PENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di

ANALISIS PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT I KECAMATAN MEDAN TIMUR

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak

KEADAAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN TIGARAJA KECAMATAN GIRSANG SI PANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Syarat Rumah Sehat secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

Renovasi Rumah Tinggal Sederhana sebagai Pemenuhan Kebutuhan Konsumen pada Perumahan di Kabupaten Sidoarjo. Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa budaya dari Etnis Tionghoa seperti Cheng beng, upacara

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang

IDENTIFIKASI KONFIRGURASI PERUBAHAN RUANG RSS GRIYA HARAPAN A PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang penelitian ini dibagi dalam dua bagian. Bagian pertama

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tutuyan

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

III. METODE PENELITIAN. menyebar kuisioner terhadap RTS-PM. Jenis data yang diperlukan dari. a. Data tentang ketepatan sasaran penerima beras RASKIN.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN

b e r n u a n s a h i jau

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia ternyata lebih tinggi daripada perkiraan. Revisi prediksi

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran

BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DAS Ciliwung bagian hulu

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK. A. Gambaran Status Gizi Baik Balita di Desa Pecuk

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KUESIONER. Lampiran 1. Judul Penelitian : Analisis kesesuaian Lahan dan Kebijakan Permukiman Kawasan Pesisir Kota Medan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

I. PENDAHULUAN. pangan dan papan. Selaju dengan perkembangan pembangunan dan pemenuhan manusia

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN

Kuesioner Penelitian

Meningkat Rumah dengan Praktis dan Tepat Guna Saturday, 06 October :01

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. TB Paru

Diterima: 8 April 2013 Disetujui: 21 Juni Abstrak

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

KUESIONER : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK. :Pola Pengasuhan Anak Di Daerah Pemukiman Kumuh Kota Medan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

CONDITION OF PROSPERITY OF FARMER OF PADDY RICE FIELD [IN] KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI DISTRICT OF KOTO XI TARUSAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB II LANDASAN TEORI

contoh rumah minimalis sederhana

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh seseorang maupun keluarga. Menurut Kadariyah (1982) pendapatan

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. dan pangan adalah papan berupa rumah tempat tinggal. Sebagaimana yang

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam

PERANAN PKK DALAM PENINGKATAN PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI UPAYA KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN RUMAH SEHAT

ARAHAN PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN TLOGOPOJOK (KABUPATEN GRESIK)

BAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI PADA HUNIAN RUMAH SUSUN DITINJAU TERHADAP KUALITAS BANGUNAN DI WILAYAH SURABAYA

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk metode deskriptif kuantitatif dan

BAB III METODE PENELITIAN

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

FERTILITAS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BANJARKEMUNING KABUPATEN SIDOARJO. Singgih Susilo 1.

Transkripsi:

PENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN Mbina Pinem 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sosial ekonomi terhadap kualitas permukiman di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut, dengan jumlah sampel 110 Kepala Keluarga. Data dikumpulkan dengan observasi dan penyebaran angket kepada responden.hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi ekonomi masyarakat sangat berpengaruh positif terhadap permukiman masyarakat. Kata Kunci : Keadaan Sosial Ekonomi dan Kwalitas Permukiman Pendahuluan Permasalahan permukiman menarik untuk dikaji, karena tempat tinggal merupakan satu kebutuhan pokok manusia. Permasalahan permukiman tidak dapat dipisahkan dari permasalahan kependudukan. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa, dengan pertambahan penduduk 1,49% pertahun. Penduduk yang bertambah 3,5 4 juta jiwa pertahun akan berdampak kepada penyediaan : pangan, pendidikan, kesejahteraan, gizi, lapangan kerja, perumahan dan lain sebagainya. Sebagai kebutuhan pokok, rumah tidak hanya berkisar pada jumlah tempat tinggal yang dihuni dan status pemilikannya, tetapi juga berkaitan dengan luas bangunan, kualitas serta fasilitas penunjang lainnya. Usaha pemenuhan kebutuhan rumah sebagian terhambat oleh rendahnya kemampuan ekonomi sebagian masyarakat dan tingginya biaya pembangunan rumah. Bagi yang berpenghasilan rendah tempat tinggal merupakan masalah besar, hal ini disebabkan oleh kesanggupan ekonomi dan pendidikan mereka yang rendah, sehingga tidak memungkinkan bagi mereka untuk memenuhi tempat tinggal yang layak dengan usaha sendiri. Suatu rumah/permukiman yang baik dan layak untuk ditempati harus memenuhi berbagai unsur sebagai pendukung terjadinya kualitas 1 Dosen Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan Jurnal Geografi Vo.l 2 No. 2 Agustus 2010 71

