HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR"

Transkripsi

1 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Oleh : Rizka Dwi Ariani NIM. S10038 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

2 ii

3 SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tagan dibawah ini : Nama : Rizka Dwi Ariani NIM : S10038 Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun di perguruan tinggi lain. 2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukkan Tim Penguji. 3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini. Surakarta, 21 Juni 2014 (Rizka Dwi Ariani) NIM. S10038 iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberi kekuatan jasmani maupun rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Asam Urat dengan Kepatuhan Diet Rendah Purin di Gawanan Timur Kecamatan Colomadu Karanganyar. Skripsi ini sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi di Program S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis banyak mendapatkan pengarahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Suharti M.SI selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns,.M.Kep selaku Ketua Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Sunardi, S.KM,.M.Kes selaku pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan Skripsi ini hingga selesai. 5. Ibu Rufaida Nur Fitriana, S.Kep.,Ns selaku pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan Skripsi ini hingga selesai. iv

5 6. Segenap dosen Prodi S-1 dan Staf pengajar STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan ilmu dan bimbingan pada penulis. 7. Kedua Orang Tua Bapak Agung Djadmika dan Ibu Sumilah yang telah memberikan semangat, dorongan, dan doa dalam penyusunan Skripsi ini. 8. Kedua kakak saya Distira Andris Hermawan dan Sri Rahayu, keluarga saya Mujiono, Sri Sudarmi dan Totok Indaryanto (Kuprit) beserta adik-adik saya Falvano Atallah Hermawan dan Nayla Ramadhina Reva yang selalu memberikan semangat dan doa pada penulis. 9. Teman-teman prodi S-1 yang telah memberikan dorongan baik material dan spiritual dalam pembuatan Skripsi ini. 10. Warga Gawanan Timur Kecamatan Colomadu Karanganyar yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan sehingga dapat menyempurnakan Skripsi ini.harapan penulis, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan terutama bagi penulis serta bermanfaat bagi mahasiswa STIKes Kusuma Husada Surakarta khususnya dan bagi Ilmu Keperawatan di Indonesia pada umumnya. Surakarta, 18 Juni 2014 Peneliti (Rizka Dwi Ariani) v

6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN i ii SURAT PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi ABSTRACT... xiii ABSTRAK... xiv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian... 7 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Pengetahuan Kepatuhan vi

7 2.1.3 Penyakit Asam Urat Diet Rendah Purin Kerangka Teori Kerangka Konsep Hipotesis BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Populasi dan Sampel Tempat dan Waktu Penelitian Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data Teknik Pengolahan dan Analisa Data Etika Penelitian BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Analisa Univariat Analisa Bivariat BAB V. PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Pengetahuan Tentang Diet Rendah Purin Tingkat kepatuhan Penderita Asam Urat Dalam Melakukan Diet Rendah Purin vii

8 5.4 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Penderita Asam Urat Terhadap Kepatuhan Diet Rendah Purin BAB VI. PENUTUP 6.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

9 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penelitian 7 Tabel 3.1 Definisi Operasional 39 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 49 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 49 Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Penderita Asam Urat Tentang Diet Rendah Purin 50 Tabel 4.4 Tingkat Kepatuhan Penderita Asam Urat Dalam Melakukan Diet Rendah Purin 51 Tabel 4.5 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Penderita Asam Urat Terhadap Kepatuhan Diet Rendah Purin 52 ix

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori 34 Gambar 2.2 Kerangka Konsep 35 x

11 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran Keterangan 1 F01 Usulan Topik Penelitian 2 F02 Pengajuan Judul Skripsi 3 F04 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan 4 F05 Lembar Oponent Ujian Sidang Skripsi 5 F06 Lembar Audience Ujian Sidang Proposal Skripsi 6 F07 Pengajuan Ijin Penelitian 7 Jadwal Penelittian 8 Surat Studi Pendahuluan 9 Surat Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas 10 Surat Keterangan Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas 11 Surat Ijin Penelitian 12 Surat Keterangan Balasan Penelitian 13 Permohonan Menjadi Responden 14 Lembar Persetujuan Menjadi Responden 15 Kuesioner Pengetahuan Tentang Asam Urat dan Kepatuhan Diet Rendah Purin (Uji Validitas). 16 Kuesioner Pengetahuan Tentang Asam Urat dan Kepatuhan Diet Rendah Purin (Penelitian). 17 Hasil Nilai Uji Validitas Kuesioner xi

12 18 Hasil Nilai Penelitian Kuesioner 19 Lembar Konsultasi 20 Dokumentasi xii

13 BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA 2014 Rizka Dwi Ariani THE CORRELATION BETWEEN THE KNOWLEDGE LEVEL OF URIC ACID CLIENTS AND THEIR OBEDIENCE TO LOW PURINE DIET IN GAWANAN TIMUR, COLOMADU SUB-DISTRICT, KARANGANYAR Abstract Uric acid is the final metabolism product of purine. Low purine diet is done by limitedly consuming food with protein. The factors suspected to this disease are diet, body weight, and life style. The objective of this research is to investigate the correlation between the knowledge level of uric acid clients and their obedience to low purine diet. This research used the descriptive correlational method with the cross-sectional design to 30 uric acid clients in GawananTimur, Colomadu Sub-district, Karanganyar. The observed variables included knowledge level and obedience. The result of the research shows that the 16 clients (53.3%) have good knowledge on low purine diet. The 28 respondents (93.3%) have a good obedience level to conduct low purine diet. The result of analysis with the chi square test shows that the value of X 2 count is at the significance value of p = 0.027, which is smaller than Thus, it can be concluded that there is a correlation between the knowledge level of uric acidclients and their obedience to low purine diet in GawananTimur, Colomadu Sub-district, Karanganyar. Keywords : Knowledge level, uric acid, obedience and low purine diet. References : 25 ( ) xiii

14 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 Rizka Dwi Ariani HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR Abstrak Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin. Diet rendah purin berasal dari makanan yang mengandung protein, pada penderita asam urat harus membatasi makanan yang mengandung protein berlebih. Faktor-faktor yang di duga mempengaruhi penyakit ini adalah diet, berat badan dan gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet rendah purin pada penderita asam urat. Desain penelitian descriptif correlation dengan pendekatan cross sectional pada 30 penderita asam urat di Gawanan Timur Kecamatan Colomadu Karanganyar. Variabel yang diamati yaitu tingkat pengetahuan dan kepatuhan. Penderita asam urat mempunyai pengetahuan baik tentang diet rendah purin yaitu sebanyak 16 responden (53,3%). Tingkat kepatuhan penderita asam urat dalam melakukan diet rendah purin adalah patuh yaitu sebanyak 28 responden (93,3%). Analisis data menggunakan uji chi square dengan nilai X 2 hitung sebesar 7,232 dengan nilai signifikansi (p value) 0,027 < 0,05. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan penderita asam urat dengan kepatuhan diet rendah purin di Gawanan Timur Kecamatan Colomadu Karanganyar. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Asam Urat, Kepatuhan, Diet Rendah Purin Daftar pustaka : 25 ( )

