GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010"

Transkripsi

1 V GAMBARAN UMUM USAHA 5.1. Gambaran Umum Wilayah Letak dan Keadaan Alam Kecamatan Bekasi Utara merupakan salah satu kecamatan yang terletak di sebelah utara Kota Bekasi dengan luas wilayah sekitar 1980,4 ha. Secara orbitrasi Kecamatan Bekasi Utara berjarak 7 kilometer dari Ibukota Bekasi, 210 kilometer dari ibukota Provinsi, dan 36 Kilometer dari Ibukota Negara. Secara geografis Kecamatan Bekasi Utara merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 20 meter diatas permukaan laut dengan suhu maksimum 34 0 C dan suhu minimum 36 0 C. Kecamatan Bekasi Utara merupakan daerah sentra pertanian, khususnya perikanan dan tanaman holtikultura. Akses jalan yang menghubungkan kecamatan Bekasi Utara dengan kecamatan lainnya sangat pesat, sehingga di sisi jalan tumbuh daerah pemukiman baru dan munculnya perdagangan dan industri kecil menengah. Penggunaan lahan pada Kecamatan Bekasi utara dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010 No. Lahan Luas Lahan (ha) 1 Jalan 18,1 2 Sawah dan Ladang Bangunan Umum 93,5 4 Empang 1277,377 5 Pemukiman/perumahan 143,72 6 Jalur Hijau 36,196 7 Pemakaman 16,5 8 Lain-lain - Sumber : Data Monografi Kecamatan Bekasi Utara (2010) Dilihat dari tabel diatas maka sebagian besar lahan di Kecamatan Bekasi Utara digunakan untuk pengusahaan perikanan budidaya pada media empang yaitu sebesar 1.277,377 ha. Pada lahan empang ini, hasil perikanan yang dibudidayakan

2 terdiri dari ikan patin, mas, lele, dan nila. Adapun penggunaan tanah di Kecamatan Bekasi Utara terdiri dari industri, pertokoan atau perdagangan, perkantoran, desa, tanah wakaf, tanah sawah, tanah kering, dan tanah lain yang belum dikelola. Penggunaan tanah pada Kecamatan Bekasi Utara dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Penggunaan Tanah Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010 No. Penggunaan Tanah Luas Tanah (ha) Persentase (%) 1 Industri 13,5 4,77 2 Pertokoan/perdagangan 10 3,53 3 Perkantoran 6 2,12 4 Pasar Desa/Kelurahan 18,5 6,53 5 Tanah Wakaf 10 3,53 6 Tanah Sawah 70,97 a. Irigasi Teknis 154 b. Irigasi Setengah Teknis 32 c. Irigasi Sederhana - d. Irigasi Tadah Hujan - e. Irigasi Pasang Surut 15 7 Tanah Kering 8,55 a. Pekarangan 19 b. Perladangan 0,20 c. Tegalan 5 d. Perkebunan Negara - e. Perkebunan Rakyat - f. Taman Rekreasi - 8 Tanah yang belum dikelola 12,36 a. Hutan - b. Rawa 35 Sumber : Data Monografi Kecamatan Bekasi Utara (2010) Berdasarkan peggunaan tanah di Kecamatan Bekasi Utara dapat disimpulkan bahwa sekitar 70,79 persen tanah yang ada di Kecamatan Bekasi Utara digunakan 46

3 untuk tanah sawah dan sekitar 12,36 persen merupakan tanah yang belum dimanfaatkan. Hal ini menjadikan Kecamatan Bekasi Utara sebagai salah satu daerah yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan sentra pertanian yang lebih maju, khususnya perikanan dan tanaman hortikultura Prasarana dan Sarana Prasarana dan sarana yang ada di Kecamatan Bekasi Utara terdiri atas prasarana dan sarana transportasi, komunikasi, air bersih, irigasi, pemerintahan, peribadatan, kesehatan, pendidikan, olahraga, kesenian, pariwisata, keamanan dan perdagangan. Prasarana dan sarana tersebut memegang peranan penting dalam memperlancar kegiatan pembangunan di Kecamatan Bekasi Utara, karena dengan adanya sarana dan prasarana tersebut dapat memudahkan penduduk Kecamatan Bekasi Utara dalam melakukan kegiatan sehari-harinya, serta dapat menunjang kegiatan usaha dalam bidang perikanan khususnya pengusahaan ikan lele yang melakukan kegiatan pembenihan, pendederan, serta pembesaran. Prasarana dan sarana yang ada di Kecamatan Bekasi Utara tergolong maju, karena hampir 90 persen tersedia dengan baik sehingga memudahkan untuk melakukan pemasaran ikan lele mulai dari pembenihan sampai dengan pembesaran. Hal ini dapat terlihat dari prasarana dan sarana transportasi dan perdagangan yang ada. Disamping prasarana dan sarana tersebut, masih banyak sarana penunjang di Kecamatan Bekasi Utara yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam melakukan kegiatan. Prasarana dan sarana transportasi, perhubugan dan perdagangan dapat dilihat pada Tabel 6. 47

4 Tabel 6. Prasarana dan Sarana Transportasi, Perhubungan, dan Perdagangan Pada Kecamatan Bekasi Utara No. Prasarana dan Sarana Jenis Jumlah 1 Transportasi - Mobil - Motor 2 Perhubungan - Jalan - Metromini/Kopaja - Bis Agkutan Umum - Terminal 3 Perdagangan - Pasar Swalayan - Pasar Tradisional - Toko - Warung - Pasar Kaget - Kaki Lima Sumber : Data Monografi Kecamatan Bekasi Utara (2010) 5.2. Gambaran Umum Usaha Gudang Lele 481 buah 881 buah 7 buah 15 buah 38 buah 2 buah 42 buah 13 buah 88 buah 952 buah 43 buah 67 buah Pada umumnya, sebelum mengenal dan melakukan usaha di bidang perikanan penduduk Kecamatan Bekasi Utara sudah terbiasa dalam menggarap sawah dan menanam sayur-sayuran. Ada pula sebagian penduduk yang melakukan usaha lain, yaitu sebagai pembudidaya ikan. Lahan yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut merupakan lahan milik sendiri, yaitu di sekitar lingkungan rumah. Pada awalnya kegiatan budidaya ikan ini merupakan usaha yang sifatnya usaha sampingan. Usaha di bidang perikanan ini dilakukan dengan berbagai alasan antara lain untuk pemenuhan keluarga atas kebutuhan konsumsi ikan, usaha sampingan ataupun sebagai hobi. Pada saat ini, para petani beralih untuk melakukan kegiatan budidaya ikan menjadi usaha yang sifatnya utama. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha budidaya ikan lebih cepat menghasilkan uang apabila dibandingkan dengan kegiatan menggarap sawah. Selain itu kegiatan usaha budidaya ikan tidak membutuhkan waktu yang lama, proses kegiatan yang tidak sulit, dan modal yang tidak terlalu besar, tidak 48

