ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

Disain dan Analisis Mesin Pencacah Gelas Plastik dengan Penggerak Manual

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR SPUIT BEKAS

Perancangan Proses Manufaktur Mata Pisau Bintang Pada Mesin Pencacah Botol Plastik. Oleh MAULANA MUNAZAT

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DESAIN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI

PROSES PERANCANGAN MANUFAKTUR PEMBUATAN MATA PISAU DINAMIS MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK. Oleh WENDI ROSYANTO

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK SKALA KECIL MENJADI PUPUK

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Tugas Akhir RM 0504 RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK PADA RUMAH TANGGA. Oleh : Ellza Gita Wardhany ( )

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Perancangan Desain Pisau Mesin Sampah Organik. David Gracia Hutagalung, Fedia Restu,S.T. Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. 1. Perancangan dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai januari 2017

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK PP (polypropylene)

PERENCANAAN MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK KAPASITAS KG/JAM

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

RANCANGBANGUN MESIN PENCACAH SAMPAH dan LIMBAH PLASTIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN PENGOLAHAN DATA

PEMBUATAN MESIN PELET BURUNG KAPASITAS 20 KG/JAM

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

Mesin Pemisah dan Pencacah Sampah Organik dan Plastik Untuk Bahan Kompos

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MESIN PENGHANCUR LIMBAH BATU MERAH DAN GENTENG (Studi kasus : Perusahaan Genteng ATIN Karanggeneng Boyolali)

FT UNY. Lampiran 1. Gambar Kerja Elemen (3D) Poros Bantalan Poros 1 Rangka 1 Motor Listrik 1 Casing. 26 x 700 ST 50. Plat Eyser Karet Alumunium

TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT PEMOTONG KERUPUK RAMBAK SISTEM DOBEL PISAU DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH FIBER DI UKM KERUPUK RAMBAK

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM

PEMBUATAN MESIN CRUSHER KAYU UNTUK MENGHASILKAN SERBUK KAYU DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

IV. PENDEKATAN DESAIN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN

PERANCANGAN MESIN PELUBUR KERTAS BEKAS. HARRY SUNARDI;

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MESIN PENGHANCUR SAMPAH JARUM SUNTIK DAN TABUNG SUNTIK PLASTIK

BAB IV PROSES PEMBUATAN

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS BAWANG GORENG UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI BAWANG GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

DESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

Transkripsi:

ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK Qomaruddin 1), Eko Darmanto 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352 2) Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352 E-mail: qomaruddin71@gmail.com Abstrak Limbah plastik agar mudah diproses oleh suatu industri harus dalam bentuk tertentu seperti butiran, biji/pellet, serbuk, pecahan. Sehingga diperlukan beberapa mesin yang saling berhubungan, seperti mesin pemotong gelas plastik bekas, mesin pembuat pellet dan mesin injection moulding, namun ketiga mesin tersebut hanya mampu dimiliki oleh industri menengah dan besar. Tujuan Penelitian ini adalah mengembangkan mesin pemotong bagian atas gelas plastik bekas kemasan minuman (yang menyerupai gelang) dengan menggunakan motor listrik dan dapat dipergunakan untuk industri rumah tangga. Perubahan sudut mempengaruhi kapasitas produksi dan sudut baji 60 o adalah sudut yang paling baik pada pengujian di atas. Hal ini juga akibat pengaruh letak kedudukan cutter yang cenderung lebih landai dibanding dengan sudut baji 70 o dan sudut baji 80 o. Perubahan kecepatan putar pada waktu penyayatan ternyata memberikan hasil yang berbeda. Kecepatan yang paling baik digunakan untuk meningkatkan kapasitas pemotongan pada gelas plastik bekas kemasan air minum adalah 1120 rpm. Kata kunci: gelas plastik, limbah, sudut baji, pellet. 1. PENDAHULUAN Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai persoalan sampah sudah meresahkan. Indonesia bahkan masuk dalam peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik ke Laut setelah Tiongkok. Hal itu berkaitan dengan data dari KLHK yang menyebut plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu tahun saja, sudah mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik. Jumlah itu ternyata setara dengan luasan 65,7 hektare kantong plastik atau sekitar 60 kali luas lapangan sepak bola (CNN Indonesia, 2016). Limbah plastik agar mudah diproses oleh suatu industri harus dalam bentuk tertentu seperti butiran, biji/pellet, serbuk, pecahan. Sehingga diperlukan beberapa mesin yang saling berhubungan, seperti mesin pemotong gelas plastik bekas, mesin pembuat pellet dan mesin injection moulding, namun ketiga mesin tersebut hanya mampu dimiliki oleh industri menengah dan besar. Untuk industri kecil umumnya mereka menggunakan mesin pencacah untuk mendapatkan plastik dalam bentuk serpihan/butiran, dan kemudian serpihan ini yang dijual ke industri menengah dan besar. Pada perusahaan penampung limbah gelas plastik bekas hanya mau menerima gelas plastik bekas yang sudah dipotong dan dibuang bagian atasnya dengan alasan bahan tersebut yang dapat dijadikan biji plastik untuk kemasan makanan dan minuman. Sedangkan bagian atas yang menyerupai gelang akan diolah menjadi barang-barang kemasan non makanan. Tujuan Penelitian ini adalah mengembangkan mesin pemotong bagian atas gelas plastik bekas kemasan minuman (yang menyerupai gelang) dengan menggunakan motor listrik dan dapat dipergunakan untuk industri rumah tangga. 2. METODOLOGI Pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan tidak lepas dari tahapan sebelumnya, yaitu tahapan rancang bangun. Perancangan merupakan cara dalam menggunakan ide yang terstruktur pada suatu sistem untuk mendapatkan suatu hasil yang direncanakan (gambar 1). Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pembuatan sesuai dengan hitungan dan ukuran dari hasil perancangan. Adapun tahapan dalam penelitian yang dilakukan melalui diagram alir sebagaimana berikut: 429

