KONDISI CANDI BOROBUDUR SEBELUM PEMUGARAN II

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONDISI CANDI BOROBUDUR SEBELUM PEMUGARAN II"

Transkripsi

1 233 KONDISI CANDI BOROBUDUR SEBELUM PEMUGARAN II Oleh : Tukidjan Wakil Kepala Sektor Tekno Arkeologi Proyek Pemugaran Candi Borobudur CCandi Borobudur merupakan warisan dunia PENDAHULUAN (World Heritage) terbesar di Indonesia. Secara tahun administrasi Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten dilaksanakan oleh Theodore Van Erp pada Pada pemugaran tersebut, bagian candi yang mengalami perbaikan adalah pagar Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Secara langkan dan gapura lorong 1 sampai dengan 5, astronomi Candi Borobudur terletak pada garis 0 Lintang Selatan (LS): 7 36'29'' dan garis Bujur 0 Timur (BT): '14'' atau pada koordinat Universal Transverse Marcator (UTM), X: meter dan Y: meter. Candi Borobudur dibangun diatas bukit pada ketinggian + 265,740 meter dari permukaan air laut, beriklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi, yakni mencapai 621 mm. Candi Borobudur terbuat dari susunan batu andesit masing-masing berukuran rata-rata panjang 50 cm, lebar 30 cm dan tingginya 22 cm. Pada masa Pemerintahan Belanda, Candi Borobudur pernah mengalami pemugaran yang Hasil pemugaran Th. van Erp pada Arupadhatu

2 234 stupa-stupa di Arupadhatu dan saluran air di sangkar mulai dari undag tingkat 1 sampai halaman lereng bukit. Cekungan-cekungan di dengan lorong 4 tingkat 6 terbagi menjadi 9 lantai lorong dikarenakan melesak diisi dengan bidang, yaitu berturut-turut dari kanan-kiri lapisan beton tras kemudian di atasnya disebut dengan bidang a, b, c, d, e-f, g, h, I dan j. dipasangi dengan batu lantai baru. Celah-celah Sisi bujur sangkar di atasnya, yakni lorong 5 (siar) batu pada seluruh permukaan batu lantai tingkat 7 terbagi menjadi 5 bidang, yaitu lama dan batu lantai baru diisi/ditutup dengan berturut-turut dari kanan ke kiri disebut bidang a, mortar/spesi, sehingga air hujan di atas candi b, c-d, e dan f. Sedangkan batur tingkat 8 sampai yang melimpas di permukaan batu lantai dapat dengan batur 3 tingkat 10 dan stupa pusat mengalir melalui jaladrawa/saluran air di tiap berbentuk lingkaran. tingkatan. Sementara dinding-dinding candi lorong 1 sampai dengan 4 tetap dibiarkan dalam posisi miring dan melesak, sehingga semakin lama semakin parah. D a r i h a s i l p e n e l i t i a n p a r a a h l i menunjukkan, bahwa kondisi tanah bukit di bawah candi merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan pada Candi Borobudur. Hal ini disebabkan karena struktur tanah bukit dasar candi terdiri dari lapisan tanah lempung. Salah satu sifat tanah lempung adalah jika terkena air, daya dukung/kekuatan tekannya menjadi sangat rendah mengakibatkan dindingdinding candi mengalami penurunan. PENAMAAN BAGIAN-BAGIAN CANDI Denah Candi Borobudur Kearah vertikal, Candi Borobudur terdiri dari 3 bagian, yakni berturut-turut dari bawah ke atas disebut dengan: Denah Candi Borobudur berbentuk bujur 1. Kamadhatu : Mencakup undag tingkat 1, sangkar yang dilengkapi dengan tangga pada selasar tingkat 2 dan kaki pertengahan sisi-sisinya. Pada setiap sisi bujur candi.