permukiman yang baik. Unsur-unsur tersebut antara lain : persyaratan kesehatan, fasilitas sosial dan ekonomi, jalur transportasi dan fasilitas lainnya. Kualitas permukiman akan berkaitan erat dengan kualitas rumah, dimana kualitas rumah secara individu akan mendukung terjadinya kualitas permukiman. Penentuan kualitas permukiman berdasarkan rumah sehat yang dikemukakan oleh Gunawan dan Haryanto, dimana penilaiannya berdasarkan komponen-komponen permukiman yang meliputi: bangunan rumah, fasilitas rumah, kesehatan lingkungan, lingkungan rumah dan aspek keindahan dan arsitektur rumah. Terciptanya suatu lingkungan permukiman dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi penduduk yang menempatinya. Indikator indikator yang berpengaruh terhadap kualitas permukiman antara lain: jenis pekerjaan, pendapatan, pendidikan, jumlah anggota keluarga, luas lahan dan sebagainya. Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh keadaan aspek sosial ekonomi terhadap kualitas permukiman, dengan lokasi penelitian di Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung Kota Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang tinggal di daerah penelitian, dengan jumlah sampel sebanyak 110 Kepala Keluarga, Pengambilan sampel denga cara Quota Sampling. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kelurahan Sidorejo terletak di Kecamatan Medan Tembung Kota Medan, dengan luas wilayah 119 Ha, yang terdiri dari 20 lingkungan. Adapun batas-batas wilayah adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sidorejo Hilir - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sei Kera Hilir - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Medan Estate (Deli Serdang) Jumlah penduduk pada tahun 2009 sebanyak 2068 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki 10.996 jiwa (49,50%) dan penduduk wanita 1072 jiwa (50,50%), dengan jumlah rumah tangga 4.522 unit. Berdasarkan tingkatan umur jumlah penduduk 0 14 tahun sebanyak 659 jiwa, umur 15 64 tahun sebanyak 17.224 jiwa dan umur 65 keatas sebanyak 185 jiwa. Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tercatat : belum sekolah 377 jiwa, tidak tamat SD 875 jiwa, tamat SD 887 jiwa, tamat SMP 5.507 jiwa, tamat SMA/SLTA 10.988 jiwa, dan Perguruan Tinggi sebanyak 439 jiwa/ Jurnal Geografi Vo.l 2 No. 2 Agustus 2010 72

Komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan : PNS/TNI 689 jiwa, Pegawai swasta 875 jiwa, Wiraswasta 075 jiwa, Buruh 650 jiwa, Tukang 317 jiwa, Jasa 578 jiwa dan lainnya 338 jiwa. KARAKTERISTIK KUALITAS RUMAH DAN LINGKUNGANNYA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Kondisi Rumah dan Lingkungan Kondisi rumah dan lingkungannya merupakan kondisi gabungan dari seluruh komponen satuan lingkungan kediaman. Komponen komponen tersebut meliputi : bangunan rumah, fasilitas rumah, kesehatan lingkungan, lingkungan rumah dan keindahan arsitektur. a. Kondisi Bangunan Rumah Kondisi bangunan rumah adalah nilai dari gabungan indikator indikator bangunan rumah. Dalam penelitian ini indikator indikator tersebut adalah pondasi, tiang utama, lantai, dinding, atap, penyangga atap, langit-langit, pintu dan jendela. Tabel Kualitas Bangunan Rumah No Kualitas Bangunan Jumlah % Baik Jelek 49 25 36 33,70 22,80 44,50 Tabel menunjukkan bahwa di daerah penelitian 44,50% kualitas bangunan rumah tergolong jelek, kondisi bangunan rumah baik 33,70% sedangkan kondisi bangunan sedang ada 22,80%. b. Kondisi Fasilitas Rumah Yang dimaksud dengan kondisi fasilitas rumah adalah bagian-bagian dari fasilitas rumah yang dinilai berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan. Adapun indikator-indikator tersebut adalah : ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, dapur, kamar mandi, teras, WC, sumber air dan sumber penerangan buatan. Tabel Kualitas Fasilitas Rumah Kualitas Fasilitas No Jumlah % Baik Jelek Rumah 21 54 35 32,00 49,00 19,00 Tabel menunjukkan fasilitas rumah berkualitas sedang terdapat 49%, fasilitas baik 32%, sedangkan fasilitas rumah jelek 19%. Jurnal Geografi Vo.l 2 No. 2 Agustus 2010 73

