KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER"

Transkripsi

1 KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER ACHMAD FAHRUROZI 1 1 Universitas Gunadarma, achmad.fahrurozi12@gmail.com Abstrak Masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana mengklasifikasikan empat tipe kayu tertentu, hanya berdasarkan penampilan luarnya saja, dalam hal ini citra/citra dari masing-masing tipe tersebut diambil dengan kamera digital. Kemudian dilakukan ekstraksi citra dengan menggunakan Local Binary Pattern (LBP) agar diperoleh citra gray-level yang kemudian dapat diolah lebih lanjut dalam image prossesing. Berdasarkan citra hasil LBP akan dapat diperoleh statistik-statistik yang dapat digunakan sebagai parameter untuk mengkarakterisasi suatu citra. Pada akhirnya, dengan menggunakan suatu classifier, akan dilakukan proses klasifikasi. Dalam penelitian ini akan digunakan Naïve Bayes classifier yang diimplementasikan pada perangkat lunak Matlab. Kata Kunci: Citra, Local Binary Pattern, Kasifikasi, Parameter, Naïve Bayes-classifier 1. Pendahuluan Kami memiliki empat tipe kayu yang dibedakan berdasarkan fungsinya dalam produksi sebuah perusahaan, sebut saja kayu jenis A, B, C, dan D, yang telah dipotong sedemikian sehingga menampakkan bagian dalam kayu dalam dua sisi. Potongan dari semua tipe kayu terlihat memiliki penampilan luar yang hampir sama. Dalam makalah ini citra diperoleh adalah citra potongan kayu dari masing-masing tipe tersebut, yang diambil dengan kamera digital dengan resolusi 1200x1000 piksel, dalam format PNG. Tiap sisi menghasilkan satu citra kayu. Dalam penelitian ini, pertama-tama akan digunakan 76 citra kayu, yang terdiri atas 17 citra kayu tipe A, 20 citra kayu tipe B, 19 citra kayu tipe C, dan 20 citra kayu tipe D. Klasifikasi tipe kayu dengan memperhatikan penampilan luarnya saja sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan waktu dan biaya, dibanding proses klasifikasi secara manual atau proses klasifikasi dengan menggunakan zat kimia, peralatan ilmu biologi, dan sebagainya. 2. Pengumpulan Data Citra yang diambil adalah bagian atas dan bawah dari potongan kayu yang dimiliki untuk setiap tipe kayu. Kemudian dilakukan image prossesing untuk mengambil citra kayu saja dari citra keseluruhan, yang selanjutnya disebut Point of Interest (PoI). Berikut adalah contoh yang memberikan perbedaan antara citra output kamera digital dan citra PoI:

2 (a) (b) Gambar 2.1 (a) Citra output kamera digital dengan resolusi 1200x1000 (b) Citra PoI dari gambar (a) tersebut Langkah berikutnya yang dilakukan adalah dengan mengekstrak citra PoI dengan menggunakan Local Binary Pattern agar diperoleh citra baru yang kemudian dapat diolah lebih lanjut dalam image prossesing. Local Binary Pattern (atau lebih dikenal dengan istilah LBP) adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam image prossesing untuk analisis tekstur, karena memiliki banyak kelebihan, terutama efisien secara komputasi [2]. Pertama-tama, tentukan piksel mana disekitar suatu piksel pusat yang memiliki tingkat kecerahan lebih rendah dan lebih tinggi atau sama dengan tingkat kecerahan piksel pusat, sebagaimana diilustrasikan sebagai berikut: Gambar 2.2 Ilustrasi pemilihan tetangga dalam proses pembentukan LBP suatu citra. Warna hijau menandakan piksel yang memiliki tingkat kecerahan/intensitas kurang dari tingkat kecerahan piksel pusat, dan warna merah untuk lainnya. Namun karena dalam matriks representasi suatu citra, piksel-piksel membentuk segiempat, maka pendekatan (naif) yang biasanya digunakan adalah nearest neighbor, yaitu hanya mengambil 8 buah piksel disekitar piksel pusat sesuai arah mata angin. Cara lainnya adalah dengan melakukan interpolasi terhadap piksel yang tidak termuat dalam lingkaran. Dalam makalah ini digunakan cara interpolasi. Langkah berikutnya adalah mengubah nilai intensitas piksel-piksel disekitar piksel pusat. Misal intensitas piksel pusat adalah c, maka piksel dengan intensitas kurang dari p akan memuat angka 0, dan 1 untuk lainnya. Kemudian uraikan lingkaran piksel-piksel tetangga mulai dari suatu titik, berlawanan arah jarum jam, sehingga diperoleh 8 bit bilangan biner, dan kemudian konversi menjadi sebuah bilangan desimal (Gambar 2.3) yang akan merepresentasikan intensitas piksel pusat dalam citra LBP. Gambar 2.3 Uraikan lingkaran label biner milik tetangga-tetangga dari piksel pusat. Bilangan biner yang dihasilkan adalah , konversi desimalnya adalah 139.

