BAB I LATAR BELAKANG. perusahaan untuk memiliki laporan keuangan semakin meningkat dibandingkan

Transkripsi

1 BAB I LATAR BELAKANG I.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan I.1.1 Kebutuhan Akuntansi di Indonesia Seiring dengan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat, kebutuhan perusahaan untuk memiliki laporan keuangan semakin meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, hampir semua perusahaan membutuhkan laporan keuangan baik untuk keperluan tender, hutang bank, maupun untuk perpajakan. Sebagai contoh, mayoritas bank seperti bank ICBC Indonesia mewajibkan perusahaan untuk melampirkan laporan keuangan baik yang telah diaudit maupun belum diaudit selama tiga tahun terakhir (ICBC, 2013). Penyampaian laporan keuangan adalah salah satu syarat utama dalam kegiatan pengadaan barang/jasa kepada pemerintah sebagaimana dijelaskan pada Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 pada pasal 8 ayat 1 huruf h yang menyatakan bahwa pengguna anggaran memiliki tugas untuk menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-udangan (PerPres 54 th. 2010, 2010). Undang-Undang perpajakan juga menyatakan bahwa Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan sebagaimana tertera pada Undang- Undang nomor 28 tahun 2007 pasal 28 ayat 1 (UU no 28 th. 2007, 2007). 1

2 I.1.2 Kurangnya Tenaga Ahli Akuntansi Bertambahnya kebutuhan perusahaan untuk memiliki laporan keuangan tidak diiringi dengan kemampuan untuk membuat laporan keuangan tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan penulis melalui survei dan pengalamannya bekerja di kantor akuntan publik (KAP), perusahaan-perusahaan kecil menengah tidak memiliki kemampuan untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dikarenakan kurangnya pemahaman sumber daya manusia perusahaan terhadap perkembangan standar akuntansi yang berlaku. Untuk mencari sumber daya manusia yang mengerti untuk membuat laporan keuangan tidak mudah dan kebanyakan dari mereka mengharapkan gaji yang cukup tinggi. Pada laporan Kelly Services, sebuah organisasi yang melacak perkembangan rentang gaji di berbagai negara, rentang gaji untuk seorang financial accountant dengan kualifikasi lulusan S1 dan tiga sampai dengan lima tahun pengalaman kerja di tahun 2013 adalah Rp Rp per bulan (Kelly services, 2013). Jika rentang gaji ini dibandingkan dengan upah minimum provinsi DKI Jakarta tahun 2013 sejumlah Rp per bulan (Pergub DKI Jakarta 189/2012, 2012), maka dapat dilihat bahwa biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang memahami standar akuntansi yang berlaku sangatlah tinggi. Selain itu, jumlah akuntan publik di Indonesia juga sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah akuntan publik negara-negara ASEAN. Tabel 1.1 mengilustrasikan perbandingan jumlah akuntan publik di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. 2

3 Tabel 1. 1: Perbandingan Jumlah Akuntan Publik dengan Jumlah Penduduk Negara ASEAN Sumber: Diolah dari data IAPI (2013) Selain jumlah akuntan yang sangat sedikit dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, 64 persen dari akuntan publik yang ada di Indonesia telah berusia lebih dari 50 tahun, 25 persen dari akuntan publik berusia tahun, 10 persen berusia tahun, dan hanya 1 persen yang berusia lebih muda dari 30 tahun seperti digambarkan pada Gambar 1.1. Hal ini menunjukkan bahwa regenerasi akuntan publik di Indonesia sangat lamban dan mayoritas akuntan publik yang ada telah mendekati usia pensiun. Apabila tren yang ada berlanjut, dalam 10 tahun ke depan akan ada lebih banyak akuntan pubilk yang pensiun dibandingkan akuntan publik baru. Negara Jumlah Penduduk Jumlah Akuntan Publik Persentase Indonesia 237 juta % Singapura 5 juta 15, % Malaysia 25 juta 2, % Filipina 88 juta 15, % Thailand 66 juta 6, % Vietnam 85 juta 1, % Gambar 1. 1: Struktur Usia Akuntan Publik Indonesia Sumber: Setjen Menkeu (2013) 3