3 Rupadhatu : Mencakup lorong 1 tingkat 3 undag dalam, masing-masing terdiri atas 6 sampai dengan lorong 5 lapis batu. Di tempat-tempat tertentu lapisan tingkat 7. Kelima lorong ini batu dinding undag luar tersisa 4-5 lapis dibatasi oleh dinding (dalam) bata. Sedangkan dinding undag dalam dan pagar langkan (luar) masih cukup baik. y a n g p e n a m a a n n y a 2. Selasar mengikuti nama lorongnya. Dinding selasar terdiri dari 10 lapis batu. Contoh lorong 1 dibatasi oleh Kondisi dinding selasar masih cukup baik, dinding lorong 1 dan pagar kecuali pada sudut barat daya dan sudut langkan lorong 1. timur laut telah mengalami sedikit 3. Arupadhatu : Mencakup batur 1 tingkat 8 penurunan. Di beberapa tempat terdapat sampai dengan batur 3 renggangan nat batu tetapi tidak begitu tingkat 10 dan seterusnya besar. dan stupa pusat. 3. Kaki candi Kaki candi Borobudur terletak di belakang selasar dan sebagian besar tertutup oleh selasar tersebut, tepatnya kaki candi tersebut berada di bawah pagar langkan lorong 1. Bangunan ini terdiri dari 27 lapis batu. Nat-nat (siar) batunya masih rapat belum ada yang renggang dan permukaan atas batas atas kaki candi tersebut masih Irisan Candi Borobudur KONDISI ELEMEN CANDI rata. Ukuran kaki Candi Borobudur cukup tinggi, namun karena di depan kaki candi terdapat bangunan selasar dan undag A. Bagian Kamadhatu (berfungsi sebagai penahan), maka candi 1. Undag tersebut masih dalam kondisi baik dan Dinding undag merupakan bagian terbawah stabil. dan terluar Candi Borobudur. Dinding undag terdiri dari dinding undag luar dan dinding Kaki candi sudut tenggara yang ditampakkan pada zaman Jepang

4 236 Kondisi Candi Borobudur B. Bagian Rupadhatu 1. Dinding dan pagar langkan lorong 1 Pembatas lorong 1 di bagian dalam adalah dinding lorong 1. Dinding ini terdiri dari 17 lapis batu, tetapi di tempat-tempat tertentu sebagian (bagian bawah) dinding tertutup oleh batu lantai. Hal ini diperkirakan dindingdinding di tempat tersebut mengalami penurunan. Permukaan lantai lama (asli) miring ke arah dalam Pada pembongkaran batu lantai untuk penelitian tanah dasar candi diperoleh data, bahwa lapisan batu lapisan di bawah dinding lorong 1 sebanyak 2-3 lapis batu. Selain mengalami penurunan, sebagian besar dinding lorong 1 dalam kondisi miring keluar dan banyak ditemukan nat (siar) batu Bagian bawah dinding lorong 1 tertutup oleh lantai baru yang renggang (melebar).

5 Kondisi Candi Borobudur Pembongkaran batu lantai lorong 1 untuk penelitian tanah dasar candi tahun 1969 Pembongkaran batu lantai lorong 1 Gambar Pembongkaran Lantai Lorong I Dalam Rangka Penelitian Tanah Dasar Candi Tahun

6 238 Dinding lorong 1 yang paling parah dialami oleh dinding-dinding yang terletak di kuadran barat laut dan timur laut. Kemiringan 0 dinding di kuadran ini ada yang mencapai 9, yakni di bidang e-f sisi utara. Kondisi dinding Untuk mengurangi beban yang didukung oleh dinding lorong 1 di kuadran barat laut dan timur laut, maka pada tahun 1965 (sebelum meletusnya pemberontakan G 30 S PKI) dilakukan kegiatan pembongkaran dan lorong 1 bidang a sisi utara sudah sangat penurunan batu-batu pagar langkan lorong 2 mengkhawatirkan, maka dinding tersebut didukung (ditopang) dengan menggunakan kayu gelondongan agar tidak runtuh. dan 3 di kuadran tersebut. Batu-batu hasil pembongkaran pagar langkan tersebut disusun kembali dan ditempatkan di halaman. Kondisi dinding lorong 1 bidang d sisi utara Dinding lorong 1 bidang a sisi utara (kuadran barat laut) yang ditopang dengan kayu Bangunan perancah di sudut barat laut untuk menurunkan batu-batu pagar langkan lorong 2 dan 3 kuadran timur laut dan barat laut tahun 1965 Pada lorong 1 terdapat pagar langkan setinggi 20 lapis batu dan gapura di atas tangga yang menyatu dengan pagar langkan tersebut. Pagar langkan ini bertumpu pada kaki candi dan dilengkapi dengan relung-relung yang di dalamnya terdapat arca Buddha menghadap keluar. Pada pagar langkan lorong 1 terdapat 104 relung dengan puncak berupa keben. Kondisi pagar langkan lorong 1 masih cukup baik, namun demikian ada beberapa

