BAB I PENDAHULUAN. kelima di dunia, Indonesia menjadi surga bagi perusahaan-perusahaan multinasional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Jumlah Akuntan Publik Sumber: PPPK Kementerian Keuangan RI (2014),

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia menjadikan negeri ini

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah ketika diberlakukannya Kawasan Perdagangan Bebas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi memberikan tantangan tersendiri atas diletakkannya ekonomi (economy community) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan bisnis secara online atau e-commerce yang. akses dalam bertransaksi menjadi pilihan yang efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. dirancang untuk menaksir bagaimana aktivitas kinerja dan hasil akhir yang

- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan;

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

BAB I PENDAHULUAN. antara satu negara dengan negara lainnya. Salah satu usaha yang selalu dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2004 akan dimulainya era perdagangan bebas diwilayah kawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. negara, untuk mengatasinya maka Indonesia harus siap menghadapi hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia terus menunjukan perkembangan ke

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

Berbagai macam bentuk penetrasi pasar luar negeri: Ekspor Lisensi Waralaba Perusahaan multinasional Perusahaan global BAB 12.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai beraneka ragam

BAB I PENDAHULUAN. skala nasional maupun internasional. Persaingan bisnis yang semakin ketat serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BAB V IMPLEMENTASI. Dalam bab ini akan dibahas mengenai rencana realisasi bisnis model

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I. PENDAHULUAN. mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015,

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Pokok Bahasan : Tenaga Kerja Asing. Oleh : Dr. Agusmidah, SH.,M.Hum. 1. Latar belakang dan filosofi penggunaan TKA di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan. Pemanfaatan teknologi sistem informasi dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasatmata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas dan globalisasi saat ini telah memaksa industri di

BAB I PENDAHULUAN. (Diana Sari, 2013:40). Selanjutnya Diana Sari menyatakan, sebagai sumber

BAB I LATAR BELAKANG. perusahaan untuk memiliki laporan keuangan semakin meningkat dibandingkan

BAB l PENDAHULUAN. Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan dengan publiknya baik itu publik internal maupun publik

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini kondisi perekonomian di Indonesia melemah. Hal ini

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. ACFTA (ASEAN China Free Trade Area). Kekhawatiran tersebut muncul dengan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak. Menurut UU Republik Indonesia No 28 tahun 2007, pajak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan International

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Ukuran kinerja tradisional menggunakan kinerja keuangan

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (agent of depelovement) terutama bagi bank-bank milik pemerintah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan langsung dengan tugas negara dan untuk kemakmuran rakyat. Pajak

PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR ESDM MELALUI PENGEMBANGAN BPSDM-ESDM

Tingkatkan Efisiensi Nasabah Korporasi Citi Indonesia Hadirkan Layanan E-TAX

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan mampu bertahan dan bersaing dalam dunia usahanya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini

BAB 6 PENUTUP. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas di lingkungan ASEAN Free Trade Area

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman

PERAN PEMERINTAH PADA SEKTOR PERASURANSIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini seluruh perusahaan beroperasi dalam lingkungan usaha yang terus

BAB I LATAR BELAKANG. besar bagi perkembangan UMKM. UMKM merupakan tulang punggung

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

1. BAB I PENDAHULUAN

Account Representative

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada akhir tahun 2008 terjadi krisis kepercayaan terhadap industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelayanan publik adalah bentuk kegiatan yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan perjanjian kerja sama dalam berbagai bidang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.

I. PENDAHULUAN. Deregulasi perbankan di lndonesia dimulai dengan diterbitkannya Paket

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama untuk

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Badan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kapabilitas yang akan berujung pada kompetensi inti yang akan