3 Lakukan hal tersebut untuk setiap piksel dalam matriks representasi PoI, maka akan diperoleh citra baru yang selanjutnya disebut citra LBP. Berdasarkan citra hasil LBP dapat diperoleh statistik-statistik yang dapat digunakan sebagai parameter untuk mengkarakterisasi citra tersebut, diantaranya adalah Contrast, Correlation, Energy, dan Homogeneity, yang diperoleh dari fungsi graycoprops pada perangkat lunak Matlab. Fungsi graycoprops memerlukan masukan berupa suatu matriks yang merupakan output dari fungsi graycomatrix, yaitu fungsi dimana citra LBP yang kita miliki diimplementasikan. Sehingga keempat statistik yang digunakan tersebut akan bergantung pada parameter-parameter pembentuk fungsi graycomatrix, yaitu GrayLimits (G), NumLevels (N), Offset (O) dan Symmetric (S). Dalam penelitian ini pertama-tama akan dilakukan modifikasi terhadap parameter Offset (O). Berikut adalah sebagian contoh data statistik-statistik yang diperoleh: Tabel 2.1 Statistik dari tipe kayu A (dengan jarak 1; Sudut 0, 45 dan 90) Modifikasi terhadap parameter Offset dimungkinkan dengan melakukan perubahan terhadap dua peubah, yaitu Jarak (dari pixel of interest) dan Sudut. Jika Jarak dan Sudut yang ditentukan berturut-turut adalah p dan, maka fungsi graycomatrix akan membentuk suatu matriks I dengan sistem konversi yang bergantung pada parameter GrayLimits, kemudian menghitung berapa jumlah pasangan terurut (i,j) yang terjadi pada matriks I tersebut, dimana jarak antara pixel i dengan pixel j dalam I adalah p, dan sudut antara vektor [i,j] dan sumbu x positif sebesar α. Sehingga, pada akhirnya akan diperoleh matriks GLCM dimana elemen (i,j) menyatakan jumlah kemunculan pasangan berurut (i,j) dalam matriks I. Dengan mengubah nilai Jarak dan Sudut, maka akan diperoleh banyak sekali data statistik, yang dapat digunakan selanjutnya dalam proses klasifikasi. Grafik berikut menggambarkan perbandingan antara statistikstatistik yang diperoleh untuk setiap tipe kayu Tipe A Tipe B 0.1 Tipe C 0.05 Tipe D Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D (a) Gambar 2.4. (a) Grafik rata-rata Contrast dari semua tipe kayu (b) Grafik rata-rata Correlation dari semua tipe kayu (b)

4 Semua data yang diperoleh akan disimpan dan digunakan kemudian untuk pertimbangan menentukan statistik-statistik mana saja yang akan diambil sebagai fitur dalam proses klasifikasi dan tentunya sebagian akan digunakan sebagai fitur klasifikasi itu sendiri. 3. Metode Klasifikasi Langkah berikutnya adalah menentukan classifier yang akan digunakan. Dalam penelitian ini digunakan fungsi NaiveBayes dalam perangkat lunak Matlab, yang didasarkan pada metode statistika yang menggunakan prinsip probabilitas bersyarat. Fungsi ini memerlukan dua himpunan penting, yaitu himpunan Training dan himpunan Test. Dalam percobaan yang dilakukan, himpunan Training berisi 40 citra, yang terdiri atas 10 citra LBP untuk setiap tipe kayu yang dimiliki (tipe kayu A, B, C, dan D). Himpunan Test berisi 36 citra, yang berisi 7 citra LBP kayu tipe A, 10 citra LBP kayu tipe B, 9 citra LBP kayu tipe C, dan 10 citra LBP kayu tipe D. Semua citra diurutkan sedemikian sehingga tiap tipe kayu yang sama terurut dalam suatu file. Dalam penggunaan fungsi NaïveBayes, kita harus menentukan beberapa fitur yang akan digunakan dalam proses klasifikasi keempat tipe kayu yang ada. Secara umum, metode ini dapat dikatakan sebagai metode try-and-error, karena kita dapat memilih secara bebas statistik-statistik yang dimiliki sebagai fitur. Namun, dengan mengumpulkan banyak data, dengan cara memodifikasi parameter (parameter) dari fungsi graycomatrix, kita dapat memperhatikan statistik-statistik mana saja yang bermanfaat dan efisien jika digunakan sebagai fitur pada fungsi NaïveBayes. Pertama, kita gunakan 4 kelas dan 13 fitur untuk implementasi fungsi NaiveBayes dalam perangkat lunak Matlab, yang akan menghasilkan output prediksi tipe kayu, yang dapat diringkas dalam tabel berikut: Tabel 3.1 Ringkasan output NaiveBayes Classifier dengan 4 kelas dan 13 buah fitur yang diambil dari nilai Jarak = 1 dan Sudut = 0, 45, 90, 135 pada parameter Offset Fitur = 13 Correlation dari Offset [0 1] Homogeneity dari Offset [0 1] Semua statistik dari Offset [-1 1] Semua statistik dari Offset [-1 0] Contrast dari Offset [-1-1] Correlation dari Offset [-1-1] Energy dari Offset [-1-1] Prediksi Persentase 85.7% 100% 44.44% 80% 77.77% Dapat dilihat pada hasil prediksi di atas, bahwa terdapat kesalahan prediksi untuk tipe kayu A, C dan D. Rincian kesalahan yang terjadi adalah satu potongan kayu tipe A diklasifikasikan sebagai tipe kayu B, empat tipe kayu C diklasifikasikan sebagai tipe kayu A (2), B (1) dan D (1), sedangkan dua tipe kayu D diklasifikasikan sebagai tipe kayu B dan C. Jadi, sekarang kita akan fokus untuk memperbaiki metode klasifikasi yang telah dilakukanm dengan memperhatikan statistik-statistik yang menbgkarakterisasi tipe kayu A, D dan khususnya tipe kayu C (karna paling banyak terjadi salah prediksi).