7 239 bagian yang rusak dan hilang. Gapura lorong 1 sebanyak 4 buah, semuanya rusak dan hilang. Beberapa buah relung rusak dan hilang seperti pada bidang c sisi timur dan bidang c sisi barat masing-masing 3 buah relungnya hilang. Prosentase keutuhan pagar langkan lorong 1 masih 91%. pendek lorong 2 banyak ditemukan renggangan nat batu yang cukup lebar. Daftar persentase keutuhan pagar langkan lorong Lokasi Gapura Relung Arca Budha Prosentase keutuhan Utuh Rusak Hilang Utuh Rusak Hilang Ada Hilang pagar langkan Sisi Timur bh 9 bh 13 bh 4 bh 22 bh 4 bh 87 % Sisi Selatan bh 15 bh 7 bh 4 bh 25 bh 1 bh 94 % Sisi Barat bh 13 bh 13 bh - 26 bh - 92 % Sisi Selatan bh 12 bh 12 bh 2 bh 23 bh 3 bh 92 % Jumlah bh 49 bh 45 bh 10 bh 96 bh 8 bh + 91 % Kondisi bidang panjang dinding lorong 2 sisi utara 2. Dinding dan pagar langkan lorong 2 Bagian dalam lorong 2 dibatasi oleh dinding lorong 2 setinggi 14 lapis batu. Dindingdinding candi di lorong 2 sebagian besar miring ke dalam. Hal ini berlawanan dengan dinding-dinding lorong 1 di bawahnya yang miring keluar. Kondisi yang demikian diasumsikan, bahwa gaya yang bekerja pada dinding lorong 2 adalah gaya horizontal berupa tarik dari dinding lorong 1, sebagai akibat penurunan dinding lorong 1 yang cukup dalam. Asumsi ini sangat dimungkinkan karena pada dinding-dinding Kondisi bidang d dinding lorong 2 sisi utara

8 240 Batu-batu lantai lorong 2 masih berupa Daftar persentase keutuhan pagar langkan batu lama (asli) dengan posisi miring keluar. Nat- lorong 2 nat batu lantai diisi dengan mortar, sehingga air hujan yang melimpas di lorong 2 tersebut akan mudah mengalir melalui jaladwara. Penutupan nat-nat batu lantai tersebut juga mengurangi meresapnya air ke dalam susunan batu-batu dinding lorong 1. Pagar langkan lorong 2 yang bertumpu pada dinding lorong 1 terdiri dari 14 lapis batu, juga dilengkapi dengan relung-relung yang di 3. Dinding dan pagar langkan lorong 3 dalamnya terdapat Arca Buddha menghadap Dinding lorong 3 sebagai pembatas lorong 3 keluar. Pada lorong 2 terdapat bangunan gapura di atas tangga yang menyatu dengan pagar langkan. Jumlah relung yang terdapat pada pagar langkan lorong 2 sebanyak 104 buah, dengan puncak berupa stupa-stupa kecil. di bagian dalam, terdiri dari 12 lapis batu. Posisi dinding ini relatif tegak dibanding dengan dinding-dinding di bawahnya. Pada pembongkaran batu lantai guna penelitian tanah dasar candi diperoleh data, bahwa Kerusakan yang terjadi pada pagar lapisan batu isian di bawah dinding lorong 3 langkan lorong 2 cukup parah. Di beberapa tempat bagian atasnya rusak dan hilang, bagian yang tersisa tinggal beberapa lapis batu. berkisar antara lapis batu, sehingga dinding tersebut masih tegak. Renggangan nat batu juga tidak banyak. Di tempat-tempat Sebagai contoh, bidang e-f sisi timur tertentu, dinding bagian bawah setinggi 2 tersisa 2 lapis batu dan bidang h sisi timur juga lapis batu tertutup oleh batu lantai baru. Hal tersisa 2 lapis batu saja. Bangunan gapura ini menunjukkan bahwa dinding lorong 3 sebanyak 4 buah, rusak 3 buah dan lainnya hilang. Prosentase keutuhan pagar langkan lorong 2 sebanyak 46% Lokasi Utuh Sisi Timur - Sisi Selatan - Sisi Barat - Sisi Selatan - Jumlah - Gapura Rusak - 1 bh 1 bh 1 bh 3 bh Hilang 1 bh bh Utuh 6 bh 1 bh 5 bh - 12 bh Relung Rusak 7 bh 19 bh 18 bh 17 bh 61 bh Arca Budha Hilang Ada Hilang tersebut mengalami penurunan. Prosentase Keutuhan Pagarlangkan 13 bh 26 bh - 32 % 6 bh 24 bh 2 bgh 53 % 3 bh 26 bh - 45 % 9 bh 20 bh 6 bh 53 % 31 bh 96 bh 8 bh + 46 %

