan 6 kekaban untuk setiap baknya. Pemijahan dilakukan secara alami, yaitu setelah dilakukan penyuntikan pada induk, induk jantan dan induk betina dimasukkan kedalam bak pemijahan. Pemijahan akan terjadi 8 0 jam setelah penyuntikan..5 Penetasan Telur Membersihkan bak penetasan telur Mengisi bak penetasan telur dengan air bersih setinggi 5-0 cm. Kakaban yang sudah tertempeli telur dari bak pemijahan dipindahkan kedalam bak penetasan telur, dan induk dipindahkan ke bak pemeliharaan induk. Mengambil sampel telur sebanyak 00 butir yang diletakkan di dalam ember untuk menghitung fertile rate dan hatching rate Melakukan pengamatan telur di mikroskop untuk mengamati perkembangan telur dan mengamati telur yang terbuahi dan yang menetas. Telur akan menetas 30 36 jam setelah pembuahan, pada suhu 5 0 c..6 Pemeliharaan Larva Pemberian pakan dilakukan setelah larva berumur 3 hari setelah menetas, yaitu berupa pakan alami dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 4 kali dalam sehari Mengganti air/ penambahan air jika air sudah terlihat kotor. Menyipon bak apabila sudah banyak kotoran yang mengendap pada dasar kolam. Langkah langkah kegiatan sampling untuk mendapatkan benih yang seragam Benih di panen menggunakan waring hijau dengan mengumpulkan benih di salah satu sudut bak. Benih yang terkumpul di waring di masukkan dalam baskom atau wadah penampungan. Benih di pindahakan ke dalam baskom grading. Baskom grading yang diletakkan di atas wadah tampungan. Benih yang berukuran kecil akan turun ke bawah, sedangkan benih berukuran besar akan tertinggal di baskom grading. Memastikan agar tidak ada benih yang saling bertumpuk dan tidak terlalu padat agar tidak ada yang terluka ataupun mati. Hitung jumlah benih sesuai dengan ukuran masing masing. Ambil sampel untuk mengetahui berat rata rata serta panjang rata rata untuk masing masing ukuran. Dilakukan aklimatisasi dengan memasukkan benih yang telah di grading dan di hitung jumlahnya ke dalam bak pendederan sesuai dengan ukuran..7 Pendederan Memindahkan benih dari bak penetasan telur dengan cara mengurangi air pada bak penetasan telur, Mengambil benih menggunakan seser Menampung benih pada ember atau bak penampungan. Menghitung jumlah benih dan memindahkannya ke kolam pendederan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, 06 Page 3

Mengecek kualitas air yang mencakup suhu, ph. Salinitas, DO, CO, alkalinitas. Menyipon bak pendederan untuk membersihkan sisa pakan dan lumut yang ada di dasar kolam..8 Kualitas Air Pengukuran Suhu Prosedur pengukuran suhu sebagai berikut : ) Mengambil alat pengukur suhu (termometer) ) Meletakan termometer hingga berada dibawah permukaan air. 3) Mengamati kisaran suhu dan kemudian catat. Pengukuran ph Prosedur pengukuran ph sebagai berikut : ) Meletakan alat ph meter kedalam air sampai batas tertentu. ) Menunggu beberapa saat hingga ph berubah mata. 3) Mengamati nilai ph air pada ph indikator dan mencatatnya. Pengukuran Salinitas Prosedur kerja mengukur salinitas sebagai berikut: ) Menetesi refraktometer dengan aquades, lap dengan tisu sampai kering. ) Pastikan angka di refraktometer di posisi 0. 3) Meteskan air sampel yang ingin diketahui salinitasnya. 4) Melihat ditempat yang bercahaya. 5) Terlihat sebuah bidang berwarna biru dan putih. 6) Garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan salinitasnya 7) Bilas kaca prisma dengan aquades, usap dengan tisyu dan simpan refraktometer di tempat kering. Pengukuran DO Prosedur kerja pengukuran DO sebagai berikut. ) Mengambil botol sampel dan isi dengan air sampai penuh (jangan ada gelembung). ) Menambahkan 0 tetes MnSO4 dan 0 tetes alkali iodida. 3) Menutup botol sampel, bolak balik larutan secara homogen, diamkan +/- 5 menit sampai mengendap, 4) Menambahkan H SO 4 40 tetes, bolak balik larutan hingga larutan mengendap. 5) Memasukkan larutan 00 ml kedalam erlenmeyer, kemudian titrasi sedikit dengan Na S O 3 0,05 N ( tetes). 6) Menambahkan indikator kanji sebanyak - tetes (sampai warna biru). 7) Titrasi kembali dengan Na S O 3 sampai warna biru hilang pertama kali. 8) Mencatat volume dan hitung nilai DO DO = a x N x 8000 V sampel Keterangan : a = volume titrasi N = 0,05 Pengukuran kadar CO Langkah kerja mengukur kadar CO sebagai berikut : ) Mengambil sampel air sebanyak 5 ml dan masukkan kedalam erlenmeyer. ) Menambahkan +/- - tetes larutan PP kedalam sampel 3) Bila warna merah, CO nol 4) Bila bening ada CO 5) Bila bening, cepat titrasi dengan Na CO 3 0,0454 N atau NaOH 0.07 N, sampai timbul warna merah. 6) Hitung volume pentiter yang digunakan. Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta 06 Page 4