5 seperti kegiatan usaha menggarap sawah yang membutuhkan waktu lebih lama dan modal yang besar. Saat ini, para petani ikan dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai dunia perikanan. Para petani mulai mengetahui keberadaan usaha perikanan khususnya untuk ikan lele, baik mengenai pasarnya, tingkat permintaan beserta harganya. Pada awalnya para petani ikan mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan usaha ikan lele, khususnya yang berkaitan dengan masalah teknis budidaya ikan lele. Setelah berjalan beberapa waktu dan mendapatkan penyuluhan dari UPTD Perikanan Kota Bekasi, maka masyarakat Kecamatan Bekasi Utara secara perlahan mulai mengusai teknik pemeliharaan ikan lele dengan baik dan tepat. Selain itu, para petani juga mendapatkan bantuan dari pemerintah yaitu berupa induk ikan lele, serta didukung pula oleh keadaan alam yang potensial dalam melakukan pemeliharaan ikan lele. Teknologi yang digunakan pembudidaya ikan lele di daerah penelitian masih bersifat tradisional. Sumber air yang digunakan untuk kegiatan budidaya ikan lele berasal dari Sungai Bekasi dan berasal dari pengairan irigasi. Lahan yang digunakan untuk pemeliharaan ikan lele yaitu halaman di sekitar rumah. Dengan sebagian menggunakan terpal sebagai tempat pemijahan dan pemeliharaan benih. Hal ini dikarenakan, lokasi kegiatan budidaya ikan lele dekat dengan sungai. Adanya pengamatan langsung di lokasi penelitian, kondisi alam Kecamatan Bekasi Utara cocok untuk melakukan kegiatan usaha ikan lele. Kondisi air baik dengan sistem setengah irigasi dan dekat dengan sungai dan kali kecil disekitarnya sehingga air dapat dengan mudah dialirkan secara langsung ke setiap kolam. Suhu di daerah penelitian berkisar antara 27 0 C 32 0 C, dan ph air 7,3 yang merupakan syarat penting untuk melakukan kegiatan budidaya ikan lele. Begitu juga dengan ketersediaan input yang digunakan dalam kegiatan produksi dapat dengan mudah diperoleh petani, petani ikan lele dapat membelinya di pasar terdekat. 49

6 5.3. Sejarah dan Perkembangan Usaha Gudang Lele Gudang Lele merupakan salah satu usaha yang membudidayakan dan memasarkan ikan lele phyton, baik benih maupun ikan lele phyton konsumsi di wilayah bekasi. Usaha ini didirikan oleh Kristianto pada tahun 2010 dan berlokasi di Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Bapak Kristianto mendirikan usaha Gudang Lele ini atas dasar tersedianya lahan yang dimiliki, namun belum ada pemanfaatan lebih lanjut. Selain itu, pada tahun 2010 produk hasil perikanan, khususnya ikan lele merupakan salah satu produk perikanan dengan tingkat permintaan yang relatif tinggi di Bekasi dan semakin maraknya produk-produk berbahan dasar lele yang digemari oleh masyarakat. Adanya peluang tersebut membuat Bapak Kristianto tertantang untuk memulai membudidayakan ikan lele yang awalnya hanya membeli ikan lele sebanyak 100 ekor. Namun, dari 100 ekor benih yang dihasilkan ini berhasil untuk dibudidayakan sampai mencapai ukuran konsumsi. Akhirnya pada tahun 2010 tepatnya bulan juli, Pak Kris mulai membudidayakan ikan lele, yaitu ikan lele phyton. Ikan lele phyton dipilih dikarenakan produksinya yang cukup tinggi dan relatif lebih mudah untuk memperoleh induk yang baik disekitar wilayah Bekasi. Cara pemeliharaan ikan lele phyton pun lebih mudah, daging lebih gurih, dan kemampuan penetasan telur (Hatching Rate) yang lebih baik dibandingkan dengan jenis lele lainnya. Karakteristik yang dimiliki ikan lele phyton yang unik yaitu bagian kepala yang menyerupai ular phyton menjadikan varietas lele ini cukup digemari masyarakat. Selain itu, ikan lele phyton merupakan varietas ikan lele baru dengan tingkat budidaya dan perawatan yang relatif mudah. Karakterisitik ikan lele phyton tersebut dianggap Kristianto sebagai peluang prospektif untuk diusahakan. Persiapan usaha Gudang Lele dimulai sejak tahun 2009 dengan luas lahan yang dimiliki yaitu 650 m 2 dengan indukan yang diperoleh berasal dari sekitar wilayah Bekasi yaitu Tambun, Kabupaten Bekasi. Aktivitas pemasaran Usaha Gudang Lele dimulai pada tahun Pemasaran benih ikan lele phyton dilakukan kepada pedagang pengumpul, pedagang pengecer, dan petani pembesaran ikan lele phyton. Sedangkan untuk ikan lele phyton ukuran konsumsi dipasarkan kepada agen 50

7 lele, tempat pemancingan, pedagang pengecer, ibu rumah tangga, dan lain-lain. Mekanisme pemasaran yang dilakukan yaitu pembeli datang secara langsung ke lokasi yaitu Gudang Lele, dan petani lele yang mengambil berapa jumlah yang akan dibeli. Namun, pada saat panen anggota atau petani lele usaha Gudang Lele akan menghubungi konsumen yang sudah menjadi mitra bisnis sehingga pemasaran diutamakan pada mereka. Pemasaran pada usaha Gudang Lele dilakukan disekitar wilayah Bekasi, namun usaha Gudang Lele ini memiliki rencana untuk melakukan pengembangan usaha melalui perluasan wilayah pemasaran. Media promosi yang dilakukan oleh usaha Gudang Lele secara mulut ke mulut, brosur, spanduk, leaflet, dan internet. Sehingga para konsumen dapat dengan mudah mengetahui usaha tersebut. Sejak awal tahun pendiriannya, usaha ini belum memiliki badan hukum dikarenakan pemilik mempertimbangkan kondisi perusahaan yang belum establish. Namun pada tahun 2011 sedang dilakukan pengajuan untuk menjadi badan hukum CV. Setelah memiliki badan hukum, usaha Gudang Lele memperoleh kemudahan dalam menjalankan bisnisnya. Kegiatan usaha yang dilakukan meliputi pembenihan, pendederan, dan pembesaran ikan lele phyton. Induk ikan lele phyton diperoleh dari daerah Bekasi tepatnya di Kabupaten Tambun. Jumlah induk yang dibeli yaitu sebanyak 50 pasang atau 100 ekor induk ikan lele. Harga satu induk ikan lele phyton baik jantan maupun betina Rp ,00 per ekor. Kegiatan pembenihan dilakukan untuk menghasilkan benih yang siap untuk dipasarkan. Benih ikan lele phyton tersebut dihasilkan sendiri pada kegiatan pembenihan dan pendederan. Ukuran benih yang dihasilkan yaitu dimulai dari 3 8 cm dengan harga jual yang bervariasi. Ukuran 3 4 cm Rp 150, ukuran 5 8 cm Rp 200. Harga jual benih ikan lele phyton yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar yang berlaku. Namun benih yang laku adalah benih ukuran 5 8 cm Rp 200 (180 ekor benih per kg). Hal ini disebabkan benih ukuran 5 8 cm lebih tahan (resisten) terhadap hama dan penyakit dan lebih cepat untuk dibudidayakan pada kegiatan pembesaran. 51