9 Kondisi Candi Borobudur Kondisi bidang panjang lorong 3 yang miring dan mendesak Gambar pembongkaran lantai lorong 3 dalam rangka penelitian tanah dasar candi tahun

10 242 Permukaan lantai lorong 3 juga merupakan Daftar persentase keutuhan pagar langkan lantai batu baru seperti halnya pada lorong lorong 3 1. Di bawah lantai batu baru terdapat lapisan beton tras dan lantai batu lama terletak di bawah lapisan beton tras tersebut dengan pemukaan miring ke dalam. Bangunan pagar langkan lorong 3 terletak di depan dinding lorong 3, terdiri dari 14 lapis batu. Pagar langkan ini juga dilengkapi dengan relung-relung yang di dalamnya 4. Dinding dan pagar langkan lorong 4 terdapat arca Budha menghadap keluar. Jumlah relung pada pagar langkan lorong 3 sebanyak 88 buah. Stupa-stupa kecil menghiasi lorong 3 sebagai puncak pagar langkan. Pada lorong 3 ini juga terdapat 4 buah gapura yang menyatu dengan pagar langkan. Dinding lorong 4 terdiri dari 12 lapis batu dengan posisi relatif tegak dan renggangan nat batu tidak lebar. Di beberapa bidang, lapisan batu dinding di bagian bawah tertutup oleh batu lantai. Hal ini menunjukkan bahwa dinding lorong 4 juga mengalami penurunan seperti yang terjadi Kondisi pagar langkan lorong 3 tidak jauh pada dinding lorong 1 dan 3. berbeda dengan kondisi pagar langkan lorong 2. Bagian atas pagar langkan ini telah banyak yang rusak dan hilang. Bahkan di beberapa tempat pagar langkan tersebut tinggal tersisa beberapa lapis batu saja. Seperti pada bidang j sisi selatan tersisa 3 lapis batu dan bidang e-f sisi barat tersisa 3 Batu-batu lantai lorong 4 di bagian atas juga berupa batu-batu yakni berukuran 40 cm x 30 cm dan tebalnya 10 cm. Di bawah batu lantai baru terdapat lapisan beton tras dan kemudian di bawahnya lagi terletak batu lantai lama (asli) yang permukaannya miring ke dalam. lapis batu saja. Begitu juga dengan 4 gapura Pagar langkan lorong 4 terdiri dari 14 di lorong ini, seluruhnya dalam kondisi rusak. Prosentase keutuhan pagar langkan lorong 3 sebanyak 58%. Gapura Relung Arca Budha Prosentase Lokasi Keutuhan Utuh Rusak Hilang Utuh Rusak Hilang Ada Hilang Pagarlangkan Sisi Timur - 1 bh - 2 bh 18 bh 2 bh 22 bh - 59 % Sisi Selatan - 1 bh - 4 bh 12 bh 6 bh 21 bh 1 bh 63 % Sisi Barat - 1 bh - 7 bh 7 bh 8 bh 19 bh 3 bh 54 % Sisi Selatan - 1 bh - 4 bh 15 bh 3 bh 21 bh 1 bh 54 % Jumlah - 4 bh - 17 bh 52 bh 19 bh 83 bh 5 bh + 58 % lapis batu, kondisinya relatif masih cukup baik. Pagar langkan lorong 4 ini juga dilengkapi dengan relung-relung yang di dalamnya terdapat arca Budha menghadap