4 I.1.3 Software Akuntansi yang Sudah Ada Seperti telah dibahas sebelumnya, perusahaan di Indonesia dituntut untuk melaksanakan pembukuan sedangkan tenaga ahli yang mampu untuk membantu perusahaan dalam menyusun pembukuan dengan baik cukup mahal untuk diperoleh. Alternatif yang banyak digunakan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan pembuatan laporan keuangan adalah dengan membeli software akuntansi yang sudah jadi di pasaran atau dengan menyewa jasa pembukuan outsourcing seperti dari KAP. Banyak perusahaan membeli software akuntansi yang sudah jadi seperti Zahir, Accurate, MYOB, dan lainnya dengan anggapan bahwa dengan menggunakan software akuntansi, pembukuan perusahaan akan dapat dijalankan secara otomatis. Berdasarkan hasil pengamatan penulis dari hasil interview dan survey, banyak perusahaan tidak mengerti cara menggunakan software akuntansi tersebut dengan benar dikarenakan kompleksitas rancangan software. Maksud dari tingkat penggunaan software yang kompleks adalah tingkat pembelajaran untuk melakukan penjurnalan dan transaksi tiap software. Hal ini seringkali disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah fitur yang ditawarkan software sehingga pengguna perlu mengikuti prosedur-prosedur tambahan dalam kegiatan pembukuannya sehari-hari. Selain itu, jika staf yang dilatih pada saat software pertama kali dibeli mengundurkan diri, orang selanjutnya yang menggantikan posisi tersebut harus belajar sendiri atau melalui panduan buku petunjuk. Setelah software akuntansi dibeli, seiring dengan berjalannya waktu, jika ada pertanyaan-pertanyaan atau kendala dalam menggunakan software tersebut, sulit untuk menghubungi bagian 4

5 support untuk menyelesaikan masalah yang ada. Contohnya, jika buku besar piutang dan daftar kartu piutang tidak sama angkanya, maka bagaimana cara menyelesaikannya kadang-kadang tidak bisa ditemukan solusinya. Kurang atau tidak adanya dukungan purna jual dari penyedia software membuat staf perusahaan seringkali harus mencoba untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan dengan sendiri. Data-data yang didapatkan dari software akuntansi yang ada sekarang hanya mampu menghasilkan laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi secara komersial. Jika perusahaan ingin menghasilkan laporan keuangan untuk keperluan fiskal/pajak, maka perusahaan masih harus mengolah laporan keuangan fiskal sendiri. Perusahaan juga harus mencari sendiri konsultan pajak jika mereka ingin memakai konsultan untuk melakukan kewajiban perpajakan perusahaan. Begitu juga dengan kantor akuntan publik jika mereka ingin pembukuannya diaudit untuk keperluan eksternal maupun internal. I.2 Lingkungan Internal Perusahaan KAP Drs. Chandra Dwiyanto (KAP Chandra), seperti dijelaskan pada Undang-Undang nomor 5 tahun 2011 tentang akuntan publik adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang dan bergerak dalam jasa asurans yang meliputi jasa audit atas informasi keuangan historis, jasa reviu atas informasi keuangan historis, dan jasa asurans lainnya. Selain jasa asurans, Akuntan Publik dapat memberikan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, 5

