BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil DJBC Kanwil Jawa Barat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil DJBC Kanwil Jawa Barat"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil DJBC Kanwil Jawa Barat Penelitian ini dilakukan di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kanwil Jawa Barat. Objek penelitian DJBC Kanwil Jawa Barat merupakan nama dari salah satu instansi pemerintah yang berkewajiban mengamankan hak keuangan negara di bidang kepabeanan dan cukai, memfasilitasi perdagangan, mendukung industri dan melindungi masyarakat, berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai. Dalam menjalankan fungsi tersebut, DJBC dituntut untuk memberikan pelayanan yang efisien dan melakukan pengawasan yang efektif merujuk pada praktik-praktik terbaik dalam kepabeanan internasional (international customs best practices). Diharapkan dalam pelaksanaan fungsi tersebut dapat dicapai tingkat kepatuhan yang tinggi baik secara internal maupun eksternal dalam rangka mewujudkan keadilan dan kemakmuran masyarakat. Dalam rangka mewujudkan harapan tersebut, reformasi kepabeanan dan cukai merupakan bagian dari reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan dengan tujuan meningkatkan kinerja organisasi dan integritas sumber daya manusia, yang direalisasikan melalui penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis, peningkatan disiplin dan manajemen sumber daya manusia, serta perbaikan remunerasi Visi dan Misi DJBC Peran DJBC yang multi dimensi, yaitu sebagai pemungut pajak dalam rangka impor, fasilisator perdagangan internasional, pengawas lalu lintas perdagangan impor dan ekspor serta penegak hukum di bidang kepabeanan dan cukai, mengharuskan seluruh aparat DJBC untuk mempunyai cara pandang yang antisipatif dan jauh ke depan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. 1

2 Sejalan dengan hal tersebut, DJBC menyadari sepenuhnya bahwa untuk menjalankan tugas dan fungsi tersebut dengan baik, mengharuskan DJBC untuk melaksanakan cara pandang yang antisipatif dan jauh kedepan didalam melaksanakan tugas dan fungsinya agar mampu memberikan pelayanan terbaik kepada stakeholders. Cara pandang tersebut dikristalisasikan dalam satu visi DJBC yang juga menjadi visi Kanwil DJBC Jawa Barat sebagai berikut: Menjadi Administrasi Kepabeanan dan Cukai dengan Standar Internasional Agar pelaksanaan tugas dapat tercapai secara optimal, DJBC menetapkan misi yang terkait, yang juga menjadi misi Kanwil DJBC Jawa Barat yaitu: a. Memungut penerimaan negara dari sektor perdagangan internasional dan cukai. b. Memberikan pelayanan terbaik di bidang kepabeanan dan cukai yang sederhana dengan berbasis teknologi informasi. c. Mengembangkan pengawasan yang efektif dalam rangka penegakan hukum di bidang kepabeanan dan cukai serta perlindungan masyarakat. d. Mengembangkan institusi kepabeanan dan cukai yang berdaya guna dan berhasil guna. e. Mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan investasi. f. Mengembangkan kerjasama internasional di bidang kepabeanan dan cukai. 1.2 Latar Belakang Penelitian Seperti diketahui bahwa perkembangan perdagangan internasional, baik yang menyangkut kegiatan di bidang impor maupun ekspor akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pesatnya kemajuan di bidang ini ternyata menuntut diadakannya suatu sistem dan prosedur kepabeanan yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan kelancaran arus barang dan dokumen. Dengan kata lain, masalah birokrasi di bidang kepabeanan yang berbelit merupakan permasalahan yang nantinya akan semakin tidak populer. Adanya kondisi tersebut, tentunya tidak terlepas dari pentingnya pemerintah untuk terus melakukan penataan berbagai kebijakan di bidang ekonomi terutama dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional. Apalagi dengan adanya berbagai 2