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa Hippocrates dikenal luas sebuah penyakit yang bernama gout yang sering dinamakan sebagai penyakit para raja dan raja dari penyakit karena sering muncul pada kelompok masyarakat dengan kemampuan sosial ekonomi tinggi. Sebagaimana diketahui, kelompok masyarakat sosial ekonomi tinggi sering mengkonsumsi daging (yaitu keluarga kerajaan pada zaman dahulu), akibatnya menimbulkan rasa sakit yang teramat sangat. Kepercayaan kuno menyatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh luka yang jatuh tetes demi tetes kedalam sendi (Damayanti 2012). Masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu atau obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya, tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan dilaboratorium. Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Faktor-faktor yang diduga juga mempengaruhi penyakit ini adalah diet, berat badan dan gaya hidup. Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah usia, asupan senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, kegemukan, hipertensi dan 1

16 2 penyakit jantung, obat-obatan tertentu (terutama diuretika) dan gangguan fungsi ginjal. Peningkatan kadar asam urat dalam darah atau hiperuricemia menurut suatu penelitian juga merupakan salah prediktor kuat terhadap kematian karena kerusakan kardiovaskuler (Andry. dkk 2009). Prevalensi asam urat di Indonesia menduduki urutan kedua setelah osteoarthritis. Prevalensi asam urat pada populasi di USA diperkirakan 13,6/ penduduk, sedangkan di Indonesia sendiri diperkirakan 1,6-13,6/ orang, prevalensi ini meningkat seiring dengan meningkatnya umur. Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 6 April 2010 di Puskesmas Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data bahwa warga pralansia dan lansia yang memeriksakan diri ke Puskesmas pada tahun 2009 sebanyak 1584 orang, sebagian besar warga menderita penyakit radang sendi dengan jumlah 899 orang (56,8%). Penyakit ini dikelompokan dalam penyakit khusus dan menduduki prioritas pertama dengan jumlah terbesar dari 10 penyakit prioritas lainnya. Salah satu bagian dari penyakit radang sendi ini adalah asam urat berjumlah 72 orang (8%), terdiri dari 34 (47,2%) wanita berumur >50 tahun, 25 (34,7%) wanita <50 tahun. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di wilayah kerja puskesmas Dr. Soetomo pada tanggal 07 Mei 2010 mengenai pola makan pada 7 wanita yang menderita asam urat didapatkan hasil bahwa 2 orang mempunyai kebiasaan makan makanan yang mengandung purin, sedangkan 5 orang tidak memiliki kebiasaan makan makanan yang mengandung purin (Pipit 2010).

17 3 Choi. dkk (1986) yang dikutip oleh Andry. dkk (2009) melakukan Penelitian tentang gout pada populasi tenaga kesehatan laki-laki di Amerika Serikat, yang meliputi dokter gigi, optometris, osteopath, ahli farmasi, podiatrist, dan dokter hewan. Populasi tersebut berusia antara 40 sampai 75 tahun. Hasil penelitianya selama 12 tahun menemukan 730 kasus gout baru. Mereka menemukan peningkatan risiko gout ketika responden mengonsumsi daging atau seafood dalam jumlah banyak (Andry. dkk 2009). Menurut Kramer & Curhan (2002); Wallace et al (2004) yang dikutip oleh Andry. dkk (2009) bukti yang mendukung bahwa faktor makanan, termasuk konsumsi alkohol dan makanan tinggi purin seperti seafood dan daging, dapat meningkatkan risiko gout Choi et al (2005). Dalam penelitian ini didapatkan bahwa penderita gout yang lebih tinggi adalah laki-laki dibandingkan peserta perempuan (Andry. dkk 2009). Penelitian yang dilakukan di Selandia Baru Australia Clinical Tr pada 5 Juli 2006, tentang tujuan terapi asam urat serum (SUA) yaitu terapi pada individu dengan gout untuk mempromosikan pelarutan kristal dan mencegah pembentukan kristal dengan mencapai SUA tingkat sebesar 6 mg dl, 1 atau 360 lmol L, 1. Baru-baru ini rekomendasi negara dalam manajemen gout adalah dengan memberikan pendidikan pasien dan gaya hidup yang tepat, serta saran mengenai penurunan berat badan jika obesitas, diet dan alkohol berkurang (terutama bir) merupakan aspek inti dari manajemen diet pada gout (Shulten. dkk 2009).

18 4 Asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh yang kadarnya tidak boleh berlebih, setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuhnya, karena setiap metabolisme normal akan dihasilkan asam urat sedangkan pemicunya adalah faktor makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Purin ditemukan pada semua makanan yang mengandung protein. Sangatlah tidak mungkin untuk menyingkirkan semua makanan yang mengandung protein, mengingat fungsi utama protein sebagai zat pembangun untuk tubuh. Oleh karena itu makanan untuk penderita gout diatur menjadi diet rendah purin. Diet rendah purin juga membatasi lemak, karena lemak cenderung membatasi pengeluaran asam urat. Apabila penderita asam urat tidak melakukan diet rendah purin, maka akan terjadi penumpukan kristal asam urat pada sendi bahkan bisa pada ginjal yang dapat menyebabkan batu ginjal (Damayanti 2012). Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 9 November 2013 di Gawanan Timur Rt 2/Rw 6 Kecamatan Colomadu Karanganyar dengan jumlah penduduk 70 kepala keluarga atau 140 orang yaitu wanita sebanyak 70 orang dan laki-laki sebanyak 70 orang. Setelah peneliti melakukan cek asam urat didapatkan 30 orang yang menderita asam urat, berdasarkan wawancara didapatkan data 10 orang mengatakan mengetahui tentang diet rendah purin (kacang-kacangan, daging, dan jeroan dapat meningkatkan asam urat), sebanyak 20 orang lainnya masih belum mengetahui tentang diet rendah purin (belum mengetahui bahwa daun melinjo, kaldu daging, dan minuman keras dapat meningkatkan kadar asam urat didalam tubuh).

19 5 Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengambil penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan penderita asam urat dengan kepatuhan diet rendah purin di Gawanan Timur Kecamatan Colomadu Karanganyar, karena ingin mengetahui apakah adanya hubungan antara tingkat pengetahuan penderita asam urat dengan kepatuhan diet rendah purin. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan penderita asam urat dengan kepatuhan diet rendah purin?. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum : Untuk mengetahui apakah adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet rendah purin pada penderita asam urat Tujuan khusus : Mendiskripsikan tingkat pengetahuan penderita asam urat tentang diet rendah purin Mendiskripsikan tingkat kepatuhan penderita asam urat dalam melakukan diet rendah purin Menganalisis apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan penderita asam urat terhadap kepatuhan diet rendah purin.

