BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia. Demi terciptanya suatu good governance, pada tahun

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari berbagai sektor salah satunya adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. dipahami bahwa kompetisi global bukan kompetisi antar negara, melainkan antar

Kata Kunci: pelayanan Barang Impor, Prosedur Pelaksanaan Barang Impor

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu fungsinya adalah sebagai fasilitator perdagangan harus dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beberapa kementerian dan lembaga yang membawahi bidang

PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RKA K/L 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Pridensial, yaitu pelaksanaan sistem pemerintahan dipimpin oleh

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat kita bahas melalui topik tersebut. Pada kesempatan ini, penulis ingin

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. pokok dan fungsi DJBC yang mempunyai peran strategis dalam memberikan

M. FARID IRFAN MAHFUDZ

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance), Indonesia akhirnya melakukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan instansi di bawah Kementrian

BAB III METODE PENULISAN. Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung berlokasi di jalan Yos Sudarso

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil DJBC Kanwil Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini membahas tentang proses reformasi birokrasi pada Kantor Pelayanan

KATA PENGANTAR DAN PENGESAHAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2011

I. PENDAHULUAN. pada akhir tahun 2006, ditandai dengan kajian mengenai penajaman fungsi

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

STANDAR PROSEDUR OPERASI PENERBITAN IJIN PEMBONGKARAN BARANG IMPOR DI LUAR KAWASAN PABEAN. Nomor : SOP/WBC.14/KPP.MP.02/1

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B PEKANBARU. A.Sejarah KPPBC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TLDDP ( Tempat Lain Dalam Daerah Pabean )

BAB I P E N D A H U L U A N. sejahtera, tertib dan damai berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. good governance. Good governance merupakan salah satu alat reformasi yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Tesis ini menganalisis perilaku menyimpang ( misbehavior) aparatur

BABl PENDAHULUAN. Memasuki abad ke 21 perkembangan berbagai macam organisasi makin. pesat. Dalam menghadapi tantangan perkembangan perdagangan, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dana untuk pembiayaan pembangunan guna mencapai tujuan yang

PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG UNTUK KEPERLUAN OLAHRAGA YANG DIIMPOR OLEH INDUK ORGANISASI OLAHRAGA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. (biaya tansaksi) juga ikut mempengaruhi kegagalan di banyak negara berkembang untuk berintegrasi di

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB III. Deskripsi Instansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kementerian Keuangan adalah mewujudkan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup pesat pada awal abad 20-an. Perkembangan yang cukup pesat ini

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari jenis dan masing-masing diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 504/PMK.04/2009 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia harus memahami dan mematuhi segala peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan setiap tahun dengan Undang-

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan menentukan. Disamping peranannya sebagai pengelola,

BAB I PENDAHULUAN. pajak, mengikuti tarif PPh yang berlaku di negara-negara tetangga yang relatif lebih rendah,

2.1 Rencana Strategis

BAB I PENDAHULUAN. negeri berasal dari penjualan migas dan nonmigas serta pajak. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-81/BC/2011

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

NOMOR 246/PMK.01/2011 TENTANG MEKANISME PENETAPAN JABATAN DAN PERINGKAT BAGI PELAKSANA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebebasan berpikir atau membuat konsep-konsep serta kebebasan. makna demokrasi yang didalamnya ada unsur-unsur keikutsertaan rakyat

Buku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 23 /BC/2010 TENTANG

DAFTAR INVENTARISASI MATERI PERUBAHAN P-23

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah pertanahan di Indonesia telah berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.04/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai terobosan yang sangat

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.04/2013 TENTANG

FUNGSI KEPABEANAN Oleh : Basuki Suryanto *)

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B SAMARINDA

PERTANYAAN UNTUK TUGAS PRAUJIAN UPKP VI

Perhitungan Data Penelitian Menggunakan SPSS 12.0 For Windows

Pengawasan Atas Barang Impor Dengan Fasilitas Pembebasan Bea Masuk Dalam Rangka Penanaman Modal

ANALISIS PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS KEGIATAN IMPOR BARANG PADA KANTOR PENGAWASAN DAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kewajiban kenegaraan dalam rangka kegotong-royongan nasional sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya yang lebih nyata dalam meningkatkan kinerja pelayanan kepada para pemangku kepentingan dan pengguna jasa maka Kementerian Keuangan sejak tahun 2004 menjalankan reformasi birokrasi dengan ditetapkannya tiga pilar utama reformasi pada organisasi Kementerian Keuangan, yaitu Penataan Organisasi, Peningkatan Proses Bisnis, dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. Demi terciptanya suatu good governance, pada tahun 2012 telah ditetapkan keputusan tentang reformasi birokrasi dan transformasi kelembagaan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 55/KMK.01/2012. Reformasi Birokrasi dan transformasi kelembagaan dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut mencakup sembilan bidang yang sejalan dengan pilar utama reformasi pada organisasi Kementerian Keuangan. Adapun sembilan bidang tersebut menyangkut manajemen perubahan: (1) penataan peraturan perundang-undangan; (2) penataan dan penguatan organisasi; (3) penataan tata laksana; (4) penataan sistem manajemen SDM aparatur; (5) penguatan pengawasan; (6) penguatan akuntabilitas kinerja; (7) peningkatan akuntabilitas kinerja; (8) peningkatan kualitas pelayanan publik; (9) dan monitoring dan evaluasi. Dalam upaya melaksanakan Reformasi Birokrasi, Kementerian Keuangan menetapkan Visi : Kami Akan Menjadi Penggerak Utama Pertumbuhan 1

