SISTEM PELACAKAN WAJAH METODE HAAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENALAN WAJAH DENGAN PERBANDINGAN HISTOGRAM

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA. Sistem Identifikasi Teroris Dengan Pelacakan Dan Pengenalan Wajah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Deteksi Wajah Dengan Modifikasi Metode Viola Jones

DETEKSI WAJAH METODE VIOLA JONES PADA OPENCV MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PYTHON

TUGAS AKHIR FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE VIOLA & JONES

BAB 2 LANDASAN TEORI

NASKAH PUBLIKASI DETEKSI WAJAH DENGAN METODE VIOLA JONES PADA OPENCV MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PYTHON

PERANCANGAN APLIKASI DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA-JONES

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

MEMBANDINGKAN CITRA DIGITAL UNTUK MEMPREDIKSI KETERHUBUNGANNYA

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA SEBAGAI PENDETEKSI JARI PADA VIRTUAL KEYPAD

FACE TRACKING DAN DISTANCE ESTIMATION PADA REALTIME VIDEO MENGGUNAKAN 3D STEREO VISION CAMERA

Sistem Deteksi Wajah dengan Menggunakan Metode Viola-Jones

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANCANGAN dan REALISASI FACETRACKER WEBCAM MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE BERBASIS RASPBERRY PI 2

Rancang Bangun Prototipe Aplikasi Pengenalan Wajah untuk Sistem Absensi Alternatif dengan Metode Haar Like Feature dan Eigenface

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI

APLIKASI BIOMETRICS TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN PERBANDINGAN HISTOGRAM

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Prototype Pendeteksi Jumlah Orang Dalam Ruangan

PELACAKAN DAN DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN VIDEO LANGSUNG PADA WEBCAM ABSTRAK ABSTRACT

Korelasi Jarak Wajah Terhadap Nilai Akurasi Pada Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Stereo Vision Camera

REALISASI SISTEM DETEKSI RASA KANTUK BERDASARKAN DURASI KEDIPAN MATA SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

BAB 1 PENDAHULUAN. pemograman juga mengalami peningkatan kerumitan dan fungsi. Salah satu bidang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Jones, kami membuat sebuah aplikasi sederhana, dengan spesifikasi perangkat lunak

HUMAN COUNTER DENGAN METODE FACE DETECTION MENGGUNAKAN OPENCV PADA PLATFORM ANDROID TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan

APLIKASI ANDROID DETEKSI MATA MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES

PENERAPAN GRABBER PADA OPTICAL FLOW UNTUK MENGGERAKKAN CURSOR MOUSE MENGGUNAKAN BOLPOIN

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE VIOLA JONES PADA INTELLIGENT HOME SECURITY SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

AUTOMATIC HEAD ROTATING SYSTEM PADA DIGITAL PET MEMANFAATKAN FACE DETECTION

Penjejak Pose Wajah Otomatis pada Sistem Pengenalan Wajah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

DETEKSI WAJAH UNTUK OBJEK 3D MENGGUNAKAN ANDROID

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Tahap & Hasil Langkah Penelitian Literatur & Referensi. Memahami konsep deteksi wajah

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) PEMBANGUNAN VIRTUAL MIRROR EYEGLASSES MENGGUNAKAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Deteksi Jenis Kendaraan di Jalan Menggunakan OpenCV

DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE

TRACKING ARAH GERAKAN TELUNJUK JARI BERBASIS WEBCAM MENGGUNAKAN METODE OPTICAL FLOW

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna

Objek Kaca Mata Augmented Reality Berbasis Tracking Mata menggunakan Haar Cascade Classifier

EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH. Oleh: Kholistianingsih

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 1 PENDAHULUAN. Sudah tidak diragukan lagi bahwa penerapan teknologi komputer dan teknologi informasi

IMPLEMENTASI FACE IDENTIFICATION DAN FACE RECOGNITION PADA KAMERA PENGAWAS SEBAGAI PENDETEKSI BAHAYA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat. Graphic Card dengan memory minimum 64 mb

ESTIMASI FUNGSI SPASIAL PADA IDENTIFIKASI FITUR WAJAH

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Pengenalan Wajah Dengan Metode Face Features