20 6 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat bagi masyarakat : Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya penderita asam urat, mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet rendah purin, yang dapat berpengaruh pada penurunan kadar asam urat di dalam tubuh. Informasi tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat yang menderita asam urat agar lebih patuh dalam menjalankan diet rendah purin Manfaat bagi institusi pendidikan : Dengan adanya penelitian ini institusi pendidikan jadi lebih dikenal oleh masyarakat serta mahasiswa selanjutnya dapat mengembangkan penelitian atau dapat digunakan sebagai acuan penelitian Manfaat bagi peneliti : Peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan dari hasil penilitian yang telah dilakukan Manfaat bagi peneliti lain : Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini supaya lebih lengkap lagi dan lebih sempurna serta peneliti lain juga bisa mengembangkan penelitian ini dengan melakukan penelitian di masa mendatang, sehingga mengetahui perkembangan dari penyakit gout di masyarakat.

21 7 1.5 Keaslian Penelitian 1.1 Tabel Keaslian Penelitian Nama Peneliti Andry. dkk (2009) Pipit, F. dkk(2010) Shulten P. (2009) Judul Metode Hasil Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat Pada Pekerja Kantor Di Desa Karang Turi, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes. Hubungan Antara Pola Makan dengan Kadar Asam Urat Darah Pada wanita Menopause di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas dr.soetomo Surabaya Peran Diet Dalam Pengolahan gout: Perbandingan Pengetahuan Sikap Terhadap Bukti Saat Ini. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sebuah kuesioner tentag frekuensi makanan digunakan untuk menentukan makanan yang dikonsumsi pasien dengan gout kuesioner yang terpisah dipakai pada pasien gout yang berhubungan diet modifikasi Mayoritas pekerja kantor (60%) mengalami hiperuricemia kemudian tidak ada hubungan antara intake purin, konsumsi alcohol, aktifitas dan umur dengan kadar asam urat pada pekerja kantor di Desa Karang Turi Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. Ada hubungan antara pola makan dengan kadar asam urat darah pada wanita post menopause di Posyandu Lansia Puskesmas dr. Soetomo Surabaya Pada Bulan Juni Proporsi peserta yang melaporkan konsumsi tidak konsisten dengan bukti saat ini untuk pengelolaan diet gout adalah alkohol n=14 (48%), bir n=18 (62%), seafood n=29 (100%), daging n=7 (24%),

22 8 (n=29). Kuesioner online untuk memeriksa sikap menuju pengelolaan diet gout diselesaikan oleh para profesional gizi dan rheumatologists. daging sapi/babi/domba n=24 (83%), produk susu n=12 (41%), VIT C n=29 (100%). Dari 61 rheumatologists dan 231 gizi professional yang menyelesaikan survey online, mayoritas dianggap bahwa penurunan berat badan dan konsumsi alkohol merupakan hasil yang penting atau sangat penting.

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Pengetahuan Pengetahuan merupakan salah satu domain perilaku kesehatan. Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo 2012). Beberapa langkah atau proses sebelum orang mengadopsi perilaku baru. Pertama adalah kesadaran, dimana orang tersebut menyadari stimulus tersebut. Kemudian dia mulai tertarik. Selanjutnya, orang tersebut akan menimbang-nimbang baik atau tidaknya stimulus tersebut (evaluation). Setelah itu, dia akan mencoba melakukan apa yang dikehendaki oleh stimulus. Pada tahap akhir adalah adaptasi, berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya (Notoatmodjo 2012). 9

24 Tujuan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), tujuan pengetahuan terdiri dari 2 yaitu: 1. Untuk mendapatkan kepastian serta menghilangkan prasangka akibat ketidakpastian. 2. Lebih mengetahui dan memahami Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), macam-macam tingkat pengetahuan adalah sebagai berikut: 1. Tahu (Know) Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau diterima. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

25 11 3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode prinsip, dsb. 4. Analisa (Analysis) Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, dan dapat menyesuaikan terhadap teori yang ada.

26 12 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan suatu Universitas Sumatera Utara kriteria yang ditemukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran,yaitu: 1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan. a. Cara coba salah (Trial and Error) Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. b. Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan-pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai

27 13 yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. c. Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperolah dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu. 2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi penelitian. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah Pengukuran Pengetahuan Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2012), bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor predisposisi disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik, prasarana atau faktor pendorong yaitu sikap dan prilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin

28 14 diukur dengan objek penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif di gambarkan dengan kata-kata, sedangkan data yang bersifat kuantitatif terwujud angka-angka, hasil perhitungan atau pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, setelah dipersentasekan lalu ditafsirkan kedalam kalimat yang bersifat kualitatif. 1. Kategori baik yaitu menjawab benar 76%-100% dari yang diharapkan. 2. Kategori cukup yaitu menjawab benar 56%-75% dari yang diharapkan. 3. Kategori kurang yaitu menjawab benar <56% dari yang diharapkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2012) adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu

29 15 ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. 2. Media masa atau informasi Informasi yang di peroleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. 3. Sosial Budaya dan ekonomi Kebiasaan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan ntuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi ekonomi seseorang. 4. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.

30 16 5. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. 6. Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuannya yang diperolehnya semakin membaik Kepatuhan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pranoto (2007), patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. Sarafino (2003), mendefinisikan kepatuhan (ketaatan) sebagai tingkat penderita melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau orang lain. Kepatuhan juga dapat didefinisikan sebagai perilaku positif penderita dalam mencapai tujuan terapi. Kepatuhan ini dibedakan menjadi dua yaitu patuh penuh (total compliance) dan tidak patuh (non compliance).

31 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Menurut Niven (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah: 1. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan klien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif. 2. Akomodasi Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian klien yang dapat mempengaruhi kepatuhan adalah jarak dan waktu. 3. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman, kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan terhadap program pengobatan seperti pengurangan berat badan, berhenti merokok dan menurunkan konsumsi alkohol.

