BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis eceran (retailer business) yang ada di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. minimarket baru dari berbagai perusahaan ritel yang menyelenggarakan programprogram

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, namun perekonomian Indonesia mampu tumbuh dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang relatif mudah untuk dimasuki sehingga tidak heran belakangan ini

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin bervariasi. Adanya tuntutan konsumen terhadap pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP CITRA TOKO (STUDI PADA KONSUMEN TOSERBA LARIS PURWOREJO)

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya Negara Indonesia yang dapat dilihat dari segi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang ketat ini sebuah bisnis atau perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke bisnis ritel, baik dalam skala kecil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kotler (2009 ; 215) : Eceran (retailing)

BAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Judul : Analisis Pendapatan Usaha Warung Tradisional Dengan Munculnya Minimarket Di Kota Denpasar Nama : Ida Ayu Sima Ratika Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI UKM MART KOPERASI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, banyak bermunculan produsen atau

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kegiatan pemasaran harus direncanakan terlebih dahulu sebelum

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Perdagangan ritel adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan regresi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. dahulu keinginan dan kebutuhan, konsumen pada saat ini dan yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

2015 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran modern atau biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan keberadaan industri dagang khususnya pada sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN. eceran di Indonesia yang telah berkembang menjadi usaha yang berskala

BAB I PENDAHULUAN. produk dan jasa yang tersedia. Didukung dengan daya beli masyarakat yang terus

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (JBE), hlm Dani Mohamad Dahwilani, Pertumbuhan Ritel Indonesia Peringkat 12 Dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Disadari atau tidak bisnis ritel kini telah menjamur dimana-mana baik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin signifikan dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat kota-kota besar. Untuk memenuhi keinginan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersaing ketat di dalam industri ritel. Banyak pemain yang mencoba menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. akibat perkembangan yang pesat dalam dunia bisnis. Sejalan dengan hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas di awal abad 21 membuat. perkembangan lingkungan pemasaran semakin global, persaingan di antara

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan (need) adalah suatu

PENGARUH SUASANA TOKO TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA SWALAYAN JADI BARU DI KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha ritel (retailing) adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis jasa saat ini sudah banyak dijumpai di setiap kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi sekarang ini, lingkungan dunia usaha mengalami

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis eceran (retailer business) yang ada di Indonesia dewasa ini meningkat begitu tinggi. Puluhan arena belanja berupa pusat-pusat pertokoan, plaza dan supermarket baru bermunculan di berbagai kota besar dan kecil. Nama perusahaan yang terjun di bidang bisnis eceran modern seperti Jogja, Matahari, Ramayana, Alfamart, Indomaret sudah tidak begitu asing lagi di telinga masyarakat kita, bahkan beberapa nama perusahaan bisnis eceran sudah mempunyai jaringan yang luas di Indonesia. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat tinggi, terutama ditandai dengan masuknya retailer asing berskala besar. Hal ini dipicu oleh keluarnya Keppres Nomor 96 tahun 1998 yang kemudian diperbaharui dengan Keppres Nomor 118 tahun 2000 yang mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi PMA (Penanaman Modal Asing). Hal ini sekaligus mendorong perubahan dimensi persaingan bisnis ritel. Ada empat kelompok pelaku bisnis ritel: (1) kelompok grosir dan hypermarket, (2) kelompok supermarket, (3) kelompok mini market modern, dan (4) retailer kecil tradisional. Kondisi ini menjadi tantangan bagi mini market-mini market yang sudah ada atau yang baru berdiri. Mini market-mini market tersebut harus berjuang agar tetap aktif dengan memberikan pelayanan terbaiknya kepada para konsumen. Agar para konsumen tidak begitu cepat berpindah ke supermarket dan para bisnis ritel lainnya.