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

Implementasi Sistem Pendeteksi Gerakan dengan Motion Detection pada Kamera Video Menggunakan AForge.NET

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Eigenface pada Perangkat Mobile Berbasis Android

Deteksi Wajah dengan Berbagai Posisi Sudut pada Sekumpulan Orang dengan Membandingkan Metode Viola-Jones dan Kanade-Lucas-Tomasi

Desain dan Implementasi Face Recognition dan Live Streaming pada Sistem Digital Assistant untuk Staf Medik Fungsional Menggunakan Google Glass

1. BAB I PENDAHULUAN

pengambilan citra video, pemrosesan citra pada setiap frame,, pendeteksian objek

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer

APLIKASI MENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN RODA EMPAT MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA JONES PROPOSAL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

Navigasi Perangkat Lunak ebook Reader Berbasis Mobile Menggunakan Fitur Face Tracking

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

ORIENTASI CITRA SECARA OTOMATIS BERDASARKAN KEBERADAAN WAJAH MENGGUNAKAN FITUR HAAR-LIKE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI KAMERA DETEKSI KEMACETAN JALAN RAYA DENGAN CITRA PANORAMA

BAB II LANDASAN TEORI

Pengembangan Program Simulator Frame Kacamata Secara Real-Time 3D Face Tracking dengan Menggunakan Augmented Reality

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

ABSTRAK. Kata kunci: pengenalan wajah, perangkat keamanan, sistem benam. vi Universitas Kristen Maranatha

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

Analisis Kinerja Pengenalan Telapak Tangan Menggunakan Ekstraksi Ciri Principal Component Analysis (PCA) dan Overlapping Block

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME

PEMANFAATAN REAL-TIME FACE TRACKING DALAM APLIKASI AUGMENTED REALITY FRAME KACAMATA ABSTRAK

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI ABSENSI KULIAH BERBASIS IDENTIFIKASI WAJAH MENGGUNAKAN METODE GABOR WAVELET

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Deteksi Senyum Menggunakan Fitur Gabor dan Histograms of Oriented Gradients pada Bagian Mulut, Hidung, dan Mata

Transkripsi:

SISTEM PELACAKAN WAJAH METODE HAAR Endah Sudarmilah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email : endah_te@yahoo.com Abstrak. Penelitian deteksi wajah dengan cepat berkembang dengan asumsi bahwa informasi tentang wajah seseorang dapat diekstraksi dari citra. Saat ini, kendati aplikasi komersial tentang pengenalan wajah telah diimplementasikan, namun pada dasarnya teknologi ini belum matang sehingga penelitian masih perlu terus dikembangkan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Berdasarkan latarbelakang dapat dirumuskan masalah bagaimana merancang dan membuat sistem pelacakan wajah. Metode yang digunakan pada penelitian adalah algoritma Haar untuk pelacakan wajah ditulis dengan bahasa pemrograman C++, compiler Microsoft Visual C++ 6.0 dan image processing library OpenCV dari Intel. Proses pelacakan untuk berbagai posisi wajah yang berbeda dari sampel yang digunakan tingkat keberhasilan mencapai 70% hal ini karena sistem pelacakan wajah dikhususkan untuk pelacakan wajah dengan posisi lurus ke depan terhadap kamera (frontal face) sehingga tidak dapat melacak wajah yang bukan pada posisi tersebut. Faktor pencahayaan dan ekspresi wajah apapun tidak berpengaruh pada proses pelacakan wajah, selama kamera masih bisa menangkap gambar maka pelacakan masih dapat dilakukan. Keberadaan komponen struktural atau penghalang tidak mempengaruhi proses pelacakan selama hal tersebut tidak menghilangkan salah satu fitur dari algoritma pelacakan, dan berlaku sebaliknya. Jarak obyek dari kamera mempengaruhi ukuran citra hasil pelacakan semakin jauh dari kamera semakin kecil citra hasil pelacakan Kata Kunci : pelacakan, citra wajah, algoritma Haar. PENDAHULUAN Teknologi biometrika (pengenalan wajah, pemindaian iris, pemindaian retina, pengenalan bunyi/suara, sidikjari, geometri tangan/jari, verifikasi tandatangan, verifikasi penekanan tombol keyboard, gaya berjalan, telinga dan, bau badan atau anggota lain) walaupun kelihatannya masih eksotis, namun akan berkembang sedemikian rupa pada masa mendatang sehingga menjadi seperti disebutkan dalam MIT Technology Review (Woodward et al., 2003), bahwa