32 18 4. Perubahan model terapi Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan klien terlihat aktif dalam pembuatan program pengobatan (terapi). 5. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien adalah suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada klien setelah memperoleh infomasi tentang diagnosis. Suatu penjelasan penyebab penyakit dan bagaimana pengobatan dapat meningkatkan kepatuhan, semakin baik pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan. 6. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau

33 19 diubah sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu konsistensi (Notoatmodjo 2012). 7. Usia Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya (Notoatmodjo 2012). 8. Dukungan Keluarga Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri atas 2 orang atau lebih, adanya ikatan persaudaraan atau pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, mempertahankan satu kebudayaan (Effendy 2006) Penyakit Asam urat Pengertian Asam Urat (Gout) Asam urat adalah salah satu penyakit arthritis yang disebabkan oleh metabolisme abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah (Sunita

34 ). Peradangan sendi pada gout bersifat menahun, dan umumnya setelah terjadi serangan gout berulang, sendi yang terserang bisa menjadi bengkok atau cacat. Hampir 20% penderita gout juga mengidap batu ginjal (Junadi 2012). Nama-nama medis untuk penyakit asam urat pun tergantung fase penyakitnya. Jika kadar asam urat tinggi di dalam darah, tetapi belum pernah mempunyai keluhan maka disebut hiperurikemia asimtomatis. Jika terjadi serangan akut pada sendi maka disebut penyakit gout akut atau penyakit pirai akut. Jika sesudah serangan akut kemudian untuk sementara tidak ada keluhan lagi maka disebut penyakit gout interkritikal atau penyakit pirai kritikal. Jika penyakit ini menjadi kronis maka disebut penyakit gout kronis atau penyakit pirai kronis. Jika penyakit itu menyebabkan timbulnya batu pada saluran kencing atau ginjal maka disebut penyakit batu urat. Benjolanbenjolan yang mengandung kristal natrium urat berwarna putih seperti kapur biasanya timbul di sekitar sendi pada gout kronis. Benjolan-benjolan ini disebut tofus (Kertia 2009). Penyakit asam urat lebih sering menyerang laki laki daripada wanita. Jika penyakit ini menyerang wanita maka pada umumnya wanita yang menderita adalah sudah menopause. Pada wanita yang belum menopause maka kadar hormon estrogen cukup tinggi, hormon ini membantu mengeluarkan asam urat

35 21 melalui kencing sehingga kadar asam urat wanita yang belum menopause pada umumnya normal. Laki-laki tidak mempunyai kadar hormon estrogen yang tinggi dalam darahnya sehingga asam urat sulit dikeluarkan melalui kencing dan resikonya adalah kadar asam urat darahnya bisa menjadi tinggi. Pada laki-laki penyakit asam urat sering menyerang di usia setengah baya. Pada usia setengah baya kadar hormon androgennya mulai stabil tinggi dan kadar asam urat darahnya pun bisa tinggi bahkan sudah bisa menimbulkan gejala penyakit asam urat akut (Junadi 2012) Sumber Penyakit Asam Urat (Gout). Menurut Junadi (2012), asam urat didalam tubuh berasal dari beragam kondisi, yaitu : 1. Asam urat endogen sebagai hasil metabolisme nukleoprotein jaringan. Seperti kita ketahui, nukleoprotein terdiri dari protein dan asam nukleat. Asam nukleat adalah kumpulan nukleotida yang terdiri dari basa purin dan pirimidin, karbohidrat, serta posfat. 2. Asam urat eksogen yang berasal dari makanan yang mengandung nukleoprotein. 3. Hasil sintesis yang secara langsung menghasilkan sejumlah besar asam urat karena adanya kelainan enzim yag sifatnya diturunkan atau karena suatu penyakit tertentu (misalnya

36 22 kanker darah) dimana sel-sel berkembang berlipat ganda dan dihancurkan dalam waktu yang singkat. Atau, efek beberapa jenis penyakit ginjal dan obat-obatan tertentu yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam urat Stadium pada Penyakit Asam Urat (Gout). Menurut Junadi (2012), stadium asam urat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu : 1. Hiperurisemia: tanpa gejala atau hanya terasa tidak segar 2. Arthritis akut: serangan akut dapat terjadi tanpa presipitasi apapun, tetapi dapat pula terjadi karena trauma lokal, pembedahan, stres, dan penggunaan obat-obatan. 3. Fase interkritik (arthritis rekuren): terjadi arthritis yang rekuren dengan jarak satu serangan dengan serangan lainnya semakin pendek. 4. Arthritis kronik: disebabkan oleh kelainan sendi yang menetap karena destruksi atau osteoarthrosis sekunder Etiologi Penyakit Asam Urat (Gout). Menurut Andry. Dkk (2009) dan Junadi (2012), penyebab dari asam urat adalah sebagai berikut : 1. Pembentukan asam urat berlebihan (gout metabolik): a. Gout primer metabolik: terjadi karena sintesa atau pembentukan asam urat yang berlebihan.

37 23 b. Gout sekunder metabolik: terjadi karena pembentukan asam urat berlebihan karena penyakit lain, seperti leukemia, terutama yang di obati dengan sitostatika, psoriasis, polisitemiavera, dan mielofibrosis. 2. Pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang (gout renal): a. Gout renal primer: terjadi karena gangguan ekskresi asam urat dtubuli distal ginjal yang sehat. b. Gout renal sekunder: disebabkan oleh ginjal yang rusak, misalnya pada glomerunolefritis kronik, kerusakan ginjal kronis (Cronic renal failure). 3. Perombakan pada usus yang berkurang. Serangan gout (athritis gout akut) secara mendadak, dapat dipicu oleh : a. Luka ringan b. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar atau makanan yang kaya akan protein purin, kelelahan. c. Stress secara emosional d. Penyakit dan sejumlah obat yang menghambat sekresi asam urat seperti salicilat dosis kecil, hidroklorotiazit (diuretik), INH, porosemid, asam-asam keton hasil pemecahan lemak sebagai akibat dari terlalu banyak mengkonsumsi lemak. e. Kedinginan

38 24 f. Usia (wanita berumur >50 tahun, pada laki-laki berumur tahun). g. Asupan senyawa purin berlebih h. Konsumsi alkohol berlebih i. Kegemukan atau obesitas j. Hipertensi k. Penyakit jantung l. Obat-obatan tertentu (terutama deuretika) m. Gangguan fungsi ginjal Manifestasi Klinis Asam Urat (Gout). Biasanya, serangan gout pertama hanya menyerang satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari. Kemudian, gejalanya menghilang secara bertahap, dimana sendi kembali berfungsi dan tidak muncul gejala hingga terjadi serangan berikutnya. Namun, gout cenderung akan semakin memburuk, dan serangan yang tidak diobati akan berlangsung lebih lama, lebih sering, dan menyerang beberapa sendi. Alhasil, sendi yang terserang bisa mengalami kerusakan permanen. Lazimnya, serangan gout terjadi di kaki (monoarthritis). Namun, 3-14% serangan juga bisa terjadi di banyak sendi (poliarthritis). Biasanya, urutan sendi yang terkena serangan gout (poliarthritis) berulang adalah ibu jari (padogra), sendi tarsal kaki, pergelangan