2 Perekonomian Indonesia yang Inklusif Di Abad Ke-21. Untuk mewujudkan Visi tersebut, Kementerian Keuangan mempunyai 5 (lima) misi yaitu : 1) Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan cukai yang tinggi melalui pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat 2) Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent 3) Mengelola neraca keuangan pusat dengan resiko minimum 4) Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efisien dan efektif 5) Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif Berbagai perubahan guna menyokong tegaknya pilar tersebut telah dilakukan di semua organisasi vertikal di bawah Kementerian Keuangan termasuk Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Berbagai upaya guna mendukung keberhasilan reformasi birokrasi telah dilakukan oleh DJBC dalam penataan organisasi melalui pembentukan kantor-kantor modern, penataan kembali proses bisnis layanan yang berorientasi pada kepentingan pengguna jasa, dan peningkatan kapasitas para pegawainya melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan baik pembekalan soft competency maupun hard competency. Sejak digulirkannya reformasi bidang kepabeanan, dengan kerja keras dari segenap aparat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, masih terkesan belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya barangbarang selundupan yang mudah diperoleh di pasar bebas, dan persepsi masyarakat terhadap DJBC yang cenderung belum positif. Pelaksanaan tatalaksana

3 kepabeanan yang diaplikasikan dalam bentuk Sistem Aplikasi Pelayanan Impor, dalam perjalanannya masih dijumpai beberapa kendala dan permasalahan. (Analisis Langkah dan Strategi Program Reformasi Kepabeanan: Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol 19, Jakarta, 2010). Kepabeanan merupakan sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan unsur pelaksana tugas pokok dan fungsi Kementerian Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai. Sejalan dengan beralihnya fungsi dan misi dari tax collector menjadi trade facilitator, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai harus mampu memberikan pelayanan kepabeanan kepada masyarakat umum yang bercirikan, save time, save cost, sefety, dan simple. Semua ciri tersebut harus menjadi bagian yang integral dari sistem dan prosedur kepabeanan. Sejalan dengan hal tersebut Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Tangerang selaku unit vertikal pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menetapkan visi: Menjadi Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Unggulan Tingkat Nasional. Dan mempunyai misi: Menjadi Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Yang Terbaik Bagi Industri, Perdagangan, Dan Masyarakat Di Wilayah Tangerang. Pelayanan adalah model yang menggambarkan kondisi seseorang atau masyarakat terhadap layanan yang didapat, dengan membandingkan pelayanan yang mereka harapkan dengan apa yang mereka terima. Pelayanan yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menciptakan kepuasan

4 pelanggan. Bagi pemerintah, pelayanan publik sekaligus berfungsi mendukung jasa publik yang menyangkut kehidupan orang banyak atau kepentingan umum. Pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A (KPPBC TMP A) Tangerang adalah Unit Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang mempunyai wilayah kerja mencakup daerah Tangerang dan Tangerang Selatan. Sementara pengguna jasa yang dilayani KPPBC TMP A Tangerang sebagian besar adalah pengusaha di kawasan berikat dan gudang berikat serta beberapa pabrik minuman beralkohol. Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja KPPBC Tipe Madya Pabean A Tangerang Tahun 2013 yang menyangkut kepabeanan diketahui bahwa belum seluruh pelaksanaan pelayanan kepabeanan berjalan secara optimal, seperti indeks kepuasan pengguna jasa mencapai 3,69 dari target 3,9; pelaksanaan layanan Kawasan Berikat mencapai 79,5% dari target 90%; dan pelaksanaan layanan pemberian rekomendasi perijinan mencapai 87,58% dari target 90%. Berdasarkan observasi diketahui bahwa, beberapa pegawai pada KPPBC Tipe Madya Pabean A Tangerang dari aspek kecepatan, kerapian, ketepatan, dan kredibilitas pelayanan mengenai kepabeanan masih perlu ditingkatkan, seperti Pelayanan Pengeluaran Barang dan atau Bahan dalam rangka Subkontrak kurang teliti, dan Pelayanan Informasi, Konsultasi dan Bimbingan Kepatuhan Di Bidang