8 Pakan yang diberikan pada kegiatan pembenihan yaitu untuk induk ikan lele phyton dan benih ikan lele phyton. Pakan yang diberikan bagi induk ikan lele phyton yaitu jenis pakan pelet F781 polos yang merupakan pelet kasar. Adapula pakan tambahan yang diberikan pada induk selain pelet yaitu ayam tiren. Pemberian pakan ini dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pagi, sore dan malam hari. Jumlah pakan yang diberikan dalam sehari rata-rata untuk pelet sebanyak 3,75 kg per hari dan untuk ayam sebanyak 18 kg per minggu. Dosis pakan yang diberikan pada larva adalah 100 liter cacing sutra dalam satu kali pemijahan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam satu hari yaitu pagi, sore dan malam hari. Pakan pada kegiatan pendederan yaitu pakan yang diberikan pada benih ikan lele yang sudah mencapai ukuran 3 8 cm. Pakan yang diberikan yaitu berupa pakan pelet f999 dan pelet pf100. Dosis yang dberikan yaitu pelet f999 sebanyak 10 kg dan pelet pf100 sebanyak 20 kg (dalam satu kali pemijahan). Pemberian pakan dilakukan pada pagi, sore dan malam hari. Pakan yang diberikan pada kegiatan pembesaran yaitu untuk ikan lele phyton ukuran konsumsi. Pakan yang diberikan yaitu pelet f999 sebanyak 15 kg, pelet sebanyak 25 kg, pelet 781 polos sebanyak 110 kg dan pelet tenggelam sebanyak 350 kg hingga panen. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam satu hari yaitu pagi, sore dan malam hari. Kegiatan pembesaran pada usaha Gudang Lele dilakukan dengan membeli benih dari petani pembenihan ikan lele phyton disekitar wilayah Bekasi yaitu sebanyak ekor atau kg dengan harga beli benih ikan lele phyton Rp 150 ukuran 3 4 cm. Ikan lele phyton yang telah siap dipasarkan dijual dengan harga Rp per kg (9-10 ekor per kg) Lokasi dan Sumberdaya Usaha Gudang Lele Lokasi usaha Gudang Lele terletak di Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Bekasi merupakan salah satu daerah penghasil komoditi perikanan yang terdapat di Provinsi Jawa Barat dan didukung oleh kondisi iklim yang sangat menunjang dalam melakukan pengusahaan budidaya ikan lele phyton. Letak usaha Gudang Lele berada 52

9 pada ketinggian 19 dpl dengan suhu antara 24 sampai 33 C. Kondisi tersebut sesuai dengan prasyarat pertumbuhan ikan lele phyton, yaitu berkisar antara 27 C sampai 32 C. Selain lokasi, usaha Gudang Lele pun memiliki sumberdaya yang secara keseluruhan dapat dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu sumberdaya fisik, sumberdaya manusia dan sumber daya keuangan. Sumberdaya fisik adalah keseluruhan aset yang dimiliki oleh usaha Gudang Lele untuk menjalankan usahanya berupa bangunan, sarana dan prasarana produksi. Sumberdaya manusia adalah kekuatan tenaga kerja yang dimiliki oleh usaha Gudang Lele dalam menjalankan usahanya. Sumberdaya keuangan merupakan sumber-sumber keuangan yang dimiliki oleh usaha Gudang Lele dalam memulai dan menjalankan usaha Sumberdaya Fisik Sarana dan prasarana yang digunakan oleh usaha Gudang Lele dalam menjalankan usahanya terdiri dari : kolam, mesin sedot, mesin pompa, serokan, selang, ember, bak sortir dan kakaban. Kolam merupakan sarana dan prasarana penting yang dibutuhkan oleh usaha Gudang Lele. Hal ini dikarenakan kolam merupakan tempat melakukan pembudidayaan ikan lele phyton baik benih maupun ikan lele phyton konsumsi. Jenis kolam yang dimiliki oleh usaha Gudang Lele adalah kolam terpal, kolam tanah dan kolam semen. Kolam terpal yang dimiliki oleh usaha Gudang Lele sebanyak 35 buah yang semuanya digunakan pada usaha pembenihan ikan lele phyton. Pembagian kolam terpal yaitu 4 buah kolam ukuran 2m x 3m untuk kolam penijahan, 25 buah kolam ukuran 2m x 3m untuk kolam pembenihan, dan sebanyak 6 buah kolam ukuran 1m x 2m untuk kolam pembenihan. Kolam tanah merupakan kolam yang digunakan sebagai kolam induk ikan lele phyton dan kolam untuk usaha pembesaran ikan lele phyton. Kolam tanah yang dimiliki oleh usaha Gudang Lele adalah sebanyak 5 buah yaitu 1 buah kolam ukuran 5m x 8m kolam induk, 2 buah kolam ukuran 5m x 8m untuk pembesaran, 1 buah kolam ukuran 4m x 5m untuk pembesaran, dan 1 buah kolam ukuran 2m x 10m untuk kegiatan pembesaran. Kolam semen merupakan kolam yang digunakan untuk 53

10 pembenihan dan pembesaran ikan lele phyton. Kolam semen untuk pembesaran sebanyak 13 buah kolam ukuran 3m x 3m, sedangkan untuk pembenihan sebanyak 3 buah kolam ukuran 3m x 3m dan 1 buah kolam ukuran 3m x 6m. Selain kolam, usaha gudang lele juga memiliki 6 buah mesin sedot yaitu 4 buah pada usaha pembenihan dan 2 buah pada usaha pembesaran. Mesin pompa pun dimiliki oleh usaha Gudang Lele untuk mengeringkan air ketika panen dilakukan. Mesin pompa ini hanya digunakan pada usaha pembesaran yang akan digunakan pada kolam tanah. Selang, ember, kakaban, dan bak sortir merupakan sarana penunjang kegiatan pengusahaan ikan lele phyton pada usaha Gudang Lele. Kakaban merupakan tempat yang digunakan sebagai tempat menempelnya telur yang dihasilkan dari kegiatan pemijahan. Kakaban hanya dibutuhkan pada usaha pembenihan ikan lele phyton. Bak sortir digunakan dalam memisahkan benih ikan lele phyton berdasarkan ukurannya. Selang yang dimiliki oleh usaha Gudang Lele yaitu 100 meter yang digunakan untuk mengisi air pada kolam semen dan terpal. Ember mempunyai kegunaan dalam membawa ikan lele konsumsi yang telah dibeli oleh konsumen Sumberdaya Manusia Usaha Gudang Lele memiliki 4 tenaga kerja yang terdiri dari 1 pemilik dan 3 karyawan. Tenaga kerja yang dimiliki terbagi menjadi tiga yaitu manajer produksi atau operasional, manajer pemasaran, dan manajer keuangan. Latar belakang pendidikan sumberdaya manusia di usaha Gudang Lele adalah SMA (Sekolah Menengah Atas). Hari kerja karyawan dimulai dari hari Senin hingga hari Minggu. Karyawan bekerja mulai pukul WIB hingga pukul WIB. Sistem gaji yang ditetapkan oleh usaha Gudang Lele telah disesuaikan dengan UMR yang berlaku. Gaji karyawan usaha Gudang Lele berkisar Rp , Sumberdaya Keuangan Modal awal perusahaan berasal dari pinjaman ke bank. Besarnya modal adalah Rp Modal tersebut digunakan untuk keperluan pembelian tanah, pembangunan prasarana dan pembelian indukan. Pembangunan dilakukan secara 54