5 Karena tipe kayu C dan D memiliki prediksi salah terbanyak, maka kita akan mencoba untuk mengubah jumlah kelas pada fungsi NaiveBayes, dengan cara menggabungkan tipe kayu C dan D (dengan menganggap bahwa mereka adalah satu tipe, sebut saja tipe CD), dengan fitur-fitur yang sama seperti sebelumnya, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.2 Ringkasan output NaiveBayes Classifier dengan 3 kelas dan 13 buah fitur yang diambil dari nilai Jarak = 1 dan Sudut = 0, 45, 90, 135 pada parameter Offset Fitur = 13 Kelas = 3 A B CD Semua Tipe Prediksi Jumlah Persentase 85.7% 100% 74% 83.33% Hasilnya lebih baik, namun tetap terdapat kesalahan untuk klasifikasi tipe kayu A dan CD. Maka, selanjutnya dilakukan percobaan dengan mengubah (jumlah) fitur-fitur yang digunakan, dengan mengganti dan atau menambah beberapa fitur baru dengan memperhatikan tabel dan grafik dari data statistik yang kita miliki. Contoh output terhadap perubahan yang dilakukan terhadap fitur pilihan adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Ringkasan output NaiveBayes Classifier dengan 4 kelas dan 16 buah fitur yang diambil dari nilai Jarak = 2 dan Sudut = 0, 45, 90, 135 pada parameter Offset Fitur = 16 All statistics of Offset [0 2] All statistics of Offset [-2 2] All statistics of Offset [-2 0] All statistics of Offset [-2-2] Prediksi Persentase 100% 100% 22.22% 90% 77.77% Kemudian, dengan mengkombinasikan fitur-fitur pada Tabel 3.1 dan 3.3, diperoleh: Tabel 3.4 Ringkasan output NaiveBayes Classifier dengan 4 kelas dan 29 buah fitur yang diambil dari nilai Jarak = 1 dan 2 dan Sudut = 0, 45, 90, 135 pada parameter Offset Fitur = 29 Prediksi Persentase 100% 100% 77.77% 80% 88.88% Jika kita gabungkan tipe kayu C dan D sebagaimana kita lakukan sebelumnya, maka akan diperoleh hasil

6 sebagai berikut: Tabel 3.5 Ringkasan output NaiveBayes Classifier dengan 3 kelas dan 16 buah fitur yang diambil dari nilai Jarak = 2 dan Sudut = 0, 45, 90, 135 pada parameter Offset Fitur = 29 Kelas = 3 A B CD Semua Tipe Prediksi Jumlah Persentase 100% 100% 89.47% 94.44% Diperoleh hasil yang lebih baik lagi dibanding tidak menggabungkan tipe kayu C dan D dengan fitur-fitur yang sama. Namun, perlu diperhatikan bahwa dua buah citra potongan kayu tipe CD diklasifikasikan sebagai tipe kayu A. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hasil prediksi untuk tipe kayu A tidak dapat dipercaya, karena memiliki kemungkinan, merupakan tipe kayu A sebenarnya, atau tipe kayu CD. Selain itu, terdapat kekurangan lainnya, yaitu jika kita memiliki prediksi tipe kayu CD, maka perlu dilakukan reklasifikasi, untuk menentukan yang mana tipe kayu C dan yang mana tipe kayu D. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan tidak menggabungkan tipe kayu C dan D seperti dilakukan di atas. Dalam percobaan berikutnya, kita dapat mencoba untuk menambahkan beberapa fitur lagi, dengan harapan dapat meningkatkan tingkat akurasi prediksi. Hal ini dilakukan dengan mengubah cara memperoleh data, yaitu dengan mengubah parameter lain dari fungsi graycomatrix yang disebut NumLevels. Kemudian simpan data statistik yang diperoleh, analisa perbedaan antar tipe-tipe kayu berdasarkan statistik-statistik yang baru tersebut, kemudian ambil beberapa statistik terbaik sebagai fitur tambahan. Berikut adalah contoh dari pengembangan dalam pengambilan data yang dimasukkan ke dalam algoritma klasifikasi yang telah dibuat sebelumnya. Tabel 3.6 Ringkasan output NaiveBayes Classifier dengan 4 kelas dan 16 buah fitur Fitur = 39 Correlation & Homogeneity dari Offset [0 1] Semua statistik dari Offset [-1 1] dan Offset [-1 0] Contrast, Correlation dan Energy dari Offset [-1-1] Semua statistik dari Offset [0 2], [-2 2], [-2 0] dan [-2-2] Contrast, Correlation dan Homogeneity dari NumLevels 32 dan Offset [0 1], [-1 0] Semua statistik dari NumLevels 32 dan Offset [-1 1] Prediksi Persentase 100% 100% 77.77% 80% 88.88% Berdasarkan Tabel 3.4 dan Tabel 3.6 diatas, dapat dilihat bahwa tipe C and tipe D telah terpisah dengan sendirinya dari tipe lainnya. Dengan demikian maka, walaupun hasil penggabungan tipe C dan D memiliki persentase prediksi yang lebih baik seperti terlihat pada Tabel 3.5, namun cara tersebut tidaklah efisien, karena perlu dilakukan lagi pemisahan tipe C dan tipe D yang berasal dari tipe CD, dan masih terdapat ketidakakuratan dalam output prediksi untuk tipe A. Sehingga, fokus pekerjaan berikutnya adalah

