METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

dokumen-dokumen yang mirip
Tahapan Pemetaan Swadaya

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

METODE KAJIAN. Proses dan Metode Kajian

BAB III METODE KAJIAN

BAB. III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

III. METODOLOGI Lokasi dan Waktu Kajian Lapangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI KAJIAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

III. METODOLOGI KAJIAN

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

3 METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI Pendekatan dan Strategi Kajian Tipe Kajian

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

III. METODOLOGI KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

BAB III METODE PENELITIAN

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir

BAB III METODE PENELITIAN. Boyolali yang terletak di jantung Kota Boyolali merupakan salah satu pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi :

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Melalui pendekatan ini dapat menarik suatu ciri atau

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2012:9)

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Pontianak dan faktor-faktor yang

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Panduan Teknis Pra-Musrenbang Kelurahan Percontohan

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III. METODE PENELITIAN

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : 08 TAHUN 2000 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2000

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

PETUNJUK PELAKSANAAN MUSRENBANG KECAMATAN, DISKUSI FORUM SKPD DAN MUSRENBANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROSES UMUM PENERAPAN PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL. SP6102 March 2007 itb ac id

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KPM) DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. keinginan penulis yang berusaha semaksimal mungkin yang didasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Dalam sebuah penelitian metode penelitian menjadi syarat

SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG

Transkripsi:

III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian Lapangan dilaksanakan di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, yang dimulai sejak Praktek Lapangan I (dilaksanakan pada tanggal 9 Nopember sampai dengan 1 Desember 2004), kemudian dilanjutkan dengan Praktek Lapangan II (dilaksanakan pada tanggal 21 Pebruari sampai dengan 5 Maret 2005), dan untuk Kerja Lapangan dalam rangka Kajian Pengembangan Masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2005. Tabel 1 Jadwal Kajian Pengembangan Masyarakat Tahun 2004/2005. No. Jadwal Kegiatan 2004 2005 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. Pemetaan Sosial 2. Evaluasi Program 3. Penyusunan Proposal Kajian 3. Pelaksanaan Kajian 4. Penulisan Laporan 5. Seminar dan Ujian 3.2. Metode Kajian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah penelitian kualitatif, dengan menggunakan strategi studi kasus terhadap warga miskin agar bisa memaha mi masalah kajian secara mendalam, menyeluruh dan rinci. Adapun

28 teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: wawancara mendalam, pengamatan berperanserta, dan kajian Penyusunan programnya menggunakan metode PRA dengan menggunakan teknik diskusi kelompok. 3.2.1. Sasaran dan Sampling Sasaran dalam kajian ini adalah warga miskin di Desa Mambalan, dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling, yaitu menentukan sample dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal (Arikunto, 2002). Teknik sampling ini digunakan untuk menarik sample dengan sengaja (non random), karena alasan-alasan diketahuinya sifat-sifat sampel itu. Purposive sampling ini merupakan teknik penarikan sampel yang berdasarkan penilaian atau tujuan-tujuan dari penilaian yang dilakukan oleh pengkaji. Tujuan itu akan bersifat khusus. Dalam hal ini responden yang dipilih adalah warga miskin di Desa Mambalan yang memenuhi kriteria, termasuk perempuan dan anak-anak. Sedangkan informannya terdiri dari tokoh masyarakat yang peduli dengan masalah kemiskinan, kepala dusun dan aparat desa khususnya kepala desa, sekretaris desa dan Kaur Pembangunan. Termasuk juga yang menjadi informan adalah petugas dari dinas instansi terkait yang telah melaksanakan program pembangunan/proyek di lokasi kajian dan pendamping program yang diangkat dari warga setempat. 3.2.2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode: 1. Wawancara Mendalam, dilakukan terhadap responden dan informan guna mengumpulkan data primer berupa informasi mengenai pengalaman hidup, pendapat mereka tentang pelaksanaan program pembangunan di lingkungannya, faktor yang mendukung dan menghambat mereka berpartisipasi dalam proses pembangunan yang ada (Tabel 2).

