STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga)

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

IV. METODE PENELITIAN

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

III. METODE PENELITIAN

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus sp) DI KOTA MEDAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA MEDAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

ANALISIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN MATRIK EFAS DAN IFAS

ABSTRAK. Kata Kunci : Strategi penanganan, risiko biaya kontrak, SWOT. iii

III. METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SALAK (Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab.Tapanuli Selatan) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI PADI SAWAH ( Studi Kasus : Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal,Kabupaten Deli Serdang)

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KONSUMSI PANGAN BERAS DAN PANGAN NON BERAS

Riyatus Shalihah (1), Zainol Arifin (2), Mohammad Shoimus Sholeh (3) Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura (3)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM (Mesona Palustris) DI KOTA MEDAN. Nur aidah Nasution*), Lili Fauzia**), A.T. Hutajulu**)

III. METODE PENELITIAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di. berikut: yang pertama yaitu wawancara kepada manager BAZNAS

3. METODOLOGI PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKASI

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE KAJIAN. inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jalan Lembah Pakar Timur 28, Dago Bandung. 2 Masa Bimbingan. 5 Kuesioner. 6 Pengolahan Data.

STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM ( Mesona Palustris ) DI KOTA MEDAN SKRIPSI

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PANEN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (Kasus : Kebun Rambutan, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai)

STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI TAHU ISI GORENG (Studi Kasus : Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan) SKRIPSI

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BONSAI SERUT (Streblus asper) (Kasus : Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

Transkripsi:

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT Refiswal*); Iskandarini**); Tavi Supriana***) *) Alumni Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara **) dan ***) Dosen Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Penyuluh merupakan salah satu faktor yang penting dalam penyampaian informasi teknologi kepada petani. Kinerja yang baik sangat mempengaruhi peningkatan produksi. Di Kabupaten Langkat, kinerja masih belum optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, terdiri dari: a) faktor internal, yaitu: pendidikan formal, pelatihan, umur, motivasi, pemanfaatan, dan masa kerja/ ; b) faktor eksternal yaitu: ketersediaan sarana dan, sistem penghargaan, jarak wilayah kerja, jumlah desa, jumlah kelompok tani, teknologi informasi, tingkat partisipasi aktif petani, hubungan dalam, dan dukungan pem dan. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan strategi peningkatan kinerja pertanian di Kabupaten Langkat. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi peningkatan kinerja pertanian di Kabupaten Langkat adalah dengan menerapkan strategi agresif, yaitu: 1) memberikan informasi, teknologi, dan inovasi-inovasi terbaru; 2) peningkatan intensitas kegiatan ; 3) peningkatan kompetensi fungsional ; 4) peningkatan jenjang karir dan kesejahteraan ; dan 5) peningkatan peran. Kata Kunci: kinerja,, strategi PENDAHULUAN Penyuluhan di Indonesia berada dalam kondisi keterbatasan dan kekurangan. Kinerja pertanian yang baik merupakan dambaan kita semua demi suksesnya pembangunan pertanian Indonesia. Keadaan petani saat ini yang masih banyak terbelenggu oleh kemiskinan merupakan ciri bahwa pertanian masih perlu untuk terus meningkatkan perannya dalam rangka membantu petani memecahkan masalah mereka sendiri, terutama dalam aspek usaha tani mereka secara menyeluruh. Kinerja harus ditingkatkan lagi menjadi lebih baik, sehingga kerjasama semua stakeholder pertanian untuk mewujudkannya. Menurut Hutapea (2012), ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja pertanian dalam bekerja secara professional, yaitu: a) Faktor Internal; yaitu faktor-faktor yang berasal dari diri itu sendiri. Faktor internal terdiri dari: pendidikan formal, pelatihan, umur, motivasi, pemanfaatan, dan masa kerja/ pertanian. b) Faktor Eksternal; yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar itu sendiri. Beberapa faktor eksternal yang dipertimbangkan berhubungan dengan kinerja pertanian adalah: ketersediaan sarana dan yang diperlukan, sistem penghargaan, jarak wilayah kerja, jumlah desa, jumlah kelompok tani, teknologi informasi, tingkat partisipasi aktif petani, hubungan dalam, dan dukungan pem dan. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi peningkatan kinerja pertanian di Kabupaten Langkat? Tujuan dalam penelitian ini adalah menentukan strategi peningkatan kinerja pertanian di Kabupaten Langkat TINJAUAN PUSTAKA Kinerja ialah cara melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Jadi kinerja ialah hal-hal yang dikerjakan dan cara

