BAB IV ANALISIS, HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Riwayat Perusahaan Tahun 1890 berdiri PT X sebagai importir di Kyoto, Jepang dan kantor perwakilan di Tokyo, dan pada tahun 1991 berdirilah di Indonesia PT. XYZ merupakan perusahaan perdagangan di bidang bijih plastik dan bahan kimia, yang beralamat di Summitmas 1, Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62 Jakarta. B. Pencatatan Pajak Pertambahan Nilai Dalam kegiatan bisnisnya, Perusahaan melakukan transaksi baik penyerahan BKP maupun pembelian BKP. 1. PPN Keluaran (VAT-Out) PPN Keluaran diperoleh Perusahaan atas transaksi penyerahan BKP kepada kliennya. Besarnya nilai PPN Keluaran ditentukan dari nilai penyerahan BKP kepada kliennya. Berikut contoh transaksi yang dilakukan Perusahaan, misalnya Perusahaan melakukan penjualan matreial bijih plastik sebagai berikut : 39
40 Nama Material Quantity / KGS Unit Price (Rp) Amount (Rp) ABS TOYOLAC 25 kgs 1.800 45.000 500-322 Maka, pencatatan atas penjualan tersebut, yang akan dilunasin dalam term 30 hari dari pembelian adalah : (Dr) Account Receivable 49.500 (Cr) Sales Income 45.000 (Cr) VAT-Out 4.500 Setelah masa 30 hari atau saat jatuh tempo, penjurnalannya yaitu : (Dr) Bank/Cash 49.500 (Cr) Account Receivable 49.500 2. PPN Masukan (VAT-In) PPN Masukan diperoleh Perusahaan atas transaksi pembelian BKP ke vendor. Besarnya nilai PPN Masukan adalah 10% dari DPP yang dikenakan oleh vendor, sehingga nilai yang dibayarkan oleh Perusahaan adalah DPP ditambah dengan PPN Masukan. Perusahaan menjurnal PPN Masukan pada posisi debet ata transaksi pembelian yang dilakukan. Berikut contoh transaksi pembelian barang : Nama Material Quantity / KGS Unit Price (Rp) Amount (Rp) ABS TOYOLAC 25 kgs 1.700 42.500 500-322
41 Maka, pencatatan atas pembelian tersebut : (Dr) Inventory 42.500 (Dr) VAT-In 4.250 (Cr) Account Payable 46.750 Sedangkan pencatatan atas pelunasan pembayaran : (Dr) Account Payable 46.750 (Cr) Cash/bank 46.750 C. Mekanisme Perhitungan PPN Masukan dan PPN Keluaran Dalam penerapan akuntansi PPN PT. XYZ dalam hal ini selaku Pengusaha Kena Pajak mempunyai kewajiban untuk menyetorkan PPN yang diperoleh dari penjualan material kepada pelanggan. Berikut ini disajikan tabel perhitungan PPN PT. XYZ untuk peroide tahun 2012.
42 Tabel 4.1. Pajak Pertambahan Nilai PT. XYZ Tahun 2012 (Rp) Bulan PPN Masukan PPN Keluaran PPN Lebih Bayar PPN Kurang Bayar Januari 7.078.832.169 7.078.866.838 34.669 Februari 7.276.867.216 7.286.908.435 41.219 Maret 7.676.679.184 7.676.704.550 25.366 April 7.070.977.294 7.078.439.707 7.868 Mei 7.966.126.385 7.966.138.424 12.039 Juni 8.677.681.439 8.677.703.113 21.674 Juli 9.033.830.418 9.033.849.777 19.359 Agustus 7.388.006.501 7.395.333.597 54.369 September 9.493.318.576 9.493.349.125 30.549 Oktober 10.401.833.761 10.401.844.391 10.630 November 9.433.191.886 9.433.252.979 61.093 Desember 10.965.672.033 7.946.389.133 3.027.010.172 - Sumber : Data Perusahaan atas Laporan PPN (Diolah Penulis) Dari tabel PPN diatas, berikut disajikan beberapa pencatatn pada saat disetorkan ke Kas Negara baik itu pencatatan untuk PPN yang dibayar maupun PPN yang kurang dibayar sebagai berikut : Apabila PPN Masukan lebih kecil daripada PPN Keluaran, hal ini berarti ada kekurangan setor maka jurnal penutupnya :