11 bertahap dengan pertimbangan nominal budget yang harus dikeluarkan untuk investasi sangat besar. Selain modal, sumberdaya keuangan pun berasal dari pendapatan perusahaan Lingkup Kegiatan Usaha Gudang Lele Sejak berdirinya usaha Gudang Lele hingga saat ini, kegiatan yang dilakukan perusahaan hanya sebatas membudidayakan dan menjual benih dan ikan lele phyton konsumsi. Kegiatan usaha yang menjadi aktivitas utama dalam membudidayakan benih dan ikan lele phyton konsumsi yaitu kegiatan pembenihan, pendederan dan pembesaran input ikan lele phyton Kegiatan Pembenihan Ikan Lele Pada pengusahaan pembenihan ikan lele phyton, kegiatan yang dilakukan adalah penebaran induk, pemeliharaan dan pemijahan induk untuk menghasilkan larva atau benih kecil yang berukuran 1 cm. Dalam kegiatan pembenihan ini menghasilkan benih yang baru menetas. Kegiatan pembenihan yang dilakukan adalah pemeliharaan induk dan teknik pembenihan seperti persiapan kolam, penebaran induk, proses pemijahan, pemeliharaan larva, pemanenan larva, dan penyeleksian larva. 1. Pemeliharaan Induk Berhasilnya suatu usaha pembenihan sangat dipengaruhi oleh kedaaan induk penghasil benih itu sendiri. Apabila induk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik, maka benih yang dihasilkan pun akan memiliki kualitas yang baik begitu pula sebaliknya. Calon induk ikan lele yang dimiliki oleh usaha Gudang Lele harus memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan induk yang akan dipijahkan, untuk mendapatkan kualitas benih yang baik. Induk ikan lele phyton yang siap untuk dipijahkan adalah berumur 12 bulan dan diperkirakan sudah matang kelamin dengan berat 1 kilogram untuk induk betina, sedangkan untuk induk jantan dengan berat 1 kilogram. 55

12 Jumlah telur (fekunditas) yang dihasilkan oleh induk ikan lele phyton adalah butir telur, dengan daya tetas telur (Hatching Rate/HR) 90 persen, sehingga menghasilkan telur yang dapat menetas sebanyak butir, dan tingkat kematian (Survival Rate/SR) 15 persen, sehingga menghasilkan larva sebanyak ekor larva. Walaupun jumlah larva yang dihasilkannya sedikit, ikan lele mempunyai frekuensi pemijahan yang relatif cepat. Hal ini terlihat dari rentang waktu antara pemijahan satu ke pemijahan berikutnya yaitu selama 3 bulan. Masa produktif induk ikan lele phyton adalah 2 tahun, jika induk sudah berumur diatas 2 tahun maka induk harus segera diganti dengan induk baru. Hal ini dikarenakan induk yang sudah tidak produktif lagi tetap dipijahkan, maka kualitas benih yang dihasilkan akan menurun. Induk yang sudah tidak produktif lagi disebut dengan induk afkir, yang kemudian dapat dijual kembali untuk dikonsumsi. Dalam waktu 1 tahun ikan lele phyton dapat memijah sebanyak 4 kali, jadi pemijahan terjadi 8 kali dalam masa produktif ikan lele. Pakan yang diberikan bagi induk ikan lele phyton yaitu jenis pakan pelet F781 polos yang merupakan pelet kasar. Adapula pakan tambahan yang diberikan pada induk selain pelet yaitu ayam. Pemberian pakan ini dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari. Jumlah pakan yang diberikan dalam sehari rata-rata untuk pelet sebanyak 3,75 kg per hari dan untuk ayam sebanyak 18 kg per minggu. 2. Teknik Pembenihan Pembenihan adalah kegiatan budidaya ikan lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina (pemijahan) pada kolam-kolam khusus pemijahan. Kegiatan yang dilakukan adalah memelihara dan memijahkan induk ikan lele untuk menghasilkan larva. Dalam kegiatan pembenihan ini biasanya menghasilkan benih yang ukurannya berbeda atau tidak sama. Awal menebar induk sampai dengan menghasilkan benih membutuhkan waktu 2 sampai dengan 3 minggu. Larva yang dihasilkan memiliki panjang 0,9 1,3 cm, dengan berat 0,01 gram 0,02 gram. Adapun proses pembenihan ikan lele phyton pada usaha Gudang Lele adalah sebagai berikut : 56

13 a) Persiapan Kolam Pembenihan Kolam yang digunakan untuk kegiatan pembenihan ikan lele phyton pada usaha Gudang Lele merupakan kolam terpal (yang terbuat dari terpal plastik) dan kolam semen. Dengan luas kolam yang digunakan pada usaha Gudang Lele adalah kolam terpal ukuran 2m x 3m sebanyak 25 buah dan 1m x 2m sebanyak 6 buah. Sedangkan kolam semen ukuran 3m x 3m sebanyak 3 buah dan ukuran 3m x 6 m sebanyak 1 buah. Persiapan kolam yang dilakukan oleh usaha Gudang Lele yaitu dengan melakukan perbaikan dan pembersihan kolam. Perbaikan kolam dilakukan dengan menambal kembali kolam yang bocor, sedangkan pembersihan kolam dengan cara kolam disikat hingga bersih dari lumut dengan tujuan untuk membasmi kuman penyakit yang menempel pada dinding maupun dasar kolam. Setelah itu, kolam dibiarkan atau dijemur selama 1-2 hari. Setelah kolam telah selesai dipersiapkan, kegiatan berikutnya adalah kolam diisi dengan air jernih. Ketinggian air kolam untuk kegiatan pemijahan adalah cm, dan dibiarkan selama 1-2 hari agar pakan alami dapat tumbuh serta untuk menetralkan ph air. Setelah dibiarkan selama 1-2 hari, maka induk ikan lele siap untuk ditebar dalam kolam yang telah dipersiapkan. b) Penebaran Induk Sebelum induk ikan lele dipijahkan, induk jantan dan betina dipelihara pada kolam yang terpisah. Hal ini untuk memudahkan dalam pengelolaan dan pengontrolan. Di samping itu bisa menghindarkan induk melakukan pemijahan secara diam-diam. Agar kematangan induk memadai, setiap hari induk diberi pakan bergizi, yaitu pakan buatan maupun pakan alami seperti pelet dan ayam tiren. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali sehari yaitu pagi, sore, dan malam hari. Pada usaha Gudang Lele, pemijahan dilakukan dengan cara alami. Induk betina dan induk jantan yang telah siap dipisahkan kedalam kolam pemijahan yang telah dipersiapkan dan dibiarkan selama 24 jam yaitu pukul ditebar dan diambil pukul Perbandingan induk jantan dan induk betina adalah 1 : 1, yang artinya untuk penebaran 1 ekor jantan ditebar 1 ekor betina. Bobot induk betina yang siap 57