40 Agrica Ekstensia. Vol. 11 No. 1 Juni 2017: 39-45 mengerjakannya. Kinerja (prestasi kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara dan Prabu, 2000). Kinerja dapat diartikan sebagai hasil dari suatu pekerjaan yang dapat dilihat atau yang dapat dirasakan. Kinerja bisa diukur melalui standar kompetensi kerja dan indikator keberhasilan yang dicapai seseorang dalam suatu jabatan/ pekerjaan tersebut (Padmowihardjo, 2010). Kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan ketiga aspek perilaku yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Selama antara kinerja yang dimiliki petugas dengan kinerja yang dituntut oleh jabatannya terdapat kesenjangan, petugas tersebut tidak dapat berprestasi dengan baik dalam menyelesaikan tugas pokoknya. Strategi (strategy) adalah kerangka acuan yang terintegrasi dan komprehensif yang mengarahkan pilihan-pilihan yang menentukan bentuk dan arah aktivitas-aktivitas menuju pencapaian tujuan-tujuan (Henry Simamora, 1997). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pertanian yaitu: a) Faktor Internal; terdiri dari: pendidikan formal, pelatihan, umur, motivasi, pemanfaatan, dan masa kerja/ pertanian. b) Faktor Eksternal; terdiri dari: ketersediaan sarana dan yang diperlukan, sistem penghargaan, jarak wilayah kerja, jumlah desa, jumlah kelompok tani, teknologi informasi, tingkat partisipasi aktif petani, hubungan dalam, dan dukungan pem dan. Strategi peningkatan kinerja pertanian dilihat dari analisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan), dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Dari analisis tersebut akan menghasilkan suatu strategi peningkatan kinerja. Analisis tersebut dapat dijadikan konsep atau kerangka penelitian seperti pada Gambar 1. Faktor Internal: 1. Pendidikan formal 2. Pelatihan 3. Umur 4. Motivasi 5. Pemanfaatan 6. Masa kerja/ Faktor Eksternal: 1. Ketersediaan + sarana dan 2. Sistem penghargaan 3. Jarak wilayah kerja 4. Jumlah desa 5. Jumlah kelompok tani 6. Teknologi informasi 7. Tingkat partisipasi aktif petani 8. Hubungan dalam 9. Dukungan pem dan Peluang Ancaman Gambar 1. Kerangka Penelitian METODE PENELITIAN Metode Penentuan Lokasi Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilaksanakan, pada penelitian ini lokasi penelitian dilaksanakan di 5 (lima) kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat. 5 (lima) kecamataan tersebut adalah: Kecamatan Secanggang, Kecamatan Sei Bingai, Kecamatan Selesai, Kecamatan Tanjung Pura, dan Kecamatan Wampu. Metode penentuan lokasi tersebut dilakukan dengan metode purposive atau sengaja berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan: (1) Kecamatan - kecamatan tersebut merupakan 5 kecamatan dengan jumlah terbanyak; (2) Strategi Peningkatan Kinerja