2 Perilaku konsumen memang telah berubah. Keputusan untuk membeli suatu produk dan dimana tempatnya sepenuhnya ada pada tangan konsumen sendiri. Konsumen saat ini menginginkan tempat belanja yang aman, nyaman, lokasinya mudah dicapai, ragam barang yang tinggi dan sekaligus dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi. Konsumen sudah mulai peduli dengan strategi bauran penjualan eceran yang dilakukan oleh para peritel. Pendapatan konsumen mempengaruhi tingkat belanja yang dilakukan ke pengecer. Strata pendapatan konsumen dibedakan menjadi 4 (empat) strata yaitu: kelompok pendapatan rendah, kelompok pendapatan menengah ke bawah, kelompok pendapatan menengah ke atas dan kelompok pendapatan tinggi. Sehingga tiap strata membelanjakan pendapatannya ke pengecer yang sesuai dengan tingkat pendapatannya. Seperti kelompok pendapatan tinggi akan belanja ke pengecer besar. Beberapa alasan konsumen memilih belanja ke pengecer kecil antara lain adalah kenyamanan, lokasi dekat dengan rumah, harga relative murah sama dengan pengecer besar serta barang yang tersedia lebih lengkap. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh MARS- Marketing Research Specialist pada Agustus 2007, setidaknya dalam 6 bulan terakhir tidak memperlihatkan adanya pergeseran tujuan belanja, bahkan jumlah pembelanja masing-masing peritel (baik hypermarket, supermarket dan min imarket) meningkat, yang terjadi adalah pergeseran pemilihan merek mini market, supermarket atau hypermarket. Mini market di wilayah Jabotabek menunjukkan

3 bahwa pilihan bahwa tempat belanja pilihan konsumen untuk ritel jenis mini market dapat dilihat pada tabel di bawah ini: TABEL 1.1 PILIHAN TEMPAT BELANJA (%) 6 Bulan 1 Bulan Sebelumnya Jumlah Responden Terakhir Terakhir 100 110 100 Alfamart 61 56 49 Indomart 16 15 12 Yomart 19 20 22 Griya 4 9 17 Sumber: SWA 17/XXV/21 Agustus-3 September/2007 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa pilihan tempat belanja pada tahun 2007 setiap bulannya mengalami penurunan seperti yang dialami oleh mini market Alfamart pada awal bulan ditahun 2007 sebesar 61%, 6 bulan terakhir sebesar 56%, sedangkan 1 bulan terakhir sebesar 49%, pilihan tempat belanja pada mini market mengalami penurunan. Selain Alfamart, Indomaret juga mengalami penurunan yang sama seperti Alfamart. Kondisi seperti ini dapat membuat para peritel khususnya pada pengusaha mini market mengalami penurunan volume penjualan. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh para peritel yang sudah tidak mempertimbangkan strategi bauran ritel (Ritailing Mix) yang didalamnya terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian. Dimensi dari bauran pemasaran ritel adalah merchandising, store location, promotion, price, store atmosphere, customer service. Di bawah ini Tabel minimarket yang diteliti.

4 TABEL 1.2 PERTUMBUHAN PASAR MODERN DI DAERAH KELURAHAN ISOLA BANDUNG Nama Minimarket Modern Alfamart Indomart (1) Yomart Indomart (2) SMM Daarul Tauhid Sumber : Data Pra-penelitian April 2008 Lokasi Jl.Geger Kalong Hilir no.43 Jl.Geger Kalong Hilir no.95 Jl.Geger Kalong Hilir no.33 Jl.Geger Kalong Girang no.55 Jl.Geger Kalong Girang no.37 Tabel di atas menerangkan bahwa mini market yang berada di kelurahan Isola Bandung berjumlah 5 gerai yang berbeda, setiap gerai mini market menentukan suasana toko yang berbeda, yang memudahkan dan kenyamanan konsumen dalam berbelanja barang kebutuhan yang diinginkan sehingga dapat meningkatkan volume penjualan mini market tersebut. Data pelanggan dari mini market di Kelurahan Isola Bandung dapat dilihat pada Tabel 1.3.