14 dipijahakan adalah 1 kilogram, sedangkan untuk induk jantan memiliki bobot 1 kilogram. c) Pemijahan Petani melakukan pemijahan dengan cara alami yaitu tanpa menggunakan hormon perangsang apapun, sehingga induk betina dan induk jantan yang telah siap langsung ditebar pada kolam pemijahan yang telah dipersiapkan. Pada saat penebaran induk ikan lele yang akan dipijahkan, pada tiap kolam pemijahan diberi kakaban atau sarang untuk penempatan telur yang akan dikeluarkan oleh induk betina yang kemudian dibuahi oleh induk jantan. Dalam satu kolam kakaban yang digunakan adalah 3 sampai 4 kakaban yang diletakkan pada sudut-sudut kolam. Induk yang siap dipijahkan ditebar pada kolam yang telah disiapkan untuk pemijahan, induk dapat ditebar pada sore hari. Induk betina akan mengeluarkan telur-telurnya yang akan diletakkan pada kakaban, dan secara bersamaan pula induk jantan mengeluarkan spermanya. Telur yang dikeluarkan induk betina dibuahi sperma induk jantan di luar tubuh induk. Waktu yang diperlukan untuk pemijahan adalah selama 1 hari 1 malam atau selama 24 jam. Biasanya induk betina mengeluarkan telurnya pada malam hari atau menjelang pagi hari. Setelah proses pemijahan telah selesai, maka proses berikutnya adalah penetasan telur. Induk ikan lele yang telah melakukan pemijahan, induk ikan lele harus segera diangkat dan dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk ikan lele. Apabila induk tidak segera dipisahkan dari telur yang telah dibuahi, induk tersebut akan memakan telurnya sendiri, karena ikan lele termasuk ikan yang bersifat kanibal. Telur yang menempel pada kakaban harus segera diangkat dengan perlahan-lahan dan dipindahkan pada kolam penetasan telur yang telah disiapkan sebelumnya. Kakaban diletakkan secara mendatar sampai semua permukaannya terendam air. Hal ini dimaksudkan agar telur-telur yang menempel ikut terendam air, karena jika ada telur yang tidak terendam air maka telur tersebut tidak akan menetas dan menjadi busuk atau berjamur. Jumlah telur yang dikeluarkan oleh induk betina yaitu mencapai butir telur. Telur akan menetas dalam kurun waktu jam setelah telur 58

15 dibuahi. Tidak semua telur tersebut dapat menetas, telur yang menetas adalah sebanyak butir dengan daya tetas telur (HR) 90 persen dan tingkat kemampuan hidup sebesar 85 persen, sehingga menghasilkan larva sebanyak ekor. Benih atau larva ikan lele yang baru menetas berwarna merah tua, dan biasanya akan berkumpul dipermukaan dasar kolam. Selama proses penetasan, bak harus mendapat sedikit aliran air melalui selang kecil. Pengaliran air ini dilakukan agar kualitas air selama penetasan tetap terjaga. Apabila kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan kematian benih yang baru menetas. Setelah telur menetas, kakaban harus segera diangkat secara perlahanlahan. Jika pengangkatan kakaban terlambat dilakukan, dikwatirkan telur telur yang tidak menetas akan membusuk dan akan menyebabkan kualitas air menurun. Selanjutnya, telur yang menetas akan dipelihara sampai larva siap untuk dipanen. d) Pemeliharaan Larva Kolam tempat pemeliharaan larva merupakan kolam yang terbuat dari terpal plastik. Dalam satu kolam,diberi kakaban sebanyak 3 sampai dengan 4 kakaban. Ukuran kolam yang digunakan untuk pemeliharaan benih pada usaha Gudang Lele sama, hal ini disesuaikan dengan lahan yang dimiliki. Kondisi lingkungan pada kolam pemeliharaan larva harus memperhatikan kualitas air agar tetap terjaga dengan baik. Penggantian air atau panambahan air dapat dilakukan setiap 3 atau 4 hari sekali, atau disesuaikan dengan keadaan kondisi air dalam kolam pemeliharaan. Larva yang baru menetas sampai berumur 3 hari belum dapat diberikan pakan tambahan, karena cadangan makanan dalam tubuhnya masih tersedia yaitu berupa kuning telur. Pada hari keempat setelah telur menetas, larva harus diberikan pakan tambahan yang ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva ikan lele phyton. Jenis tambahan yang baik untuk larva ikan lele phyton adalah pakan alami atau pakan hidup yaitu berupa plankton dan cacing sutra. Hal ini dikarenakan pakan alami banyak mengandung protein yang dibutuhkan oleh pertumbuhan larva ikan lele tersebut. Dosis pakan yang diberikan pada larva adalah 100 liter cacing sutra dalam 59

16 satu kali pemijahan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam satu hari yaitu pada pagi, sore dan malam hari. e) Pemanenan Larva Larva dipelihara selama hari dari awal penetasan telur. Larva ikan lele akan muncul kepermukaan air di setiap pinggir sudut kolam. Pemanenan larva dilakukan pada pagi hari atau sore hari mulai pukul atau WIB. Proses pemanenan dilakukan dengan cara air dalam kolam dikuras menggunakan mesin sedot, kemudian setelah air habis maka larva akan berkumpul pada suatu cekungan yang ada pada dasar kolam sehingga dengan mudah larva dipindahkan ke tempat bak penampungan (ember atau bak sortir) sementara yang telah diisi air untuk dihitung. Setelah dihitung, larva tersebut ditebar pada kolam pendederan yang telah disiapkan dengan ukuran yang sama besar Kegiatan Pendederan Ikan Lele Pendederan merupakan pembesaran larva sampai ukuran tertentu untuk dipelihara pada tahap pembesaran atau untuk dijual kepada peternak pembesaran. Ukuran siap jual dari kegiatan pendederan yaitu berukuran 3-8 cm dalam waktu pemeliharaan selama 1 bulan. Pada kegiatan pendederan ini dapat dilakukan pada kolam terpal. Adapun tahapan kegiatan pendederan yaitu persiapan kolam, penebaran benih, pemeliharaan benih, dan panen. 1) Persiapan Kolam Kolam yang digunakan untuk kegiatan pendederan ikan lele pada Usaha Gudang Lele adalah kolam terpal. Sebelum kolam dipergunakan untuk pemeliharaan sebaiknya dilakukan pembersihan kolam. Kolam yang akan digunakan dibersihkan dengan cara kolam disikat. Hal ini bertujuan untuk membunuh kuman penyakit yang menempel pada dasar maupun dinding kolam, agar ikan tidak mudah terserang penyakit. Setelah dibersihkan kolam dikeringkan dan dijemur dibawah terik matahari selama 1-2 hari. Setelah didiamkan selama 1-2 hari, kolam diisi dengan air jernih 60