3 perkembangan bilateral, regional, dan multilateral di bidang perdagangan yang semakin diwarnai oleh arus liberalisasi dan globalisasi perdagangan serta investasi, sehingga permasalahan yang timbul di bidang perdagangan akan semakin kompleks. Perubahan pola perdagangan internasional ini pada akhirnya akan membuat persaingan pasar semakin kompetitif. Di samping itu, pola perdagangan akan berubah pada konteks Borderless World, dengan kata lain liberalisasi perdagangan dan investasi yang membuat barriers atas perdagangan menjadi semakin dihindari. Pemberlakuan Undang-Undang nomor 17 tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Undang- Undang nomor 39 tahun 2007 tentang perubahan atas Undang-Undang nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai juga telah memberikan konsekuensi logis bagi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) berupa kewenangan yang semakin besar sebagai institusi pemerintah untuk memainkan perannya sesuai dengan ruang lingkup tugas dan fungsi yang diperankan. Kewenangan yang semakin besar ini pada dasarnya merupakan keinginan dari para pengguna jasa internasional (termasuk dengan tidak berlakunya lagi pemeriksaan pra-pengapalan atau preshipment inspection oleh PT. Surveyor Indonesia, dan sepenuhnya dikembalikan kepada DJBC), yang berarti bahwa kewenangan Customs yang universal, serta merupakan konsekuensi logis atas keikutsertaan Indonesia dalam meratifikasi GATT (General Agreement on Tariff and Trade), AFTA (ASEAN Free Trade Agreement), APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation), dan lain-lain. Berbagai langkah persiapan terus dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kerangka acuan yang diinginkan oleh ICC (International Chamber of Commerce) yang pada dasarnya mengajukan kriteria-kriteria yang sebaiknya dimiliki oleh Custom yang sifatnya modern. Dengan beralihnya fungsi dan misi dari Tax Collector menjadi Trade Facilitator, maka sebagai institusi global, peran DJBC bagi masa kini maupun masa depan harus mampu memberikan save time, save cost, safety, dan simple. Semua ciri tersebut harus menjadi bagian yang integral dari sistem dan prosedur kepabeanan dan cukai, jika DJBC ingin berperan dalam upaya pembangunan ekonomi secara umum dalam era persaingan yang semakin tajam, era liberalisasi perdagangan dan investasi serta 3

4 globalisasi dalam arti seluas-luasnya. Sejalan dengan hal tersebut, semakin beragamnya sentra-sentra pelayanan baik dari segi perlindungan terhadap Intellectual Property Rights, anti dumping, anti subsidi, self Assessment, maka secara ringkas peran DJBC diharapkan dapat do more with less cost (berbuat lebih banyak dengan biaya lebih rendah). DJBC juga dituntut untuk melakukan pelayanan yang time sensitive, predictable, available pada saat dibutuhkan dan adjustable. Kerangka dasar totalitas pelayanan tersebut bersumber pada fenomena speed dan flexibility sebagai formula penting. Hal yang terpenting adalah bagaimana mengubah visi masa lalu yang amat dominan bahwa revenue collection dan law enforcement akan selalu mengakibatkan terhambatnya arus barang sehingga akan menimbulkan High Cost Economy yang pada konsekuensi selanjutnya mengakibatkan produk-produk dalam negeri tidak mampu bersaing di area perdagangan internasional. Selain itu, perlu juga diketahui bahwa business operation akan semakin tegantung pada performance customs di manapun. Efisiensi usaha mereka juga bergantung pada mutu dan kecepatan pelayanan custom. Kegagalan bea dan cukai dalam menekan High Cost Economy tidak saja akan mengakibatkan kegagalan ekonomi Indonesia untuk menjerat opportunity, mengubah keuntungan komparatif menjadi keuntungan kompetitif, tetapi juga secara substansial dapat mengakibatkan larinya para investor yang semula akan melakukan investasinya di Indonesia dengan segala implikasi ekonomis negatif lainnya. Keinginan dan tuntutan dari para pengguna jasa internasional tersebut adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi, dan sudah menjadi kewajiban moral bagi DJBC untuk melakukan berbagai perubahan yang cukup mendasar, baik dari segi penyempurnaan organisasi dan tata laksana DJBC, simplifikasi dan sekaligus transparansi sistem dan prosedur Kepabeanan dan Cukai, serta pengembangan kualitas sumber daya manusia, sehingga diharapkan nantinya terdapat suatu keselarasan dengan jiwa dan kepentingan dari Undang-Undang Kepabeanan dan Undang-Undang Cukai itu sendiri. 4