Strategi Peningkatan Kinerja Penyuluh... (Refiswal, Iskandarini dan Tavi Supriana.) 41 Kecamatan-kecamatan tersebut merupakan daerah sentra pertanian; (3) Jarak lokasi dengan pusat pemerintahan Kabupaten yang tidak terlalu jauh. Metode Penentuan Sampel Tavi Supriana (2016), menyatakan bahwa metode penentuan sampel merupakan proses pemilihan sejumlah individu (sampel) untuk suatu penelitian, sehingga individu-individu tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar (populasi). Pada penelitian ini, populasi adalah jumlah semua di lokasi penelitian yaitu semua yang ada di 5 (lima) kecamatan yang berjumlah 49 orang. Adapun rinciannya sebagai berikut: 1. Kecamatan Secanggang : 12 orang 2. Kecamatan Sei Bingai : 11 orang 3. Kecamatan Selesai : 9 orang 4. Kecamatan Tanjung Pura : 9 orang 5. Kecamatan Wampu : 8 orang Dalam penelitian ini, metode penentuan sampel dilakukan dengan cara sensus terhadap semua populasi, dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel. Artinya, semua yang ada di 5 (lima) kecamatan tadi dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu berjumlah 49 sampel. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan sumber primer maupun sekunder. Sumber primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari lapangan, sedangkan sumber sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang relevan, misalnya instansi-instansi pemerintah. Data yang diperoleh dari sumber primer disebut data primer, sedangkan data yang diperoleh dari sumber sekunder disebut data sekunder (Tavi Supriana, 2016). Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari (Penyuluh PNS dan THL-TBPP di 5 lokasi penelitian), sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Langkat, BPP 5 lokasi penelitian dan instansi-instansi terkait lainnya. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis SWOT. Rangkuti (2009), menerangkan bahwa analisis SWOT membandingkan antara faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dengan faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Erwin Suryatama (2014), menjelaskan bahwa SWOT adalah singkatan dari Strengths (S), Weaknesses (W), Opportunities (O), dan Threats (T). Analisis SWOT sendiri memiliki tujuan untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis dalam suatu bisnis atau. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun langkah-langkah analisis SWOT yang dilakukan adalah: 1. Identifikasi faktor-faktor internal dan faktorfaktor eksternal yang mempengaruhi kinerja. Berdasarkan landasan teori yang dibuat, maka dapat diklasifikasikan faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Faktor Internal Faktor Eksternal - Pendidikan formal - Ketersediaan sarana dan - Pelatihan - Sistem penghargaan - Umur - Jarak wilayah kerja - Motivasi - Jumlah desa - Pemanfaatan - Jumlah kelompok tani - Masa kerja/ - Teknologi informasi - Tingkat partisipasi aktif petani - Hubungan dalam - Dukungan pem dan 2. Penentuan faktor S, W, O dan T. Faktor S, W, O dan T diperoleh setelah didapat nilai rata-rata masing-masing variabel hasil wawancara kuesioner yang dilakukan. Faktor internal akan menghasilkan kekuatan (S) dan kelemahan (W), sedangkan faktor eksternal akan menghasilkan peluang (O) dan ancaman (T ). Rincian penentuan faktor S, W, O dan T dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

42 Agrica Ekstensia. Vol. 11 No. 1 Juni 2017: 39-45 Tabel 2. Penentuan faktor S dan W Faktor Internal (S) - Pendidikan formal - Pelatihan - Umur - Motivasi - Pemanfaatan - Masa kerja/ Tabel 3. Penentuan faktor O dan T Faktor Eksternal (W) 3. Membuat matrik IFAS (Internal Factors Analysis Strategic). Matrik IFAS digunakan untuk memperoleh suatu titik ordinat pada matrik posisi antara kekuatan dan kelemahan yaitu selisih skor tertimbang antara kekuatan dan kelemahan. Matrik IFAS strategi peningkatan kinerja dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Matrik IFAS strategi peningkatan kinerja Peluang (O) Ancaman (T) - Ketersediaan sarana dan - Sistem penghargaan - Jarak wilayah kerja - Jumlah desa - Jumlah kelompok tani - Teknologi informasi - Tingkat partisipasi aktif petani - Hubungan dalam - Dukungan pem dan Faktor Strategis Internal Bobot Skor Skor Tertimbang (Bobot x Skor) - Pendidikan formal 0,20 3,06 0,61 - Pelatihan 0,30 4,00 1,20 - Motivasi 0,15 3,76 0,56 - Masa kerja/ 0,15 3,37 0,51 Jumlah skor kekuatan 0,80 2,88 - Umur 0,10 2,39 0,24 - Pemanfaatan 0,10 2,00 0,20 Jumlah skor kelemahan 0,20 0,44 Selisih (kekuatan-kelemahan) 2,44 Dari Tabel 4, didapat bahwa selisih skor tertimbang antara kekuatan dan kelemahan adalah 2,44; artinya titik ordinat pada matrik posisi kekuatan dan kelemahan adalah 2,44. 4. Membuat matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategic). Matrik EFAS digunakan untuk memperoleh suatu titik ordinat pada matrik posisi antara peluang dan ancaman yaitu selisih skor tertimbang antara peluang dan ancaman. Matrik EFAS strategi peningkatan kinerja dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Matrik EFAS strategi peningkatan kinerja Faktor Strategis Eksternal Bobot Skor Skor Tertim bang (Bobot x Skor) Peluang - Jarak wilayah kerja 0,10 3,22 0,32 - Jumlah desa 0,10 3,37 0,34 - Tingkat partisipasi aktif 0,15 3,00 0,45 petani - Hubungan dalam 0,15 3,00 0,45 - Dukungan pem 0,10 4,00 0,40 dan Jumlah skor peluang 0,60 1,96 Ancaman - Ketersediaan sarana dan 0,10 2,00 0,20 - Sistem penghargaan 0,05 2,02 0,10 - Jumlah kelompok tani 0,10 1,00 0,10 - Teknologi informasi 0,15 2,00 0,30 Jumlah skor ancaman 0,40 0,70 Selisih (peluang ancaman) 1,26 Dari Tabel 5, didapat bahwa selisih skor tertimbang antara peluang dan ancaman adalah 1,26; artinya titik ordinat pada matrik posisi peluang dan ancaman adalah 1,26. 5. Penentuan matrik posisi dalam SWOT Dari matrik IFAS dan EFAS, diperoleh dua titik ordinat hasil dari matrik posisi kekuatan dan kelemahan dan matrik posisi peluang dan ancaman, yaitu: - Titik ordinat pertama : selisih (kekuatan kelemahan) = 2,44 - Titik ordinat kedua : selisih (peluang ancaman) = 1,26