7 meningkatkan akurasi prediksi tanpa proses penggabungan dua tipe kayu menjadi tipe CD. Lebih lanjut, Tabel 3.4 dan Tabel 3.6 mengarahkan kita untuk mengklasifikasikan dua tipe kayu saja untuk saat ini, yaitu tipe C dan tipe D. Dengan metode try-and-error dalam pemilihan dan penambahan fitur untuk fungsi Naïve Bayes, diperoleh hasil yang lebih baik dan paling efisien sejauh ini adalah sebagai berikut. Tabel 3.7 Ringkasan output NaiveBayes Classifier dengan 4 kelas dan 42 buah fitur Fitur = 42 Correlation & Homogeneity dari Offset [0 1] Semua statistik dari Offset [-1 1] dan Offset [-1 0] Contrast, Correlation dan Energy dari Offset [-1-1] Semua statistik dari Offset [0 2], [-2 2], [-2 0] dan [-2-2] Semua statistik dari Offset [0 3], [-3 3] dan [-3 0] Homogeneity dari Offset [-3-3] Prediksi Persentase 100% 100% 77.77% 100% 94.44% Hasil diatas memberikan perbaikan dibandingkan hasil-hasil sebelumnya. Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hanya tipe C yang belum dapat diprediksi dengan baik, dimana, menariknya, 2 citra dari tipe C yang gagal diprediksi tersebut diklasifikasikan sebagai tipe D. Oleh karena itu, hanya output tipe D dari Naïve Bayes classifier yang perlu dicurigai, karena memiliki kemungkinan bertipe GG. Sedangkan output prediksi selain tipe D cukup dapat dipercaya. Dengan demikian, maka akan dilakukan proses reklasifikasi hanya terhadap tipe kayu C dan D. Dengan memperhatikan matriks Posterior dari fungsi Naïve Bayes dan menggunakan beberapa fitur dalam proses reklasifikasi, maka akan diperoleh: Tabel 3.9 Ringkasan dari proses reklasifikasi menggunakan fungsi Naïve Byes antara tipe C dan D dengan penambahan kendala pada matriks Posterior Fitur = 6 Kelas = 2 C D Semua Tipe Prediksi Jumlah Persentase 88.88% 100% 97.22%

8 4. Kesimpulan Secara umum, kita dapat mengatakan bahwa data yang diperoleh bergantung pada beberapa hal, sebagai berikut: (1) kamera; merupakan perangkat yang menentukan kualitas citra kayu yang diperoleh dan juga ukuran matriks representasi dari citra kayu tersebut, (2) Konstruksi citra FoI dan LBP, dan (3) parameter-parameter pembentuk fungsi graycomatrix dalam perangkat lunak Matlab. Berdasarkan hasilhasil yang didapat, diketahui bahwa proses klasifikasi untuk empat buah tipe kayu (yaitu A, B, C dan D) menggunakan fungsi NaiveBayes classifier dalam perangkat lunak matlab memberikan hasil yang baik, terutama dalam klasifikasi tipe kayu A dan B. Adapun, tipe kayu C dan D memiliki kesamaan dalam hal penampilan luar dan statistik-statistiknya, sehingga sulit diklasifikasikan dengan baik diantara keduanya. Namun demikian, diperoleh bukti-bukti bahwa tipe kayu A dan B memiliki perbedaan terkstur yang cukup besar dibandingkan dengan tipe kayu C dan D, begitu juga antar mereka sendiri. Daftar Pustaka [1] Ghosh, A., De, R. K., and Pal, S. K., Pattern Recognition and Machine Intelligence, Springer, [2] Huang, D., etc., Local Binary Patterns and Its Application to Facial Image Analysis: A Survey, IEEE: APPLICATIONS AND REVIEWS, Vol. 41, No. 6, [3] Kusumadewi, Sri, Klasifikasi Status Gizi Menggunakan Naïve Bayesian Classification. CommIT, Vol. 3, No. 1, hlm. 6 11, [4] Norvig, Marc, Introduction to Local Binary Patterns, Boston Image Processing Computer Vision Group, [5] Prasetiyo, Khalid, M., Yusof, R., and Meriaudeau, A Comparative Study of Feature Extraction Methods for Wood Texture Classification. In: Proceedings of the 6th International Conference on Signal Image Technology and Internet Based Systems (SITIS), 23-29, 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau informasi

Lebih terperinci

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi. dalam contoh ini variance bernilai 2000 I p I t 2 = (200-150) 2 + (150-180) 2 + (250-120) I p I t 2 = 28400. D p (t) = exp(-28400/2*2000) D p (t) = 8.251 x 10-4. Untuk bobot t-link {p, t} dengan p merupakan

Lebih terperinci

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data.

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. 6 2.Landasan Teori 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. Informasi Multi Media pada database diproses untuk mengekstraksi fitur dan gambar.pada proses pengambilan, fitur dan juga atribut atribut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode penelitian sebagai berikut: 1) Pengumpulan Data Tahap ini dilakukan sebagai langkah awal dari suatu penelitian. Mencari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki + 30.000 spesies tumbuh-tumbuhan ([Depkes] 2007). Tumbuh-tumbuhan tersebut banyak yang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Seiring

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra Meirista Wulandari Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia meiristaw@ft.untar.ac.id Diterima 10 Desember 016

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN BUNGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ISOMAP DAN NAIVE BAYES CLASSIFIER

PENGKLASIFIKASIAN BUNGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ISOMAP DAN NAIVE BAYES CLASSIFIER PENGKLASIFIKASIAN BUNGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ISOMAP DAN NAIVE BAYES CLASSIFIER Rifki Kosasih 1, Achmad Fahrurozi 2 1,2 Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100,

Lebih terperinci

DETEKSI LOCAL TAMPERING PADA VIDEO MENGGUNAKAN ALGORITMA LBP-TOP

DETEKSI LOCAL TAMPERING PADA VIDEO MENGGUNAKAN ALGORITMA LBP-TOP Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 3, No.2-2014 DETEKSI LOCAL TAMPERING PADA VIDEO MENGGUNAKAN ALGORITMA LBP-TOP Febryanti Sthevanie Program Studi S1 Teknik Informatika, Fakultas Informatika

Lebih terperinci

KLASIFIKASI JENIS IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN ALGORITMA NAIVE BAYES

KLASIFIKASI JENIS IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN ALGORITMA NAIVE BAYES KLASIFIKASI JENIS IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN ALGORITMA NAIVE BAYES Tri Adhi Atmaji 1, Catur Supriyanto 2 Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) Rima Tri Wahyuningrum *) Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Perumusan masalah

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Perumusan masalah 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Formulir C1 Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan dokumen hasil perolehan suara pemilu di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). Formulir C1 kemudian dikumpulkan dan dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 2 1.4 Tujuan... 3 1.5 Manfaat...