17 yang berasal dari air tanah atau sumur, kemudian didiamkan selama satu hari. Persiapan kolam telah selesai maka benih siap untuk ditebar. 2) Penebaran Benih Kolam yang telah dipersiapkan, maka benih ikan lele siap untuk ditebar. Penebaran dilakukan pada pagi hari atau sore hari, sesuai dengan panen pada saat pembenihan. Kepadatan tebar kolam adalah ekor benih dengan ukuran 0,9-1,3 cm. 3) Pemeliharaan Benih Dalam proses pemeliharaan, benih harus diberi pakan berupa pelet halus yaitu pelet F999 dengan dosis 10 kg. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pagi, sore dan malam hari. Pada saat benih ditebar, pada kolam pemeliharaan tersebut diberi garam, dengan cara garam dilarutkan dalam air kolam dan didiamkan selama 2 jam. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah ikan terserang penyakit, kualitas dan kuantitas air kolam harus tetap dijaga. Dengan cara air kolam diganti dalam 3 hari sekali, air kolam tidak dibuang secara keseluruhan tetapi hanya setengah dari ketinggian air kolam dan dilakukan pengisian kembali sesuai dengan air kolam yang dibuang. 4) Panen Benih dipelihara selama 1,5 bulan atau 6 minggu dari awal benih ditebar. Benih yang siap untuk dipanen adalah benih berukuran 3-8 cm dengan harga bervariasi berdasarkan ukuran masing-masing, yaitu ukuran 3-4 cm Rp 100 per ekor dan ukuran 5-8 cm Rp 200 per ekor. Pemanenan benih dilakukan pada pagi hari atau sore hari mulai pukul atau pukul WIB. Proses pemanenan dilakukan dengan cara air kolam disedot dengan menggunakan mesin sedot, kemudian setelah benih berkumpul pada satu cekungan yang rendah, kemudian benih ditangkap dengan menggunakan serokan atau bak sortir dengan hati-hati. Kemudian benih diletakkan pada ember atau bak sortir sementara untuk dihitung. Setelah dihitung, benih tersebut 61

18 dapat dipasarkan kepada peternak ikan lele yang melakukan kegiatan pembesaran. Jumlah benih yang dipanen adalah sebanyak ekor benih ikan lele phyton Kegiatan Pembesaran Ikan Lele Benih ikan lele phyton yang dibeli berukuran 3-4 cm belum dapat untuk dijadikan ikan konsumsi. Ikan seukuran ini harus dipelihara lagi untuk tahapan pembesaran sampai mencapai ukuran layak konsumsi, yakni minimal 250 gram per ekor atau 9-10 ekor per kilogram. Oleh karena itu bibit lele masih perlu dipelihara atau dibesarkan lagi agar menjadi ikan lele dumbo yang siap konsumi. Pembesaran ikan lele pada kelompok tani usaha Gudang Lele adalah kegiatan yang dilakukan dengan menebarkan benih ukuran 3-4 cm yang berumur 3 sampai dengan 4 minggu. Lama pemeliharaan ikan lele adalah rata-rata 2,5-3 bulan, dapat menghasilkan ikan lele konsumsi berbobot gram per ekor atau 9-10 ekor per kilogram. Pada kegiatan pembesaran, jumlah benih yang ditebar adalah sebanyak ekor per m 2 dengan luasan kolam 2m x 10m dan kolam ukuran 5m x 4m. Sedangkan jumlah benih yang diterbar pada kolam ukuran 5m x 8m sebanyak ekor dan kolam semen ukuran 3m x 3m 800 sebanyak 12 kolam dan 400 sebanyak 1 kolam. Panen dilakukan selama 3 bulan sekali, sehingga dalam setahun petani dapat melakukan penen sebanyak 4 kali. Pembesaran ikan lele yang dilakukan oleh usaha Gudang Lele menggunakan kolam tanah. Sistem pengairan yang adalah secara teknis yaitu sumber air yang berasal dari saluran air irigasi, tadah hujan, dan rembesan mata air. Kolam seperti ini mudah dikelola karena air tersedia sepanjang tahun. Adapun proses kegiatan pembesaran ikan lele pada usaha Gudang Lele dilakukan dengan teknik sebagai berikut : a) Persiapan Kolam Pembesaran Sebelum penebaran benih, kolam harus dipersiapkan terlebih dahulu. Kolam dikeringkan beberapa hari sampai permukaan dasar kolam kering dan retak-retak (kolam tanah). Tujuannya untuk membunuh hama atau bibit-bibit penyakit yang ada di kolam tersebut dan untuk memudahkan pengolahan tanah dasar kolam. Kolam 62

19 dikeringkan selama 3-4 hari. Kegiatan selanjutnya adalah pengisian kolam yang dilakukan secara bertahap, yaitu pada tahap pertama adalah setinggi 70 cm, dan kolam didiamkan selama 2 hari. Setelah kolam didiamkan selama 2 hari, maka dilakukan pengisian kolam tahap ke 2 dengan ketinggian kolam hingga mencapai 150 cm. b) Penebaran Larva Penebaran benih dapat dilakukan setelah dipastikan kolam benar-benar telah siap untuk digunakan. Benih dapat ditebar pada waktu pagi atau sore hari saat suhu rendah. Hal ini bertujuan untuk menghindari tingkat kematian yang tinggi karena ikan stress. Jumlah benih ikan yang akan ditebar pada kolam pembesaran adalah sebanyak ekor per m 2, dengan ukuran 3-4 cm. c) Pemeliharaan Untuk memacu pertumbuhan pada benih ikan lele, selama pemeliharaan ikan lele diberi pakan tambahan. Pakan yang diberikan berupa pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan yaitu pelet f999, pelet 781-2, pelet 781 polos, dan pelet tenggelam. Dosis yang diberikan adalah pelet f999 sebanyak 15 kg, pelet sebanyak 25 kg, pelet 781 polos sebanyak 110 kg, dan pelet tenggelam sebanyak 350 kg. Harga pelet tersebut per kilogram adalah Rp per kg untuk pelet f999, pelet 781-2, dan pelet 781 polos, sedangkan pelet tenggelam Rp per kg. Pelet ini diberikan pada benih yang telah berumur satu bulan atau lebih, hal ini dikarenakan disesuaikan dengan bukaan mulut benih ikan lele. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam satu hari yaitu pagi, sore dan malam hari. Selain pemberian pakan, pengontrolan kualitas air harus diperhatikan. Pergantian air dilakukan 2 minggu sekali, hal ini bertujuan agar ikan tidak terserang penyakit akibat dari sisa-sisa makan yang mengendap menjadi racun. Dalam proses pemeliharaan harus dilakukan pengontrolan kolam untuk menghindari serangan hama dan penyakit. Hama biasanya menyerang pada kolam pembesaran. Pencegahan dapat dilakukan dengan membersihkan sekitar kolam dari 63

20 semak-semak yang dapat dijadikan sarang ular atau hama lainnya. Lama pemeliharaan ikan lele di kolam pembesaran adalah selama 3 bulan. d) Pemanenan Pemanenan merupakan bagian akhir dari kegiatan pembesaran. Setelah ikan dipelihara selama 3 bulan, maka ikan tersebut siap untuk di panen sesuaidengan ukuran ikan konsumsi 9-10 ekor per kilogram. Proses pemanenan dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Pada proses kegiatan panen, yang melakukan panen adalah petani usaha Gudang Lele. Ikan yang telah dipanen langsung dimasukkan pada drumdrum plastik yang telah disiapkan oleh pedagang. Dalam satu kali proses produksi petani dapat memanen ikan lele sebanyak kilogram untuk kolam ukuran 5m x 8m, 500 kilogram untuk kolam ukuran 2m x 10m dan 5m x 4m, dan kolam ukuran 3m x 3m sebanyak kilogram. Hasil panen ikan lele phyton konsumsi dijual dengan harga per kilogramnya adalah Rp ,00. Dari hasil analisis pada aspek teknis dapat dikatakan bahwa usaha ini layak untuk dilaksanakan karena hampir seluruh teknis mulai dari pemilihan lokasi hingga pemeliharaan dan pemanenan telah berjalan dengan baik. Namun perlu perbaikan pada penanganan penyakit dan proses budidaya. 64

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1. Aspek Pasar Pasar merupakan suatu sekelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan tawar-manawar, sehingga dengan demikian terbentuk harga (Umar 2007).