5 Berikut dibawah ini saya lampirkan data kepegawaian DJBC Kanwil Jabar : Tabel 1.1 Komposisi Pegawai Kepegawaian Kanwil DJBC Jawa Barat Berdasarkan Masa Kerja No Masa kerja Jumlah Prosentase (%) 1. Di bawah 1 Tahun Tahun sampai dengan 5 Tahun 4 4, ,1 Tahun sampai dengan 10 Tahun 22 22, ,1 Tahun sampai dengan 15 Tahun 20 20, ,1 tahun sampai dengan 20 tahun 15 15, ,1 tahun sampai dengan 25 Tahun 19 19,79 7. Lebih dari 25,1 tahun 17 17,71 Jumlah Keseluruhan Sumber : Kepegawaian Kanwil DJBC Jawa Barat Tabel 1.2. Data Jenjang Pendidikan Pegawai Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat No Pendidikan Jumlah Prosentase (%) 1. S ,75 2. S 1 / D-IV 29 30,21 3. Diploma 34 35,42 4. SLTA/sederajat 16 15,63 5. SLTP/sederajat SD/sederajat 0 0 Jumlah Keseluruhan Sumber : Kepegawaian Kanwil DJBC Jawa Barat 5

6 Berdasarkan hasil observasi di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat diketahui sekilas informasi sebagai berikut. Tabel 1.3 Hasil Observasi dan Wawancara kepada Karyawan NO Dampak Pelaksanaan Gaya Kepemimpinan di Dirjen Bea dan Cukai Kantor Wilayah Jawa Barat Penerapan Pernyataan Dari lima karyawan yang diwawancarai didapatkan keterangan sebagai berikut: Empat karyawan menyatakan bahwa pimpinan terlibat langsung dalam Pimpinan saya sering melaksanakan suatu pekerjaan / proyek. terlibat langsung dalam Satu karyawan menyatakan bahwa pimpinan melaksanakan jarang / hanya sedikit terlibat langsung pekerjaan dalam melaksanakan suatu pekerjaan / proyek. Satu karyawan menyatakan bahwa pimpinan jarang / hanya sedikit terlibat langsung dalam melaksanakan suatu pekerjaan / proyek. Hubungan kerjasama Dari lima karyawan yang diwawancarai antar pegawai pada didapatkan keteran gan bahwa hubungan perusahaan kerjasama antar pegawai berjalan dengan sangat baik. Loyalitas karyawan Dari lima karyawan yang diwawancarai pada perusahaan. didapatkan keterangan bahwa loyalitas karyawan pada perusahaan sangat tinggi. Pimpinan perusahaan Dari lima karyawan yang diwawancarai sangat komunikatif didapatkan keterangan bahwa komunikasi dalam menyampaikan antar karyawan pada perusahaan berjalan gagasan dan perintah dengan baik 6

7 kepada karyawannya sehingga terjalin komunikasi yang baik antar pimpinan pada karyawan dan antar karyawan itu sendiri. Dampak Pelaksanaan Motivasi Kerja Karyawan di Dirjen Bea dan NO Cukai Kantor Wilayah Jawa Barat Penerapan Pernyataan Gaji sangatlah penting Dari lima karyawan yang diwawancarai 1 bagi karyawan di didapatkan keterangan bahwa gaji sangatlah dalam pekerjaan penting bagi karyawan yang dapat memotivasi mereka dalam bekerja. Kondisi kerja yang Dari lima karyawan yang diwawancarai 2 baik sangat didapatkan keterangan bahwa kondisi kerja dibutuhkan yang baik sangat dibutuhkan dalam memotivasi Kenyamanan dalam Dari lima karyawan yang diwawancarai 3 bekerja sangat penting didapatkan keterangan bahwa kenyamanan dalam bekerja sangat penting. Sumber: Hasil wawancara dengan karjawan Dirjen Bea dan Cukai 7

