2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI. Desikator. H 2 SO 4 p.a. pekat Tanur pengabuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

3. METODOLOGI. Gambar 5 Lokasi koleksi contoh lamun di Pulau Pramuka, DKI Jakarta

III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk,

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi senyawa aktif yang terkandung dalam spons Clathria (Thalysias) sp,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

Penapisan Fitokimia, Uji BSLT, dan Uji Antioksidan Ekstrak Metanol beberapa Spesies Papilionaceae

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lelutung Tokak (Tabernaemontana macrocarpa Jack.) sebagai Sumber Zat Bioaktif Antioksidan dan Antikanker

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DARI VARIASI TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi, sedangkan penelitian eksperimental meliputi uji toksisitas dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB 3 PERCOBAAN Bahan, alat, dan hewan percobaan Bahan Alat Hewan uji 3.2 Penyiapan Ekstrak Petiveria alliacea

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Serangga Uji Bahan Tanaman Uji Penyiapan Tanaman Pakan

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

Transkripsi:

3 2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong dan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Pasar Jumat, Jakarta Selatan dari bulan Desember April 2013. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Batang tanaman Lelutung Tokak (Tabernaemontana macrocarpa Jack.), Bahan kimia, n-heksana, etil asetat, etanol, metanol, akuades, asam klorida, larutan amoniak, pereaksi Meyer, pereaksi Dragendroff, pereaksi Liebermann Burchard, asam sulfat, natrium hidroksida, pereaksi Molish, FeCl3, kista Artemia salina Leach, DMSO, air laut, DPPH, vitamin C, media RPMI-1640, sel leukimia L1210, foetal bovine serum, tryphan blue. Alat-alat yang digunakan : timbangan analitik, peralatan refluks, rotary evaporator, lampu TL, aerator, spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak (UV- VIS) Shimadzu, mikroskop, sonikator Bronson, kaca objek, multi plate tissue s culture, pipet Pasteur, haemocytometer, sentrifugasi, vortex dan alat-alat gelas lainnya. Tahapan Penelitian Penelitian ini meliputi beberapa tahap kerja, yaitu : 1. Determinasi sampel, 2. Preparasi dan ekstraksi, 3. Uji penapisan fitokimia, 4. Uji toksisitas, 5. Uji antioksidan, 6. Uji antikanker sel leukemia L1210 Determinasi Tanaman Tanaman Lelutung Tokak yang diperoleh dari Kalimantan Timur dideterminasi di Laboratorium Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong. Preparasi Sampel dan Ekstraksi Batang tanaman Lelutung Tokak (Tabernaemontana macrocarpa Jack.) dibersihkan, dipotong kecil-kecil, dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada suhu ruang. Kemudian di buat serbuk dengan menggunakan gilingan dengan ukuran 100 mesh. Lalu dimaserasi dengan empat pelarut, yaitu : n-heksan, etil asetat, etanol dan air. Ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol dipekatkan dengan rotary evaporator, sedangkan ekstrak air diperoleh dengan cara refluks, sehingga diperoleh empat ekstrak.

4 Uji Penapisan Fitokimia (Harbone, 1996; Fransword 1996) Uji penapisan fitokimia bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat pada ke empat jenis ekstrak tanaman Lelutung Tokak (Tabernaemontana macrocarpa Jack.) Golongan senyawa yang diuji adalah: alkaloid, steroid dan triterpenoid, flavonoid, saponin dan kuinon. Uji Alkaloid Sebanyak 0,5 g ekstrak ditambah 5 ml asam klorida 10 % kemudian dikocok dan ditambah 5 ml larutan amoniak 10 %. Diekstraksi dengan kloroform dan diuapkan. Residu yang terbentuk ditambah 1,5 ml asam klorida 2% dan dibagi dalam dua tabung. Tabung pertama ditambah 2-3 tetes pereaksi Mayer. Jika terbentuk endapan putih kekuningan menunjukkan adanya alkaloid. Tabung kedua ditambah 2-3 tetes pereaksi Dragendorff, jika terbentuk endapan merah bata menunjukkan adanya alkaloid. Uji Steroid dan Triterpenoid Sebanyak 0,5 g ekstrak diekstraksi dengan 10 ml eter lalu disaring. Filtrat yang diperoleh kemudian ditambah pereaksi Liebermann-Burchard (3 tetes asam asetat anhidrat 1 tetes H2SO4 pekat). Jika terbentuk warna hijau atau biru menunjukkan adanya steroid sedangkan warna merah atau ungu menunjukkan triterpenoid. Uji Flavonoid penangas air kemudian disaring dan filtratnya digunakan untuk pengujian. 3 ml filtrat ditambah serbuk magnesium, 1 ml HCl pekat dan ditambah 2 ml amil alkohol. Campuran dikocok dan dibiarkan memisah. Jika terbentuk warna merah, kuning, dan jingga pada lapisan alkohol menunjukkan senyawa golongan flavonoid. Uji Saponin penangas air kemudian disaring dan filtratnya digunakan untuk pengujian. Sebanyak 3 ml filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi tertutup kemudian dikocok dan biarkan selama 10 menit. Jika terbentuk busa yang stabil pada penambahan 1 ml HCl 2N menunjukkan adanya saponin. Uji Tanin penangas air kemudian disaring dan filtratnya digunakan untuk pengujian. Sebanyak 1 ml filtrat ditambah beberapa tetes FeCl3 1%. Jika terbentuk warna biru tua/hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin. Uji Kuinon Sebanyak 0,5 g ekstrak ditambah 10 ml aquades, didihkan selama 5 menit kemudian disaring dan filtratnya digunakan untuk pengujian. Sebanyak 1 ml filtrat ditambah 3 tetes NaOH 1N.Jika terbentuk warna merah menujukkan adanya kuinon.

