BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Candi Cetho

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN PROMOSI CANDI CETHO MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL COFFEE TABLE BOOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimiliki oleh Kabupaten Karanganyar. Berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng,

BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN

di JAW A TE N GAH S E LATAN

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

CAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

INTERAKSI KEBUDAYAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di tengah kesibukan seseorang dalam bekerja diikuti pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS: TINJAUAN GAYA SENI BANGUN, SENI ARCA DAN LATAR KEAAGAMAAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA JASA WISATA DAN KULINER DI KAWASAN CANDI CETO

87 Universitas Indonesia

JENIS KOLEKSI KETERANGAN UKURAN SKALA GAMBAR RUANG TRANSISI A. Dimensi obyek = 5m x 2m 1 :1. diorama 1 : 1. Dimensi 1 vitrin B = 1,7 m x 1,2 m 1 : 1

BAB III IDENTIFIKASI DATA

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT...

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

Perkembangan Arsitektur 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

I.PENDAHULUAN. provinsi di Indonesia. Sebagai bagian dari Indonesia, Lampung tak kalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL


Cagar Budaya Candi Cangkuang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI. I Wayan Dirana

BAB II DATA DAN ANALISA

Pelestarian Cagar Budaya

BAB II IDENTITAS PRODUK C59 JUNIOR KID BANDUNG

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK

ASPEK BUDAYA DAN RELGI DALAM CERITA RAKYAT CANDI CETHO DI KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR DAN

LEMBAR PERSETUJUAN. Artikel oleh Catra Yudha Pradana ini Telah diperiksa dan disetujui. Malang, 7 Januari 2013 Pembimbing I,

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong

BAB I PENDAHULUAN. Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah dimiliki Indonesia pada

SUKUH, CANDI DI LERENG GUNUNG LAWU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tatanan Lanskap Situs Ratu Boko

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Latar Candi Sukuh dan Candi Cetho. 1. Candi Sukuh

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA)

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Data Obyek. Karanganyar terdiri dari hutan alam, wisata alam, goa dan bumi

Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V

BAB II ISI. oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan

KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus

Perkembangan arsitektur I

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

I. PENDAHULUAN. kebudayaan. Perkembangan seni dan budaya didalamnya terdapat kesenian

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan

BAB 5 PENUTUP PURA MAOSPAIT DI MASA LALU DAN MASA KINI

Pengaruh Budaya Jawa-Hindu dalam Kompleks Makam Imogiri, Yogyakarta

KONDISI CANDI BOROBUDUR SEBELUM PEMUGARAN II

Komunikasi visual Wisata candi cetho dan sekitarnya Dalam fotografi

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda

Gb 3.9 Denah Candi Jiwa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3: TINJAUAN LOKASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya

VERNAKULAR-TA.428-SEMESTER GENAP-2007/2008 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR-S1 FPTK-UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. penggambaran proses budaya masa lalu (Binford, 1972: 78-79). 1 Universitas Indonesia

Pertemuan X & XI Contoh Kasus candi-candi Periode Jawa Timur

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Pada laporan tugas akhir BAB III ini, menjelaskan tentang metodologi dan

Eksplorasi Tinggalan Batu Besar di Lereng Ciremai

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pelosok tanah air termasuk daerah Bali, sesungguhnya sudah sejak lama

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Abstrak... Halaman Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel...

'; Soekanto Soerjono, Prof, Dr, SH, MA, Sosiologi Suatu Ppngantar, CV Rajawali, Jakarta, 1982.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Blitar memiliki banyak sektor pariwisata yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. sebagai berikut: Pertama, di Kawasan Candi Cetho masih terdapat berbagai

DAFTAR INVENTARIS BCB TAK BERGERAK DI KABUPATEN BANTUL

BOROBUDUR : Masalah Puncak Stupa Induk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kerangka berpikir Arkeologi maka digunakan penelitian kualitatif.