8 Tabel 1.4 Komposisi Pegawai Berdasarkan Ketidakhadiran kerja No Ketidakhadiran MAY JUNE JULY AUG SEPT 1 Sakit 3% 2% 2% 5% 3% 2 Izin 7% 8% 10% 6% 5% 3 Tanpa Keterangan 9% 7% 5% 6% 9% Sumber : Kepegawaian Dirjen Bea dan Cukai Kanwil Jawa Barat Dari data tersebut diatas memperlihatkan bahwa tingkat kehadiran Pegawai Dirjen Bea dan Cukai masih kurang optimal. Sebagai landasan empiris dibuktikan dari observasi di lapangan, bahwa Motivasi Kerja Pegawai Dirjen Bea dan Cukai Jawa Barat masih kurang optimal. Hal ini dalam indikasinya dapat dilihat dengan masih adanya Pegawai yang pada saat jam kerja mengisi kegiatannya dengan hal-hal yang bukan merupakan tugas pokoknya, seperti : tidak menepati jadwal apel yang sudah ditentukan secara normatif, mengobrol sambil minum kopi dan merokok di Warung kopi dan Kantin, mengobrol di kantor pada saat jam kerja, membaca koran pada jam-jam sibuk, meninggalkan kantor pada jam kerja untuk mengurus hal-hal lain yang bukan dalam lingkup tugas, menyerahkan pekerjaan pada orang lain yang bukan tugasnya, menunda-nunda pekerjaan, dan lain sebagainya. Dengan demikian hal ini akan menyulitkan kepada Pegawai Dirjen Bea dan Cukai untuk produktif, berkembang dan meningkatkan Kinerjanya sesuai dengan kompetensi, motivasi dan pengalaman kerja pada khususnya, dan sulit pula untuk tercipta dan tercapainya tujuan organisasi secara optimal pada umumnya. Hal ini akan menjadi kendala, hambatan dan masalah yang cukup signifikan di dalam memberikan pelayanan prima yang memuaskan bagi warga masyarakat Jawa Barat. 8

9 Fenomena tersebut di atas diduga terjadi karena Gaya Kepemimpinan yang masih lemah, Motivasi Kerja yang masih kurang, sehingga mengakibatkan Kinerja Pegawai yang tidak optimal. Salah satu indikasi lain yang merujuk pada fenomena tersebut di atas dapat dilihat dari tingkat kehadiran Pegawai yang masih relatif belum maksimal. Tabel 1.5 Data Komposisi Pegawai Berdasarkan Keterlambatan Kerja NO. KETERLAMBATAN MAY JUNE JULY AUG SEP 1 Terlambat kurang dari 15 menit 6% 3% 3% 5% 8% 2 Terlambat sampai dengan 15 menit 4% 5% 7% 7% 6% 3 Terlambat lebih dari 30 menit 4% 5% 6% 7% 3% Sumber : Kepegawaian DJBC Kanwil Jabar Berdasarkan pengamatan data tersebut diatas menjelaskan bahwa kondisi Pegawai yang ada di Dirjen Bea dan Cukai Kanwil Jabar, terlihat masih adanya Pegawai yang belum memperlihatkan disiplin dan motivasi kerja yang optimal dalam melaksanakan tugas pelayanan terhadap publik. Kondisi kinerja saat ini dapat dilihat, diantaranya sebagai berikut : 1. Adanya Pegawai yang belum menguasai sepenuhnya pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, hal ini berhubungan dengan kemampuan Pegawai dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tupoksi yang telah ditetapkan kepada masing-masing Pegawai. 2. Adanya Pegawai yang kurang mampu mengatasi kendala dalam hal menyelesaikan pekerjaan, hal ini disebabkan karena latar belakang pendidikan Pegawai yang masih rendah dan kurang profesional di bidang tertentu. 3. Masih kurangnya motivasi dan semangat Pegawai dalam bekerja. 9

10 4. Adanya keterlambatan realisasi pekerjaan, belum mencapai target yang telah ditetapkan. 5. Kurangnya inisiatif dan kreatifitas Pegawai dalam bekerja. Motivasi kerja juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan optimal atau tidaknya Kinerja Pegawai. Terjadinya penurunan Kinerja Pegawai sering diakibatkan oleh hilangnya motivasi dan semangat kerja Pegawai. Motivasi merupakan daya dorongan bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya, tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi dan organisasi baik dalam Perusahaan maupun dalam organisasi Pemerintahan. Perilaku yang termotivasi cenderung meningkat pada saat para Pimpinan memberikan kepada Pegawai arahan, dan perlengkapan kerja yang lengkap untuk menyelesaikan pekerjaan dan memberikan bimbingan yang efektif. Motivasi melibatkan suatu proses psikologis untuk mencapai puncak keinginan dan maksud seseorang individu untuk berperilaku dengan cara tertentu. Perilaku mencerminkan sesuatu yang dapat kita lihat atau kita dengar. Kelangsungan hidup suatu instansi pemerintah sangat tergantung pada prestasi kerja aparaturnya dalam melaksanakan pekerjaan. Aparatur merupakan unsur yang sangat penting yang harus mendapat perhatian. Pencapaian tujuan instansi pemerintah kurang efektif apabila banyak aparatur yang tidak berprestasi dan ini akan menimbulkan kinerja yang rendah (Sedarmayanti, 2003). Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis menganggap penting untuk meneliti tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja (Studi pada Pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat tahun ) 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang dihadapi, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gaya kepemimpinan di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat? 10