biometrika akan menjadi top ten emerging technologies that will change the world. Perkembangan metode ini didukung oleh perkembangan teknologi komputer, khususnya perkembangan prosesor komputer dan teknologi video. Dengan teknologi ini maka implementasi pengenalan wajah semakin terbuka, bahkan tidak mustahil akan menjadi aplikasi yang penting dan digunakan pada semua sistem yang membutuhkannya (Yang et al., 2002). Model komputasi wajah telah menjadi area yang aktif untuk diteliti sejak tahun 1980 karena area ini tidak hanya berada dalam domain teoritis saja namun memungkinkan diciptakannya aplikasi-aplikasi praktis dalam hal pengenalan wajah, misalnya identifikasi kriminal, sistem keamanan, pemrosesan citra dan film, dan interaksi manusiakomputer dan sebagainya. Namun, pengembangan model komputasi untuk pengenalan wajah tidak mudah, karena wajah memiliki karakteristik rumit, multidimensi, dan berubah dari waktu ke waktu. Penelitian mengenai pengenalan wajah dengan cepat berkembang dengan asumsi bahwa informasi tentang identitas, status dan karakter seseorang dapat diekstraksi dari citra. Saat ini, kendati aplikasi komersial tentang pengenalan wajah telah diimplementasikan (Fraser, 2003), namun pada dasarnya teknologi ini belum matang (Woodward et al., 2003) sehingga penelitian masih perlu terus dikembangkan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Untuk mengembangkan implementasi pendeteksian dan pengenalan wajah salah satunya dilakukan dengan penelitian sistem identifikasi otomatis dengan pelacakan dan pengenalan wajah. PELACAKAN WAJAH Pelacakan wajah adalah proses pendektesian dan pencarian fitur wajah pada citra kamera yang selanjutnya ditandai menjadi citra terlacak sebagai output, jadi pada tahap ini sistem mengenali pola sebagai wajah atau bukan. Proses ini dilakukan dengan menggunakan compiler Microsoft Visual C++ 6.0 dan image processing library OpenCV dari Intel digunakan dengan metode Haar, yang menggunakan pendekatan statistik (Viola and Jones, 2001) dengan fitur Haar. Pelatihan dengan model statistik haar menggunakan sampel positif yang memiliki

fitur wajah dan sampel negatif yang tidak memiliki fitur wajah, kedua jenis sampel dilatihkan bersamaan dan perbedaannya digunakan sebagai parameter klasifikasi obyek terdeteksi sebagai wajah atau tidak. Informasi ini disimpan dan dikompresi sebagai parameter model statistik. Parameter klasifikasi model statistik ini dikenal dengan "a cascade of boosted tree classifier". Proses pelatihan ini dikenal dengan algoritma haartraining yang pada akhir pelatihan akan menghasilkan file xml yang menjadi parameter model statistik. Penelitian ini menggunakan parameter haartrainingnya adalah haarcascade_frontalface_alt.xml yang dikhususkan untuk pelacakan wajah dengan posisi geometris lurus ke depan. Algoritma proses pelacakan wajah dengan classifier file xml di gambarkan pada Gambar 1 dan antarmuka pelacakan wajah dapat dilihat pada Gambar 2. PENGUJIAN PELACAKAN WAJAH Pengujian pelacakan wajah dengan melakukan proses pelacakan dan dengan menerapkan kondisi posisi wajah, tingkat pencahayaan, perbedaan ukuran citra yang dipengaruhi jarak obyek (wajah), faktor keberadaan komponen struktural atau penghalang, juga ekspresi wajah yang berbeda, sehingga akan diketahui sejauh mana pelacakan dapat berhasil dilakukan, dan didapat pula batasan sejauh mana proses pelacakan dapat dilakukan. Sampel yang diambil dalam pengujian proses pelacakan ini adalah 10-15 sampel pada masing-masing kondisi, untuk prngujian false positive dan false negative dilakukan dengan keseluruhan sampel atau 70 sampel. Tingkat keberhasilan pengujian pelacakan wajah dapat dilihat pada Tabel 1.