Transkripsi:

BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Candi Cetho 1. Lokasi Candi Cetho terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di desa Cetho kelurahan Gumeng kecamatan Jenawi, kabupaten Karanganyar provinsi Jawa Tengah. Dengan jarak 40km dari Solo kita dapat menempuhnya dengan menggunakan kendaraan bermotor, baik itu roda dua maupun roda empat. Komplek Candi Cetho memanjang kebelakang dengan panjang 190m dan lebar 30m pada ketinggian 1496m dari permukaan laut. Gambar 3.1. Suasana di dalam kawasan Candi Cetho ( Sumber : Dokumentasi pribadi ) 20

21 2. Sejarah Para pakar sejarah kepurbakalaan termasuk arkeolog hingga kini belum mengetahui tepat siapa dan kerajaan mana yang membangun Candi Cetho. Akan tetapi melalui relief relief serta arca yang ada, mereka berspekulasi bahwa candi ini merupakan peninggalan kerajaan Majapahit menjelang keruntuhannya sekitar abad 14 sampai abad 15. Berdasarkan catatan pada arsip arsip kuno, ketika ditemukan banyak sekali batu dan patung candi yang berserakan tidak terawat. Sedangkan pada prasasti dinding gapura teras VII terdapat prasasti dengan huruf jawa kuno yang berbunyi peringatan pembuatan buku Tirto Surya badannya hilang 3. Struktur Bangunan Candi Arsitektur Candi Cetho terlihat sederhana begitu juga dengan relief reliefnya. Kesan sederhana ini menarik perhatian penulis berkebangsaan Belanda Dr. W.F. Sttuterheim yang bukunya diterjemahkan secara bebas oleh J.K Marto Subroto. Beliau berspekulasi arsitektur dan relief di Candi Cetho sangat sederhana karena pemahat Candi Cetho mungkin seorang pemahat kayu bukan pemahat batu, kemudian adanya kebutuhan yang mendesak untuk tempat pemujaan sehingga pembangunan candi dilakukan dengan tergesa gesa. Selain itu beliau juga berpendapat jika pada masa itu adalah masa dimana situasi politik,perdagangan dan ekonomi menjelang keruntuhan Majapahit sehingga tidak memungkinkan untuk membangun candi yang besar dan monumental.

22 Komplek candi memiliki 13 teras yang disusun meninggi ke arah puncak dan menghadap ke barat. Masing masing teras berupa halaman yang di kelilingi oleh tembok dan tangga yang menuju ke teras belakangnya. Namun pada umumnya arca arca sudah tidak pada tempatnya semula. Selain itu bangunan bangunan kerangka kayu dan bangunan batu yang sekarang adalah hasil pemugaran pada tahun 1975. Gambar 3.2. Komplek Candi Cetho ( Sumber : Dokumentasi pribadi ) 4. Areal Candi Cetho a. Nista Mandala Pada saat masuk ke areal Candi Cetho dari pintu depan, akan dijumpai susunan batu berundak undak atau tangga yang berjumlah 35 anak tangga. Setelah itu terdapat 3 buah arca atau patung perempuan penjaga pintu masuk pada teras pertama dan pada teras kedua terdapat arca atau

23 patung penjaga gapura bentar. Konsep gapura bentar pada Candi Cetho merupakan filososfi Hindu, yang memiliki arti suatu proses seorang manusia yang keluar dari rahim seorang ibu yang diharapkan setelah dilahirkan di dunia ini dapat berkarya dalam meniti hidupnya dan harus taat kepada ibunya. Gambar 3.3. Arca atau patung patung di area Nista Mandala ( Sumber : Dokumentasi pribadi ) b. Madya Mandala Pada area ini terdapat sebuah bangunan yang berbentuk bujur sangkar yang di dalamnya terdapat susunan batu yang berundak undak dengan atap yang terbuat dari ijuk atau serabut dari pohon kolang kaling. Bangunan ini diyakini sebagai tempat persemayaman Eyang Krincing Wesi yang kemudian disakralkan dan dikeramatkan. Setiap hari Anggoro Kasih atau Selasa Kliwon Wukuh Mandosia, penduduk setempat yang