Gambar 1.Diagram alir penelitian mesin pemotong bagian atas/gelang gelas plastik. 430

Perancangan dimulai dengan cara mencari spesifikasi dari material yang digunakan dalam hal ini adalah gelas plastik minuman bekas. Dalam mencari spesifikasi tersebut dilakukan rangkaian pengujian agar diperoleh nilai daya yang diperlukan. Dilanjutkan dengan proses manufaktur dengan urutan pembuatan rangka, pembuatan proros, rumah bearing, rumah pisau, pembuatan pulley, kemudian perakitan dan pengujian. Disain rangka Rangka merupakan tempat penyangga komponen-komponen yang digunakan dalam rangkaian mesin. Selain itu juga berfungsi meredam getaran dan letak dudukan agaar tidak bergeser. Ukuran rangka panjang 600 mm, labar 500 mm serta tinggi 900 mm. tempat dudukan motor dengan tinggi 500 mm (gambar 2). Model rancangan secara utuh seperti gambar berikut: Rangka mesin Gelas plastik Lubang alur Motor penggerak Pisau pemotong Bearing Pulley Van belt Gambar 2. Model rancangan mesin pemotong bagian atas gelas plastik bekas kemasan minuman. Disain unit pemotong Unit pencacah sistem pemotong terdiri dari tiga buah cutter pencacah yang berputar searah jarum jam, pisau-pisau atau pencacah cutter tersebut tersusun menggores gelas plastik bagian atas secara melingkar pada masing-masing ujung pisaunya. Bentuk unit pencacah tersebut seperti pada Gambar 3. Gambar 3. Disain cutter pencacah bagian atas gelas plastik bekas kemasan. Pembuatan komponen-komponen mesin Pembuatan komponen-komponennya dilakukan dengan bahan yang digunakan berupa plat siku ST 42 (40 mm x 40 mm x 6000 mm), pipa ST 60 diameter 762 mm dan tebal 4 mm panjang 431

700 mm sebagai alur masuk gelas. Sedangkan alat/mesin yang digunakan untuk pembuatan prototipe antara lain adalah mesin bubut, mesin milling, mesin gerinda, mesin potong, mesin skrap, dan mesin bor. Proses pembuatan komponen mesin dimulai dengan pembuatan rangka mesin, kemudian pembuatan komponen poros, pisau pencacah, penyangga, dudukan motor, rumahan alur pencacah dan dudukan bantalan. Setelah komponen-komponen mesin siap kemudian dilakukan perakitan mesin. Komponen-komponen mesin dipasang berdasarkan unit-unit yang ada pada mesin. Pada tahap ini setelah mesin siap, kemudian dilakukan pengujian kinerja mesin pada satu putaran mesin, satu sudut pisau. Kemudian dilanjutkan analisa kapasitas dan persentase kemampuan sayat atau pemotongan pada mesin tersebut. Metode penelitian pada mesin pemotong bagian atas gelas plastik bekas kemasan minuman dengan langkah menumpuk gelas bekas kemasan minuman sebanyak 100 buah gelas. Kemudian bagian atas tumpukan tersebut diberikan beban yang tetap sebesar 1 kg. Proses pemotongan dilakukan dengan dengan kecepatan putar yang berbeda dengan dilakukan pembatasan waktu dalam 60 detik. Selain beban dan waktu sebagi pembatas variabel lain berupa sudut baji atau letak dudukan cutter pencacah diubah-ubah (gambar 3). Neliti dengan beberapa variabel yang dilakukan dapat memberikan suatu data dan hasil yang mendukung kinerja mesin sehingga menjadi karakteristik mesin tersebut. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Terkait dengan penelitian kinerja mesin pemotong bagian atas gelas plastik bekas kemasan minuman terdapat tahapan-tahapan. Adapun tahapan-tahapan tersebut diantaranya meliputi: a. Menyiapkan bahan baku Bahan baku yang dugunakan dalam proses pemotongan adalah gelas plastik bekas kemasan air minum dengan diameter maksimal 76,5 mm dan tebal 0,2 mm. b. Menyiapkan peralatan Menyiapkan mesin pemotong gelas plastik dan perlengkapannya yang mendukung proses pemotongan. c. Proses pemotongan Bahan yang sudah disusun, kemudian ditekan dengan pembebanan, kemudian gelas akan terpotong oleh pisau pemotong, bagian atas gelas (cincin) yang terpotong akan terlempar kesamping dan bagian bawah gelas akan jatuh ke bawah. d. Proses pengumpulan benda kerja Bekas gelas yang terpotong dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kantong agar tidak menumpuk di bawah alat potong. e. Menganalisa hasil pemotongan Setelah melakukan proses pemotongan kemudian menganalisa kecepatan putar dan sudut yang paling berpengaruh dalam meningkatkan kapasitas. 432