43 (Dr) VAT-Out Rp 9.433.252.979 (Cr) VAT-In Rp 9.433.191.886 (Cr) PPN yang masih harus dibayar Rp 61.093 Apabila PPN Masukan lebih besar daripada PPN Keluaran, hal ini berrati ada kelebihan setoran maka jurnal penutupnya : (Dr) VAT-Out Rp 7.946.389.133 (Dr) PPN Lebih Bayar Rp 3.027.010.172 (Cr) VAT-In Rp 10.965.672.033 D. Penerbitan Faktur Pajak Keluaran Faktur Pajak Keluaran diterbitkan oleh Perusahaan atas transaksi penjualan BKP. Dalam hal ini, penerbitan Faktur Pajak Keluaran telah sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. 13 Tahun 2010 (Lihat Lampiran 1) yaitu : 1. PT. XYZ membuat Faktur Pajak Keluaran sebanyak lima rangkap, dimana lembar ke-1 dan lembar ke-5 diserahkan kepada Pembeli, lembar ke-2, lembar ke-3 dan lembar ke-4 dijadikan arsip PT. XYZ sebagai Faktur Pajak Keluaran. 2. Faktur Pajak Keluaran yang dibuat oleh PT. XYZ mencantumkan hal-hal sebagai berikut : a. Kode dan nomer seri faktur pajak b. Nama, alamat, dan NPWP PT. XYZ
44 c. Nama, alamat, dan NPWP penerima BKP/JKP d. Jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau penggantian, dan potongan harga e. Nilai PPN yang dipungut f. Tempat dan tanggal faktur dibuat g. Nama dan tanda tangan Manager Accounting PT. XYZ h. Nilai tukar kurs berdasarkan Keputusan Menteri Keungan beserta tanggal berlaku 3. PT. XYZ membuat Faktur Pajak Keluaran pada saat : a. Penerimaan pembayaran atas BKP yang belum diserahkan. b. Menyampaikan tagihan ke pembeli atas BKP yang dijual. E. Perhitungan PPN Terutang Pada Saat Penyetoran ke Kas Negara Untuk menghitung PPN terutang ke Kas Negara terlebih dahulu kita harus menjumlah semua Pajak Keluaran dan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dalan suaru masa pajak. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran tersebut dilakukan pada masa pajak yang sama. Apabila dalam suatu masa pajak, Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan maka selisihnya merupakan PPN yang harus dibayar atau di setor ke kas Negara. Namun dalam perubahan UU Nomer 42 Tahun 2009 dijelaskan bahwa Apabila dalam suatu masa pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar dari pada Pajak Keluaran, selisihnya merupakan pajak yang dikompensasikan ke masa pajak berikutnya.
45 Berdasarkan perhitungan pajak terutang yang dilakukan oleh perusahaan dapat diketahui bahwa perhitungan PPN terutang untuk tiap masa pajak sudah benar dan seusia dnegan peraturan perpajakan yang berlaku, pengkomposisian pajak lebih bayar yang dilakukan oleh perusahaan juga sudah benar. F. Analisis Pelaporan SPT PPN SPT Masa PPN PT. XYZ hampir setiap bulannya mengalami pembetulan karena setiap bulan sering terjadi perubahan harga lama dengan harga baru yang dikendalikan oleh pihak marketing. Hal ini menyebabkan pengawasan atas nilai PPN yang terhutang tiap bulan tidak dapat terkontrol dengan baik. Pada saat akhir bulan atau setelah periode tutup buku berakhir, barulah diketahui kalau nilai PPN yang dilaporkan mengalami kesalahan dan kantor pusat harus melakukan pembetulan SPT karena adanya perubahan harga yang digunakan dalam penjualan material. Pembetulan SPT PPN yang hampir dilakukan tiap bulannya seharusnya dapat dihindari oleh Perusahaan apabila staf marketing penjualan dapat berhati-hati dalam menerapkan harga jual sehingga pada saat lapor SPT PPN tidak ada perubahan lagi. Mungkin hal ini dapat diminimalisir dengan memberikan pengarahan kepada bagian penjualan untuk mengecek ulang harga yang diterapkan.