Strategi Peningkatan Kinerja Penyuluh... (Refiswal, Iskandarini dan Tavi Supriana.) 43 Maka, matrik posisi dalam SWOT dari strategi peningkatan kinerja adalah terlihat pada Gambar 2. Kuadran 3 (W) 1,2 6 Kuadran 4 Peluang (O) Ancaman (T) Kuadran 2 Kuadran 1 (S) Gambar 2. Matrik posisi strategi peningkatan kinerja Dari Gambar 2, terlihat bahwa posisi strategi berada pada posisi Kuadran 1; yaitu merupakan situasi yang sangat menguntungkan, dimana memiliki kekuatan dan peluang, sehingga dengan kekuatan yang dimiliki dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan adalah strategi agresif. 6. Penyusunan strategi dengan menggunakan matrik SWOT Dari semua langkah-langkah analisis SWOT di atas, maka dapat dirumuskan beberapa strategi dengan menggunakan matrik SWOT seperti yang terlihat dalam Gambar 3. Gambar 3. IFAS EFAS OPPORTUNITIES (O) a. Jarak wilayah kerja b. Jumlah desa c. Tingkat partisipasi aktif petani d. Hubungan dalam e. Dukungan pem dan THREATS (T) a. Ketersediaan sarana dan b. Sistem penghargaan c. Jumlah kelompok tani d. Teknologi informasi STRENGTHS (S) 1. Pendidikan formal 2. Pelatihan 3. Motivasi 4. Masa kerja/ pengalaman kerja STRATEGI SO 1) Memberikan informasi, teknologi, dan inovasi-inovasi terbaru (1,2,4,c) 2) Peningkatan intensitas kegiatan (3,a,b,c) 3) Peningkatan kompetensi fungsional (2, e) 4) Peningkatan jenjang karir dan kesejahteraan (1,4,d,e) 5) Peningkatan peran (3,c,d,e) STRATEGI ST 1) Peningkatan sarana (3,a) 2) Pemberian reward and punishment (3,4,b) 3) Peningkatan intensitas kunjungan ke kelompok tani (3,4,c) 4) Peningkatan teknologi informasi berbasis online (1,2,d) WEAKNESSES (W) 1. Umur 2. Pemanfaatan STRATEGI WO 1) Pengkaderan (1,e) 2) Penempatan WKPP yang dekat dengan tempat tinggal (1,a,b,c) 3) Dukungan penyediaan fasilitas (2,d,e) 4) Peningkatan pemanfaatan dalam kegiatan (2,c) STRATEGI WT 1) Memberikan penghargaan terhadap senior yang sudah mendekati masa pensiun (1,b) 2) Melibatkan petani dalam hal pemanfaatan (2,a) 3) Penempatan WKPP yang dekat dengan tempat tinggal (1,c) Matrik SWOT strategi peningkatan kinerja