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Permasalahan CBIR ( Content Based Image Retrieval) akhir-akhir ini merupakan salah satu bidang riset yang sedang berkembang pesat (Carneiro, 2005, p1). CBIR ini menawarkan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii PERNYATAAN... iii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iv BERITA ACARA TUGAS AKHIR... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data mining adalah proses mengeksplorasi dan menganalisis data dalam jumlah besar untuk menemukan pola dan rule yang berarti (Berry & Linoff, 2004). Klasifikasi adalah

Lebih terperinci

Nurul Ilmi 1 1 Fakultas Informatika, Universitas Telkom, Bandung

Nurul Ilmi 1 1 Fakultas Informatika, Universitas Telkom, Bandung Pengenalan Angka Tulisan Tangan dengan Menggunakan Local Binary Pattern Variance dan Klasifikasi K-Nearest Neighbour Handwriting Digit Recognition with Use Local Binary Pattern Variance and K-Nearest Neighbour

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEKNIK SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM (SIFT)

PERBANDINGAN TEKNIK SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM (SIFT) PERBANDINGAN TEKNIK SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM (SIFT) DAN MULTISCALE LOCAL BINARY PATTERN (MLBP) DALAM PENGENALAN WAJAH DENGAN CITRA MASUKAN BERUPA CITRA SKETSA WAJAH Yuwono (0922013) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang

IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang Abstrak Tekstur (Textures) adalah sifat-sifat atau karakteristik

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Junia Kurniati Computer Engineering Department Faculty of Computer Science Sriwijaya University South Sumatera Indonesia

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYAKIT LEUKIMIA AKUT PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS

IDENTIFIKASI PENYAKIT LEUKIMIA AKUT PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS ORBITH VOL. 12 NO. 1 MARET 2016 : 29 34 IDENTIFIKASI PENYAKIT LEUKIMIA AKUT PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS Oleh: Indah Susilawati Staf Pengajar Program Studi Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH Rikko Ismail Hardianzah 1), Bambang Hidayat 2), Suhardjo 3) 1),2) Fakultas Teknik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B Heri Setiawan, Iwan Setyawan, Saptadi Nugroho IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali objek 3 dimensi. Sistem penglihatan manusia dapat membedakan berbagai macam objek 3 dimensi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR Gibtha Fitri Laxmi 1, Puspa Eosina 2, Fety Fatimah 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D Penelitian ini mengembangkan model sistem pengenalan wajah dua dimensi pada citra wajah yang telah disiapkan dalam

Lebih terperinci

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Makalah Nomor: KNSI-472 PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Barep Wicaksono 1, Suryarini Widodo 2 1,2 Teknik Informatika, Universitas Gunadarma 1,2 Jl.

Lebih terperinci

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL LINE BINARY PATTERN (LLPB)

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL LINE BINARY PATTERN (LLPB) REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL LINE BINARY PATTERN (LLPB) Elfrida Sihombing (0922019) Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-3230m CPU @ 2.60GHz b. Memori : 4.00 GB c.

Lebih terperinci

SIMULASI DAN ANALISIS SISTEM PENGENALAN WAJAH TAMPAK SAMPING MENGGUNAKAN METODE LOCAL BINARY PATTERN (LBP)

SIMULASI DAN ANALISIS SISTEM PENGENALAN WAJAH TAMPAK SAMPING MENGGUNAKAN METODE LOCAL BINARY PATTERN (LBP) SIMULASI DAN ANALISIS SISTEM PENGENALAN WAJAH TAMPAK SAMPING MENGGUNAKAN METODE LOCAL BINARY PATTERN (LBP) Ardy Dwi Caesaryanto¹, Bambang Hidayat², Ratri Dwi Atmaja³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prinsip Kerja Sistem Prinsip kerja sistem diawali dengan pembacaan citra rusak dan citra tidak rusak yang telah terpilih dan dikumpulkan pada folder tertentu.

Lebih terperinci

Dedi Argya Nugroho Effendi 1,Erna Zuni Astuti 2 1,2

Dedi Argya Nugroho Effendi 1,Erna Zuni Astuti 2 1,2 37 Pengelompokan Jenis Tekstur Kayu Menggunakan K- Nearest Neighbor dan Ekstraksi Fitur Histogram Wood Texture Classification Using K-Nearest Neighbor and Histogram Feature Extraction Dedi Argya Nugroho

Lebih terperinci

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) ISSN : 1693 1173 Abstrak Pengenalan obyek pada citra merupakan penelitian yang banyak dikembangkan. Salah satunya pengenalan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 68 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Algoritma Pengujian dilakukan untuk mendapatkan algoritma yang paling optimal dari segi kecepatan dan tingkat akurasi yang dapat berjalan secara real time pada smartphone

Lebih terperinci

Segmentasi Citra menggunakan Support Vector Machine (SVM) dan Ellipsoid Region Search Strategy (ERSS) Arimoto Entropy berdasarkan Ciri Warna dan Tekstur Lukman Hakim 1, Siti Mutrofin 2, Evy Kamilah Ratnasari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DEEP LEARNING BERBASIS TENSORFLOW UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

IMPLEMENTASI DEEP LEARNING BERBASIS TENSORFLOW UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI Royani Darma Nurfita, Gunawan Ariyanto, Implementasi Deep Learning Berbasis Tensorflow Untuk Pengenalan Sidik Jari IMPLEMENTASI DEEP LEARNING BERBASIS TENSORFLOW UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI Royani Darma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri atau sifat-sifat yang terdapat didalam citra dan membentuk suatu pola-pola dengan interval

Lebih terperinci

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT Riza Agung Firmansyah 1), Djoko Purwanto 2), Ronny Mardiyanto 3) 1), 2),3) Teknik Elektro