29 Tabel 2 Rincian Responden, Informan dan Cara Pengumpulan Data No. Tujuan Kajian Variabel Data dan Informasi Sumber Data Metode Rekaman 1. Menganalisa karakteristik dan penyebab kemiskinan di lokasi kajian. Penghasilan, Pemilikan, Pendidikan, Keterampilan, Kesehatan, akses sumber, hubungan sosial. Karakteristik dan penyebab kemiskinan. Warga miskin dan tokoh masyarakat. Wawancara, pengamatan berperan serta dan kajian Catatan harian dan 2. Menganalisa potensi, sumber, dan kelembagaan lokal untuk mengatasi masalah kemiskinan. Jml penddk, keterampilan, luas lahan, peranan lembaga lokal, relasi dalam komunitas. Kependudukan Pekerjaan, Lahan, kelembagaan lokal. Warga miskin, tokoh masyarakat dan aparat desa. Wawancara, pengamatan berperanserta dan kajian Catatan harian dan 3. Menganalisa faktor-faktor penting yang mempengaruhi partisipasi dan kemandirian komunitas miskin. Kehadiran, masukan, keterlibatan, inovasi, kreativitas, produktivitas, swadaya.. Proses pemberdayaan, permasalahan dan potensi komunitas miskin. Warga miskin, tokoh masyarakat dan petugas dinas instansi terkait. Wawancara, pengamatan berperanserta dan kajian Catatan harian. 4. Perancangan Program Pemberdayaan Komunitas Miskin. Fenomena kemiskinan, akses sumber, dan pengalaman program pemberdayaan. Masalah, potensi, dan program pemberdayaan yang telah dilaksanakan. Warga miskin, tokoh masyarakat dan aparat desa. Diskusi Kelompok. Catatan proses dan 2. Pengamatan Berperanserta, dilaksanakan di lokasi Kerja Lapangan terhadap kondisi fisik keluarga miskin, kebiasaan sehari-hari mereka, serta hubungannya dengan lembaga-lembaga pelayanan dan fasilitas publik. 3. Kajian Dokumen, dilakukan terhadap arsip-arsip yang berhubungan program pembangunan yang diperoleh dari berbagai Stakeholders, seperti: a. Aparat Desa, berupa Buku Profil Desa dan Data Potensi Desa.

30 b. Pendamping Program yang berada di desa, berupa data perkembangan program. c. Petugas Dinas Intansi Penanggung Jawab Program, berupa buku pedoman pelaksanaan program. 4. Diskusi Kelompok, dilakukan untuk memperoleh pendapat dan saran peserta dalam proses perancangan program. 3.2.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan te rus menerus. Data kualitatif bersumber dari wawancara mendalam dan pengamatan berperan serta. Data tersebut kemudian dianalisis dengan melalui tahapan : 1. Reduksi data, yaitu melakukan pemilihan, penggolongan dan penyederhanaan data kasar yang muncul dalam catatan-catatan tertulis di lapangan. Datadata tersebut tentu saja dipusatkan pada masalah kemiskinan dan pemberdayaan. 2. Penyajian data, yaitu upaya untuk menampilkan sekumpulan data dan informasi dalam bentuk yang sederhana dan mudah dipahami melalui tebel, gambar dan alur masalah. 3. Penarikan kesimpulan, yaitu tahap menjawab permasalahan dan tujuan kajian namun dengan tetap melakukan triangulasi untuk meyakinkan validitas kesimpulan yang dibuat. Dengan demikian dapat dibuat rekomendasi program untuk pemecahan masalah. 3.3. Metode Perancangan Program Perancangan program merupakan lanjutan dari kegiatan pengkajian keadaan masyarakat yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah, kebutuhan dan potensi dengan menggunakan teknik-teknik PRA (Parcipatory Rural Appraisal atau metode pengkajian keadaan desa secara partisipatif). Hasil kajian

