salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

CREATED BY: WINDA DARPIANUR, SKep

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH DI DUSUN PILANGGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

Pengetahuan Gizi Tentang Asam Urat

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

1/1/2002. Masalah Lansia (terkait fungsi pencernaan) Lansia & Obat. Gizi seimbang POLA HIDUP SEHAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PASIEN GOUT DI DESA KEDUNGWINONG SUKOLILO PATI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE STUDI KASUS. Metode penelitian deskripti adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Adelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

MAKALAH BAHASA INDONESIA

dalam tubuh dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. b. Seseorang

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat di dunia. Seperti yang diungkapkan oleh Hill (2003),

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatancase control, yaitu suatu penelitian (survei) analitik yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah. Untuk lakilaki,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gout (penyakit akibat pengendapan kristal Mono Sodium Urat/MSU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Purin berasal dari makanan, penghancuran yang sudah tua, serta hasil sintesa dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

2. Pembuangan Asam Urat Berkurang

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAH III RINGKASAN. Epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lebih dari 6,0 mg/dl terdapat pada wanita (Ferri, 2017).

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program

KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia) (Misnadiarly, 2007).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Konsep Kaji-Tindak Partisipatif Perbaikan. dalam Upaya Peningkatan Kesehatan

Keywords: Eating pattern, Gout, The elderly.

POLA MAKAN DAN MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DIET PATTERN AND GOUT MANIFESTATION TO ELDERLY

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

BAB 1 PENDAHULUAN. 6,0 mg/dl dan untuk pria 6,8 mg/dl. Hiperurisemia didefinisikan sebagai plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang

PENDAHULUAN. psikologis, dan perubahan kondisi sosial. 2 Kondisi ini membuat kebutuhan asupan gizi lansia perlu diperhatikan untuk mencegah risiko

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

Mitos dan Fakta Kolesterol

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI PURIN TERHADAP KEJADIAN HIPERURISEMIA PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT TASIK MEDIKA CITRATAMA TASIKMALAYA TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikebal sebagai gout merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkataan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan linu-linu di daerah persendian dan sering disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Penyebab penumpukan kristal di daerah tersebut diakibatkan tingginya kadar asam urat dalam darah. Penyakit asam urat terjadi terutama pada laki-laki, mulai dari usia pubertas hingga mencapai puncak usia 40-50 tahun, sedangkan pada perempuan, persentase asam urat mulai didapati setelah memasuki masa menopause. Kejadian asam urat baik di negara maju maupun negara berkembang semakin meningkat terutama pada pria usia 40-50 tahun. Kadar asam urat pada pria meningkat sejalan dengan peningkatan usia sese. Hal ini terjadi karena pria tidak memiliki hormon estrogen yang dapat emmbantu pembuangan asam urat sedangkan pada perempuan memiliki hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine (Darmawan 2008). Hasil penelitian epidimiologi diketahui bahwa beberapa ras tertentu memiliki kecenderungan terserang penyakit asam urat, selain itu hasil penelitian di Jawa Tengah diketahui bahwa usia 15-45 tahun yang diteliti sebanyak 85, dimana pria mengalami penyakit asam urat sebanyak 1,7% dan perempuan 0,05 % (Krisnatuti, 2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit asam urat diantaranya adalah (1) tingkat pengetahuan tentang pola makan, (2) kegemukan (3) gaya hidup. Penyakit asam urat yang terjadi pada masyarakat 1