24 mayoritas beragama Hindu mengadakan upacara Pitrayadya (upacara untuk menghormati para leluhur). Selain itu pada area Madya Mandala juga terdapat patung atau arca lain seperti arca Samudra Manthana dan Garudeya, yang digambarkan dengan bentuk burung yang sedang mengembangkan sayapnya dan diatasnya terdapat kura kura. Arca lainnya berbentuk lingga (alat kelamin laki laki) yang bersentuhan dengan Yoni (alat kelamin perempuan) yang disatukan dengan bentuk garuda. Kemudian terdapat susunan balok -balok batu yang memiliki relief penggambaran tokoh tokoh dalam pewayangan. Gambar 3.4. Arca dan bangunan di area Madya Mandala ( Sumber : Dokumentasi pribadi )

25 c. Bangunan Pada teras ke 8 dan ke 9 terdapat pendopo berbentuk joglo dengan atap bersirap kayu dan kerangkanya terbuat dari kayu jati. Bangunan ini merupakan hasil pemugaran pada tahun 1975/1976. Gambar 3.5. Bangunan di teras VIII dan IX ( Sumber : dokumentasi pribadi ) d. Utama Mandala Pada teras ke 10 terdapat 6 bangunan yang terbuat dari kayu dan 2 diantaranya terdapat arca Sabdo Palon dan Naya Genggong. Kemudian

26 pada teras ke 11, 12, dan 13 terdapat dua arca Phallus. Pada area Utama Mandala ini juga terdapat candi induk yang bentuknya sama seperti candi induk di Candi Sukuh. Gambar 3.6. Bangunan dan arca yang ada di area Utama Mandala ( Sumber : dokumentasi pribadi )

27 Gambar 3.7. Candi utama di area Utama Mandala ( Sumber : dokumentasi pribadi ) B. Target Market dan Target Audience Target Market adalah bagian dari pasar yang tersediahi syarat untuk dituju oleh sebuah perusahaan ( Kotler, 2012 ).Dalam konsep pemasaran, pasar merupakan sasaran utama yang dituju oleh perusahaan. Target Market dari coffee table book Candi Cetho adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan segmentasi geografis : Primer Sekunder : Solo, Karanganyar, dan sekitarnya : seluruh Indonesia 2. Berdasarkan segmentasi demografis : Kategori Usia : umum : 25 60 tahun

28 Jenis Kelamin Sosial Ekonomi : laki laki dan perempuan : menengah ke atas 3. Berdasarkan Psikografis : Masyarakat yang menyukai travelling, pecinta fotografi, pecinta alam kolektor karya seni, dan wisatawan baik luar maupun dalam negeri yang ingin mengenal Candi Cetho. C. Komparasi Dalam sebuah perancangan, perlu adanya komparasi atau pembanding agar dalam perancangan nanti didapatkan hasil yang lebih sempurna dan bermanfaat. Dalam perancangan coffee table book ini penulis menggunakan buku Borobudur Majestic Mysterious Magnificent karya Miksic dan John N kemudian buku Kota Gede : Life Between Walls karya Revianto Budi Utomo sebagai komparasi. Buku Borobudur Majestic Mysterious Magnificent dipilih karena mempunyai kesamaan dalam menampilkan sebuah situs peninggalan sejarah dan budaya. Sedangkan buku Kota Gede : Life Between Walls yang isinya merupakan gambaran dari keadaaan di sekitar Kota Gede, kehidupan dan arsitektural yang ada di Kota Gede dipilih dari segi kesamaan style fotografi dokumenter yang bertujuan menggambarkan keadaan sebuah wilayah dan bangunan-bangunan bersejarahnya. 1. Coffee Table Book Borobudur Majestic Mysterious Magnificent Data Coffee Table Book Borobudur Majestic Mysterious Magnificent Penyusun : Miksic, John N