c. Kondisi Kesehatan Lingkungan Rumah Kondisi kesehatan lingkungan rumah adalah keadaan lingkungan rumah yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan rumah yang dinilai berdasarkan indikator-indikator tertentu. Adapun indikatorindikator yang digunakan untuk menentukan kualitas kesehatan lingkungan rumah adalah : pembuangan sisa air bekas, pembuangan sampah, jarak sumber air ke peresapan, penerangan alami pada siang hari, kebersihan rumah dan ventilasi udara. Tabel Kualitas Kesehatan Lingkungan Rumah No Kualitas Kesehatan Lingkungan Rumah Jumlah % Baik Jelek 44 58 7 40,00 52,70 6,30 Tabel menunjukkan kesehatan lingkungan berkualitas sedang 52,70%, kualitas baik 40%, sedangkan kualitas lingkungan jelek 6,30%. d. Kondisi Lingkungan Rumah Kondisi lingkungan rumah merupakan keadaan segala materi yang terdapat di sekitar rumah yang berpengaruh terhadap eksistensi rumah dan penghuninya. Indikator-indikator rumah yang digunakan sebagai parameter kualitas lingkungan rumah adalah halaman rumah, taman/tanaman, pagar dan pintu pagar. Tabel 4. Kualitas Lingkungan Rumah No Kualitas Lingkungan Rumah Jumlah % Baik Jelek 11 60 39 10,00 54,50 35,50 Tabel 4. menunjukkan bahwa kualitas lingkungan rumah sedang 54,50%, kualitas lingkungan rumah jelek 35,50%, sedangkan kualitas lingkungan rumah baik hanya 10%. e. Kondisi Keindahan Arsitektur Rumah Kondisi keindahan arsitektur rumah adalah kondisi perawatan bangunan rumah dan penataan ruang dalam rumah yang berpengaruh terhadap nilai keindahan bangunan rumah. Indikator indikator Jurnal Geografi Vo.l 2 No. 2 Agustus 2010 74

bangunan rumah meliputi : perawatan lantai, perawatan dinding, perawatan langit-langit, perawatan jendela dan perawatan ruang dalam. Tabel 5. Kualitas Keindahan Arsitektur Rumah No Kualitas Keindahan Arsitektur Rumah Jumlah % Baik Jelek 38 26 46 34,50 23,70 41,80 Tabel 5. menunjukkan, keindahan arsitektur rumah yang jelek ada 41,80%, kualitas baik 34,50%, sedangkan kualitas sedang 23,80%. Berdasarkan komponen-komponen penilaian rumah dan lingkungannya maka diperoleh kualitas rumah dan lingkungannya di daerah penelitian sebagai berikut : Tabel 6. Kualitas Rumah dan Lingkungan No Kualitas Rumah dan Lingkungan Jumlah % Baik Jelek 26 34 50 23,64 30,91 45,45 Tabel 6. menunjukkan hampir setengah 45,45% kualitas rumah dan lingkungannya adalah jelek, kualitas sedang 30,91%, sedangkan kualitas yang baik hanya 23,64%. Kondisi Sosial Ekonomi a. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Pendidikan Kepala Keluarga merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan menentukan didalam mengukur tingkat kualitas sumber daya seorang Kepala Keluarga. Tingkat pendidikan ini akan berkaitan erat dengan pengetahuan seseorang terhadap lingkungan permukimannya. Faktor pendidikan penting karena sangat berpengaruh terhadap pola dan proses berpikir seseorang untuk melakukan tindakan atau upaya untuk meningkatkan derajat kualitas lingkungannya. Dalam penelitian ini pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yaitu pendidikan resmi yang diperoleh melalui bangku sekolah dan pendidikan yang tertinggi yang ditamatkan oleh Kepala Keluarga. Jurnal Geografi Vo.l 2 No. 2 Agustus 2010 75