I. PENDAHULUAN. di dunia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam. memengaruhi pembangunan nasional demi kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan dunia modern saat ini, kegiatan industri telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. penting sehingga setiap tahun target penerimaan pajak semakin ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional. memperoleh dana untuk berinvestasi melalui perbankan, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Terlebih lagi perusahaan yang berskala nasional dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Sebagai negara yang sedang berkembang dengan populasi penduduk terbesar kelima di dunia, Indonesia menjadi surga bagi perusahaan-perusahaan multinasional untuk membangun dan mengembangkan bisnisnya. Dengan didukung oleh sumber daya alam yang berlimpah, tidak heran bahwa perusahaan-perusahaan multinasional tersebut bisa memilih berbagai macam sektor industri untuk dipilih. Mulai dari gas dan minyak bumi, pertambangan, produksi barang-barang konsumsi hingga ke perbankan. Dalam menjalankan operasional bisnisnya di Indonesia, perusahaan-perusahaan multinasional tersebut akan memperkerjakan tenaga kerja asing (ekspatriat) terutama untuk jabatan-jabatan strategis manajerial dan board of director. Hal ini sangat wajar dilakukan oleh perusahaan dari negara asal untuk memastikan bahwa dalam proses bisnis mereka para ekspatriat ini bisa membantu karyawan lokal untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan tujuan perusahaan. Terlebih lagi jika bisnis yang mereka lakukan ini harus melibatkan teknologi tingkat tinggi. Berdasarkan data Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang diterbitkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan jumlah ekspatriat yang bekerja di Indonesia memang mengalami penurunan hingga quarter akhir di tahun 2014. Adapun 1

data jumlah ekspatriat yang bekerja di Indonesia tersaji dalam Gambar 1.1. dibawah ini. Jumlah Ekspatriat (orang) 80,000 75,000 70,000 65,000 60,000 55,000 77,300 72,427 68,957 64,604 2011 2012 2013 2014 Tahun Gambar 1.1. Pertumbuhan Tenaga Kerja Asing di Indonesia Sumber : Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2015) Dari data yang dikeluarkan oleh Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang tergambar dalam gambar diatas, pada tahun 2011 terdapat 77,300 orang tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. Ditahun berikutnya, yaitu tahun 2012 dan 2013, jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia menjadi 72,427 orang dan 68,957 orang. Sedangkan untuk tahun 2014, ada sebanyak 64,604 orang tenaga kerja asing yang berada di Indonesia sampai dengan periode Oktober 2014. Pengawasan yang lebih ketat dalam pemberian izin untuk bekerja bagi tenaga kerja asing agar dapat bekerja di Indonesia merupakan salah satu alasan yang menyebabkan menurunya jumlah tenaga kerja asing dari tahun ke tahun (Kementrian 2

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2015). Sebagai akibatnya, perusahan-perusahaan multinasional memiliki lebih banyak persyaratan yang harus dipenuhi sebelum mereka mengirimkan ekspatriat ke Indonesia untuk bekerja, Selain dari persyaratan untuk mendapatkan izin bekerja di Indonesia, perusahaan-perusahaan multinasional tersebut juga perlu untuk memenuhi kebutuhuan ekspatriat lainnya seperti pemenuhan kebutuhan pribadi ekspatriat pada saat mereka baru mulai bekerja di Indonesia. Beberapa kebutuhan personal yang harus dipenuhi diantaranya adalah kebutuhan akan jasa ekspedisi, pencarian tempat tinggal, pencarian sekolah bagi anak-anak mereka, pengurusan surat-surat dilingkungan tempat tinggal hingga pengenalan dengan lingkungan baru disekitar tempat tinggal. Pemenuhan kebutuhan ini perlu diperhatikan oleh perusahaan agar ekpatriat dapat menikmati masa adaptasi mereka di Indonesia. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah pemenuhan kewajiban perpajakan perorangan para ekspatriat. Direktorat Jendral Pajak (DJP) sekarang ini memiliki satu kantor pajak di Jakarta yang khusus menangani perpajakan para ekspatriat yang bekerja di Jakarta, yaitu Kantor Pajak Badan dan Orang Asing Satu, dengan adanya kantor pajak khusus ini, DJP memiliki pengawasan penuh terhadap kewajiban perpajakan para ekspatriat dan mereka juga memiliki kewenangan penuh untuk memberikan teguran tidak hanya kepada ekspatriat tetapi juga kepada perusahaan multinasional yang mempekerjakan mereka jika ekspatriat mereka tidak memenuhi kewajiban perpajakan pribadinya. 3

Banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi untuk ekspatriat yang akan bekerja di Indonesia membuat perusahaan-perusahaan multinasional memilih untuk menyerahkan pengurusan persyaratan tersebut kepada pihak ketiga. Namun demikian, berdasarkan hasil wawancara singkat dengan orang-orang yang bekerja pada divisi international mobility pada beberapa perusahaan multinasional besar, seperti Citibank dan British Pertrolium (BP), didapatkan informasi bahwa selama ini mereka belum menemukan satu perusahaan penyedia jasa untuk ekspatriat yang dapat menyediakan jasa orientasi, jasa imigrasi dan jasa perpajakan yang terintegrasi. Sehingga, mereka harus berhubungan dengan beberapa perusahaan penyedia jasa untuk memenuhi kebutuhan ekspatriat mereka. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh penulis dari berbagai sumber, beberapa perusahaan penyedia jasa untuk ekspatriat yang saat ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan multinasional adalah sebagai berikut: Tabel 1.1. Daftar Penyedia Jasa Ekspatriat Jasa yang diberikan Penyedia Jasa Expatriat kepada ekspatriat Orientasi Colliers International, Asian Tiger, Santa Fe Imigrasi Colliers International, PricewaterhouseCoopers, Delloite, Perpajakan Kantor Akuntan Publik (PricewaterhouseCoopers, KPMG, Ernst&Young, Delloite) dan kantor konsultan pajak lokal 4

Dari Tabel 1.1 di atas dapat di lihat bahwa perusahaan penyedia jasa besar seperti Colliers International ataupun PricewaterhouseCoopers hanya dapat menyediakan dua jasa yang diperlukan oleh ekspatriat. Tidak dapat dipungkiri bahwa di dalam pasar yang sudah ada juga terdapat beberapa perusahaan penyedia jasa yang dikelola dalam skala kecil. Namun, kebanyakan dari mereka tidak menjadikan perusahaan multinasional sebagai target pasar dan mereka juga tetap tidak bisa memenuhi seluruh jasa untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh ekpatriat. Berdasarkan data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaanperusahaan penyedia jasa bagi ekspatriat yang sudah ada dipasar selama ini belum ada yang dapat mengintergrasikan jasa-jasa yang diberikan kepada ekspatriat. Oleh karena itu, HOMELAND yang direncanakan untuk dapat mengintegrasikan keseluruhan jasa- jasa tersebut, diyakini dapat menjadi solusi yang tepat bagi perusahaanperusahaan multinasional yang dapat membantu pemenuhan kebutuhan ekspatriat mereka. 1.2 Lingkungan Internal Perusahaan Keadaan perekonomian Indonesia yang semakin baik merupakan salah satu faktor yang mendorong banyaknya investor asing untuk terus menanamkan modal mereka di Indonesia. Hal ini juga didukung dengan pengimplementasian The ASEAN Free Trade Area (AFTA) di tahun 2014 dan berlakunya pasar tunggal ASEAN pada tahun 2015 yang akan semakin membuka kesempatan bagi investor asing untuk masuk 5

ke Indonesia. Dengan meningkatnya investor asing di Indonesia maka jumlah tenaga kerja asing yang akan bekerja di Indonesia juga akan meningkat. Berdasarkan fakta tersebut, HOMELAND memiliki kekuatan yang cukup besar untuk masuk kedalam pasar dengan menawarkan jasa-jasa yang diperlukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional secara terintegrasi. Ini akan menjadi keunggulan tersendiri bagi HOMELAND karena belum ada perusahaan penyedia jasa bagi ekspatriat lainnya yang dapat menyediakan jasa-jasa secara terintegrasi seperti yang ditawarkan oleh HOMELAND, yaitu layanan orientasi, layanan imigrasi dan layanan pajak. Selain itu HOMELAND juga memiliki bentuk badan hukum, yaitu Perusahaan Terbatas (PT). Mengingat bahwa sasaran konsumen utama HOMELAND adalah perusahaan-perusahaan multinasional yang ada diindonesia, bentuk badan hukum perusahaab akan menjadi nilai jual lebih untuk mendapatkan kepercayaan dari perusahaan-perusahaan multinasional tersebut. Hal ini juga dapat membuat HOMELAND memiliki keunggulan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan penyedia jasa lokal lainnya. HOMELAND memiliki website khusus yang digunakan sebagai salah satu alat untuk menjaga hubungan dengan konsumennya. Hal ini dipercaya akan menjadikan HOMELAND sebagai perusahaan penyedia jasa ekspatriat yang dapat menyasar target di kota-kota besar diindonesia selain hanya di Jakarta. Seperti yang diketahui bersama, perusahaan-perusahaan multinasional saat ini banyak yang memiliki kantor 6