11 243 keluar. Jumlah relung di lorong 4 ini sebanyak 72 buah dan di atasnya terdapat lantainya berupa batu baru. Batu-batu lantai lama dengan posisi miring kedalam terletak stupa-stupa kecil sebagai puncak pagar jauh di bawah batu lantai baru. Ruang langkan. Di lorong ini juga terdapat gapura di antara lantai batu baru dan batu lama diisi atas tangga yang menyatu dengan pagar dengan lapisan beton tras. Dinding batur 1 langkan. Meskipun pagar langkan lorong 4 ini masih dalam kondisi baik, tetapi ada beberapa bidang pagar langkan rusak atau hilang di bagian atasnya. Sebagai contoh, bidang i sisi selatan tersisa 3 lapis batu dan bidang i sisi utara juga tersisa 3 lapis batu saja. Sedangkan gapura di lorong ini masih ada yang utuh, yakni gapura sisi timur dan barat. Gapura sisi utara rusak dan di sisi selatan hilang. Prosentase keutuhan pagar merupakan pembatas lorong 5 di bagian dalam akan dibahas pada pembahasan bagian Arupadhatu berikutnya. Pagar langkan lorong 5 bertumpu pada dinding lorong 4, merupakan pagar langkan teratas pada Candi Borobudur. Bangunan ini terdiri dari 14 lapis batu juga dilengkapi dengan relung-relung yang di dalamnya terdapat arca Budha menghadap keluar. Relung-relung di lorong ini berjumlah 64 buah dan dipuncaki dengan stupa-stupa langkan lorong 4 sebanyak 72 %. kecil. Gapura di atas tangga sebanyak 4 buah menyatu dengan pagar langkan. Daftar persentase keutuhan pagar langkan Kondisi pagar langkan lorong 5 lorong 4 Lokasi Gapura Relung Arca Budha Prosentase Keutuhan Utuh Rusak Hilang Utuh Rusak Hilang Ada Hilang Pagarlangkan Sisi Timur 1 bh bh 6 bh 2 bh 16 bh 2 bh 92 % Sisi Selatan bh 4 bh 8 bh 6 bh 18 bh - 56 % Sisi Barat 1 bgh bh 12 bh 1 bh 17 bh 1 bh 86 % Sisi Selatan - 1 bh - 4 bh 12 bh 2 bh 17 bh 1 bh 55 % Jumlah 2 bh 1 bh 1 bh 23 bh 38 bh 11 bh 68 bh 4 bh + 72 % masih cukup baik. Pagar langkan yang mengalami kerusakan terdapat pada bidang c-d dan f sisi barat serta bidang a sisi utara. Bagian yang paling parah terdapat pada bisang f sisi barat, yakni setengah bidang tersisa 2 lapis batu saja. Satu-satunya gapura yang masih utuh adalah gapura di 5. Pagar langkan lorong 5 atas tangga sisi utara. Sedangkan gapura di Lantai lorong 5 merupakan bagian teratas Rupadhatu, batu-batu lantainya sama dengan lantai lorong 4, dimana batu-batu sisi timur dan selatan dalam kondisi rusak dan di sisi barat hilang. Prosentase keutuhan pagar langkan lorong 5 ini cukup tinggi,

12 244 yakni 93 %. Daftar persentase keutuhan pagar langkan lorong 5 Gapura Relung Arca Budha Prosentase Lokasi Keutuhan Utuh Rusak Hilang Utuh Rusak Hilang Ada Hilang Pagarlangkan Sisi Timur - 1 bh - 16 bh bh - 93 % Sisi Selatan - 1 bh - 16 bh bh 1 bh 95 % Sisi Barat bh 10 bh 3 bh 3 bh 13 bh 3 bh 89 % Sisi Selatan 1 bh bh bh - 95 % Jumlah 1 bh 2 bh 1 bh 58 bh 3 bh 3 bh 60 bh 4 bh % Sedangkan prosentase keutuhan pagar langkan lorong 1 sampai dengan lorong 5 sebanyak + 72%. dan tegak. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa bagian bawah dinding batur 1 ini sebanyak 2 lapis batu tertutup oleh batu lantai lorong 5. Dengan demikian dinding batur 1 tersebut telah mengalami penurunan (lihat foto no di bawah ini). Pada lantai batur 1 terdapat 32 buah stupa, yang di dalamnya terdapat arca Budha menghadap keluar. Sebuah stupa dalam kondisi rusak (tersisa 7 lapis batu) tetapi arca Budhanya ada, yakni terdapat di kuadran timur laut. Daftar prosentase keutuhan pagar langkan Candi Borobudur Gapura Relung Arca Budha Prosentase Lokasi Keutuhan Utuh Rusak Hilang Utuh Rusak Hilang Ada Hilang Pagarlangkan Lorong bh 49 bh 45 b h 10 bh 96 bh 8 bh 91 % Lorong 2-3 bh 1 bh 12 bh 61 bh 31 bh 96 bh 8 bh 46 % Lorong 3-4 bh - 17 bh 52 bh 19 bh 83 bh 5 bh 58 % Lorong 4 2 bh 1 bh 1 bh 23 bh 38 bh 11 bh 68 bh 4 bh 72 % Lorong 5 1 bh 2 bh 1 bh 58 bh 3 bh 3 bh 60 bh 4 bh 93 % Jumlah 3 bh 10 bh 7 bh 159 bh 199 bh 74 bh 403 bh 29 bh + 72 % 2. Dinding batur 2 Dinding batur 2 merupakan pembatas lantai C. Bagian Arupadhatu batur 1 di bagian belakang dan pendukung 1. Dinding batur 1 lantai batus 2. Dinding batur 2 ini terdiri dari 8 Dinding batur 1 merupakan pembatas lorong 5 di bagian belakang dan merupakan pendukung lantai batur 1. Dinding ini terdiri dari 8 lapis batu dan kondisinya cukup baik Dinding batur 1 bagian bawah tertutup batu lantai baru sedalam 2 lapis batu lapis batu dalam kondisi baik dan masih tegak. Pada lantai batur 2 terdapat 24 buah stupa, yang di dalamnya terdapat arca Budha menghadap keluar. Sama dengan