39 25 kaki, sendi kaki belakang, pergelangan tangan, lutut, dan bursa olekranon pada siku (Junadi 2012). Selain diatas, organ yang bisa terserang asam urat adalah sendi, otot, jaringan disekitar sendi, telinga, kelopak mata, jantung dan lain-lain. Jika kadar asam urat di dalam darah melebihi normal maka asam urat ini akan masuk ke organ-organ tersebut sehingga menimbulkan penyakit pada organ tersebut. Penyakit pada organ tersebut bisa disebabkan oleh asam urat secara langsung merusak organ tersebut (contohnya penyakit nefropati urat), bisa akibat peradangan sebab adanya kristal atrium urat (contohnya penyakit gout akut), bisa akibat natrium urat menjadi batu (contohnya penyakit batu urat). Penyakit asam urat bisa menimbulkan pegal-pegal akibat kristal natrium urat sering menumpuk di sendi dan jaringan di sekitar sendi (Kertia 2009). Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita gout pada satu atau beberapa sendi. Umumnya, serangan terjadi pada malam hari. Biasanya, hari sebelum serangan gout terjadi, penderita tampak segar bugar tanpa gejala atau keluhan, tepatnya pada tengah malam menjelang pagi, penderita terbangun karena merasakan sakit yang sangat hebat disertai nyeri yang semakin memburuk dan tidak tertahankan. Sendi yang terserang gout akan membengkak dan kulit di atasnya akan berwarna merah

40 26 atau keunguan, kencang dan licin, serta terasa hangat dan nyeri jika digerakkan, dan muncul benjolan pada sendi yang disebut (tofus). Jika sudah agak lama (hari kelima), kulit di atasnya akan berwarna merah kusam dan terkelupas (deskuamasi). Gejala lainnya adalah muncul tofus di helix telinga atau pinggir sendi atau tendon. Menyentuh kulit di atas sendi yang terserang gout bisa memicu rasa nyeri yang luar biasa. Rasa nyeri ini akan berlangsung selama beberapa hari hingga sekitar satu minggu, lalu menghilang. Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer karena persendian tersebut lebih dingin dibandingkan persendian di tubuh lainnya, Karena asam urat cenderung membeku pada suhu dingin (Junadi 2012) Pemeriksaan Laboratorium. Penyakit pirai (gout) atau arthritis gout adalah penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam atau kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan sendi. Gout berhubungan erat dengan gangguan metabolisme purin yang memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia), yaitu jika kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl. Catatan kadar normal asam urat dalam darah untuk pria adalah 8 mg/dl, sedangkan wanita adalah 7 mg/dl (Junadi 2012). Pemeriksaan labolatorium untuk memonitor kadar asam urat didalam darah dan urine. Pemeriksaan darah diperlukan

41 27 untuk diagnosa asam urat, sedangkan premeriksaan urine untuk diagnosa batu ginjal. Kadar normal asam urat untuk pria antara 2,1 sampai 8,5 mg/dl dan wanita 2,0 sampai 6,6 mg/dl. Bagi mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih tinggi. Rata-rata kadar normal asam urat adalah 3,0 sampai 7,0 mg/dl. Bila lebih dari 7,0 mg/dl maka dapat menyebabkan serangan asam urat dan dianggap berlebihan. Dan bila lebih dari 12 mg/dl dapat menyebabkan batu ginjal (Sustrani. dkk 2007) Penatalaksanaan. Bagi penderita asam urat bisa mengkonsumsi obat alloppurinol karena allopurinol bekerja menurunkan produksi asam urat dengan cara penghambatan kerja enzim yang memproduksinya, yaitu enzim xantin oksidase. Selain bermanfaat menekan produksi asam urat, allopurinol juga memiliki efek positif dalam melawan kolestrol jahat dalam tubuh. Selain tersebut langkah pertama untuk mengurangi nyeri adalah dengan mengendalikan peradangan, baik dengan obat-obatan maupun dengan mengistirahatkan sendi yang sedang meradang (Junadi 2012) Pencegahan Asam Urat (Gout). Gout tidak dapat dicegah, tetapi beberapa faktor pencetusnya bisa dihindari, misalnya cidera, konsumsi alkohol yang berlebihan, makanan yang kaya protein. Untuk mencegah

42 28 kekambuhan, dianjurkan untuk minum banyak air, menghindari minuman beralkohol dan mengurangi makanan yang kaya akan protein. Banyak penderita gout yang memiliki kelebihan berat badan, jika berat badan mereka dikurangi, maka kerap kali kadar asam urat dalam darah akan kembali normal atau mendekati normal. Beberapa penderita gout, terutama yang mengalami serangan berulang yang hebat, mulai menjalani pengobatan jangka panjang ketika gejala gout telah menghilang dan pengobatan dilajutkan hingga diantara serangan. Kolkisin dosis rendah diminum setiap hari dan bisa mencegah serangan atau sekurang kurangnya, mengurangi frekuensi serangan. Mengkonsumsi obat anti peradangan non steroid secara rutin juga bisa mencegah terjadinya serangan gout berulang. Terkadang kolkisin dan obat anti peradangan non steroid diberikan dalam jangka waktu yang bersamaan. Namun kombinasi kedua obat ini tidak mencegah maupun memperbaiki kerusakan sendi karena pengendapan kristal dan memiliki risiko bagi penderita yang emmiliki yang memiliki penyakit ginjal atau hati (Junadi 2012) Diet Rendah Purin pada Penderita Asam Urat (Gout) Diet pada asam urat ini adalah diet rendah purin, rendah lemak, cukup vitamin dan mineral, diet ini dapat menurunkan berat badan, bila

43 29 ada tanda-tanda berat badan berlebih (Sunita 2005). Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh (Andry. dkk 2009). Purin berasal dari makanan yang mengandung protein, contohnya jeroan, daging, kerang, kepiting, udang emping, kacang-kacangan, bayam, kangkung, kubis, durian, nanas, tape, alkohol, dan lain-lain. Ada penelitian yang membuktikan bahwa kopi juga mengakibatkan asam urat (Kertia 2009). Selain itu salah satu faktor yang dapat mempengaruhi asam urat adalah makanan yang dikonsumsi, umumnya makanan yang tidak seimbang (asupan protein yang mengandung purin terlalu tinggi) (Utami 2009). Di dalam tubuh, perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan sintesis dan penguraian RNA dan DNA, sehingga walaupun tidak ada asupan purin, tetap terbentuk asam urat dalam jumlah yang substansial (Sacher 2004). Dalam keadaan normal kadar urat serum pada pria mulai meningkat saat pubertas. Pada wanita kadar asam urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen membantu meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar serum urat meningkat seperti pada pria (Sylvia 2006). Makanan yang mengandung nucleoprotein, hampir semuanya makanan tersebut merupakan asal dari purin oleh sebab itu kita tidak mungkin menghilangkan purin dalam makanan sehari-hari. Sumber