tidak hanya di Jakarta, melainkan juga dikota lainnya seperti Lhoksumawe, Medan, Surabaya, Makasar dan kota besar lainnya. Namun demikian, salah satu tantangan yang akan dimiliki oleh HOMELAND adalah bagaimana cara untuk dapat masuk kedalam pasar yang ada saat ini dan meyakinkan perusahaan-perusahaan multinasional tersebut untuk menggunakan jasa HOMELAND. Mengingat bahwa banyak perusahaan-perusahaan multinasional banyak yang sudah memiliki penyedia jasa untuk membantu mereka dalam pemenuhan kebutuhan ekspatriat mereka selama ini. Jika dilihat dari pemain pasar yang telah ada saat ini, HOMELAND juga menyadari bahwa potensi bagi perusahaan-perusahaan pesaing untuk meniru penyediaan jasa bagi ekspatriat secara terintegrasi. Oleh karena itu, HOMELAND harus terus melakukan differensiasi agar tetap unggul didalam pasar yang ada. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan analisis lingkungan eksternal pada bisnis yang akan dijalankan oleh HOMELAND, penulis menyadari bahwa adanya kebutuhan dari perusahaanperusaahaan multinasional untuk dapat memiliki satu penyedia jasa yang dapat menintegrasikan seluruh jasa yang dibutuhkan oleh ekspatriat mereka. Dimana penyedia jasa yang ada dipasar saat ini belum dapat memenuhi keinginan mereka tersebut. Dari sisi analisis lingkungan internal, HOMELAND juga memiliki keunggulan mengingat HOMELAND memiliki bentuk badan hukum dan juga akan 7

memanfaatkan jaringan internet dalam menjalankan usaha. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri pula bahwa persaingan di pasar yang ada pasti akan terjadi mengingat tingkat kesulitan untuk memasuki pasar yang tidak tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya rancangan model bisnis yang matang untuk menjalankan bisnis HOMELAND dan bagaimana rancangan model bisnis tersebut dapat dikembangkan dimasa yang akan datang. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan kebutuhan dari konsumen potensial melalui peta empati. Setelah itu, peta empati akan digunakan untuk menyusun model bisnis HOMELAND dengan menggunakan pendekatan sembilan blok bangunan yaitu segmen konsumen, proposisi nilai, jaringan, hubungan konsumen, aliran pendapatan, sumber daya kunci, rekanan kunci, aktivitas kunci dan stuktur biaya. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan sebagai masukan untuk dapat mengembangkan model bisnis untuk keberlangsungan bisnis ini. Tesis ini juga diharapkan menjadi referensi tentang pentingnya pengembangan model bisnis khususnya dalam bidang penyediaan jasa bagi warga negara asing yang bekerja di Indonesia. 8

1.6 Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah Pendahuluan, yang berisi tentang lingkungan eksternal dan internal dari bisnis HOMELAND ; rumusan masalah dan tujuan penelitian. Bab II adalah kerangka teoritis. Bab ini memuat teori-teori yang menjadi dasar dalam penelitian ini. Sedangkan Bab III berisi tentang metode penelitian. Kemudian bab IV berisi tentang model bisnis dasar dan inovasi baru yang dapat dikembangkan dari model bisnis HOMELAND. Akhirnya, bab V berisi tentang implementasi dari perencanaan modelbisnis dari HOMELAND yang dapat diterapkan dalam kelangsungan bisnis perusahaan. 9