5 Mini market 2007 TABEL 1.3 JUMLAH PELANGGAN MINI MARKET DI KELURAHAN ISOLA BANDUNG TAHUN 2007-2008 2008 1. Alfamart 2. Indomaret(1) 3. Yomart 4. Indomaret(2) 5. SMM Darut Tauhid Jan Feb Mart April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des Jan Feb Mart April Mei Juni Juli Agst Sept Oktb Nop Des 752 854 745 658 664 651 598 578 602 619 520 512 519 520 523 541 532 521 518 608 625 658 641 549 681 782 821 576 698 796 867 579 685 813 854 546 689 835 816 519 643 823 795 497 621 802 765 425 587 756 698 413 521 699 654 462 493 578 546 462 485 574 547 386 487 581 552 312 470 492 545 345 465 549 568 354 452 551 567 451 449 562 553 562 459 573 549 542 455 571 538 537 545 582 529 513 524 549 538 754 689 615 629 724 701 716 731 762 751 728 775 658 556 731 443 Total 3585 3791 3676 3544 3444 3336 3064 2865 2681 2687 2526 2331 2446 2444 2538 2684 2638 2714 2642 3295 3497 3674 3029 Mini market 1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-7 7-8 8-9 9-10 10-11 11-12 12-1 1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-7 7-8 8-9 9-10 10-11 11-12 1. Alfamart 102 (105) (96) (21) (13) (58) (20) 24 17 (99) (8) 7 1 3 18 (9) (11) 3 90 17 33 (17) 2. Indomaret(1) 27 (3) (33) (27) (22) (72) (12) 49 - (76) (74) 33 9 97 111 (20) (5) 24 241 (30) 38 (104) 3. Yomart 17 (13) 4 (46) (22) (34) (66) 28 (8) 2 (17) (5) (13) (3) 10 (4) 90 21 165 12 50 (195) 4. Indomaret(2) 14 17 22 (12) (21) (46) (57) (121) (4) 7 (89) (57) 2 11 11 (2) 11 33 66 101 12 3 5.SMM Darut Tauhid 46 (13) 38 (21) (30) (67) (44) (108) 1 5 (7) 23 (1) (14) (4) (11) (9) (9) 91 102 44 (332) Keterangan: Tegak = Peningkatan ( ) = Penurunan

6 Berdasarkan Tabel 1.3 dapat diketahui jumlah pelanggan mini market yang berlokasi di Kelurahan Isola Bandung pada setiap bulan mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan jumlah pengunjung tiap bulannya mengalami penurunan ini disebabkan oleh mini market yang kurang melakukan strategi pemasaran ritel, apabila mini market tersebut masih terus mengalami penurunan maka tidak dapat dipungkiri mini market tersebut dalam waktu dekat akan bangkrut atau dengan kata lain mini market tersebut akan gulung tikar. Di bawah ini tingkat penurunan dan kenaikan yang tergambar dalam diagram garis untuk memperjelas tingkat pelanggan pada mini market di Kelurahan Isola Bandung. GAMBAR 1.1 DIAGRAM TINGKAT PENURUNAN DAN KENAIKAN JUMLAH PELANGGAN MINIMARKET TAHUN 2007-NOVEMBER 2008 1000 800 600 400 200 0 Jan Feb Mart April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des Jan Feb Mart April Mei Juni Juli Agst Sept Oktb Nop 2007 2008 1. Alfamart 2. Indomaret(1) 3. Yomart 4. Indomaret(2) 5. SMM Darut Tauhid Sumber: Tabel 1.3 Berdasarkan Gambar di atas dapat diketahui bahwa tingkat penurunan pada setiap mini market sangat tinggi yaitu sampai pada tingkat tertinggi pada tahun 2007 dan kenaikan terjadi pada tahun 2008 yang belum stabil.apabila