7) Hitung kandungan CO dengan rumus. CO = a x N x 000 Vol sampel a = volume titrasi N = 0,0454 Pengukuran Alkalinitas ) Mengambil air sampel 00 ml + 5 tetes PP, bila ) Warna pink lanjut ke nomer 3) Warna bening (tidak berwarna) lanjut ke nomer 3 4) Titrasi dengan H SO 4 hingga warna berubah dari warna pink menjadi bening, titran yang digunakan A 5) Menambahkan +/- 3-4 tetes MO menjadi orange. 6) Titrasi dengan H SO 4 hingga warna merah. 7) Hitung nilai alkalinitas..9 Panen Pengurangan volume air pada bak pendederan. Mengambil benih menggunakan jaring secara perlahan agar benih tidak stress 3. Hasil Dan Pembahasan Tabel. Hasil Pemijahan Pemijahan jantan Jantan Panjang Berat Ovaprim ( cm ) ( gr ) ( ml ) Pemijahan Berat Berat Gonad Telur ( gr ) ( gr ) Fekunditas 60 000 0,6 00 0,00 50000 68 00 0,36 6 300 0,39 00 0,005 0000 6 600 0,48 Pemijahan jantan Jantan Jantan 5 900 0,7 50 0,004 500 6 350 0,4 66 350 0,4 50 0,00 5000 Pemijahan 3 6 00 0,33 40 0,00 0000 57 00 0,36 6 900 0,7 80 0,00 40000 60 00 0,33 Pada pemijahan pertama HR 00% karena pada saat pengambilan sampel untuk pengamatan fertil dan hatching rate terjadi kesalahan yaitu sampel tidak sesuai dengan ketentuan yang diinginkan yaitu 00 butir telur, akan tetapi jumlah telur yang dijadikan sampel yaitu 30 butir dan sampel yang diambil juga tidak mewakili untuk setiap kakaban hanya mengambil pada salah satu kakaban saja. Sehingga pada pemijahan ke dua dapat dilakukan dengan baik dan memperoleh hasil yang diinginkan. Fertil rate atau persentase telur yang terbuahi untuk setiap induk dalam satu kegiatan pemijahan terjadi perbedaan, hal ini disebabkan kondisi induk yang dimiliki. Pada pemijahan ke tiga mengalami tingkat daya penetasan (HR) telur yang sangat rendah karena pada saat pemijahan terdapat banyak sisa pakan induk yaitu rucah, hal ini terjadi karena induk jam sebelum dilakukan penyuntikan di beri pakan rucah sehingga sisa pakan tersebut mempengarui kualitas air dan daya tetas telur yang terbuahi Tabel. Hasil Pengamatan Perkembangan Telur Sampai Menetas gambar keterangan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, 06 Page 5

Pukul 0.00 Pembelahan inti banyak sel, pembelahan zygote secara cepat menjadi blastomer Pukul 03.00 Morula, terjadi setelah sel berjumlah 3 sel Pukul 06.00 Blastula, campuran sel-sel blastoderm membentuk ronggah penuh Pukul.00 Neurula, stadia terakhir sebelum perkembangan embrio Pukul 5.00 Embrio Pukul 5.5 Larva Tabel 3. Pengukuran Kualitas Air No Parameter Hasil Suhu 5 30 0 C ph 6,8-7,4 3 Salinitas 0-3ppt 4 DO 4-8 ppm 5 CO 5,67-40,33 ppm 6 Alkalinitas 3,-43,3 ppm Tabel 4. Hasil Sampling Tanggal ABW ( gr ) ADG (gr ) Panjang ( cm ) 7-Feb 0,0 -,5 Populasi ( ekor ) -Feb 0, 0,0 5 63567 - Maret 5- Maret - Maret SR (%),76 0,3-3,07 35937 75,,8 0,6 3,07-4,7 437 93,7 4,9 0,35 4,8 5 37583 89, Grafik ABW mengalami kenaikan berat rata rata yang stabil dari sampling pertama hingga sampling kelima. Grafik ADG mengalami kenaikan dari 0,0 gram hingga 0,5 gram 4. Kesimpulan Dan Saran 4. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan pembenihan ikan lele di Hatchery BAPPL STP Serang diantaranya :. Pemijahan yang dilakukan di BAPPL STP Serang cukup baik karena menggunakan pemijahan secara semi buatan dan hasil yang paling baik dicapai pada pemijahan pertama dengan fekunditas 70.000 butir telur dan HR yang didapat 00% dari panen larva umur 5 hari yaitu 63.567 ekor.. Hatching rate (HR) yang didapatkan 00% dari hasil panen larva umur 5 hari yaitu 63.576 ekor 3. Survival Rate (SR) yang didapat saat panen benih 8,5%, dengan kualitas air Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta 06 Page 6

dari suhu 5-8 0 C, ph 7 dan DO 4-6 mg/l sudah cukup baik. 4. Kualitas air yang optimal untuk pemeliharaan benih yaitu suhu 5-8 o C, ph 7, dan DO 4-6 ppm. Daftar Kepustakaan 4. Saran. Ketersediaan pakan yang kurang terpenuhi.. Sarana dan prasarana yang kurang memadai. Aninymous. 05. Manajement Air pada Kolam Lele. Info Perikanan. Jakarta Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 03. Budidaya Ikan Lele Intensif dengan Bioflok. Jakarta Effedi, Didik da Nur So. i. 009. Pembenihan Lele. Delta Media. Surakarta Narantaka, anggit. 0. Bisnis Lele Modal Cekak. Javalitera. Jogjakarta Rukmana, Rahmat. 03. Lele Dumbo Panen dan Pascapanen. Aneka ilmu. Semarang Ropiah, siti. 000. Pengelolaan Kualitas Air. Central Grafika. Jakarta Sunarma, Ade. 004. Peningkatan Produktifitas Usaha Lele SANGKURIANG (Clarias.sp.) Balai Budidaya Air Tawar. Sukabumi Yulianta Eka. 009. Studi Perbandingan System Penggelondongan Benih Ikan Lele Dumbo (clarias gariepinus) antara Sistem Tradisional dan Resirkulasi. Jakarta Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, 06 Page 7