3.1. Hasil Pengujian Mesin Dari hasi pengujian maka didapatkan data sebagaimana berikut: Tabel 1. Data hasil pemotongan gelas plastik pada perubahan kecepatan dan sudut baji pada waktu pengujian 1 menit. Keterangan Hasil Pemotongan (gelas) Jumlah gelas Sudut Kecepatan putar Kecepatan putar Kecepatan putar sebelum 567 rpm 950 rpm 1120 rpm dipotong Terpotong Belum Terpotong Belum Terpotong Belum 100 60 0 52 48 54 46 95 5 40 60 60 40 86 14 45 55 62 38 94 6 100 70 0 47 53 52 48 87 13 39 61 60 40 80 20 40 60 58 42 91 9 100 80 0 40 60 55 45 89 11 35 65 50 50 78 22 40 60 49 51 84 16 Sedangkan susunan atau letak sudutnya dalam mencari data seperti berikut: Gambar 3. Letak atau dudukan cutter pencacah bagian atas gelas plastik bekas kemasan. 3.2. Analisa dan Pembahasan Dari gambar 4, memberikan gambaran bahwa pada sudut baji 60 o menghasilkan pemotongan yang beragam. Pada kecepatan putar 567 rpm diperoleh data rata-rata yang terpotong kurang bagus dan belum layak karena masih di bawah 50 gelas. Waktu yang digunakan 1 menit dalam proses pemotongan, hal ini mengandung arti bahwa pengujian dengan sudut baji 60 o dan kecepatan putar 567 rpm serta waktu yang digunakan 1 menit nilai pemotongan masih belum optimal. Sedangkan kecepatan putar 950 rpm mengalami peningkatan 33,3 % dari kecepatan sebelumnya. Pada putaran ini ternyata lonjakan hasil pemotongan cenderung ekstrim dibanding hasil pada putaran 567 rpm. Hal ini menandakan besar kecepatan dalam proses pemotongan ini sangat berpengaruh. Sudut 60 o dengan kecepatan putar 1120 rpm, memberikan efek bagus dalam percobaan pencacah bagian atas gelas plastik bekas kemasan. Hasil rata-rata pada kecepatan putar 1120 rpm sebesar 91,67 gelas atau dibulatkan menjadi 92 gelas, pada kecepatan putar 950 rpm, 58,67 = 59 gelas. Selanjutnya pada kecepatan putar 567 rpm sebesar 45,7 = 45 gelas. 433