2 salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat. Pengetahuan merupakan hasil tahu yang berasal dari proses pengindraan manusia terhadap obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan sese (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan tentang penyakit asam urat pada penderita gout dilihat dari cara pengaturan makanan sangat perlu dilakukan oleh penderita gout. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan nukleotida purinnya akan meningkatkan produksi asam urat. Sebaliknya, mengurangi konsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin tinggi dan memperbanyak konsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin rendah akan dapat mengurangi resiko gout (Krisnatuti, 2006). Penatalaksanaan diit asam urat dapat diatasi selain melalui pemberian obat juga dengan pengaturan makanan yang dapat mengurangi asam urat didalam darah. Pengaturan makanan sangat perlu dilakukan oleh penderita gout. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan nukleotida purinnya akan meningkatkan produksi asam urat. Sebaliknya, mengurangi konsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin tinggi dan memperbanyak konsumsi makanan dengan kadungan nukleotida purin rendah akan dapat mengurangi risiko hiperurisemia atau gout, untuk itu untuk mengurangi penumpukan protein dibutuhkan suatu terapi diet asam urat yang baik dan benar (Krisnatuti, 2006). Diit merupakan penatalaksanaan yang penting dari asam urat. Makanan yang masuk harus dibagi merata sepanjang hari, ini harus konsisten dan patuh dari hari ke hari karena kegiatan ini sangat untuk mencegah terjadinya kadar asam urat darah yang tinggi. Diit asam urat perlu dilakukan karena dapat berpengaruh pada status kesehatan sese. (Darmawan, 2008). Penatalaksanaan diit pada penyakit asam urat bertujuan untuk mengurangi pembentukan asam urat, menurunkan berat badan yang terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas normal (Mansjoer, 2000). Prinsip pengaturan makanan atau diit pada penderita penyakit asam urat

3 adalah memberikan makanan yang boleh dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan dan keadaan penderita. Pengaturan makanan disesuaikan tingkat hiperusisemia dan kemampuan penderita untuk mengeluarkan kelebihan asam urat melalui ginjal (Krisnatuti, 2006). Jenis makanan yang perlu dihindari yaitu lauk pauk (jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak), makanan laut (udang, kerang, cumi, kepiting), makanan kaleng (kornet dan sarden), Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental, kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping), sayuran (daun bayam, kangkung, daun singkong, asparagus, kembang kol, buncis), buah-buahan (durian, alpukat, nanas, air kelapa), minuman dan makanan yang mengandung alkohol (bir, wiski, anggur, tape, tua) (Sunita, 2005) Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Tirto Kabupaten Pekalongan pada Januari Desember 2012 diketahui bahwa terdapat penderita asam urat sebanyak 187. Asam urat di Desa Tirto Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan sebanyak 52. Asam urat yang terjadi pada penderita terjadi salah satunya karena tidak mengetahui tentang penyakit asam urat, tidak mengetahui tentang diit asam urat, hanya sebatas makanan yang dilarang seperti jeroan dan daging. Asam urat diketahui setelah mengalami gejala gejala seperti nyeri pada satu atau beberapa sendi pada malam hari, demam, menggigil, tidak enak badan (Krisnatuti, 2006). Faktor-faktor terjadinya asam urat meliputi (1) genetik /riwayat keluarga, (2) stress, (3) asupan senyawa purin berlebihan, (4) konsumsi alkohol berlebih, (5) kegemukan (obesitas), (6) hipertensi dan penyakit jantung, (7) obat-obatan tertentu (terutama diuretika), (8) gangguan fungsi ginjal, (9) aktivitas fisik, (10) umur,. (11) berat badan berlebih, (12) gangguan fungsi ginjal, (13) penyakit degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes mellitus), (14) kurang minum. Penderita tidak melaksanakan diit dan tidak mengetahui akibat yang muncul karena ketidak patuhan diit yang dilakukan, selain itu mengetahui makanan sumber asam urat tepai tidak patuh melaksanakan diit asam urat.