Tabel 7. Tingkat Pendidikan Responden No Pendidikan Jumlah % 4. 5. Pasca Sarjana Sarjana Ahli Madya Tk.I-III Tamat SLTA Tamat SLTP 1 24 13 65 7 0,90 21,90 11,90 59,00 6,30 Dari tabel 7. terlihat bahwa persentase tingkat pendidikan terakhir responden yang paling besar adalah pada tingkat pendidikan kategori sedang (Tamat SLTA), yaitu 59% dan yang terkecil pada tingkat kategori rendah (Tamat SLTP), yaitu 6,3%. Selanjutnya tingkat pendidikan tersebut dikelompokkan ke dalam 3 kategori sesuai dengan skala ISP (Indeks Social Position) untuk mempermudah pengolahan data dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : ISP = 4 X (tingkat pendidikan). Setelah itu dilakukan pembagian antara selisih nilai keseluruhan maksimum terhadap nilai minimumnya yang diperoleh hingga menjadi tiga kategori penilaian (tinggi, sedang, rendah). Dengan nilai maksimum 24 dan nilai minimum 4 maka didapat selisih keduanya adalah 20 selanjutnya dibagi 3 sehingga interval kategori penilaian adalah 7. Jika nilai responden berada diantara 4 11 maka tingkat pendidikannya berada pada kategori tinggi, jika nilai responden diantara 12 18 maka interval responden berada pada tingkat sedang dan jika nilainnya berada diantara 19 25 maka intervalnya pada kelompok rendah. Maka hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8. Interval Tingkat Pendidikan Responden No Tingkat Pendidikan Jumlah % Tinggi Rendah 25 11 74 22,70 10,00 67,30 b. Pekerjaan Responden Tingkat pekerjaan akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan responden. Hal ini pada umumnya diterima orang yang memiliki status pekerjaan baik akan memiliki wawasan dan kepekaan yang tinggi tentang lingkungan, keluarga terutama dengan yang berhubungan dengan kebutuhan keluarganya. Oleh karena itu seseorang yang memiliki wawasan yang tinggi tentang kesehatan keluarganya akan selalu memperhatikan kualitas kebutuhannya, demikian juga dengan keadaan kualitas permukimannya. Jurnal Geografi Vo.l 2 No. 2 Agustus 2010 76

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan melalui angket diperoleh data primer tingkat pekerjaan responden. Persentase tingkat pekerjaan yang bagus akan lebih memperhatikan kualitas permukimannya. Tabel 9. Tingkat Pekerjaan Responden No Pekerjaan Jumlah % 4. 5. 6. 7. Propesional dan Pemilik Kurang Propesional Pegawai Administrasi dan Bisnismen Kecil Tata Usaha, Sales dan Teknisi Pedagang Jasa Operator mesin dan Pekerja terampil (Petani/Nelayan) Buruh Harian 33 7 9 4 24 17 16 30,00 6,36 8,18 3,36 21,81 15,45 14,54 Dari tabel 9 terlihat bahwa persentase tingkat pekerjaan terakhir responden yang paling besar adalah pada tingkat pekerjaan kategori propesional dan pemilik, yaitu 33% dan yang terkecil adalah tata usaha, sales dan teknisi sebanyak 3,63%. Selanjutnya tingkat pekerjaan tersebut dikelompokkan ke dalam 3 kategori sesuai dengan skala ISP (Indeks Social Position) untuk mempermudah pengolahan data dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : ISP = 7 X (tingkat pekerjaan). Setelah itu dilakukan pembagian antara selisih nilai keseluruhan maksimum terhadap nilai minimumnya yang diperoleh hingga menjadi tiga kategori penilaian (tinggi, sedang, rendah). Dengan nilai maksimum 49 dan nilai minimum 7 maka didapat selisih keduanya adalah 42 selanjutnya dibagi 3 sehingga interval kategori penilaian adalah 14. Jika nilai responden berada diantara 7 21 maka tingkat pendidikannya berada pada kategori tinggi, jika nilai responden diantara 22 35 maka interval responden berada pada tingkat sedang dan jika nilainnya berada diantara 36 49 maka intervalnya pada kelompok rendah. Maka hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 10. Interval Tingkat Pekerjaan Responden No Tingkat Pekerjaan Jumlah % Tinggi Rendah 49 28 33 44,55 25,45 30,00 PENGARUH KONDISI EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN Kondisi sosial ekonomi merupakan komponen yang sangat penting karena merupakan salah satu kunci untuk memiliki tempat tinggal yang lebih baik. Komponen sosial ekonomi yang dimaksd dalam penelitian ini Jurnal Geografi Vo.l 2 No. 2 Agustus 2010 77