Citra dari Webcam Pelacakan Haar tidak terlacak sebagai wajah? File xml (classifier) ya Penandaan wajah Citra Terlacak Gambar 1. Flowchart algoritma proses pelacakan wajah dengan classifier file xml Berdasarkan hasil pengujian dengan posisi wajah tidak lurus, ada yang miring ke kiri, kanan, atas, bawah, tengok kanan, dan kiri, 0.7 keberhasilan pada posisi wajah lurus terhadap kamera sehingga dapat disimpulkan bahwa pelacakan memang spesifik terhadap citra wajah dengan posisi lurus ke depan terhadap kamera dan ini juga dijelaskan (Seo, 2007) bahwa file xml ini diseting untuk maksimum rotasi sudut terhadap sumbu x adalah 0.6, sumbu y adalah 0, dan terhadap sumbu z adalah 0.3.

Gambar 2. Antarmuka pelacakan wajah Faktor pencahayaan terhadap proses pelacakan wajah menunjukkan bahwa faktor pencahayaan tidak begitu berpengaruh pada proses pelacakan wajah karena hasil menunjukkan tidak ada yang gagal dalam pelacakannya, dalam arti 100% berhasil, akan tetapi ini tetap tergantung pada penangkapan oleh kamera secara kualitasnya, jika kamera tidak menangkap citra wajah maka proses pelacakan juga tidak dapat dilaksanakan. Tingkat keberhasilan pelacakan ini juga didukung oleh faktor pelatihannya yang tidak memperhatikan warna danpengambangan citra background ini tersimpan pada (Seo, 2007). Pengaruh ukuran citra terlacak atau jarak obyek dapat dianalisa bahwa citra wjah dapat dilacak mempunyai jarak minimal dan jarak maksimal pengambilan gambar. Artinya proses pelacakan mempunyai jarak minimal adalah jarak terdekat dimana sistem tidak dapat melacak wajah, sedangkan jarak maksimal adalah jarak terjauh obyek dimana sistem tidak mampu lagi melacak citra wajah, ukuran jauh dekatnya jarak ini tidak dapat dipastikan karena juga tergantung pada spesifikasi kamera untuk Logitech 5000 jarak minimum ± 15 cm dan jarak terjauhnya adakah ± 150 cm dari kamera, yang dapat dipastikan adalah ukuran citra terlacaknya, karena sistem dilatih dengan ukuran citra wajah tekecil adalah 20x20 piksel dan citra terbesarnya adalah 200x200 piksel (Seo, 2007).

Tabel 1. Tingkat keberhasilan pengujian pelacakan wajah. No Faktor Pengaruh Kondisi Jumlah Tingkat Tingkat Sampel Keberhasilan Kegagalan 1 Posisi Wajah 10 0.3 0.7 2 Tingkat Pencahayaan Terang 10 1 0 Redup 10 1 0 3 Ukuran Citra 10 0.8 0.2 4 Komponen Struktural/Penghalang 15 0.67 0.33 5 Ekspresi Wajah 10 1 0 6 False Positive 70 0.714 0.286 7 False Negative 70 0.8 0.2 Penghalang/keberadaan komponen struktural yang digunakan dapat berupa kacamata, kumis, jenggot, make up wajah, maupun kain penutup wajah, dapat juga obyek lain yang bisa menjadi penghalang obyek wajah. Penghalang yang tidak menghilangkan faktor fitur pengenalan tidak akan mempengaruhi proses pelacakan dalam pengujian ini misalnya kacamata. Hal ini juga dapat terjadi faktor keberadaan komponen struktural yang lain. Ekspresi wajah tidak mempengaruhi proses pelacakan wajah pada sistem ini, hal ini dapat dibuktikan pada pengujian pelacakan wajah dengan berbagaimacam ekspresi. Pengujian ini mengambil 10 sampel dan 100% berhasil terlacak, meskipun untuk diterapkan berbagai ekspresi. Hal ini disebabkan sistem sudah dilakukan pelatihan dengan berbagai citra wajah yang cukup banyak (Seo, 2007) sehingga sistem masih dapat melacak berbagai ekspresi sebagai citra wajah. Akan tetapi pengujian sistem dengan menerapkan faktor ini harus tetap dengan memenuhi aturan posisi wajah lurus ke depan terhadap kamera pelacak (frontal face). False positive adalah kesalahan yang terjadi pada saat pelacakan wajah yaitu saat sistem otomatis mendeteksi obyek yang bukan wajah sebagai obyek wajah pada penenilitian ini dari 70 sampel tingkat keberhasilannya 71,4%, sedangkan false negative adalah kesalahan pada saat wajah tidak dikenali sebagai