Lebih terperinci

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT Riza Agung Firmansyah1) Djoko Purwanto2) Ronny Mardiyanto3) 1) 2)3) Teknik Elektro Institut

Lebih terperinci

Implementasi Deteksi Seam Carving Berdasarkan Perubahan Ukuran Citra Menggunakan Local Binary Patterns dan Support Vector Machine

Implementasi Deteksi Seam Carving Berdasarkan Perubahan Ukuran Citra Menggunakan Local Binary Patterns dan Support Vector Machine JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-346 Implementasi Deteksi Seam Carving Berdasarkan Perubahan Ukuran Citra Menggunakan Local Binary Patterns dan Support Vector

Lebih terperinci

PENGENALAN CITRA TULISAN TANGAN DOKTER DENGAN MENGGUNAKAN SVM DAN FILTER GABOR

PENGENALAN CITRA TULISAN TANGAN DOKTER DENGAN MENGGUNAKAN SVM DAN FILTER GABOR PENGENALAN CITRA TULISAN TANGAN DOKTER DENGAN MENGGUNAKAN SVM DAN FILTER GABOR Angga Lisdiyanto (1), Lukman Zaman P.C.S.W (2) Teknik Informatika, Universitas Islam Lamongan (1) Teknik Informatika, Sekolah

Lebih terperinci

Perbandingan Unjuk Kerja Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern dengan Algoritma PCA dan Chi Square

Perbandingan Unjuk Kerja Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern dengan Algoritma PCA dan Chi Square PAPER ID : 102 Perbandingan Unjuk Kerja Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern dengan Algoritma PCA dan Chi Square Eko Wahyudi 1), Hendra Kusuma 2), Wirawan 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan

dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan Gambar 8 Struktur PNN. 1. Lapisan pola (pattern layer) Lapisan pola menggunakan 1 node untuk setiap data pelatihan yang digunakan.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN ABSTRAK

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN ABSTRAK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN Zeth Pasongli (0222113) Jurusan Teknik Elektro Email: zeth_pasongli@yahoo.com ABSTRAK Pola pembuluh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. Perancangan perangkat lunak terdiri dari beberapa bagian, yaitu perangkat

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. Perancangan perangkat lunak terdiri dari beberapa bagian, yaitu perangkat BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN Perancangan perangkat lunak terdiri dari beberapa bagian, yaitu perangkat lunak berbasis shadow feature dan multi layer perceptron (MLP), pada bagian shadow feature bagian input

Lebih terperinci

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN)

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN) Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN) Iman Ilmawan Muharam Manajemen Sistem Informasi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat ilmawan@sta.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

100% Akurasi = (11) Lingkungan Pengembangan

100% Akurasi = (11) Lingkungan Pengembangan Algoritme Dekomposisi Wavelet Dekomposisi wavelet Haar dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Transformasi linear digunakan untuk mengubah ruang warna secara linear menjadi warna dasar. Karena citra yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas langkah-langkah dari implementasi dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang klasifikasi aktivitas menggunakan algoritma k-nearest neighbor

Lebih terperinci

Model Citra (bag. 2)

Model Citra (bag. 2) Model Citra (bag. 2) Ade Sarah H., M. Kom Resolusi Resolusi terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Resolusi spasial 2. Resolusi kecemerlangan Resolusi spasial adalah ukuran halus atau kasarnya pembagian kisi-kisi

Lebih terperinci

DETEKSI ADANYA CACAT PADA KAYU MENGGUNAKAN METODE LOCAL BINARY PATTERN DETECTION OF THE EXISTENCE OF THE DEFECTS IN WOOD USING LOCAL BINARY PATTERN

DETEKSI ADANYA CACAT PADA KAYU MENGGUNAKAN METODE LOCAL BINARY PATTERN DETECTION OF THE EXISTENCE OF THE DEFECTS IN WOOD USING LOCAL BINARY PATTERN ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 298 DETEKSI ADANYA CACAT PADA KAYU MENGGUNAKAN METODE LOCAL BINARY PATTERN DETECTION OF THE EXISTENCE OF THE DEFECTS IN WOOD USING

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH PADA PERANGKAT ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA LOCAL BINARY PATTERN (LBP)

PENGENALAN WAJAH PADA PERANGKAT ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA LOCAL BINARY PATTERN (LBP) PENGENALAN WAJAH PADA PERANGKAT ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA LOCAL BINARY PATTERN (LBP) FACE RECOGNITION BASED ON THE ANDROID DEVICE USING LOCAL BINARY PATTERN (LBP) ALGORITHM 1 Qawlan Akariman, 2 Agung

Lebih terperinci

ANALISIS CITRA WAJAH DENGAN HIMPUNAN FUZZY EIGEN TERBESAR

ANALISIS CITRA WAJAH DENGAN HIMPUNAN FUZZY EIGEN TERBESAR ANALISIS CITRA WAJAH DENGAN HIMPUNAN FUZZY EIGEN TERBESAR Shinta Puspasari MDP Computer and Informatics Management Institute Jl. Rajawali 14, Palembang, 30113, Indonesia e-mail : shinta@stmik-mdp.net ABSTRAKSI

Lebih terperinci

Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial

Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial Eric Christopher School of Electrical Engineering and Informatics, Institute Technology of Bandung,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN EDGE DETECTION PADA SISTEM PENGENALAN HURUF KAPITAL TULISAN TANGAN

PENGARUH PEMAKAIAN EDGE DETECTION PADA SISTEM PENGENALAN HURUF KAPITAL TULISAN TANGAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENGARUH PEMAKAIAN EDGE DETECTION PADA SISTEM PENGENALAN HURUF KAPITAL TULISAN TANGAN (The Influence of Edge Detection Use on Capital Letter Hand Writing Recognition System)