44 30 asam urat yang berasal dari luar tubuh memang dapat diturunkan dengan melakukan diet rendah purin, tetapi pembentukkan asam urat dari dalam tubuh (endogeneus) tidak begitu banyak dipengaruhi oleh diet. Pada dasarnya, asam urat dapat terbentuk dalam tubuh dari metabolit sederhana yang berasal dari pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein. Alhasil, dapat disimpulkan bahwa diet purin secara ketat tidak dapat menurunkan cadangan asam urat dalam tubuh secara signifikan. Meski demikian, penderita gout tetap dianjurkan untuk menghindari makanan yang banyak mengandung purin (Junadi 2012). Dalam mengendalikan asam urat, sebaiknya penderita gout menghindari konsumsi protein purin secara berlebihan, yang banyak terdapat dalam bahan makanan, seperti usus (854 mg/100 gram), babat seperti limpa, jeroan (470mg/100 gram), daging sapi (385 mg/100 gram), paru (398 mg/100 gram), otak, ginjal, ekstrakdaging, daging (babi, kambing), sarden, udang, siput, ikan-ikan kecil, ikan herring, mackerel, jamur kering, termasuk hasil peragian, seperti tape. Dan, konsumsi kacang-kacangan (kacang tanah 236 mg/100 gram), bijibijian, sayuran hijau, seperti bayam (290 mg/100 gram), kangkung (298 mg/100 gram), melinjo (223 mg/100 gram), daun melinjo (366 mg/100 gram), tempe (141 mg/100 gram), dan tahu (108 mg/100 gram) (Junadi 2012). Makanan yang mengandung purin dalam kadar tinggi, tetapi dapat dimakan oleh penderita asam urat dalam jumlah terbatas yaitu bisa

45 31 dengan cara makan sereal, ikan air tawar, asparagus, kembang kol, belut, roti, ikan laut, unggas, kerang, gandum, kulit padi, dan emping. Alkohol perlu dihindari karena dapat menghambat pengeluaran asam urat dari dalam tubuh. Konsumsi lemak juga harus dibatasi, maksimal 15% saja (orang sehat 25%) dari total kalori, karena pembakaran lemak menjadi kalori akan meningkatkan keton darah (ketosis). Hal ini akan menghambat pembuangan asam urat melalui urin asupan protein dianjurkan secukupnya dan tidak berlebihan, sedangkan konsumsi karbohidrat perlu diperhatikan. Karbohidrat mempunyai tendensi untuk meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Karbohidrat yang sebaiknya dikonsumsi adalah karbohidrat kompleks. Sementara itu, karbohidrat sederhana seperti gula, madu, sirup, dodol, dan selai justru dapat meningkatkan asam urat dalam darah (Junadi 2012). Perbanyak konsumsi air murni/h 2 O sebanyak 200 ml (satu gelas) setiap 2-3 jam pada siag hari, dan ketika bangun malam hari untuk buang air kecil (jika memungkinkan, gunakan alat pemurni air Reverse Osmosis KEN sigma). Minum tablet natrium bikarbonat satu tablet sehari, minum jus sari buah, terutama buah dan sayuran yang tidak asam, agar urin menjadi alkalis dan asam urat dapat dikeluarkan atau dinetralkan dengan suplemen Elken Spirulina yag bersifat 80% alkali. Meminum minuman tradisional seperti larutan kunyit dan temulawak yang mengandung curcumin, dapat mengurangi inflamasi pada sendi. Jika kadar asam urat dalam darah tinggi tetapi tanpa gejala klinis, maka

46 32 tidak perlu diobati, kecuali jika kadar asam urat dalam darah lebih dari 9mg/dL. Kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada organ ginjal berupa gout neuropati dan batu ginjal (Junadi 2012). Konsumsi buah yang banyak mengandung air juga sangat penting seperti semangka, melon, blewah, belimbing, dan jambu air. Buah yang dalam saluran cerna diubah menjadi alcohol, seperti durian dan nanas, sebaiknya dibatasi. Bagi penderita asam urat yang mengalami kelebihan berat badan atau kegemukan, dianjurkan untuk menurunkan berat badannya hingga mencapai ukuran normal, atau jika memungkinkan 10-15% dibawah normal. Terkait dengan penurunan berat badan, sebaiknya hal itu tidak dilakukan secara mendadak karena berpotensi memicu munculnya ketonemia yang notabene adalah faktor pencetus serangan asam urat. Tampaknya keton dan asam urat saling bersaing untuk keluar dari tubuh melalui urin. Dan umumnya yang kalah adalah asam urat, sehingga tetap tertahan dalam tubuh (Junadi 2012). Menurut Damayanti (2012), secara ringkas diet rendah purin dapat di klasifikasikan sebagai berikut : 1. Kelompok I Kadar purin tinggi ( mg purin atau 100mg bahan pangan), sebaiknya dihindari seperti otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging atau kaldu, bebek, burung, dara, sarden,

47 33 makarel, remis, karang, ikan kering, alkohol, ragi, (makanan yang diawetkan). 2. Kelompok II Kadar purin sedang (50-100mg purin atau 100mg bahan pangan), konsumsi dibatasi maksimal 50-75mg, seperti daging sapi, ayam, ikan, udang, kacang-kacangan kering dan hasil olahannya, seperti tahu, tempe, asparagus, bayam, daun singkong, kembang kol, kangkung, daun dan buah melinjo, buncis, kapri, jamur. 3. Kelompok III Kadar purin rendah (0-<50mg purin atau 100mg bahan pangan) dapat dimakan setiap hari seperti, nasi, singkong, jagung, roti whole wheat, mie, susu low fat, telur, buah-buahan (kecuali durian dan alpukat), dan sayuran (kecuali sayuran dalam kelompok II).

48 Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah : 1. Pendidikan 2. Media masa atau informasi 3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia Pengetahuan Pengetahuan merupakan salah satu domain perilaku kesehatan dan merupakan hasil dari tahu. Asam Urat Asam urat merupakan salah satu penyakit arthritis yang disebabkan oleh metabolisme abnormal purin. Dengan nilai normal.yaitu pria antara 2,1-8,5 mg/dl dan wanita 2,0-6,6 mg/dl. Diet Rendah Purin Kepatuhan Purin berasal dari makanan yang mengandung protein yaitu: 1. Jeroan 2. Daging 3. Seafood 4. Kacang-kacangan 5. biji-bijian dan 6. Sayuran hijau. Patuh di kategorikan menjadi 2 yaitu: 1. Patuh 2. Tidak patuh Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Junadi (2012), Notoatmodjo (2012), Pranoto (2007)

49 Kerangka Konsep variabel bebas Pengetahuan variabel terikat Kepatuhan diet rendah purin Gambar 2.2 Kerangka Konsep 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis nol (H o ) sering disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Hipotesis kerja (H a ) sering disebut hipotesis alternatif, yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok (Arikunto 2010). H 0 : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan penderita asam urat dengan kepatuhan diet rendah purin. H a : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan penderita asam urat dengan kepatuhan diet rendah purin.