6 dan manajemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (UU 5 th. 2011, 2011). Seperti kebanyakan KAP lainnya di Indonesia, KAP Chandra juga menawarkan jasa konsultan pajak bersertifikasi melaui adik perusahaannya Chan Management Consultants. I.2.1 Profil KAP Drs. Chandra Dwiyanto KAP Chandra didirikan pada tahun 1989 oleh Drs. Chandra Dwiyanto, CPA, BKP. Pada awalnya, KAP Chandra berfokus pada bidang jasa asurans berupa audit laporan keuangan tahunan. Namun, seiring dengan perkembangan perusahaan, segmen pasar KAP Chandra semakin berpindah pada bidang perpajakan sehingga pada tahun 1995, didirikanlah Chan Management Consulants (CMC) sebagai adik perusahaan KAP Chandra yang bergerak pada bidang konsultan pajak bersertifikasi. Dalam melayani klien KAP Chandra yang sangat beraneka ragam mulai dari perusahaan perorangan yang relatif kecil hingga perusahaan penanam modal asing yang relatif besar, banyak sekali pengalaman yang telah dialami oleh KAP Chandra beserta seluruh staf KAP Chandra dalam menghadapi permintaan dan kebutuhan perusahaan di Indonesia. I.2.2 Halangan yang Dihadapi KAP Chandra Dalam perjalanan KAP Chandra dan CMC, selalu ada satu halangan yang cukup besar dalam meningkatkan layanan KAP Chandra terhadap klien-kliennya. Mengingat bahwa KAP Chandra berfokus pada jasa asurans dan jasa perpajakan, ada sebuah kekurangan pada alur kerja KAP Chandra yang selalu menjadi 6

7 gangguan bagi KAP Chandra maupun klien KAP yaitu jasa pembukuan perusahaan. Kekurangan ini timbul karena untuk dapat menghasilkan laporan pajak seperti surat pemberitahuan (SPT) pajak, diperlukan data pembukuan internal perusahaan. Selama ini, KAP Chandra memutuskan untuk tidak menawarkan jasa pembukuan dikarenakan besarnya jumlah sumber daya manusia yang diperlukan untuk dapat melakukan jasa pembukuan dengan baik dan memuaskan. Administrasi kantor KAP Drs. Chandra Dwiyanto (KAP Chandra) pada saat ini masih menggunakan sistem manual yaitu semua pekerjaan dilakukan melalui Microsoft Excel. Data-data yang diterima dari klien bisa berupa hardcopy atau softcopy. Hardcopy artinya bahwa data-data tersebut ditulis tangan oleh klien di sebuah buku. Softcopy artinya data yang diterima dari klien dalam bentuk Excel. Data-data yang diterima oleh klien ini harus diolah lagi secara manual untuk dapat menghasilkan laporan yang digunakan untuk memenuhi kewajiban perpajakan bulanan maupun untuk SPT akhir tahun. File atau data klien yang ada pada saat ini kadang-kadang tidak bisa ditemukan karena sudah disimpan di gudang. Pada kenyataannya, pekerjaan KAP Chandra biasanya berhubungan dengan data-data lama yang sudah disimpan di gudang tersebut. Contohnya, pada tahun 2012 terjadi pemeriksaan pajak atas PT A untuk tahun pajak Staf KAP Chandra harus mencari data-data berupa SPT Tahunan atau pun SPT masa dari PT A di dalam gudang tersebut. Terkadang data tersebut tidak bisa ditemukan karena file yang ada di dalam gudang terlalu banyak. Saat ini jumlah klien terus meningkat sedangkan penambahan sumber daya manusia yang ada tidak dapat mengimbangi. Tanpa adanya bantuan otomasi 7

8 komputer, KAP Chandra mengalami kesulitan untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien. Klien-klien sudah mulai banyak mengeluh akan pelayanan KAP Chandra yang terkesan lambat dan sering tidak melakukan kunjungan ke perusahaan klien. Hal ini terjadi karena sumber daya manusia KAP Chandra sudah mulai kewalahan untuk memproses data yang didapat dari klien. Mereka mulai kewalahan untuk melakukan perhitungan secara manual. Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah format laporan yang didapatkan dari masingmasing klien selalu berbeda sehingga cara pengerjaan antara klien yang satu dengan yang lainnya berbeda juga. Untuk dapat berkembang ke depan, sangatlah diperlukan sebuah sistem informasi terintegrasi yang dapat memudahkan KAP Chandra untuk membantu klien dalam menyusun laporan keuangan dan pada waktu bersamaan menyediakan rerangka dasar yang standar dalam susunan laporan keuangan klien sehingga dapat memudahkan staf KAP untuk mengolah data yang disediakan oleh perusahaan klien. I.3 Rumusan Masalah Melihat kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, terungkap dua pertanyaan yang harus dijawab: a. Adakah sebuah kesempatan untuk menawarkan sebuah layanan yang dapat mempermudah klien KAP Chandra dalam menyusun laporan keuangan terutama perusahaan yang masih kesulitan untuk menyusun laporan keuangan? 8