5 Kepabeanan Dan Cukai kurang memuaskan. Selain itu masih ada pegawai yang kurang tanggap terhadap keluhan dari masyarakat pengguna jasa kepabeanan. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa perlunya peningkatan kualitas pelayanan kepabeanan pada KPPBC Tipe Madya Pabean A Tangerang. Kualitas pelayanan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari organisasi tersebut maupun dari luar organisasi. Dwiyanto (2009:13) mengidentifikasi faktor internalnya antara lain kewenangan diskersi, sikap yang berorientasi terhadap perubahan, budaya organisasi, motivasi, pengawasan, koordinasi, etika organisasi, disiplin kerja, sistem insentif, kompetensi, maupun semangat kerjasama. Sedangkan faktor eksternalnya antara lain budaya politik, dinamika dan perkembangan politik, pengelolaan konflik lokal, kondisi sosial-ekonomi, dan kontrol yang dilakukan oleh masyarakat dan organisasi LSM (lembaga swadaya masyarakat). Dari beberapa faktor tersebut, faktor profesionalitas pegawai dan motivasi kerja pegawai diduga cukup berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kepabeanan pada KPPBC Tipe Madya Pabean A Tangerang. Profesionalitas pegawai merupakan kemampuan pegawai dalam mengorganisasi, mengembangkan dan memupuk rasa percaya diri (self-confidence), membangkitkan sikap kesejawatan (esprit de corps), memberi bimbingan dan tuntunan untuk mencapai tujuan organisasi. Profesionalitas pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean A Tangerang yaitu sikap dan kemampuan tertentu dari seseorang pegawai dalam bidang kepabeanan. Profesionalitas pegawai dalam aspek pelaksanaan pelayanan teknis di bidang

6 kepabeanan dan cukai, pelaksanaan pemberian perijinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai, pelaksanaan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, cukai, dan pungutan Negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal, dan sebagainya. Motivasi Kerja Pegawai merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya. Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya yang bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja sehingga mencapai kepuasan sesuai dengan keinginannya. Motivasi Kerja Pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean A Tangerang merupakan dorongan yang timbul baik dari dalam diri pegawai maupun dari luar yang menggerakkan pegawai untuk melakukan pekerjaannya. 1.2. Identifikasi, Perumusan, dan Batasan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Pelaksanaan pelayanan kepabeanan yang tidak mencapai target yang telah ditetapkan merupakan wujud dari kurangnya kualitas pelayanan kepabeanan pada KPPBC TMP A Tangerang. Berdasarkan observasi diketahui bahwa, beberapa pegawai pada KPPBC Tipe Madya Pabean A Tangerang dari aspek kecepatan, sikap,

7 kemampuan, dan kredibilitas serta dorongan untuk memberikan pelayanan mengenai kepabeanan masih perlu ditingkatkan. 1.2.2. Perumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah ada pengaruh Profesionalitas pegawai terhadap Kualitas Pelayanan Keapabeanan pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Tangerang 2) Apakah ada pengaruh Motivasi Kerja Pegawai terhadap Kualitas Pelayanan Kepabeanan pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Tangerang 3) Apakah ada pengaruh Profesionalitas Pegawai dan Motivasi Pegawai secara bersama-sama terhadap Kualitas Pelayanan Kepabeanan pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Tangerang. 1.2.3. Batasan Masalah Penulisan ini dibatasi tentang Profesionalitas Pegawai dan Motivasi Kerja Pegawai dalam kaitannya dengan Kualitas Pelayanan Kepabeanan. Dengan demikian, pada penelitian ini ada 3 variabel yang diteliti, yaitu 2 variabel bebas terdiri dari Profesionalitas Pegawai dan Motivasi Kerja Pegawai, serta 1 variabel terikat yaitu Kualitas Pelayanan Kepabeanan. Pembatasan masalah ini dilakukan mengingat keterbatasan waktu serta agar ruang lingkup penelitian lebih fokus, dan diharapkan dapat lebih tajam dalam hal analisis penelitiannya.

8 1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan 1.3.1. Maksud Penelitian Maksud Penelitian ini dengan mengetahui besarnya pengaruh profesionalitas pegawai dan motivasi pegawai diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepabeanan pada KPPBC TMP A Tangerang. 1.3.2. TujuanPenelitian Tujuan Penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Profesionalitas Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Tangerang. 2) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Motivasi Kerja Pegawai terhadap Kualitas Pelayanan Kepabeanan pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Tangerang. 3) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Profesionalitas Pegawai dan Motivasi Kerja Pegawai secara bersama-sama terhadap Kualitas Pelayanan Kepabeanan pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Tangerang. 1.4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.4.1. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan kualitas pelayanan kepabeanan pada KPPBC TMP A Tangerang dapat ditingkatkan.

9 1.4.2. Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan teoritis Bagi ilmuwan, penelitian ini merupakan aplikasi teori sehingga dapat dijadikan salah satu sumber bacaan sekaligus merupakan tambahan perbendaharaan ilmu pengetahuan. 2) Kegunaan Praktis a. Bagi KPPBC TMP A Tangerang Bagi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Tangerang diharapkan hasil penelitian ini menjadi landasan untuk meningkatkan Kualitas Pelayanan Kepabeanan. b. Bagi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Bagi Ditjen Bea dan Cukaidiharapkan hasil penelitian ini menjadi landasan dalam membuat kebijakan dalam bidang administrasi pemerintahan khususnya kebijakan mengenai Kualitas Pelayanan Kepabeanan.