Lebih terperinci

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Adhika Aryantio School of Electrical Engineering and Informatics Institute Technology of Bandung 10th Ganeca Street Bandung, Indonesia. Adhikaaryantio.x6@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah 3.1.1 Analisis Kebutuhan Dalam melakukan analisa gambar mammogram, biasanya dokter secara langsung melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI APLIKASI PENGENALAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN CITRA WAJAH DENGAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE SECARA REAL TIME

IMPLEMENTASI APLIKASI PENGENALAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN CITRA WAJAH DENGAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE SECARA REAL TIME IMPLEMENTASI APLIKASI PENGENALAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN CITRA WAJAH DENGAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE SECARA REAL TIME Implementation of Gender Recognition Applications Based on Face Image with Support

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Kerangka Pikir Pengenalan wajah merupakan suatu teknologi dalam dunia kecerdasan buatan agar komputer dapat meniru kemampuan otak manusia dalam mendeteksi dan mengenali

Lebih terperinci

PEMBUATAN WEB SERVICE SEBAGAI LAYANAN PENDETEKSI KONTEN PORNOGRAFI PADA CITRA DIGITAL DENGAN METODE IMAGE ZONING

PEMBUATAN WEB SERVICE SEBAGAI LAYANAN PENDETEKSI KONTEN PORNOGRAFI PADA CITRA DIGITAL DENGAN METODE IMAGE ZONING PEMBUATAN WEB SERVICE SEBAGAI LAYANAN PENDETEKSI KONTEN PORNOGRAFI PADA CITRA DIGITAL DENGAN METODE IMAGE ZONING Oleh: Lourensius Bisma (5210100155) Dosen Pembimbing: Dr.Eng. Febriliyan Samopa, S.Kom.,

Lebih terperinci

Gugy Lucky Khamdani, 2 Tjokorda Agung Budi Wirayuda ST., MT., 3 Febryanti Sthevanie ST., MT.

Gugy Lucky Khamdani, 2 Tjokorda Agung Budi Wirayuda ST., MT., 3 Febryanti Sthevanie ST., MT. Sistem Deteksi Api Berbasis Visual menggunakan Metode Local Binary Patterns-Three Orthogonal Planes dan Grey-level Co-occurrence Matrix Vision-based Fire Detection System using Local Binary Patterns-Three

Lebih terperinci

DETEKSI KEMIRINGAN ALUR POLA SIDIK JARI DENGAN HAMMING NET SEBAGAI DASAR KLASIFIKASI

DETEKSI KEMIRINGAN ALUR POLA SIDIK JARI DENGAN HAMMING NET SEBAGAI DASAR KLASIFIKASI DETEKSI KEMIRINGAN ALUR POLA SIDIK JARI DENGAN HAMMING NET SEBAGAI DASAR KLASIFIKASI Sri Suwarno 1, Sri Hartati 2 1 Program Studi Teknik Informatika UKDW Yogyakarta 2 Program Studi Ilmu Komputer Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Digital Citra digital dapat didefinisikan sebagai fungsi dua variabel, f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas citra pada koordinat

Lebih terperinci

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE Widodo Muda Saputra, Helmie Arif Wibawa, S.Si, M.Cs, dan Nurdin Bahtiar, S.Si, M.T Fakultas Sains dan Matematika, Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN BERDASARKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN BERDASARKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR LAPORAN TUGAS AKHIR PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN BERDASARKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR FACE RECOGNITION USING LOCAL BINARY PATTERN FEATURE EXTRACTION BASED K-NEAREST

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebagai tinjauan pustaka, berikut beberapa contoh penelitian telapak kaki yang sudah dilakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS EIGENFACE DAN EIGEN FUZZY SET UNTUK EKSTRAKSI CIRI BIBIR PADA SISTEM IDENTIFIKASI WAJAH

STUDI ANALISIS EIGENFACE DAN EIGEN FUZZY SET UNTUK EKSTRAKSI CIRI BIBIR PADA SISTEM IDENTIFIKASI WAJAH Widyanto, Studi Analisis Eigenface dan Eigen Fuzzy Set untuk Ekstraksi Ciri Bibir pada Sistem Identifikasi Wajah STUDI ANALISIS EIGENFACE DAN EIGEN FUZZY SET UNTUK EKSTRAKSI CIRI BIBIR PADA SISTEM IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

Estimasi Bobot Karkas Sapi Pedaging Menggunakan Metode Fraktal dan Klasifikasi K-Nearest Neighbor (KNN)

Estimasi Bobot Karkas Sapi Pedaging Menggunakan Metode Fraktal dan Klasifikasi K-Nearest Neighbor (KNN) Estimasi Bobot Karkas Sapi Pedaging Menggunakan Metode Fraktal dan Klasifikasi K-Nearest Neighbor (KNN) 1. Putri Ragil Nilamsari, 2. Dr. Ir. Bambang Hidayat, DEA, 3. Prof. Dr. Ir. Sjafril Darana, S.U.

Lebih terperinci

REKOMENDASI TOPIK TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYESIAN CLASSIFIER

REKOMENDASI TOPIK TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYESIAN CLASSIFIER REKOMENDASI TOPIK TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYESIAN CLASSIFIER Titis Suwartiningsih (11 1065 1116) 1, Bagus Setya Rintyarna,

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Digital Image 2.1.1 Definisi Digital Image Menurut Gonzalez dan Woods (1992, p6), digital image adalah image f(x,y) yang telah dibedakan berdasarkan koordinat tata letak dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Kata steganografi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari steganos (tersembunyi) graphen (menulis), sehingga bisa diartikan sebagai tulisan yang tersembunyi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era masa kini banyak hobi yang mulai dikembangkan menjadi bisnis. Hal ini merupakan pekerjaan yang akan sangat menguntungkan apabila ditekuni dengan baik. Salah