wajah dengan tingkat keberhasilan 80%. Hal ini adalah hal yang sangat mungkin terjadi pada setiap metode pelacakan wajah termasuk pelacakan wajah dengan menggunakan metode haar yang dilakukan pada penelitian ini. Penyebab terjadinya false positive adalah adanya kemiripan nilai cirri haar pada citra terlacak dengan citra wajah yang dilatihkan sedangkan untuk false negative lebih banyak disebabkan oleh faktor teknis pelacakan seperti posisi wajah, adanya penghalang dan ukuran maksimum dan minimum pelacakan wajah. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM Sistem identifikasi otomatis ini, berdasarkan pada hasil pengujian yang dilakukan dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Kelebihan dan kekurangan sistem ini dapat digunakan untuk penyesuaian penggunaan aplikasi ini. Kelebihan dan sistem identifikasi otomatis ini adalah sebagai berikut: a. Pelacakan dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan algoritma haar dan memiliki tingkat keberhasilan yang bagus (hasil pengujian dengan rerata keberhasilan 79%). b. Sistem dapat digunakan pada kondisi pencahayaan apapun asalkan pencahayaan tetap (kondisi cahaya pengambilan citra kamera dan kondisi cahaya pada pengambilan citra basis data adalah sama). Kelemahan yang dimiliki pada sistem ini adalah sebagai penggunaan terbatas pada ruangan pada kondisi pencahayaan yang tetap karena citra kondisi nyata dan citra basis data harus sama. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perancangan, pembuatan dan pengujian sistem identifikasi otomatis dengan pelacakan dan pengenalan wajah dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Proses pelacakan dikhususkan untuk pelacakan wajah dengan posisi lurus ke depan terhadap kamera (frontal face) sehingga tidak dapat melacak wajah yang bukan pada posisi tersebut.

b. Faktor pencahayaan dan ekspresi wajah apapun tidak berpengaruh pada proses pelacakan wajah, selama kamera masih bisa menangkap gambar maka pelacakan masih dapat dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Fraser, F, 2003, Exploring The Use of Face Recognition Technology for Border Control Applications, Biometric Consorsium Conference. Munir, R, 2004, Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik, Informatika Bandung. Linde, O; Lindeberg, 2004, Object recognition using composed receptive field histograms of higher dimensionality, Volume 2, 23-26 Aug. 2004, ICPR Proceedings of the 17th International Conference, Page(s):1-6. Pentland, A, 2000, Perceptual Intelligence, vol. 43, no. 3, Communications Association for Computing Machinery, page: 35 44. Seo, N, 2007, Tutorial: OpenCV haartraining (Rapid Object Detection With A Cascade of Boosted Classifiers Based on Haar-like Features), PukiWiki Plus. Viola, P; Michael J; Jones, 2001, Rapid Object Detection using a Boosted Cascade of Simple Features, IEEE CVPR Woodward, J; Horn; Gatune; Thomas, 2003, Biometrics: A Look at Facial Recognition, Virginia State Crime Commision. Yang, M; Kriegman; Ahuja, 2002, Detecting Faces in Images: A Survey, vol. 24, no. 1, IEEE Trans. Pattern Analysis and Machine Intelligence, page: 34 58. Yang, Chen; Kunz, 2002, A PDA-based Face Recognition System, Sixth IEEE Workshop on Applications of Computer Vision, School of Computer Science, Carnegie Mellon University.