7 tingkat penurunan tersebut terus naik maka akan mengurangi tingkat pembelian oleh pelanggan yang dapat mengurangi volume penjualan pada setiap mini market tersebut dan tujuan dari mini market tidak akan tercapai dengan maksimal. Tabel 1.4 di bawah ini menerangkan beberapa alasan konsumen melakukan pembelian pada mini market. TABEL 1.4 ALASAN KONSUMEN MELAKUKAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET DI KELURAHAN ISOLA BANDUNG Alasan Merchandising (Penyediaan Barang) Promotion (Promosi) Price (harga) Store Location (lokasi) Customer Service (Pelayanan) Store Atmosphere (Suasana Toko) Tingkat Kepentingan 35% 5% 14% 10% 6% 30% Total 100% Sumber: Pra-Penelitian April 2008 Berdasarkan Tabel 1.4 di atas dapat diketahui alasan konsumen membeli atau berbelanja pada mini market, 35% konsumen memilih belanja pada mini market karena penyediaan barang yang dilakukan oleh mini market tempat mereka berbelanja, 5% konsumen memilih karena promosi, 14% memilih harga karena dalam hal harga hamper semua mini market mempunyai harga yang relative sama atau standar, 10% konsumen memilih lokasi, 6% konsumen memilih alasan karena pelayanannya, dan 30% konsumen memilih suasana toko yang dinilai konsumen mempunyai pengaruh yang sangat besar karena melalui suasana toko para konsumen dapat berbelanja dengan nyaman dan mudah. Beberapa alasan yang dikemukakan oleh konsumen sebagian besar menyatakan alasan berbelanja pada mini market karena penyediaan barang (merchandising) dan suasana toko (store atmosphere) konsumen lebih

8 mengutamakan pada penyediaan barang yang lengkap serta suasana toko mini market sehingga konsumen dapat berbelanja dengan nyaman serta dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap pengecer menyediakan keragaman barang (merchandise) yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain dan suasana toko (store atmosphere) yang memberikan kenyamanan bagi pengunjung untuk berbelanja. Sehingga konsumen sangat bebas untuk menentukan pilihan tempat belanjanya sesuai dengan harapan akan kelengkapan barang yang diinginkannya, kemudahan dalam berbelanja, serta terjangkaunya lokasi gerai minimarket. Konsumen akan cenderung menyukai tempat belanja yang keragaman barangnya lengkap. Kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhinya akan tersedia dalam satu lokasi, tidak perlu berpindah-pindah tempat dalam memenuhinya (Hendri Ma aruf 2004:56). Masalah penyediaan barang merupakan persoalan tersendiri bagi para pengecer. Persediaan yang kurang akan mengecewakan pelanggan, memberikan pengalaman belanja yang tidak menyenangkan dan menyebabkan pelanggan beralih ke toko pesaing, sehingga akan menyebabkan turunnya laju penjualan dan pendapatan. Keputusan penyediaan barang bukan hanya pada saat dimulai kegiatan bisnis eceran, tapi dibutuhkan secara berkesinambungan sejalan dengan berkembangnya usaha. Pengecer harus memutuskan berapa banyak lini produk. Agar konsumen merasa senang berkunjung, maka pedagang eceran harus senantiasa mengusahakan suasana yang menyenangkan bagi para pengunjung

9 suasana tersebut dapat diciptakan melalui 3 hal yaitu eksterior, interior, dan tata letak (lay out) Pertimbangan utama dalam eksterior toko adalah posisi toko dan arsitekturnya. Hal tersebut sangat berperan dalam mengkomunikasikan informasi tentang apa yang ada didalam gedung sehingga menjadi iklan permanen serta membentuk citra bagi konsumen terhadap keseluruhan penampilan suatu toko eceran. (Lewinson, 1994:272). Estetika toko menyangkut bagaimana fasilitas toko dapat menciptakan kesan yang mempengaruhi perasaan konsumen, yaitu pedagang dan peranan konsumen mengenai suasana toko ketika melakukan kunjungan atau berbekanja di toko yang bersangkutan. Sedangkan perancang ruang, yaitu menyangkut bagaimana paritel memanfaatkan seluruh ruang yang ada sesuai dengan tingkat produksi pengusaha ritel itu sendiri. Perancangan ruang terdiri dari pemanfaatan ruang dan pengalokasian ruangan, bersama-sama dengan aspek penting di atas, penerangan, dekorasi, serta kebersihan turut menunjang suasana berbelanja yang menyenangkan (Lewinson, 1994:278). Tata letak toko merupakan pengaturan secara fisik dan penempatan barang dagangan, perlengkapan tetap, dan departement didalam toko. Tujuan dari tata letak toko adalah memberikan gerak kepada konsumen, memperlihatkan barang dagangan atau jasa, serta menarik dan memaksimalkan penjualan secara umum Berdasarkan uraian di atas maka, dapat dirumuskan masalahnya bahwa konsumen mengharapkan mini market melaksanakan seluruh program bauran penjualan eceran tetapi pada kenyataannya tidak setiap minimarket