meliputi tingkat pendidikan Kepala Keluarga dan Tingkat Pekerjaan Kepala Keluarga. Hubungan keadaan sosial ekonomi dengan kualitas permukiman dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Kondisi Ekonomi Terhadap Kualitas Permukiman No. Kondisi Sosial Kualitas Permukiman Ekonomi Jelek Baik Jumlah Rendah Tinggi 42 5 3 7 5 22 3 3 20 52 13 45 Jumlah 50 34 26 110 Dari tabel ini dapat dilihat bahwa kondisi sosial ekonomi berpengaruh positif terhadap kualitas permukiman. Semakin rendah keadaan sosial ekonomi responden semakin jelek kualitas rumah dan permukimannya dan sebaliknya semakin tinggi keadaan ekonomi responden. Maka semakin baik rumah dan permukimannya. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal terakhir yang diterima oleh responden, jika pendidikan seseorang semakin tinggi pendidikan yang diperoleh seseorang maka dalam pemenuhan kebutuhan akan lebih baik dalam hal kualitas dan kuantitasnya yang akan mempengaruhi cara berfikir dan bertindak seseorang secara rasional dan objektif. Jika dilihat dari hasil penelitian bahwa sebagian besar responden tamatan SMA/Sederajat sebanyak 65 orang (59%), maka dapat dikatakan tingkat pendidikan responden tergolong sedang. Namun setelah tingkat pendidikan dikelompokkan kedalam 3 kategori sesuai dengan skala ISP (Indeks Sosial Position) yaitu tinggi, sedang dan rendah, tingkat pendidikan responden di Kelurahan Sidorejo tergolong rendah yaitu sebanyak 74 orang (67,30%). Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat ekonomi semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka tingkat pekerjaannya juga akan semakin baik, dari keseluruhan responden yang mempunyai pendidikan tinggi/baik sebanyak 25 responden (22,70%) dan pada umumnya memiliki tingkat kualitas permukiman yang lebih baik dibandingkan dengan 74 responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah dengan kondisi permukiman kualitas jelek (rendah). Jurnal Geografi Vo.l 2 No. 2 Agustus 2010 78

Tingkat Pekerjaan Status pekerjaan yang dimiliki seseorang mempengaruhi wawasan dan kepekaan yang tinggi tentang kesehatan keluarga dan lingkungan, semakin baik pekerjaan seseorang maka tingkat ekonominya juga semakin baik yang akan mempengaruhi kualitas permukimannya sendiri bahkan lingkungannya. Dilihat dari hasil penelitian sesuai dengan skala Hollingshead dan Redlich maka tingkat pekerjaan responden yang paling banyak adalah propesional dan pemilik sebanyak 34 responden, jadi dapat dikatakan bahwa pekerjaan masyarakat di Kelurahan Sidorejo sudah baik, berbeda dengan menggunakan skala ISP yaitu dimana tingkat pekerjaan dikelompokkan menjadi 3 (tinggi, sedang dan rendah). Dengan menggunakan skala ISP ini pada umumnya responden memiliki tingkat pekerjaan yang tinggi sebanyak 49 responden dan pada umumnya tingkat kualitas permukimannya sudah baik, karena kemampuan ekonomi mempengaruhi tingkat pemenuhan kebutuhan dari pada masyarakat itu sendiri. KESIMPULAN Kondisi sosial ekonomi masyarakat sangat berpengaruh terhadap kualitas permukiman masyarakat. Semakin baik kondisi ekonomi masyarakat maka akan semakin baik kualitas permukimannya. DAFTAR PUSTAKA Bintarto. 198 Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Jakarta. Ghalia Indonesia Frick, Hein. 1995. Rumah Sederhana: Kebijaksanaan Perencanaan, Yogyakarta: Kanisius Marwasta, Djaka. 1998. Petunjuk Praktikum Geografi Permukiman. UGM, Yogyakarta M. Sastra, S. Dan Marlina Endy. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Slamet, J.S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Jurnal Geografi Vo.l 2 No. 2 Agustus 2010 79

Jurnal Geografi Vo.l 2 No. 2 Agustus 2010 80