Lebih terperinci

Analisis dan Simulasi Sistem Penilaian Kualitas Gaya Berjalan untuk Sekolah Model Berbasis Video Processing dengan Metode Variable Module Graph

Analisis dan Simulasi Sistem Penilaian Kualitas Gaya Berjalan untuk Sekolah Model Berbasis Video Processing dengan Metode Variable Module Graph Analisis dan Simulasi Sistem Penilaian Kualitas Gaya Berjalan untuk Sekolah Model Berbasis Video Processing dengan Metode Variable Module Graph Ines Visyeri Yuliani 1,*, Bambang Hidayat 1, Suci Aulia 2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector Quantization (LVQ) untuk pengenalan wajahterdiri dari empat metodologi penelitian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. titiktitik penyusun citra itu sendiri. Titik-titik tersebut disebut dengan pixel. Banyaknya

BAB II LANDASAN TEORI. titiktitik penyusun citra itu sendiri. Titik-titik tersebut disebut dengan pixel. Banyaknya BAB II LANDASAN TEORI 2. Citra/Image Citra atau yang lebih sering dikenal dengan gambar merupakan kumpulan dari titiktitik penyusun citra itu sendiri. Titik-titik tersebut disebut dengan pixel. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Wajah Pengenalan wajah adalah salah satu teknologi biometrik yang telah banyak diaplikasikan dalam sistem keamanan selain pengenalan retina mata, pengenalan sidik jari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini ditunjukkan dalam bentuk blok diagram pada gambar 3.1. Blok diagram ini menggambarkan proses dari sampel citra hingga output

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bagian ini penulis akan menganalisa kebutuhan kebutuhan dalam membuat program ini. Setelah semua kebutuhan selesai dianalisa, maka penulis akan melanjutkan ke tahap

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) 158-163 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone IDENTIFIKASI JENIS PENYAKIT DAUN TEMBAKAU MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA TEMPLATE MATCHING DAN FEATURE EXTRACTION PADA OPTICAL CHARACTER RECOGNITION

PERBANDINGAN ALGORITMA TEMPLATE MATCHING DAN FEATURE EXTRACTION PADA OPTICAL CHARACTER RECOGNITION Jurnal Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 29 PERBANDINGAN ALGORITMA TEMPLATE MATCHING DAN FEATURE EXTRACTION PADA OPTICAL CHARACTER RECOGNITION Raden Sofian Bahri 1, Irfan Maliki 2 1,2 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Jurnal Komputer Terapan Vol. 3, No. 2, November 2017, Jurnal Politeknik Caltex Riau

Jurnal Komputer Terapan Vol. 3, No. 2, November 2017, Jurnal Politeknik Caltex Riau Jurnal Komputer Terapan Vol. 3, No. 2, November 2017, 233-240 233 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Prediksi Ketepatan Waktu Lulus Mahasiswa dengan k- Nearest Neighbor dan Naïve Bayes

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Dasar Citra Digital. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

Pertemuan 2 Dasar Citra Digital. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc Pertemuan 2 Dasar Citra Digital Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc Tujuan Memberikan pemahaman tentang konsep-konsep dasar dalam pengolahan citra digital, a.l.: Apakah pengolahan citra digital? Sampling dan

Lebih terperinci

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI Marina Gracecia1, ShintaEstriWahyuningrum2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Katolik Soegijapranata 1 esthergracecia@gmail.com,

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS EIGENFACE DAN EIGEN FUZZY SET UNTUK EKSTRAKSI CIRI BIBIR PADA SISTEM IDENTIFIKASI WAJAH

STUDI ANALISIS EIGENFACE DAN EIGEN FUZZY SET UNTUK EKSTRAKSI CIRI BIBIR PADA SISTEM IDENTIFIKASI WAJAH Widyanto, Studi Analisis Eigenface dan Eigen Fuzzy Set untuk Ekstraksi Ciri Bibir pada Sistem Identifikasi Wajah STUDI ANALISIS EIGENFACE DAN EIGEN FUZZY SET UNTUK EKSTRAKSI CIRI BIBIR PADA SISTEM IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL

PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL Eric Christopher #1, Dr. Ir. Rinaldi Munir, M. T. #2 #School of Electrical Engineering and Informatics,

Lebih terperinci

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana Oleh: Riza Prasetya Wicaksana 2209 105 042 Pembimbing I : Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. NIP. 196907301995121001 Pembimbing II : Muhtadin, ST., MT. NIP. 198106092009121003 Latar belakang Banyaknya

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

HALFTONING CITRA MENGGUNAKAN METODE ORDERED DITHERING

HALFTONING CITRA MENGGUNAKAN METODE ORDERED DITHERING Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer HALFTONING CITRA MENGGUNAKAN METODE ORDERED DITHERING (Image Halftoning with Ordered Dithering Method) Lina Septiana Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi berisi tahapan-tahapan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menginterprestasi sebuah citra untuk memperoleh diskripsi tentang citra tersebut melalui beberapa proses antara lain preprocessing, segmentasi citra, analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju menyebabkan data digital yang dihasilkan, disimpan, ditransmisikan, dianalisis, dan diakses menjadi

Lebih terperinci

SISTEM KLASIFIKASI KUALITAS KOPRA BERDASARKAN WARNA DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE NEAREST MEAN CLASSIFIER (NMC)

SISTEM KLASIFIKASI KUALITAS KOPRA BERDASARKAN WARNA DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE NEAREST MEAN CLASSIFIER (NMC) Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) DOI: 10.25126/jtiik.201744479 Vol. 4, No. 4, Desember 2017, hlm. 297-303 p-issn: 2355-7699 Akreditasi KEMENRISTEKDIKTI, No. 51/E/KPT/2017 e-issn: 2528-79

Lebih terperinci

PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE

PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE Budi Hartono 1, Veronica Lusiana 2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang Jl Tri Lomba

Lebih terperinci