4 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik mengadakan penelitian Hubungan antara pengetahuan tentang diit dan penyakit asam urat dengan kadar asam urat pada penderita Gout di Desa Tirto Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang diit dan penyakit asam urat dengan kadar asam urat pada penderita Gout di Desa Tirto Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang diit dan penyakit asam urat dengan kadar asam urat pada penderita Gout di Desa Tirto Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan tentang diit pada penderita gout di Desa Tirto Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. b. Mendeskripsikan pengetahuan penyakit asam urat pada penderita gout di Desa Tirto Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. c. Mendeskripsikan kadar asam urat pada penderita gout di Desa Tirto Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. d. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang diit dengan kadar asam urat pada penderita gout di Desa Tirto Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan e. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang penyakit asam urat dengan kadar asam urat pada penderita gout di Desa Tirto Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi pendidikan Sebagai masukan dan acuan untuk penelitian berikutnya dan diharapkan sebagai bahan pembanding serta masukan bagi peneliti yang lain yang ingin mendalami tentang kadar asam urat. 2. Bagi peneliti Sebagai pengalaman baru dalam mengungkap faktor yang berpengaruh terhadap kadar asam urat pada masyarakat, dan diharapkan penelitian ini akan memberikan wawasan dan pengetahuan yang baru tentang kadar asam urat. 3. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kadar asam urat. E. Bidang Ilmu Penelitian ini dilakukan dalam bidang keperawatan dan dititik beratkan pada pengetahuan dan kepatuhan penderita asam urat dengan kadar kadar asam urat. F. Keaslian Penelitian Judul dan peneliti Studi Kasus Diet Dan Obesitas Pada Penderita Gout di Jakarta (Choe, 2008) Jenis Penelitian Pengambilan sampel Case control Uji Spearman Rho Analisis Data teknik case Control sebanyak 120 Hasil penelitian Hasil penelitian diketahui bahwa Diet kaya fiber, folat, vitamin C seperti buah dan sayur dapat melindungi tubuh dari gout. Obesitas adalah merupakan efek langsung yang signifikan terhadap kejadian gout dengan nilai signifikan p value < 0,05. Hubungan tingkat dukungan sosial dengan tingkat depresi pada tenaga kerja wanita industri (Niken, 2007). Desain Crosssectional Uji Pearson teknik kuantitatif sebanyak 85 Hasilnya dukungan sosial yang diterima responden berada pada tingkat dukunagn social tinggi (50,1 %) dan sedang (47,8 %) ini berarti bahwa dukungan yang telah diterima tenaga kerja wanita

6 industri tekstil sudah cukup baik. Judul dan peneliti Jenis Penelitian Pengambilan sampel Analisis Data Hasil penelitian Studi kaus penangganan diet dan obesitas pada penderita asam urat (Lyla 2003) Hubungan yang signifikan antara konsumsi purin tinggi dengan hiperurisemia Indrawan (2005) Hubungan pemberian diit rendah purin pada penderita artritis pirai dengan penurunan kadar asam urat (Dharmayuda, 2003) Case-control Uji deskriptif teknik kuanlitatif sebanyak 15 Croossectional Case control Deskriptif korelasi Deskriptif korelasi teknik kuanlitatif sebanyak 65 teknik kuanlitatif sebanyak 50 Hasil kasus diketahui bahwa responden yang mengkonsumsi alkohol tapi bukan purin bisa merupakan faktor resiko yang signifikan terhadap gout. Sebanyak 43,6%, Diet kaya fiber, folat, vitamin C seperti buah dan sayur dapat melindungi tubuh dari gout sebanyak 54%, dan Obesitas adalah merupakan efek langsung yang signifikan terhadap kejadian gout (p = 0,032). Hasil diketahui ada hubungan yang signifikan antara konsumsi purin tinggi dengan hiperurisemia dengan RP : 22,82; IK 95% : 9,19. 56,66; p < 0,001, ada hubungan signifikan antara makanan sumber purin tinggi dengan hiperurisemia (RP : 26,72; IK 95% : 11,69. 61,04; p < 0,001). Hasil diketahui bahwa pemberian diit rendah purin selama 7 hari pada 30 penderita artritis pirai dapat menurunkan kadar asam urat dari 10,41 ± 2,43 mg/dl menjadi 10,32 ± 2,35 mg yang secara statistik bermakna dengan p<0,001. Berdasarkan penelitian diatas dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan memiliki perbedaan dari karakterstik responden dan variabel dependent.