11 2. Bagaimana motivasi kerja karyawan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat? 3. Bagaimana kinerja pegawai di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat? 4. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat? 5. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat? 6. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Gaya kepemimpinan di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat; 2. Motivasi kerja pegawai di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat; 3. Kinerja pegawai di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat; 4. Besarnya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap peningkatan kinerja pegawai di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat; 5. Besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap peningkatan kinerja pegawai di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat; 6. Besarnya pengaruh gaya kepemimpinan, dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat; 11

12 1.5 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan teoritis Sebagai sumbangan bagi kajian dan pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia yang berhubungan dengan kegiatan bisnis sehingga dapat dijadikan rujukan penelitian di masa yang akan datang. 2. Kegunaan Praktis a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai melalui upaya peningkatan peran kepemimpinan dan motivasi kerja pegawai. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur kinerja pegawai, kepemimpinan, dan motivasi kerja di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat dalam menyelenggarakan tugas secara profesional. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi yang dibahas dalam tiap bab. Sistematika penulisan dari penelitian ini disusun sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran objek penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam tinjauan pustaka ini diuraikan landasan teori yang digunakan sebagai dasar dari penelitian, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran. BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini diuraikan tentang jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 12

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN Ecomonic Community (AEC) atau yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015. AEC merupakan realisasi dari tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia. Demi terciptanya suatu good governance, pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia. Demi terciptanya suatu good governance, pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya yang lebih nyata dalam meningkatkan kinerja pelayanan kepada para pemangku kepentingan dan pengguna jasa maka Kementerian Keuangan sejak tahun

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. sejahtera, tertib dan damai berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I P E N D A H U L U A N. sejahtera, tertib dan damai berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Pembangunan Nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil, makmur, sejahtera, tertib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan keterbatasan di

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 11 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) merupakan organisasi vertikal di bawah Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri jasa konstruksi memiliki arti penting dan strategis dalam pembangunan nasional mengingat industri jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai terbentuk ditandai dengan berbagai peristiwa

Lebih terperinci

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI) HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI) 1. Pembahasan HAKI Keberadaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam hubungan antar manusia dan antar negara merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami bahwa kompetisi global bukan kompetisi antar negara, melainkan antar

BAB I PENDAHULUAN. dipahami bahwa kompetisi global bukan kompetisi antar negara, melainkan antar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada tahun 1999, kita melihat negara-negara di Asia Timur yang samasama terkena krisis mulai mengalami pemulihan, kecuali Indonesia. Harus dipahami bahwa kompetisi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SANDRA DODY TRISNA B

SKRIPSI. Oleh : SANDRA DODY TRISNA B PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI SEKSI PERDAGANGAN LUAR NEGERI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya terdapat sejumlah kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama dengan tata cara yang diatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan judul Ali purwito M, 2013:60 ) Siti resmi,2009:2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan judul Ali purwito M, 2013:60 ) Siti resmi,2009:2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan judul Setiap pemerintah disemua negara, ingin memberikan perlindungan terhadap industri dalam negrinya. Tetapi sejak Word Trade Organization (WTO) melarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unit Eselon 1 yang berada dibawah Kementrian Keuangan Indonesia, sebagaimana Juga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unit Eselon 1 yang berada dibawah Kementrian Keuangan Indonesia, sebagaimana Juga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC) adalah sebuah instansi pemerintahan, dimana Direktorat Jendral Bea dan Cukai dipimpin oleh seorang Direktur Jendral yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebebasan berpikir atau membuat konsep-konsep serta kebebasan. makna demokrasi yang didalamnya ada unsur-unsur keikutsertaan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. kebebasan berpikir atau membuat konsep-konsep serta kebebasan. makna demokrasi yang didalamnya ada unsur-unsur keikutsertaan rakyat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Negara Indonesia Manusia dalam kehidupan bermasyarakat dikatakan bebas dan terkait. Beberapa prinsip kebebasan manusia, antara lain kebebasan untuk menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu fungsinya adalah sebagai fasilitator perdagangan harus dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu fungsinya adalah sebagai fasilitator perdagangan harus dapat membuat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pesatnya perkembangan industri dan perdagangan menimbulkan tuntutan masyarakat agar pemerintah dapat memberikan kepastian hukum dalam dunia usaha. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia tahun 997 maupun krisis global saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MAS ALAH Dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara harus dapat menjalankan roda perekonomiannya dengan baik. Hal ini berpengaruh terhadap pembangunan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Bea dan Cukai (Instansi Kepabeanan di Indonesia), secara filosofis