31 tersebut dijadikan bahan untuk menyusun Rencana Kegiatan yang sederhana, jelas dan wajar. Artinya, bentuk rancangan itu benar-benar dapat dilaksanakan oleh masyarakat dengan dukungan dari lembaga mitra yang mempunyai hubungan kerja dengan Desa Mambalan. Adapun tujuan dari penyusunan rencana kegiatan ini adalah: (1) Memfasilitasi masyarakat untuk menyusun kegiatan mereka sendiri berdasarkan masalah, kebutuhan dan potensi yang dimiliki; (2) Mendapatkan perencanaan dari komunitas lokal sendiri (keluarga miskin) yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah ataupun LSM sebagai bahan perencanaan program lembaga itu sendiri di Desa Mambalan. Dalam kegiatan perancangan program ada beberapa tahapan kegiatan yang dilalui yaitu: A. Persiapan Perancangan program merupakan kegiatan yang cukup besar, dengan melibatkan cukup banyak peserta dan memerlukan waktu yang memadai. Oleh karena itu persiapan yang sebaik -baiknya perlu dilakukan. Tahap persiapan ini terdiri dari: 1. Persiapan Bahan-Bahan Perencanaan Seluruh informasi hasil kajian dengan teknik-teknik PRA dikumpulkan oleh Tim PRA dan dikaji bersama. Untuk mempermudah proses perencanaan, dibuat tulisan masing-masing pada selembar kertas besar, mengenai: Berbagai data yang terkumpul dari seluruh penerapan teknik. Berbagai potensi yang terkumpul dari seluruh penerapan teknik. Berdasarkan pengalaman, masyarakat senang bila diminta mempersiapkan bahan yang akan disampaikannya sendiri pada pertemuan di desa. 2. Penyepakatan Waktu Waktu pertemuan penyusunan rencana kegiatan tentu saja disepakati dengan masyarakat agar waktu pertemuan tidak mengganggu waktu kerja

32 mereka. Kita tidak bisa sehari penuh melakukan pertemuan dengan masyarakat. Waktu yang diperlukan kemudian dibagi dalam 3 hari, yang meliputi: Hari pertama untuk persentasi seluruh hasil temuan dan pengoganisasian masalah Hari kedua untuk kajian alternatif pemecahan masalah dan pilihan kegiatan Hari ketiga untuk penyusunan rencana kegiatan. 3. Persiapan Teknis Persiapan teknis yang dilakukan antara lain adalah: Menyepakati jadwal pertemuan dengan masyarakat Mengundang berbagai kelompok masyarakat untuk hadir dalam pertemuan (bisa dengan lisan atau dengan undangan tertulis) Mempersiapkan tempat pertemuan (yang agak luas) Mempersiapkan konsumsi (kopi/teh, makanan kecil) Mempersiapkan alat-alat dan bahan seperti: kartu-kartu, kertas besar, lem, selotip dan alat tulis. B. Pelaksanaan Pleno Desa 1. Pembukaan, Penyampaian Maksud dan Tujuan Setelah peserta pertemuan desa berkumpul, pimpinan rombongan Tim PRA menyampaikan kembali maksud dan tujuan dari pertemuan ini. Selain itu dari pemuka masyarakat, seperti kepala desa dan wakil tokoh masyarakat menyampaikan sambutan singkat kepada masyarakat mengenai adanya kegiatan penerapan PRA ini. 2. Penyajian Seluruh Hasil Informasi Pengkaji (ketua Tim PRA) menyampaikan seluruh hasil kajian kepada peserta pertemuan. Hasil kajian disampaikan dalam bentuk rangkuman, dan menyampaikan masalah-masalah utama yang ditemukan di desa serta