13 245 pada lantai batur 1, pada lantai batur 2 ini juga terdapat sebuah stupa yang rusak (tersisa 7 lapis batu) dan arca Buddhanya ada, terdapat di kuadran barat laut. 3. Dinding batur 3 Dinding batur 3 merupakan pembatas lantai batur 2 di bagian belakang dan juga merupakan pendukung lantai batur 3. Dinding batur 3 terdiri dari 8 lapis batu masih dalam kondisi baik dan tegak. Pada lantai batur 3 terdapat 16 buah stupa, yang di d a l a m n y a t e r d a p a t a r c a B u d d h a menghadap keluar. Selain 16 buah stupa tersbut, pada lantai batus 3 ini juga terdapat sebuah stupa pusat, yang merupakan puncak Candi Borobudur. Stupa-stupa tersebut masih dalam kondisi baik. DAFTAR PUSTAKA Dumarcay, Jacques, The Varous Stages During The Building of the Candi Borobudur. Document CC/ VI/ 7/ 1977, Pelita Borobudur Seri CC No. 6. Jakarta : Proyek PELITA Restorasi Candi Borobudur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ismijono Remeasuring The West and East Sides, Doc. CC/ VIII/ 4/ 1979, Pelita Borobudur Seri Cc No. 8. Jakarta : Proyek PELITA Restorasi Candi Borobudur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kempers, A.J. Bernet dan Soekmono, Candi Mendut, Pawon dan Borobudur. GANACO NV. Bandung-Jakarta. Samidi, Metode Pencocokan Batu Lepas (Anastilosis) Pagarlangkan Candi Borobudur. Jakarta : Tesis program Studi Ilmu Arkeologi Bidang Ilmu Budaya Program Pascasarjana, Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Sampurno, Penelitian Tanah Dasar Candi Borobudur, Pelita Borobudur Seri B No. 1. Jakarta : Proyek PELITA R e s t o r a s i C a n d i B o r o b u d u r, D e p a r t e m e n P e n d i d i k a n d a n Kebudayaan. Kondisi bagian Arupadhatu yang masih baik Soekmono, R, Laporan Kegiatan Proyek Restorasi Tjandi Borobudur, Pelita Borobudur seri A No. 1, Riwajat Usaha Penjelamatan Tjandi Borobudur (sampai akhir 1971). Jakarta : Proyek PELITA R e s t o r a s i C a n d i B o r o b u d u r,

14 246 Kondisi Candi Borobudur Departemen Kebudayaan. Pendidikan dan Tukidjan, dkk Tinjauan Korelasi TeknisArkeologis Candi Borobudur, Pawon, Mendut dan Ngawen. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur. Tukijan, dkk Pola dan Dimensi Lorong 1 Candi Borobudur. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur. BIODATA PENULIS Tukidjan, BA, lahir di Kabupaten Kulonprogo pada tanggal 25 Mei Menamatkan pendidikan di STM Negeri Jurusan Bangunan Gedung pada tahun 1970 dan menjadi peserta program up-grading Kader Teknisi Purbakala Angkatan I Bidang Tekno Arkeologi pada tahun Pada tahun menjabat sebagai Wakil Kepala Sektor Tekno Arkeologi pada Proyek Pemugaran Candi Borobudur dan kemudian mendapatkan tugas belajar pada tahun di Perancis dalam bidang Topografi dan Fotogrametri. Dengan selesainya Proyek Pemugaran Candi Borobudur, kemudian menjadi pegawai Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi DIY sampai tahun 1999 dan mulai tahun 2000 dipindah menjadi pegawai di Balai Konservasi Peninggalan Borobudur sampai pensiun pada tahun 2008.