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Bea dan Cukai (Instansi Kepabeanan di Indonesia), secara filosofis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Customs (Instansi Kepabeanan) dimanapun didunia ini termasuk Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Instansi Kepabeanan di Indonesia), secara filosofis merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Tesis ini menganalisis perilaku menyimpang ( misbehavior) aparatur

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Tesis ini menganalisis perilaku menyimpang ( misbehavior) aparatur BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Tesis ini menganalisis perilaku menyimpang ( misbehavior) aparatur pemungut pajak di Kantor Pos Lalu Bea Yogyakarta, melihat faktor-faktor yang mendorong perilaku menyimpang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 memberikan posisi yang sangat tinggi pada Badan Pemeriksa

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 memberikan posisi yang sangat tinggi pada Badan Pemeriksa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UUD 1945 memberikan posisi yang sangat tinggi pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai suatu lembaga negara. Tugas BPK adalah memelihara transparansi dan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung adalah salah satu Badan Usaha Milik Nergara (BUMN) yang bergerak di bidang pos yang memberikan pelayanan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) merupakan organisasi vertikal di bawah Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua hambatanhambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang diusahakan (komersial) dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan instansi di bawah Kementrian

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan instansi di bawah Kementrian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan instansi di bawah Kementrian Keuangan yang memiliki tugas pokok untuk mengawasi lalu lintas keluar masuknya barang dari

Lebih terperinci

SISTEM PENETAPAN NILAI PABEAN (CUSTOMS VALUATION) YANG BERLAKU DI INDONESIA

SISTEM PENETAPAN NILAI PABEAN (CUSTOMS VALUATION) YANG BERLAKU DI INDONESIA SISTEM PENETAPAN NILAI PABEAN (CUSTOMS VALUATION) YANG BERLAKU DI INDONESIA Oleh : Sunarno *) Pendahuluan Nilai pabean adalah nilai yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung Bea Masuk. Pasal 12 UU

Lebih terperinci

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan.

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat kepuasan wajib pajak dan kualitas pelayanan dalam instansi publik merupakan prioritas utama yang tidak bisa diabaikan. Keduanya memiliki makna dalam menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Perusahaan pada era globalisasi saat ini dituntut memiliki keunggulan kompetitif agar dapat memenangkan persaingan, atau minimal untuk memertahankan eksistensinya. Perkembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya terdapat tiga fungsi aparatur pemerintah seiring dengan bergulirnya reformasi birokrasi, yaitu fungsi penyelenggaraan pemerintah, fungsi penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan perdagangan antar negara yang dikenal dengan perdagangan internasional mengalami perkembangan yang pesat dari waktu ke waktu. Perdagangan internasional merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya berbagai krisis kawasan yang tidak lepas dari kegagalan mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain disebabkan oleh

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 2012 LAKIP DJBC

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan publik yang baik, efisien, efektif dan berkualitas menuntut kehadiran sumber daya manusia (SDM) aparatur

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai peranan penting dalam memberikan pelayanan publik terkait dengan penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional memegang peranan penting dalam sejarah pembangunan di Negara berkembang, tak terkecuali di Indonesia. Perdagangan internasional merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari sektor pajak. Potensi penerimaan yang tinggi dan realisasinya

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari sektor pajak. Potensi penerimaan yang tinggi dan realisasinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak. Potensi penerimaan yang tinggi dan realisasinya yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat peringkat 4 dari seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling menentukan dalam setiap organisasi, karena di samping sumber daya manusia sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan ekonomi dan perdagangan dunia telah menimbulkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena pajak mempunyai peranan yang sangat besar dalam menjalankan roda pemerintahan. Sebagian