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Lokasi Penelitian 5.1.1. Letak dan Keadaan Alam Kecamatan Babelan adalah kecamatan yang terletak di bagian utara Kebupaten Bekasi yang mempunyai garis pantai sepanjang 1,5

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4.

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4. LAMPIRAN Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5 Kolam Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Kolam Pemijahan Kolam pemijahan dibuat terpisah dengan kolam penetasan dan perawatan larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga mudah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan Pendahuluan Pembenihan merupakan suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan kegiatan pemeliharaan selanjutnya dan bertujuan untuk menghasilkan benih. Benih yang dihasilkan dari proses pembenihan

Lebih terperinci

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis NAMA : BUNGA DWI CAHYANI NIM : 10.11.3820 KELAS : S1 TI-2D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Desa Pabuaran Desa Pabuaran berada di wilayah Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor provinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah dataran tinggi dengan tingkat

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M : LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS NAMA KELAS : IMADUDIN ATHIF : S1-SI-02 N.I.M : 11.12.5452 KELOMPOK : G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi PKL Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah tingkat Provinsi yang mempunyai fungsi menyebar luaskan teknologi perbenihan

Lebih terperinci

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT UNDERSTANDING POND AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT Soil Profile Soil Triangle Clear plastic liner tube & sediment removal tool Sediment Sampler Soil acidity tester Food web in Aquaculture

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA BUDIDAYA IKAN LELE Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh: Mada Mahatma 11.12.5828 Kelas 11.S1SI.07 Sistem Informasi Budidaya Ikan Lele Jenis Ikan Lele memang memiliki

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1. Aspek Pasar Pasar merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran dari suatu produk. Menurut Umar (2007), pasar merupakan suatu sekelompok orang yang diorganisasikan

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL Siapa yang tak kenal ikan lele, ikan ini hidup di air tawar dan sudah lazim dijumpai di seluruh penjuru nusantara. Ikan ini banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak

Lebih terperinci

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) 1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus),

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar SNI : 01-6137 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas perairan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Lokasi Penelitian 5.1.1. Letak dan Kondisi Geografis Kelurahan Katulampa terletak di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat. Kelurahan Katulampa memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Cara Sukses Bisnis Budidaya Lele Disusun oleh: Nama : Siti Mustikaningsih Nim : 10.11.3913 Kelas : S1T1-2E Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika Komputer AMIKOM

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele Oleh : Rangga Ongky Wibowo (10.11.4041) S1Ti 2G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 Kata Pengantar... Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar SNI : 01-6133 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1

Lebih terperinci

Sebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam.

Sebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam. PETUNJUK TEKNIS DEMPOND BUDIDAYA LELE MENGGUNAKAN PAKAN (PELET) TENGGELAM DI KAB I. Pendahuluan 1. Latar Belakang Usaha Budidaya lele sampe sekarang banyak diminati masyarakat dikarenakan dalam perlakuannya

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer) PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer) 1. PENDAHULUAN Kakap Putih (Lates calcarifer) merupakan salah satu jenis ikan yang banyak disukai masyarakat dan mempunyai niali ekonomis yang tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar SNI : 01-6484.4-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar Prakata Standar produksi benih ikan lele dumbo kelas benih sebar diterbitkan

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar SNI : 01-6485.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar DAFTAR ISI Pendahuluan 1. Ruang Lingkup... 1 2. Acuan... 1 3. Definisi... 1 4. Istilah...

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan. 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus ) BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus ) 1. SEJARAH SINGKAT Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka

Lebih terperinci

Pematangan Gonad di kolam tanah

Pematangan Gonad di kolam tanah Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkemang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitan ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai bulan Januari 2015 bertempat di Desa Toto Katon, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi

Lebih terperinci

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial 1. Mengidentifikasi potensi dan peran budidaya perairan 2. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITITAN Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari 2011 sampai dengan Februari 2011 di Wisma Wageningan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE Disusun oleh: Felik Ferdiawan (10.11.3827) TEKHNIK INFORMATIKA STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 ABSTRAK Ikan lele memang memiliki banyak penggemar, karena

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMIJAHAN, PENETASAN TELUR DAN PERAWATAN LARVA Pemijahan merupakan proses perkawinan antara induk jantan dengan induk betina. Pembuahan ikan dilakukan di luar tubuh. Masing-masing

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUDIDAYAAN BELUT MATA KULIAH : LINGKUNGAN BISNIS (Dosen Pengampu : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M.) NAMA : TRI SANTOSO NIM : 10.02.7661 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Usaha Ternak

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO PELUANG BISNIS YANG MENJANJIKAN

BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO PELUANG BISNIS YANG MENJANJIKAN BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO PELUANG BISNIS YANG MENJANJIKAN TUGAS LINGKUNGAN BISNIS NAMA :MARIUS KORBIANO NERUM KELAS : SI.S1.2J NIM : 10.12.5055 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA II.PELUANG BISNIS TAMBAK IKAN LELE

Lebih terperinci

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis)

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis) Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan Lele Sangkuriang (Lingkungan Bisnis) Nama : Yogi Renditya NIM : 11.02.7920 Kelas : 11-D3MI-01 Abstrak Budi daya ikan lele bisa dibilang gampang-gampang susah, dikatakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. B. Alat dan Bahan (1)

Lebih terperinci

Daftar Hasil Wawancara. Adapun daftar pertanyaan dan jawaban ata pertanyaan sebagai berikut:

Daftar Hasil Wawancara. Adapun daftar pertanyaan dan jawaban ata pertanyaan sebagai berikut: Daftar Hasil Wawancara Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci. Informan kunci merupakan orang yang menjadi narasumber yang mengetahui seluruhnya mengenai objek penelitian. Wawancara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi sektor perikanan tangkap Indonesia diperkirakan mencapai 6,4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Bantul merupakan bagian integral dari wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai 17 kecamatan. Letak astronominya antara 110º12 34 sampai 110º31

Lebih terperinci

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) Melalui berbagai media komunikasi pemerintah selalu menganjurkan kepada masyarakat untuk makan ikan. Tujuannya adalah untuk

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUDIDAYA LELE SANGKURIANG. Bambang Sumarsono TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011

PELUANG BISNIS BUDIDAYA LELE SANGKURIANG. Bambang Sumarsono TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 PELUANG BISNIS BUDIDAYA LELE SANGKURIANG Bambang Sumarsono 10.11.3841 TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 Abstrak Ikan lele merupakan keluarga Catfish yang memiliki jenis yang sangat banyak,

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN Disusun Oleh : Nama : Galih Manunggal Putra NIM : 11.12.5794 Kelas : 11-S1SI-06 Kelompok : H ABSTRAK Bisnis budidaya ikan konsumsi memang

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Proses pengambilan data yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan dilakukan dengan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan pemberian file

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING) PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING) DISUSUN OLEH : TANBIYASKUR, S.Pi., M.Si MUSLIM, S.Pi., M.Si PROGRAM STUDI AKUAKULTUR FAKULTAS

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Usaha Pembenihan Ikan Bawal Di susun oleh: Nama : Lisman Prihadi NIM : 10.11.4493 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 / 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan bawal merupakan salah satu

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar SNI : 01-6141 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar Daftar isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi...