100 Sudut potong/baji 60 derajat Jumlah Gelas Terpotong 80 60 40 20 Percobaan I Percobaan II Percobaan III 0 0 200 400 600 800 1000 1200 Kecepatan Putar (rpm) Gambar 4. Hasil pemotongan gelas plastik pada perubahan kecepatan dan sudut baji 60 o. Sedangkan penggunaan sudut baji 70 o memberikan penampaan hasil yang sedikit menurun dibandingkan dengan sudut baji 60 o (gambar 5). Hasil ini disimpulkan bahwa sudut baji menuju ke atas ternyata menunjukkan penurunan. Begitu juga dengan kecepatan putar tinggi 1120 rpm juga masih dibawah sudut baji 60 o untuk rata-rata pemotongannya. Hasil akhir untuk rata-rata gelas plastik bekas yang terpotong bagian atasnya sejumlah 42 gelas pada kecepatan putar 567 rpm, 57 gelas pada kecepatan putar 950 rpm dan 86 gelas pada kecepatan putar 1120 rpm. Pada gambar 5, juga diperlihatkan di percobaan kedua untuk tren garis pada grafik masih sama dengan sudut baji 60 o, hasil ini menggambarkan perubahan sudut baji dari 60 o ke 70 o tren hasil mengalami perubahan yang cukup signifikan yaitu sebesar 7,46 %. 100 Sudut potong/baji 70 derajat Jumlah Gelas Terpotong 80 60 40 20 Percobaan I Percobaan II Percobaan III 0 0 200 400 600 800 1000 1200 Kecepatan Putar (rpm) Gambar 5. Hasil pemotongan gelas plastik pada perubahan kecepatan dan sudut baji 70 o. Gambar 6, menunjukkan sudut baji 80 o mengalami penurunan yang lebih drastis dibanding sudut baji 60 o hal ini dikarenakan pemindahan sudut menuju lebih ke tengah-tengah dibanding dengan sudut baji 60 o dan sudut baji 70 o. Hal ini disesbabkan tahanan terhadap gesekannya lebih besar dibanding kedua sudutnya sebelumnya. Termasuk akibat sudut baji yang tegak sehingga 434

mengenai bagian yang lebih keras dan liat. Hasil proses pemotongan tampak menurun sejak awal percobaan. Hasil secara keseluruhan dari sudut baji 80 o dibanding sudut baji 70 o mengalami penurunan yang relatif rendah yaitu sebesar 1,075 % pada percobaan kedua. 100 Sudut potong/baji 80 derajat Jumlah Gelas Terpotong 80 60 40 20 Percobaan I Percobaan II Percobaan III 0 0 200 400 600 800 1000 1200 Kecepatan Putar (rpm) Gambar 5. Hasil pemotongan gelas plastik pada perubahan kecepatan dan sudut baji 80 o. 4. KESIMPULAN Tahapan terakhir berupa penyimpulan dari disain, manufaktur mesin atau pembuatan mesin, serta proses pengujian yang telah dilakukan memberikan kesimpulan berupa: Perubahan sudut mempengaruhi kapasitas produksi dan sudut baji 60 o adalah sudut yang paling baik pada pengujian di atas. Hal ini juga akibat pengaruh letak kedudukan cutter yang cenderung lebih tegak dibanding dengan sudut baji 70 o dan sudut baji 80 o. Perubahan kecepatan putar pemotongan mempengaruhi kapasitas gelas minuman bekas yang terpotong. Hal ini juga ditunjukkan dengan perubahan kecepatan putar pada waktu penyayatan ternyata memberikan hasil yang berbeda. Semakin rendah kecepatan putar dalam menyayat gelas plastik kecepatan pemotongannya semakin rendah. Hal ini berhubungan dengan material yang memiliki sifat liat dan ulet yang dimiliki oleh gelas plastik. Hasil proses pemotongan gelas minuman bekas yang terpotong pada percobaan ini terbaik dihasilkan oleh 1120 rpm pada sudut 60 o. Dampak lain pada hasil pemotongan adalah, pada kecepatan rendah (567 rpm) dengan sudut 80 o jumlah gelas plastik yang tersayat dari nilai rata-ratanya masih belum optimal, dan bekas tepi sayatan lebih halus. Sedangkan hasil yang paling baik digunakan untuk meningkatakan kapasitas pemotongan pada gelas plastik bekas kemasan air minum adalah 1120 rpm dengan sudut baji 60 o. UCAPAN TERIMA KASIH 1. Laboratorium Teknik Mesin Universitas Muria Kudus, atas penggunaan tempat dan peralatan serta kerjasamanya. 2. Para laboran Teknik Mesin Universitas Muria Kudus, atas bantuan tenaga dalam membantu penyelesaian alat sampai pada pengujian. DAFTAR PUSTAKA Darwin, R.B. Syaka, Imam Basori, Ahmad Kholil., (2015), Analisa Disain Pisau Mesin Penghancur Gelas Plastik Hemat Energi Untuk Usaha Mikro, Science And Engineering National Seminar 1, Semarang. Junaidi, Ichlas Nur, Nofriadi, Rusmadi., (2015), Pengembangan Mesin Pencacah Sampah/Limbah Plastik Dengan Sistem Crusher Dan Silinder Pemotong Tipe Reel, Poli Rekayasa, Vol.10, Nomor 2, Politeknik Negeri Padang. Shigley JE, Mitchell L D, 2001, Mechanical Engineering Design, Sixth edition, McGraw Hill International Edition. 435

Sularso, K Suga., (2002), Dasar perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, PT. Pradnya Paramita Jakarta. Rochim, Taufiq., (2005), Teknik Permesinan, Bandung. 436