Uji Toksisitas Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)(Meyer, et al, 1982) Penetasan Kista Artemia salina Leach. Kista A. salina Leach ditimbang 50 mg kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi 500 ml air laut yang telah disaring dan dipasang aerator, lalu dibiarkan selama 48 jam dengan pencahayaan lampu TL agar telur menetas sempurna. Persiapan Sampel Larutan ekstrak 2000 ppm dibuat dengan cara menimbang 40 mg ekstrak dengan teliti kemudian dilarutkan dengan air laut menjadi 20 ml. Ekstrak yang sukar larut, dapat ditambah DMSO 1% (5 tetes) untuk meningkatkan kelarutan. Konsentrasi 200 ppm dibuat dengan memipet 2 ml larutan ekstrak 2000 ppm dan ditambah air laut sampai 20 ml. Konsentrasi 20 ppm dibuat dengan memipet 2 ml larutan konsentrasi 200 ppm dan ditambah air laut sampai 20 ml. Larutan ekstrak 1000 ppm dibuat dengan cara memipet 5 ml larutan ekstrak 2000 ppm dan ditambah air laut 5 ml. Konsentrasi 100 ppm dibuat dengan cara memipet larutan ekstrak 200 ppm sebanyak 5 ml dan ditambah air laut 5 ml. Larutan ekstrak 10 ppm dibuat dengan cara memasukkan larutan ekstrak 20 ppm dan ditambah 5 ml air laut. Uji Bioaktivitas Uji bioaktivitas dilakukan dengan memasukkan 10 ekor larva udang A. salina Leach yang berumur 48 jam ke dalam botol yang telah berisi larutan ekstrak dan air laut. Sebagai kontrol adalah air laut yang tidak diberi ekstrak sampel.botol percobaan disimpan dibawah pencahayaan lampu TL. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam. Jumlah larva udang yang mati dicatat kemudian dihitung persentase kematiannya. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Probit Analysis Method untuk menentukan LC50 dengan selang kepercayaan 95%. Uji Aktivitas Antioksidan (Molyneux, 2004) Ke empat ekstrak yang diperoleh dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan vitamin C sebagai kontrol positif. Pembuatan larutan 0,4 mm DPPH 16 mg DPPH (BM = 394,33) ditimbang dan dilarutkan dalam 100 ml metanol p.a, dihomogenkan kemudian ditempatkan dalam botol gelap. Pembuatan larutan blanko Larutan DPPH 0,4 mm dipipet 1 ml lalu di masukan ke dalam labu volumetrik 5 ml ditambahkan metanol p.a sampai tanda batas kemudian dihomogenkan. Pembuatan larutan uji Sampel ditimbang 10 mg menggunakan timbangan analitik, dilarutkan dengan metanol p.a sampai 10 ml (1000 ppm) dalam labu volumetrik. Larutan ini merupakan larutan induk. Kemudian dipipet 25; 50; 125; 250 dan 500 μl larutan 5