44 Agrica Ekstensia. Vol. 11 No. 1 Juni 2017: 39-45 Dari Gambar 3, dapat dirincikan strategi peningkatan kinerja sebagai berikut: 1. Strategi SO untuk meningkatkan kinerja melihat kekuatan dan peluang yang a. Memberikan informasi, teknologi, dan inovasi-inovasi terbaru (dengan memanfaatkan tingkat pendidikan yang cukup tinggi, pelatihan-pelatihan,, dan tingkat partisipasi aktif petani yang tinggi) b. Peningkatan intensitas kegiatan (dengan memanfaatkan motivasi yang tinggi, jarak wilayah kerja yang cukup dekat, jumlah desa yang tidak terlalu banyak, serta tingginya tingkat partisipasi aktif petani) c. Peningkatan kompetensi fungsional (dengan memanfaatkan pelatihan-pelatihan serta dukungan pem dan ) d. Peningkatan jenjang karir dan kesejahteraan (dengan memanfaatkan tingkat pendidikan, masa kerja, hubungan dalam, dan dukungan pem dan ) e. Peningkatan peran (dengan memanfaatkan motivasi, tingkat partisipasi aktif petani, hubungan dalam dan dukungan pem dan ) 2. Strategi WO untuk meningkatkan kinerja melihat kelemahan dan peluang yang a. Pengkaderan, dalam artian Kabupaten Langkat perlu melakukan pem, pengawasan mutasi dan perekrutan pegawai baru dalam jabatan fungsional (dengan melihat sebagian besar umur sudah mendekati masa pensiun, dan dukungan pem dan ) b. Penempatan WKPP yang dekat dengan tempat tinggal (dengan mempertimbangkan rata-rata umur yang sudah cukup tua, jarak wilayah kerja yang tidak terlalu jauh, rata-rata jumlah desa lebih dari 1 desa, dan tingkat partisipasi aktif petani yang cukup tinggi) c. Dukungan penyediaan fasilitas (dengan mempertimbangkan pemanfaatan yang rendah dikarenakan kurangnya fasilitas dan didukung oleh hubungan dalam yang baik serta dukungan pem dan ) d. Peningkatan pemanfaatan dalam kegiatan (dengan mempertimbangkan tingkat partisipasi aktif petani yang cukup tinggi, maka peningkatan pemanfaatan dalam kegiatan perlu ditingkatkan agar kegiatan tersebut lebih menarik dan menyenangkan) 3. Strategi ST untuk meningkatkan kinerja melihat kekuatan dan ancaman yang a. Peningkatan sarana baik di lembaga (BPP) maupun itu sendiri berupa akses jalan ke BPP yang memadai, perlengkapan perkantoran, komputer, laptop, proyektor, sepeda motor, dan lain sebagainya (dengan mempertimbangkan motivasi yang tinggi dan ketersediaan sarana yang kurang memadai) b. Pemberian reward and punishment terhadap lembaga (BPP) maupun individu itu sendiri seperti BPP teladan dan berprestasi (dengan mempertimbangkan motivasi dan yang cukup tinggi dengan sistem penghargaan yang dirasa pada saat ini masih kurang)

Strategi Peningkatan Kinerja Penyuluh... (Refiswal, Iskandarini dan Tavi Supriana.) 45 c. Peningkatan intensitas kunjungan ke kelompok tani (dengan memanfaatkan motivasi dan yang tinggi dalam membina dan melayani kelompok tani yang jumlahnya cukup banyak) d. Peningkatan teknologi informasi berbasis online/ jaringan internet (dengan melihat tingkat pendidikan yang cukup tinggi, pelatihan-pelatihan yang memadai untuk bisa menerima teknologi informasi yang lebih maju) 4. Strategi WT untuk meningkatkan kinerja melihat kelemahan dan ancaman yang a. Memberikan penghargaan terhadap - senior yang sudah mendekati masa pensiun (melihat umur yang sudah cukup tua dan sistem penghargaan yang selama ini dirasa masih kurang) b. Melibatkan petani dalam hal pemanfaatan dengan cara membuat inovasi yang tradisional, murah dan mudah dimengerti petani (mengingat keterbatasan dalam penggunaan dan ketersediaan sarana yang masih kurang) c. Penempatan WKPP yang dekat dengan tempat tinggal (mengingat umur yang sudah cukup tua dan jumlah kelompok tani yang jumlahnya cukup banyak) Saran Diharapkan kerjasama antara, petani,, dan pemerintah agar dapat mengaplikasikan strategi agresif dalam peningkatan kinerja untuk dapat meningkatkan kinerja pertanian dimasa yang akan datang demi terciptanya pembangunan pertanian Indonesia yang maju dan mandiri. DAFTAR PUSTAKA Hutapea, T. M. M. 2012. Analisis Strategi Peningkatan Kinerja Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai. USU. Medan. Mangkunegara dan Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Padmowihardjo, S. 2010. Psikologi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta. Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Penerbit PT. Gra Pustaka Utama. Jakarta. Simamora, H. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN. Yogyakarta. Supriana, T. 2016. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. USU Press. Medan. Suryatama, E. 2014. Lebih Memahami Analisis SWOT dalam Bisnis. Penerbit Kata Pena. Surabaya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Strategi peningkatan kinerja pertanian di Kabupaten Langkat adalah dengan menerapkan strategi agresif, yaitu: 1) memberikan informasi, teknologi, dan inovasi-inovasi terbaru; 2) peningkatan intensitas kegiatan ; 3) peningkatan kompetensi fungsional ; 4) peningkatan jenjang karir dan kesejahteraan ; dan 5) peningkatan peran.