Lebih terperinci

Kata Kunci: pelayanan Barang Impor, Prosedur Pelaksanaan Barang Impor

Kata Kunci: pelayanan Barang Impor, Prosedur Pelaksanaan Barang Impor Judul : Tata Cara Prosedur Pelayanan Barang Impor Pada Kantor Direktorat Jendral Bea dan Cukai Ngurah Rai ( PIB) Nama : Anastasia Astuti Nim : 1406043042 ABSTRAK Direktorat Jendral Bea dan Cukai merupakan

Lebih terperinci

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin maju ini ada banyak isu-isu yang berkembang. Bukan hanya isu mengenai hard power yang menjadi perhatian dunia, tetapi isu soft

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Untuk itu dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, organisasi birokrasi dituntut untuk dapat menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Liberalisasi perdagangan kini telah menjadi fenomena dunia. Hampir di seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok perdagangan bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, hal ini dikarenakan pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang digunakan untuk pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan sosial ekonomi, teknologi, dan informasi telah mengubah berbagai aspek perilaku bisnis dan perekonomian dunia. Salah satu ciri utama globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Yogyakarta Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, mereka sebagai tenaga penggerak jalannya organisasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, mereka sebagai tenaga penggerak jalannya organisasi dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting dalam suatu organisasi, mereka sebagai tenaga penggerak jalannya organisasi dengan tujuan untuk mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Siak terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya beberapa perubahan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peranan penerimaan perpajakan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase terhadap seluruh pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi membawa dampak sekaligus tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan pembangunan,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era Reformasi Birokrasi saat ini, setiap organisasi pemerintahan dituntut untuk selalu melaksanakan semua aspek yaitu legitimasi, kewenangan, maupun aktivitas utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah terwujudnya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kajian mengenai kinerja semakin menjadi fokus dan isu yang penting pada semua organisasi yang ada. Hal ini tak lepas dari pentingnya kinerja dalam

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan

BAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan BAB I Pendahuluan Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian ini dilakukan. Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian yang

Lebih terperinci

No dan Cukai. Penting untuk digarisbawahi bahwa mekanisme perekaman ini sama sekali tidak menggantikan mekanisme pendaftaran HKI kepada Direkt

No dan Cukai. Penting untuk digarisbawahi bahwa mekanisme perekaman ini sama sekali tidak menggantikan mekanisme pendaftaran HKI kepada Direkt TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6059 EKONOMI. Pelanggaran HKI. Impor. Ekspor. Pengendalian. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 108) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan BAB I PENDAHULUAN Beberapa hal yang akan diuraikan dalam bab ini adalah latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Perlu dilakukan perubahan internal organisasi untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Perlu dilakukan perubahan internal organisasi untuk mengimbangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menuntut kinerja organisasi yang lebih tinggi untuk dapat bertahan hidup di tengah-tengah persaingan yang sangat ketat antar organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengeluaran rutin pemerintah dibiayai oleh sumber utama penerimaan pemerintah yaitu pajak. Proses pengenaan dan pemungutan pajak ini memerlukan adanya administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi situasi persaingan tersebut, perusahaan secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi situasi persaingan tersebut, perusahaan secara terus-menerus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat perkembangan dunia usaha yang semakin maju dan berdampak global membawa perubahan yang kompleks pada dunia usaha. Kemajuan teknologi dan informasi mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang telah berlangsung lama dan mendapat pembenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja dari seorang pegawai merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap pegawai memiliki cara dan kemampuan tersendiri dalam melakukan tugasnya. Pihak pemerintah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Birokrasi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu birokrat pemerintah daerah dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENELITIAN LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I LATAR BELAKANG PENELITIAN LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I LATAR BELAKANG PENELITIAN LATAR BELAKANG PENELITIAN 1.1. Latar Belakang Mengurangi ketergantungan sumber financial external terutama program luar negeri maka pemerintah Indonesia secara terus menerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan otonomi daerah di Indonesia merupakan isu menarik untuk diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di kalangan birokrat, politisi,

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG HAKI

TINJAUAN TENTANG HAKI TINJAUAN TENTANG HAKI Mata Kuliah : Legal Aspek dalam Produk TIK Henny Medyawati, Universitas Gunadarma Materi dikutip dari beberapa sumber Subjek dan objek hukum Subjek Hukum adalah : Segala sesuatu yang