50 BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian kuantitatif yaitu lebih menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang di olah dengan metoda statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian interensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar (Azwar 2012). Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis rancangan descriptif corelation yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan tambahan, atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada. Penelitian ini menggunakan design penelitian cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Dengan studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel independen) dihubungkan dengan penyebab (variabel dependen) (Nursalam 2013). 36

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR Rizka Dwi Ariani 1), Sunardi 2), Rufaida Nur Fitriana 3) 1,2,3 Prodi

Lebih terperinci

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikebal sebagai gout merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Penyakit Hiperurisemia 1. Pengertian Penyakit Hiperurisemia Penyakit hiperurisemian adalah jenis rematik yang sangat menyakitkan yang disebabkan oleh penumpukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hiperurisemia telah dikenal sejak abad ke-5 SM. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada perempuan, karena pria memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi daripada perempuan

Lebih terperinci

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua. PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN LANSIA Apa Itu ASAM URAT...?? Nilai normal asam urat : Pria 3,4 7 mg/dl Wanita 2,4 5,7 mg/dl Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein

Lebih terperinci

CREATED BY: WINDA DARPIANUR, SKep

CREATED BY: WINDA DARPIANUR, SKep CREATED BY: WINDA DARPIANUR, SKep Program Profesi Ners PSIK FK USU 2009 Gout (asam urat) merupakan kelompok keadaan heterogenous yang Penyakit asam urat adalah penyakit yang menyerang sendi dan tendon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS Topik Sub Topik : Nyeri sendi degeneratif (Osteoartritis) : Pengertian Osteoartritis, Penyebab osteoarthritis, Tanda-tanda nyeri sendi (osteoartritis), Cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1-30 November 2014 di Puskesmas Sukaraja Kota Bandar Lampung yang memiliki wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belatang kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, sehingga tingkat yang diwakili oleh angka harapan hidup menjadi indikator yang akan selalu digunakan

Lebih terperinci

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id 1 Merupakan salah satu jenis rematik dengan ciri khas menyerang dibagian sendi terutama sendisendi jari atau dikenal

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PASIEN GOUT DI DESA KEDUNGWINONG SUKOLILO PATI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PASIEN GOUT DI DESA KEDUNGWINONG SUKOLILO PATI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PASIEN GOUT DI DESA KEDUNGWINONG SUKOLILO PATI Sukarmin STIKES Muhammadiyah Kudus Email: maskarmin@yahoo.com Abstrak Di Indonesia, asam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu tatanan yang menghimpun upaya secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan

Lebih terperinci

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway). I. Memahami dan menjelaskan gout arthritis 1.1.Memahami dan menjelaskan definisi gout arthritis Arthritis gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi Kristal asam urat pada jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit banyak muncul pada lansia. Selain itu masalah degeneratif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari 7,0 mg/dl pada laki-laki dan lebih dari 5,7 mg/dl darah pada wanita (Soeroso dan Algristian,

Lebih terperinci

Pengetahuan Gizi Tentang Asam Urat

Pengetahuan Gizi Tentang Asam Urat LAMPIRAN 66 65 Pengetahuan Gizi Tentang Asam Urat 1. Apa yang dimaksud dengan asam urat? a. asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin b. asam yang ada di urat

Lebih terperinci

Adelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak

Adelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU LANSIA TERHADAP PENCEGAHAN PENINGKATAN ASAM URAT DI POSKESDES DESA PARULOHAN KECAMATAN LINTONGNIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 Adelima C R Simamora Jurusan

Lebih terperinci

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEM IA Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA DIS = Salah ; Gangguan LIPID = Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA : gangguan metabolisme lemak Metabolisme lemak

Lebih terperinci

BAB III METODE STUDI KASUS. Metode penelitian deskripti adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

BAB III METODE STUDI KASUS. Metode penelitian deskripti adalah suatu metode penelitian yang dilakukan BAB III METODE STUDI KASUS 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian yang bersifat deskriptif. Metode penelitian deskripti adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

dalam tubuh dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. b. Seseorang

dalam tubuh dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. b. Seseorang PENDAHULUAN Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis). Selain osteoartritis, asam urat merupakan jenis rematik artikuler terbanyak yang menyerang penduduk indonesia. Penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Penyakit Asam Urat 1. Pengertian Penyakit Asam Urat Penyakit asam urat atau penyakit gout merupakan penyakit karena gangguan metabolik yang termasuk kelompok golongan heteregonous

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Asam urat atau gout merupakan penyakit di mana terjadi penumpukan asam urat (uric acid) dalam tubuh yang berlebihan (Sustrani, Alam & Hadibroto, 2007). Penyakit

Lebih terperinci

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asam Urat 1. Definisi Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis). Selain osteoartritis, asam urat merupakan jenis rematik artikuler terbanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asam urat adalah hasil produksi oleh tubuh, sehingga keberadaanya bisa normal dalam darah dan urin. Akan tetapi sisa dari metabolisme protein makanan yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Di Negara Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan

Lebih terperinci

MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI

MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI Manifestasi Asam Urat pada Lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Jurnal Kota STIKES Kediri Selvia David Vol. Richard, 10, No.1, Karmiatun Juli 2017 MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DI PUSKESMAS KOTA

Lebih terperinci

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya BAB 1 PENDAHULUAN Banyak penyakit yang terjadi pada tubuh manusia, selalu disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri terutama merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh yang menandakan terjadinya kerusakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011). 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Asam urat merupakan produk akhir dari katabolisme adenin dan guanin yang berasal dari pemecahan nukleotida purin. Asam urat ini dikeluarkan melalui ginjal dalam bentuk

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER A. Identitas Sampel LAMPIRAN 1 KUESIONER KARAKTERISTIK SAMPEL Nama : Umur : BB : TB : Pendidikan terakhir : Lama Bekerja : Unit Kerja : Jabatan : No HP : B. Menstruasi 1. Usia awal menstruasi : 2. Lama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun

BAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun beberapa aspek patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum dipahami dengan baik. Selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik

Lebih terperinci

POLA MAKAN DAN MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DIET PATTERN AND GOUT MANIFESTATION TO ELDERLY

POLA MAKAN DAN MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DIET PATTERN AND GOUT MANIFESTATION TO ELDERLY Pola Makan dan Manifestasi Asam Urat pada Lansia Karmiatun, M. Zudaini POLA MAKAN DAN MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DIET PATTERN AND GOUT MANIFESTATION TO ELDERLY Karmiatun, M. Zudaini STIKES RS. Baptis

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut

Lebih terperinci

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH DI DUSUN PILANGGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH DI DUSUN PILANGGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH DI DUSUN PILANGGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN Pipit Choirum Fitriyah, Farida Juanita, Arfian Mudayan.......ABSTRAK....... Artritis pirai merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gout (penyakit akibat pengendapan kristal Mono Sodium Urat/MSU)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gout (penyakit akibat pengendapan kristal Mono Sodium Urat/MSU) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kadar asam urat yang tinggi atau hiperurisemia bisa menimbulkan penyakit gout (penyakit akibat pengendapan kristal Mono Sodium Urat/MSU) di jaringan. Endapan kristal

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proporsi dan jumlah lansia terus meningkat di semua negara. Saat ini, di seluruh dunia terdapat 380 juta orang yang berumur 65 tahun ke atas dan diperkirakan