33 potensi yang ada. Setiap penyajian didiskusikan bersama oleh peserta pertemuan. 3. Pengorganisasian Masalah. Masalah-masalah yang muncul di masyarakat akan sangat beraneka ragam, meskipun kajian hanya menekankan pada masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan yang muncul banyak berkaitan dengan bidang-bidang lain seperti lingkungan alam, sosial, budaya, kebijakan pemerintah dan lainlain. Oleh karena itu tidak mungkin menangani semua masalah yang dihadapi sekaligus pada saat yang bersamaan. Dengan demikian perlu dilakukan seleksi dengan proses pengorganisasian masalah dengan cara : a. Pengumpulan Masalah Setelah penyajian seluruh hasil kajian, masalah-masalah yang muncul kemudian ditampilkan seluruhnya di atas kertas lebar yang ditempelkan di dinding. Masalah-masalah ini dapat saja dikurangi apabila peserta mengusulkan agar sejumlah masalah di drop karena tidak layak dibahas. Biasanya pada saat pengkajian hubungan sebabakibat masalah, muncul tampilan masalah-masalah baru. a. Pengelompokan Masalah Tujuan dilakukannya pengelompokkan masalah ini antara lain adalah: Menyederhanakan tampilan seluruh permasalahan di desa. Mendiskusikan pembidangan pembangunan desa. Mendiskusikan bidang/aspek kehidupan yang mana di desa yang paling banyak masalah. Langkah-langkahnya: Pengelompokan masalah dilakukan dengan cara menyatukan masalah-masalah yang dianggap berada dalam satu topik. Menulis masing-masing masalah di atas kartu-kartu, sehingga proses pengelompokan ini lebih mudah dilakukan.

34 Menempel kartu-kartu satu per satu saling berdekatan bila dianggap sebagai satu kelompok masalah. Tempelkan dengan selotip kecil agar mudah dipindah (dikoreksi). Menyepakati bersama setiap penempelan kartu masalah tersebut, jangan sampai ditentukan oleh pendapat seseorang yang dominan. Apabila pengelompokan itu sudah dianggap tepat, baru kartu-kartu itu dilem dengan kuat. Menuliskan di atas kartu berwarna lain, nama topik untuk setiap kumpulan masalah (misalnya: masalah hutan, masalah pertanian, masalah kesehatan, masalah pemasaran, dan lain-lain). b. Kajian Hubungan Sebab-Akibat Masalah Tujuan kajian hubungan sebab-akibat masalah antara masalah-masalah yang ada, yaitu: Mengkaji masalah-masalah apa yang menjadi penyebab dari masalah yang lain. Mengkaji masalah yang paling banyak menyebabkan masalah lainnya, yang disebut sebagai AKAR MASALAH. Mengkaji masalah-masalah apa yang menjadi akibat dari masalah yang lain. Manfaat kajian hubungan sebab-akibat antara lain adalah: Masyarakat dapat melihat permasalahan yang mereka hadapi secara menyeluruh dalam bentuk visual (bagan hubungan sebabakibat). Masyarakat dapat menilai permasalahan itu sebagai suatu keadaan yang tidak bisa dipisah-pisah, sehingga perlu dipecahkan bersama. Langkah-langkah pelaksanaanya meliputi: Menempelkan kartu-kartu satu per satu saling berdekatan bila dianggap memiliki hubungan sebab-akibat. Untuk memudahkan

35 dimulai dengan masalah-masalah yang berada dalam satu kelompok (satu topik). Menempelkan dengan selotip kecil agar mudah dipindah (dikoreksi). Menyepakati bersama setiap penempelan kartu masalah tersebut, jangan sampai ditentukan oleh pendapat seseorang yang dominan. Setelah pengelompokan itu sudah dianggap tepat, baru kartu-kartu itu dilem dengan kuat. c. Pengurutan Prioritas masalah Bagian terpenting dari Pleno Desa adalah penyepakatan prioritas masalah yang dirasakan paling penting dan juga memiliki potensi (sumber daya) untuk merancang kegiatan yang benar-benar bisa dilaksanakan. Langkah-langkahnya adalah: Dari hasil analisis pohon masalah, kemudian dipilih sejumlah masalah yang paling penting untuk dicantumkan di dalam tabel prioritas masalah. Mendiskusikan alasan-alasannya dan menyepakati pilihan tersebut (jangan ditentukan oleh seseorang yang dominan), diminta pendapat dari banyak pihak. Setelah sejumlah masalah utama terpilih, kemudiaan dilakukan penilaian untuk mengurutkan masalah utama tersebut (prioritas masalah) dengan Teknik Bagan Urutan (Matriks Ranking). Untuk menyepakati pemilihan masalah maupun untuk menentukan prioritas masalah hasil seleksi tersebut, diperlukan kriteria-kriteria yang disepakati bersama. Kriteria -kriteria yang digunakan untuk membuat prioritas masalah adalah: mendesak, merupakan masalah utama (akar masalah), dirasakan oleh banyak orang, adanya ketersedian potensi dan sumberdaya, serta dapat membantu meningkatkan pendapatan.