29 Penerbit : Tuttle Publishing Tahun Terbit : 2011 Harga : Rp 550.000,00 Cetakan : Hardcover 272 halaman Sebuah buku yang mengulas banyak hal tentang Candi Borobudur lewat karya karya fotografi yang bagus, mulai dari mengenalkan Borobudur sebagai candi Budha terbesar di dunia sampai penceritaan relief relief dan sejarahnya. Gambar 3.8. Cover buku Borobudur Majestic Mysterious Magnificent ( Sumber : Google image ) 2. Coffee Table Book Kota Gede : Life Between Walls Buku ini disusun oleh Revianto Budi Santoso dan Bambang Tri Atmojo. Buku ini menggambarkan kehidupan di sekitar Kota Gede dan arsitektural yang ada. Data Coffee Table Book Kota Gede : Life Between Walls Penyusun Penerbit : Revianto Budi Santoso dan Bambang Tri Atmojo : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta Tahun Terbit : 2007

30 Harga : Rp 125.000,00 Cetakan : Hardcover 172 halaman Dalam buku ini terdapat tiga ratus frame foto yang diambil mulai drai tahun 1999 sampai tahun 2006. Isi dari buku ini menggambarkan bagaimana kehidupan sehari hari masyrakat di sekitar Kota Gede dan menyusuri bangunan atau arsitektur yang ada Gambar 3.9. Cover buku kota gede ( Sumber : Google Image ) D. Analisis SWOT Analisis SWOT (Stength, Weakness, Opportunity, Threat) adalah salah satu cara untuk menganalisis potensi coffee table book Candi Cetho. Analisis SWOT coffee table book Candi Cetho menurut penulis adalah :

31 1. Strength ( Kekuatan ) a. Foto yang disajikan pada buku ini cukup menarik sebagai bagian promosi dari Candi Cetho dibandingkan media promosi yang sudah ada. 2. Weakness ( Kelemahan ) a. Informasi yang disajikan pada buku ini kurang lengkap karena sumber informasi yang terbatas. b. Harga buku yang kurang terjangkau bagi masyarakat umum. 3. Oportunity ( Kesempatan ) a. Belum ada coffee table book yang mengangkat tentang Candi Cetho sebelumnya, sehingga menjadi awal promosi Candi Cetho melalui coffee table book. 4. Threat ( Ancaman ) a. Kurangnya minat masyarakat untuk membeli dan membaca buku ini. Sedangkan untuk tabel analisis SWOT dari komparasi Coffee Table Book Candi Cetho adalah sebagai berikut :

32 Strength ( Kelebihan ) Coffee Table Book Kota Gede Life Between Wall a. Merekam salah satu kota tua yang pernah menjadi ibu kota Keraton Mataram. Coffee Table Book Borobudur Majestic Mysterious Magnificent a. Menceritakan kebesaran Candi Borobudur yang merupakan candi Budha terbesar di dunia. Weakness ( Kelemahan ) a. Hanya ditulis dalam bahasa inggris sehingga kurang menjangkau pasar lokal a. Hanya ditulis dalam bahasa inggris sehingga kurang menjangkau pasar lokal. b. Harga buku mahal sehingga kurang terjangkau bagi masyarakat umum. Oportunity ( Kesempatan ) a. Penggunaan bahasa inggris sehingga dapat menjadi daya tarik pasar internasional. a. Penggunaan bahasa inggris sehingga dapat menjadi daya tarik pasar internasional. Threat ( Ancaman ) a. Kurangnya minat masyarakat lokal untuk membeli buku ini karena buku ini ditulis dalam bahasa inggris. a. Kurangnya minat masyarakat lokal untuk membeli buku ini karena ditulis dalam bahasa inggris. Tabel 3.1. Analisis SWOT