Lebih terperinci

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali. BAB 1 PENDAHULUAN Dalam upaya mengatasi hiperurisemia, digunakan obat-obatan, baik obat medis, obat tradisional maupun pengaturan pola makan. Keanekaragaman hayati merupakan kekayaan yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia Penyuluh : Mahasiswi Gizi Poltekkes Hari/Tanggal

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta bertambah baiknya kondisi sosial ekonomi menyebabkan semakin meningkatnya umur harapan hidup (life

Lebih terperinci

MAKALAH BAHASA INDONESIA

MAKALAH BAHASA INDONESIA MAKALAH BAHASA INDONESIA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik, dan ilham-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia) (Misnadiarly, 2007).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia) (Misnadiarly, 2007). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Gout arthritis 2.1.1 Pengertian gout arthritis Gout arthritis adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi (tofi).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang sehatlah manusia

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain

Lebih terperinci

ANAMNESIS. dengan anamnesis yang benar.

ANAMNESIS. dengan anamnesis yang benar. PENDAHULUAN Gout sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu gutta (tetesan) karena dipercaya bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh luka yang jatuh tetes demi tetes ke dalam sendi. Kini, asam urat bisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya

BAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya berkembang lama (Riskesdas,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

PENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

PENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA PENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA Mitra Agus Telaumbanua, Adi Sucipto *), Siti Fadlilah Progam Studi S1 Ilmu Keperawatan, Fakultas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di suatu negara dapat dinilai melalui derajat kesehatan masyarakat. Indikator yang digunakan untuk menilai kesehatan masyarakat ialah angka kesakitan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Artritis gout merupakan suatu penyakit peradangan pada persendian yang dapat diakibatkan oleh gangguan metabolisme (peningkatan produksi) maupun gangguan ekskresi dari

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting

Lebih terperinci

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi KELOMPOK G AKLIMA, S.Kep ISMARDI, S.Kep MAYLINDA, S.Kep MILA YUSNA, S.Kep ANDRIE FAUZY, S.Kep AZRIYANI NURMAN, S.Kep FITRIANTI NURDIN, S.Kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 6,0 mg/dl dan untuk pria 6,8 mg/dl. Hiperurisemia didefinisikan sebagai plasma

BAB 1 PENDAHULUAN. 6,0 mg/dl dan untuk pria 6,8 mg/dl. Hiperurisemia didefinisikan sebagai plasma BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asam urat adalah produk akhir katabolisme purin atau degradasi asam nukleat dari sisa makanan yang kita konsumsi. 1 Kadar normal asam urat untuk wanita adalah 6,0 mg/dl

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih

Lebih terperinci

2. Pembuangan Asam Urat Berkurang

2. Pembuangan Asam Urat Berkurang Asam urat mrp metabolit normal didalam tubuh manusia sbg hasil akhir pemecahan/ metabolit protein urine. Gout berasal dari kata latin Guttan yang berarti Tetesan. Pada awalnya ditandai dg gangguan linulinu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatancase control, yaitu suatu penelitian (survei) analitik yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatancase control, yaitu suatu penelitian (survei) analitik yang 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan analitik dengan pendekatancase control, yaitu suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit

Lebih terperinci

BAH III RINGKASAN. Epidemiologi

BAH III RINGKASAN. Epidemiologi BAH III RINGKASAN Gout arthritis merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan arthritis akut akibat endapan kristal monosodium urat pada sendi. Penyakit ini inerupakan salah satu istilah yang

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN POLA MAKAN UNTUK PENCEGAHAN ANEMIA DI SMA SWASTA BINA BERSAUDARA MEDAN TAHUN 2014 No. Responden : A. IDENTITAS RESPONDEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran, dimana penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur-angsur turun, dilain pihak penyakit menahun yang disebabkan oleh

Lebih terperinci

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang

Lebih terperinci

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM)

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM) KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM) I. SOSIAL Identitas Diri 1. Nama Inisial : 2. Alamat : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 5. BB terakhir : kg 6. TB terakhir : cm 7. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007). 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki.

Lebih terperinci

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id Manfaat utama : Sumber energi untuk seluruh aktivitas dan metabolisme tubuh. (Lihat Tabel I : Sumber Makanan) Akibat bagi kesehatan Kelebihan :

Lebih terperinci

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peradangan sendi pada artritis gout akan menimbulkan serangan nyeri

BAB I PENDAHULUAN. Peradangan sendi pada artritis gout akan menimbulkan serangan nyeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Artritis gout merupakan penyakit peradangan sendi yang disebabkan asam urat berlebih dalam darah (Price and Wilson, 2006). Peradangan sendi pada artritis gout akan menimbulkan

Lebih terperinci

Kanker - Makanan Utama yang melawan Kanker

Kanker - Makanan Utama yang melawan Kanker Kanker - Makanan Utama yang melawan Kanker Melawan Kanker dengan kombinasi makanan Tidak ada makanan tunggal dapat mengurangi resiko kanker, tetapi kombinasi makanan yang tepat dapat membantu membuat perbedaan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL PEMAKAIAN MASKER JAMBU BIJI MERAH UNTUK KECERAHAN KULIT WAJAH SKRIPSI

PERBEDAAN HASIL PEMAKAIAN MASKER JAMBU BIJI MERAH UNTUK KECERAHAN KULIT WAJAH SKRIPSI PERBEDAAN HASIL PEMAKAIAN MASKER JAMBU BIJI MERAH UNTUK KECERAHAN KULIT WAJAH SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit Sindrom Metabolik Upaya pemeliharaan kesehatan meliputi aspekaspek promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif secara tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak ada obat lain yang dipelajari sebanyak alkohol. Alkohol merupakan suatu senyawa kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler yang banyak mempengaruhi angka morbiditas dan mortalitas dunia. Hipertensi kini menjadi masalah global,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah Seluruh responden pada penelitian ini memiliki rentang usia 45-65 tahun di posyandu Lansia RW 18 dan RW 19 Kelurahan Jebres,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal berperan sangat penting bagi sistem pengeluaran (ekskresi) manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa metabolisme yang tidak diperlukan

Lebih terperinci

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi Banyak yang bilang bahwa penggunaan obat herbal diabetes jauh lebih aman daripada penggunaan obat kimia Menanggapi kutipan yang tertera

Lebih terperinci

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN 60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENELITIAN PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN MEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nurhayati* Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang mempunyai prevalensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada

Lebih terperinci

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT Nur Indrawaty Liputo Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Disampaikan pada Seminar Apresiasi Menu Beragam Bergizi Berimbang Badan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat darah di atas normal. Seseorang dapat di katakan hiperurisemia apabila kadar asam urat

Lebih terperinci

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3. Ikan baik untuk tambahan diet karena

Lebih terperinci