Lebih terperinci

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22 Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO Oleh : R. muhammad Taufiq Sujatmikanto 11.01.2893 11/D3TI/02 SEKOLAH TINGGI MANAJEMENT INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Jl. Ring Road

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013. BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat-alat Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan menjadi bagian yang sangat penting dalam pembangunan nasional mengingat potensi perairan Indonesia yang sangat besar, terutama dalam penyediaan bahan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan pengusahaan budidaya ikan bawal air tawar dilakukan untuk mengetahui apakah pengusahaan ikan bawal air tawar yang dilakukan Sabrina Fish Farm layak

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS NAMA : SUKAMTO HADI NIM : 11.02.7945 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 PELUANG BISNIS 1. ABSTRAK Pengertian Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu

Lebih terperinci

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA BBPBAT Sukabumi 2007 Daftar Isi 1. Penduluan... 1 2. Persyaratan Teknis... 2 2.1. Sumber Air... 2 2.2. Lokasi...

Lebih terperinci

1.Abstrak. 2.Isi/jenis

1.Abstrak. 2.Isi/jenis 1.Abstrak Lele merupakan ikan marga clarias terkenal dari tubuhnya yang licin panjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor menjadikanya

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Percobaan ini dilakukan di Kolam Percobaan Babakan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB, Dramaga. Percobaan dilakukan dari bulan Mei hingga Agustus 2011. 2.1.1 Persiapan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK PEMBENIHAN IKAN MAS DI MN. FISH FARM CIJAMBE, SUBANG

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK PEMBENIHAN IKAN MAS DI MN. FISH FARM CIJAMBE, SUBANG LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK PEMBENIHAN IKAN MAS DI MN. FISH FARM CIJAMBE, SUBANG Disusun Oleh: 1. Faidz Dwi C. NIS. 10111307 2. Hidayat NIS. 10111310 3. Ismail NIS. 10111313 4. Nurohman NIS. 10111320 5. Sunanto

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar SNI : 01-6483.4-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 7.1 Penggunaan Input Produksi Pembenihan Ikan Patin Secara umum input yang digunakan dalam pembenihan ikan patin di Kota Metro dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah belut sawah (Monopterus albus) yang diperoleh dari pengumpul ikan di wilayah Dramaga. Kegiatan penelitian terdiri

Lebih terperinci

Bisnis Ternak Ikan Lele

Bisnis Ternak Ikan Lele Bisnis Ternak Ikan Lele Tugas Karya Ilmiah Peluang Bisnis Disusun Oleh : Bukhari Muslim. ( 10.01.2668 ) D3-2A Teknik Informatika SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan 5.2 Lokasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan  5.2 Lokasi V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan Arifin Fish Farm merupakan suatu usaha budidaya ikan hias air tawar khususnya ikan Black Ghost, Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi). Usaha yang telah

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were. II. METODOLOGI 2.1 Materi Uji Sumber genetik yang digunakan adalah ikan nilem hijau dan ikan nilem were. Induk ikan nilem hijau diperoleh dari wilayah Bogor (Jawa Barat) berjumlah 11 ekor dengan bobot

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013.

Lebih terperinci

PEMBENIHAN TERIPANG PUTIH (Holothuria scabra)

PEMBENIHAN TERIPANG PUTIH (Holothuria scabra) PEMBENIHAN TERIPANG PUTIH (Holothuria scabra) 1. PENDAHULUAN Teripang atau juga disebut suaal, merupakan salah satu jenis komoditi laut yang bernilai ekonomi tinggi dan mempunyai prospek yang baik dipasaran

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 8.1. Analisis Biaya Usaha Pembesaran Lele Dumbo CV Jumbo Bintang Biaya merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Jawa Barat pada tahun 2010 terhadap

Lebih terperinci

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK WADAH BENIH AIR PERLAKUAN BIOFLOK PAKAN BOBOT WADAH / KOLAM WADAH / KOLAM Syarat wadah: Tidak

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6484.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar produksi induk ikan lele dumbo kelas induk

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM

V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Taufan Fish Farm berlokasi di Jl. Raya Bogor Km. 7, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Taufan s Fish Farm merupakan perusahaan perseorangan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan tempat Penelitian teknologi budidaya sepenuhnya meggunakan pakan komersil pada kolam air tenang (teknologi 1) dan teknlogi budidaya menggunakan pakan pengganti berupa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Faktor-faktor geografis yang mempengaruhi terhadap budidaya ikan air tawar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Faktor-faktor geografis yang mempengaruhi terhadap budidaya ikan air tawar 113 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor geografis yang mempengaruhi terhadap

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA IKAN GABUS

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA IKAN GABUS KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA IKAN GABUS Disusun Oleh : Yuni kumala dewi 10.02.7834 Manajemen Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jln.Ring Road Utara, Condong Catur,Sleman Yogyakarta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Ikan Lele Sangkuriang Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa.

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karekteristik Ikan Lele

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karekteristik Ikan Lele II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karekteristik Ikan Lele Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa, baik dibudidayakan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada Bulan April 2013 hingga Mei 2013 bertempat di laboratorium budidaya perikanan Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lele (Clarias) merupakan salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak

I. PENDAHULUAN. Lele (Clarias) merupakan salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele (Clarias) merupakan salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia. Pengembangan usaha budidaya lele semakin meningkat setelah masuknya

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)

BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) 1. PENDAHULUAN Gurame merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun harganya relatif meningkat setiap saat. Untuk DKI Jakarta, jenis ikan ini cocok

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar SNI : 02-6730.3-2002 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar Prakata Standar produksi benih kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

Lebih terperinci

TUGAS AHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Di Susun Oleh: NAMA : ELIZON FEBRIANTO NIM : 11.01.2829 KELAS : 11-D3TI-01 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 Abstraksi dengan meningkatnya kebutuhan akan protein hewani

Lebih terperinci

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR BDI-T/21/21.3 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA IKAN HIAS JENIS TETRA MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus var) Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah sebagai berikut : Phylum

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN KELABAU (OSTEOCHILUS MELANOPLEURUS) HASIL DOMESTIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

Bab 3. Budidaya pembenihan ikan konsumsi

Bab 3. Budidaya pembenihan ikan konsumsi Bab 3 Budidaya pembenihan ikan konsumsi Nama kelompok : dani andrean isna nur hanifa hadyan nandana maarif maulana nanak cito t putri rosita rendra fitra tania novita Pembenihan ikan konsumsi Jenis-jenis

Lebih terperinci