36 4. Pembahasan Alternatif -alternatif Kegiatan Berdasarkan bagan prioritas masalah di atas, masyarakat mengembangkan gagasan kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena suatu masalah dapat saja dipecahkan melalui berbagai cara, maka masyarakat diajak untuk memilih kegiatan yang paling mungkin dilaksanakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya dengan mengkaji kebutuhan alat dan bahan, serta modal untuk masing-masing pilihan yang ada dibandingkan dengan sumberdaya alam yang ada, keterampilan yang dimiliki, tenaga kerja yang tersedia, waktu, dan modal tempat. 5. Pemilihan Kegiatan dan Pengisian Bagan Rencana Kegiatan Bagan Alternatif Pemecahan Masalah yang telah disusun di atas, kemudian dijadikan bahan diskusi untuk melakukan pembuatan Bagan Rencana Kegiatan. Caranya adalah dengan memilih dari alternatifalternatif kegiatan tersebut, mana yang paling mungkin untuk dilaksanakan. Bentuk penulisan perencanaan kegiatan dibuat atas kesepakatan dengan masyarakat. Contoh bentuk penulisan sederhana yang dapat dipertimbangkan penggunaannya berisikan: Masalah Prioritas, Kegiatan Terpilih, Penanggung Jawab, Pendukung, Waktu, dan Keterangan Tambahan. a. Pemilihan (Alternatif) Kegiatan Pemilihan alternatif pemecahan yang paling layak menurut masyarakat dilakukan dengan menggunakan Matriks Ranking sederhana untuk masing-masing masalah prioritas yang tercantum, atau dipilih berdasarkan kesepakatan bersama. b. Penentuan Penanggung Jawab Kegiatan Penanggung jawab untuk masing-masing kegiatan sebaiknya jelas karena akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang dimaksudkan. Penentuan penanggung jawab yang terlalu umum, misalnya mengatakan bahwa semua pihak (masyarakat) bertanggung

37 jawab atas sebuah kegiatan, sama artinya dengan tidak ada penanggung jawab. Penentuan ini dilakukan dengan musyawarah bersama peserta. Sehubungan dengan itu juga dibentuk organisasi (lembaga) yang akan melaksanakan, memantau, mengatur pemanfaatan dan mengevaluasi kegiatan ini nantinya. Selain tugas dan tanggung jawab masyarakat sendiri, juga disebutkan tugas dan tanggung jawab pihak luar yang terlibat dalam kegiatan pengembangan masyarakat tersebut. c. Penetapan Pendukung Kegiatan Selain pihak yang menjadi pelaksana langsung dan penanggung jawab suatu kegiatan, pihak-pihak yang akan memberikan dukunganpun sebaiknya dipastikan. Dukungan yang dapat diperoleh tidak terbatas pada keterlibatan langsung sebuah pihak dalam pelaksanaannya, tetapi dukungan tersebut dapat berbentuk dukungan fasilitas, penyediaan informasi, penyediaan bahan dan pelatihan teknis yang dibutuhkan. d. Pembuatan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Bila tugas dan tanggung jawab sudah tersusun, maka langkah berkutnya adalah pembuatan Jadwal Kegiatan. Setiap kegiatan perlu ditentukan saat mulainya, lama waktu pelaksanaannya dan perkiraan waktu selesainya. Penentuan waktu ini sangat penting, terutama sebagai pedoman dalam menyiapkan berbagai hal yang berhubungan dengan pelaksanaan masing-masing kegiatan. Penentuan batas waktu yang tidak jelas, misalnya akan dilaksanakan kapan saja, tidak akan menjamin terlaksananya kegiatan tersebut. e. Keterangan Tambahan Hal-hal lain yang dianggap penting tetapi belum termuat pada kolomkolom yang tersedia, perlu juga untuk dicantumkan. Misalnya hambatan yang mungkin ditemui, persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk terselenggaranya sebuah kegiatan tertentu, dan sebagainya. Hal-hal tersebut bisa ditulis pada kolom keterangan (Djohani, 1996).