Lebih terperinci

kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.

kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi bisnis sekarang ini, lingkungan bisnis telah berubah semakin cepat dan dinamis. Lembaga atau organiasi mempunyai tantangan yang lebih besar,

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS EKSPOR IMPOR LEVEL VI KKNI berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS EKSPOR IMPOR LEVEL VI KKNI berbasis STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS EKSPOR IMPOR LEVEL VI KKNI berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini telah terjadi disetiap negara melakukan perdagangan secara bebas, sehingga tingkat persaingan di berbagai sektor perdagangan semakin tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal. Khusus lingkungan internal yang secara langsung mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu tantangan baru bagi para pemeriksa inspektorat atau internal auditor. Profesi internal auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam menentukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam menghadapi persaingan yang cukup ketat pada era globalisasi dewasa ini sangat diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Peranan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa mendatang dengan mendukung dan menunjang peningkatan jabatan yaitu melalui program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan tumpuan sumber penerimaan negara Indonesia. Hal ini terlihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menunjukkan bahwa sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan mengelola sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia tidak lepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam suatu organisasi baik itu di sebuah perusahaan maupun instansi pemerintahan, peran seorang pemimpin sangat penting artinya. Hal ini dikarenakan seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemberdayaan ekonomi di negaranya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemberdayaan ekonomi di negaranya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan peradaban suatu bangsa terus berkembang mengikuti arus perubahan yang terjadi dalam masyarakat, sebagai akibat dari berkembangnya pola pikir, intelektual,

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG 1 BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Kondisi masyarakat yang mengalami perkembangan dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik, mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai peranan penting dalam organisasi karena sumber daya manusia ini mempunyai peran sangat srategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka menunjang tercapainya tujuan pembangunan nasional, pemerintah terus berupaya mengoptimalkan kinerja birokrasi dengan meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berimplikasi pada kewenangan pemerintah daerah untuk mengelola dan

I. PENDAHULUAN. berimplikasi pada kewenangan pemerintah daerah untuk mengelola dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bergulirnya era otonomi daerah di Indonesia membawa perubahan yang signifikan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, yaitu dengan beralihnya sistem sentralisasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN IMPOR ATAU EKSPOR BARANG YANG DIDUGA MERUPAKAN ATAU BERASAL DARI HASIL PELANGGARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga sumber daya manusia dituntut untuk terus menerus mampu mengembangkan diri secara proaktif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak bersifat dinamik, sifat ini dibuktikan dari pajak selalu mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak bersifat dinamik, sifat ini dibuktikan dari pajak selalu mengikuti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak bersifat dinamik, sifat ini dibuktikan dari pajak selalu mengikuti perkembangan. Perbaikan dan perubahan mendasar selalu dilakukan dalam segala aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, kendala, dan keterbatasan yang menyebabkan gagal, kurang berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. masalah, kendala, dan keterbatasan yang menyebabkan gagal, kurang berhasil atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang bekerja untuk mencapai tujuan tertentu, suatu organisasi sering kali berhadapan dengan berbagai macam masalah,

Lebih terperinci

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA UTARA

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA UTARA BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Bea dan cukai sesungguhnya merupakan suatu lembaga dan aktifitas yang telah lama ada di Indonesia. Bahkan jika

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2017 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. Sasaran Strategis K/L : 1.Terjaganya Kesinambungan Fiskal 3. Program : Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanan waktu yang penuh dengan persaingan, negara tidaklah dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan penduduknya tanpa melakukan kerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era

BAB I PENDAHULUAN. membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi hal yang wajar apabila perkembangan peradaban manusia membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era perdagangan global yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak kepada ketatnya persaingan, dan cepatnya perubahan lingkungan usaha. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi yang telah ditetapkan top manajemen. Disisi lain, banyak

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi yang telah ditetapkan top manajemen. Disisi lain, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja (job performance) sumber daya manusia (SDM) nya. Untuk itu, setiap perusahaan selalu berusaha meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai suatu instansi sehubungan dengan visi yang dimiliki organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai suatu instansi sehubungan dengan visi yang dimiliki organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah belum optimal.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah belum optimal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah merupakan salah satu organisasi pelayanan publik yang sering dianggap belum produktif dan efisien dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sebagai penyelenggara

Lebih terperinci