10 melakukannya. Salah satu yang paling berhubungan dengan proses keputusan pembelian konsumen dari bauran penjualan eceran adalah merchandising (persediaan barang), store atmosphere yang disediakan oleh minimarket. Oleh karena itu, fokus penelitian ini menyangkut masalah yang diberi judul Pengaruh Merchandising dan Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Mini Market (Survei pada Pelanggan Alfamart, Indomaret, Yomart, SMM Darut Tauhid di Kelurahan Isola Bandung). 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut, dengan munculnya mini market-mini market baru baru menyebabkan terjadinya persaingan sehingga kecenderungan konsumen berpindah-pindah dalam melakukan transaksi pembeliannya. Menurunnya tingkat pembelian pelanggan pada mini market menyebabkan terancamnya kontinuitas perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan harus melakukan strategi dalam upaya meningkatkan tingkat konsumen yang membeli di mini market dan kesinambungan perusahaan. Salah satu strategi yang tepat agar dapat mencapai pasar yang dipilih juga dapat menarik pengunjung untuk berbelanja di mini market, melalui Merchandising dan Store Atmosphere dalam Bauran Pemasaran Eceran.

11 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut. 1. Bagaimana gambaran program Merchandising pada mini market Alfamart, Indomaret, Yomart, SMM Darut Tauhid di Kelurahan Isola Bandung. 2. Bagaimana gambaran program Store Atmosphere pada mini market Alfamart, Indomaret, Yomart, SMM Darut Tauhid di Kelurahan Isola Bandung. 3. Bagaimana gambaran Keputusan Pembelian pada mini market Alfamart, Indomaret, Yomart, SMM Darut Tauhid di Kelurahan Isola Bandung 4. Seberapa besar pengaruh Merchandising dan Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian baik secara parsial maupun total pada mini market Alfamart, Indomaret, Yomart, SMM Darut Tauhid di Kelurahan Isola Bandung. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data dan informasi Merchandising (persediaan barang) dan Store Atmosphere (suasana toko) yang berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian dengan tujuan untuk mengetahui: 1. Mendeskripsikan Merchandising pada mini market Alfamart, Indomaret, Yomart, SMM Darut Tauhid di Kelurahan Isola Bandung. 2. Mendeskripsikan Store Atmosphere pada mini market Alfamart, Indomaret, Yomart, SMM Darut Tauhid di Kelurahan Isola Bandung.

12 3. Mendeskripsikan Keputusan Pembelian pada mini market Alfamart, Indomaret, Yomart, SMM Darut Tauhid di Kelurahan Isola Bandung. 4. Menjelaskan seberapa besar pengaruh Merchandising dan Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada mini market Alfamart, Indomaret, Yomart, SMM Darut Tauhid di Kelurahan Isola Bandung. 1.3.2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bidang manajemen pemasaran khususnya mengenai program Merchandising dan Store Atmosphere dalam bauran pemasaran ritel. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu sebagai dasar pertimbangan bagi perusahaan ritel dalam melakukan program Merchandising dan Store Atmosphere 2) Hasil penelitian ini diharapkan yang sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian tentang Merchandising dan Store Atmosphere mengingat masih banyak faktor-faktor yang berpengaruh dalam terciptanya keputusan pembelian diluar Merchandising dan Store Atmosphere.