6 induk tersebut ke dalam tabung reaksi yang telah ditera 5 ml untuk mendapatkan konsentrasi sampel 5; 10; 25; 50 dan 100 ppm. Pembuatan larutan vitamin C (kontrol positif) Vitamin C ditimbang 10 mg, lalu dilarutkan dengan metanol p.a sampai 10 ml (1000 ppm) dalam labu volumetrik. Larutan ini merupakan larutan induk.kemudian dipipet 15; 30; 45; 60; 75 μl. Larutan induk ditambahkan ke dalam tabung reaksi yang telah ditera 5 ml untuk mendapatkan konsentrasi sampel 3; 6; 9; 12; 15 ppm. Uji aktivitas antioksidan Tambahkan 1 ml larutan DPPH 0,4 mm ke dalam setiap tabung larutan uji dan kontrol positif kemudian ditambah metanol hingga 5 ml, dihomogenkan. Kemudian diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37ºC, kemudian serapan dibaca pada panjang gelombang 517 nm. Persentase inhibisi dihitung dengan rumus : Hambatan inhibisi = Serapan blanko Serapan sampel X 100% Serapan blanko Nilai IC50 (Inhibition Concentration 50) adalah konsentrasi antioksidan (μg/ml) yang mampu menghambat 50% radikal bebas. Nilai IC50 diperoleh dari perpotongan garis antara 50% daya hambatan dengan sumbu konsentrasi, kemudian dimasukkan ke dalam persamaan y = a + bx dimana y = 50 dan nilai x menunjukkan IC50. Metode Uji aktivitas antikanker terhadap sel leukemia L1210 Pembuatan media RPMI-1640 seberat 10,4 g yang mengandung L-glutamin dilarutkan dalam 1 L air steril (A). Kemudian 1,3 g NaHCO3 dilarutkan dalam 50 ml air steril (larutan B). Sebanyak 25 ml larutan B ditambahkan ke dalam 475 ml larutan A, maka diperoleh 500 ml media (C). Untuk keperluan uji, 15 ml foetal bovine serum ditambahkan ke dalam 85 ml larutan C. Semua pekerjaan dilakukan di ruang steril. Sel leukemia L1210 disuspensikan ke dalam media yang telah mengandung foetal bovine serum sehingga jumlah sel sekitar 2 x 10 5 sel/ml. Sel leukemia L1210 yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari The institute of Physical and Chemical Research Jepang. Pengujian aktivitas sitotoksik ekstrak dilakukan dengan variasi dosis 5, 10, 20, 40, dan 80 ppm dalam metanol). Media yang telah mengandung suspensi sel leukemia L1210 (2 x 10 5 sel/ml) dan zat uji dimasukkan ke dalam multi well plate tissue s culture sehingga volume total 1 ml dalam setiap sumuran. Sebagai kontrol digunakan 10 µl metanol yang telah ditambahkan 90 µl suspensi sel. Percobaan dilakukan duplo, selanjutnya suspensi sel yang telah diisi zat uji diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37 o C dalam inkubator 5% CO2. Perhitungan sel dilakukan menggunakan haemocytometer. Untuk membedakan antara sel hidup dengan sel mati maka sebelum dilakukan penghitungan, 90 µl suspensi dimasukkan ke dalam sero cluster plate (96 sumuran) dan ditambah 10 µl larutan

1% tryphan blue dan dihomogenkan. Sebanyak 10 µl larutan dialirkan ke dalam haemocytometer. Setelah itu jumlah sel yang masih hidup dihitung di bawah mikroskop. Sel hidup terlihat sebagai bulatan bening, sedangkan sel mati terlihat sebagai bercak biru pekat yang bentuknya tidak teratur. Persentase penghambatan zat uji terhadap pertumbuhan sel leukemia L1210 dihitung sebagai berikut: % inhibisi = (1 A/B) x 100% A B : jumlah sel hidup dalam media yang mengandung zat uji : jumlah sel hidup dalam media yang tidak mengandung zat uji (kontrol) Selanjutnya data persentase inhibisi diplotkan ke tabel probit untuk memperoleh nilai probit. Kemudian dibuatgrafik antara log konsentrasi (x) dan probit (y) sehingga diperoleh persamaan regresi linier y = a + bx. Dengan memasukkan nilai y = 5 (probitdari 50%), maka diperoleh nilai x (log konsentrasi), nilai IC50 dengan mengkonversikan nilai log konsentrasi kebentuk anti log. IC50 yaitu konsentrasi zat uji yang dapat menghambat perkembangbiakan sel sebanyak 50% setelah masa inkubasi 48 jam. 7