9 b. Dapatkah layanan disajikan melalui sebuah layanan terintegrasi dalam bentuk software akuntansi yang mudah digunakan dengan tingkat pembelajaran yang rendah dan titik harga yang relatif rendah sehingga komunikasi data antara perusahaan klien dan staf KAP Chandra dapat lebih lancar dan terstruktur? I.4 Tujuan Studi Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menyusun dan mengembangkan accounting software as a service sebagai bentuk pengembangan layanan kepada klien yang sudah ada dan sebagai sarana bagi kantor akuntan publik untuk dapat melayani jumlah klien yang lebih banyak. Studi juga bertujuan untuk mengukur kelayakan investasi yang akan ditanamkan terhadap pengembangan bisnis ini. I.5 Manfaat Studi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya: 1. Bagi peneliti Sebagai salah satu pemegang kepentingan di KAP Chandra, penulisan tugas akhir ini berguna untuk menentukan apakah pengembangan bisnis layak untuk diterapkan. 2. Bagi KAP Chandra Penulisan tugas akhir ini berguna sebagai bahan masukan bagi KAP Chandra agar bisnis yang ada bisa lebih berkembang. 3. Bagi kalangan akademis 9

10 Penelitian ini dapat memberikan gambaran inovasi model bisnis di bidang akuntansi dan perpajakan serta dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya. I.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini dibagi ke dalam lima bab yang terdiri dari Latar Belakang, Rerangka Teori, Metode Riset, Strategi dan Rencana, dan Rencana Aksi. BAB I : LATAR BELAKANG Menguraikan tentang kondisi lingkungan eksternal perusahaan yaitu tuntutan dunia perekonomian terhadap perusahaan untuk melakukan pembukuan serta kesulitan yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia dalam melakukan pembukuan. Pemaparan kondisi lingkungan internal perusahaan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat perencanaan bisnis, serta susunan struktur laporan. BAB II : RERANGKA TEORI Membahas landasan teori perencanaan bisnis menggunakan nine building blocks, yaitu visi strategis, segmen pelanggan, proposisi nilai, strategi keunggulan kompetitif, saluran, mitra usaha, hubungan pelanggan, aktivitas utama, struktur organisasi, dan ukuran kinerja. Landasan teori mengenai pengembangan produk baru, user interface yang friendly, make or buy decision, dan model bisnis berlangganan. 10

11 BAB III: METODE RISET Memuat tentang tahapan di dalam penelitian, level of analysis, sumber dan metode pengumpulan data melalui kegiatan observasi lapangan, wawancara, studi berbagai literatur terkait, dan teknik analisa data. BAB IV : STRATEGI DAN RENCANA Menyajikan hasil analisa data yang diperoleh dari survei, wawancara, dan studi literatur untuk kemudian dimanfaatkan sebagai acuan dalam merencanakan suatu konsep bisnis pengembangan software secara umum, visi, misi, dan tujuan perusahaan, segmentasi customers, value proposition, channel, mitra usaha, hubungan pelanggan, aktifitas utama, sumber pendapatan (revenue stream), struktur biaya, submer daya utama, serta analisa/uji kelayakkan bisnis melalui perhitungan payback period dan net present value. BAB V : RENCANA AKSI Berisi perencanaan waktu eksekusi dan kegiatan, metode pengukuran kinerja, serta rencana mitigasi perusahaan. 11