15

16 SUMBER FOTO, GAMBAR, DAN TABEL : Dokumentasi proyek pemugaran Candi Borobudur Repro Buku Barabudur Lukisan karya Prof. Willem van den Berg Lukisan karya Emilie van Kerchkhoff Sketsa karya Prof. Dr. Daoed Joesoef Dokumentasi Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Dokumentasi pribadi penulis Dokumentasi pribadi Yudhi Atmaja dan Brahmantara Cover depan : Hasil pemugaran I oleh Theodore van Erp Cover belakang : Candi Borobudur sekarang Halaman ii : Kondisi Candi Borobudur setelah ditemukan dan dibersihkan (akhir abad 19) Halaman iv-v : Kondisi Candi Borobudur sebelum dipugar oleh Theodore van Erp (akhir abad 19) Halaman vi-vii : Candi Borobudur sebelum pemugaran I, pada stupa induk dibangun shelter Halaman viii : Stupa-stupa Candi Borobudur yang masih rusak parah sebelum dipugar oleh Theodore van Erp Halaman xiv : Kondisi Arupadhatu yang masih rusak parah sebelum dipugar oleh Theodore van Erp Halaman : Borobudur after restoration without the chattra Halaman 20 : Borobudur after restoration without the chattra Halaman 34 : Chattra dan Unfinish Buddha di Museum Karmmawibangga, zona 2 Kawasan Candi borobudur Halaman 54 : Relief awadana-jataka panil no 119 yang terkena lapisan oker Halaman : Stupa pada tingkatan ke-7 Candi Borobudur Halaman 64 : Arca Dhyani Buddha di lantai delapan Candi Borobudur Halaman 80 : Relief Karmmavibhangga panil no. 21 Halaman 97 : Relief orang menumbuk padi pada Relief Cerita Kresnayana, di pagar langkan Candi Wisnu Halaman 98 : Lanskap kawasan Borobudur pada awal abad ke 20 Halaman 122 : Relief pada Candi Pawon Halaman 140 : Letak Arupadhatu pada Candi Borobudur Halaman 162 : Pemandangan lingkungan sekitar Candi Borobudur pada masa sekarang Halaman : Situasi pemugaran II Candi Borobudur Halaman 186 : Pemandangan Candi Borobudur dari atas setelah pemugaran II Halaman 206 : Sunset in Borobudur Halaman 220 : Situasi pemugaran II Candi Borobudur Halaman 232 : Situasi pemugaran II Candi Borobudur Halaman 247 : Pemandangan Candi Borobudur dari atas

Seri Terbitan Candi Borobudur - 5. TINJAUAN KEMBALI REKONSTRUKSI CANDI BOROBUDUR Sektor Tekno Arkeologi Proyek Pemugaran Candi Borobudur

Seri Terbitan Candi Borobudur - 5. TINJAUAN KEMBALI REKONSTRUKSI CANDI BOROBUDUR Sektor Tekno Arkeologi Proyek Pemugaran Candi Borobudur ii Seri Terbitan Candi Borobudur - 5 TINJAUAN KEMBALI REKONSTRUKSI CANDI BOROBUDUR Sektor Tekno Arkeologi Proyek Pemugaran Candi Borobudur 1973-1983 Diterbitkan oleh : Balai Konservasi Borobudur Jalan

Lebih terperinci

lebih cepat dan mudah dikenal oleh masyarakat luas daripada teks. Membaca teks

lebih cepat dan mudah dikenal oleh masyarakat luas daripada teks. Membaca teks 3 Relief menjadi media penyampaian pesan karena merupakan media yang lebih cepat dan mudah dikenal oleh masyarakat luas daripada teks. Membaca teks lebih sulit karena diperlukan pengetahuan tentang bahasa

Lebih terperinci

BOROBUDUR : Masalah Puncak Stupa Induk

BOROBUDUR : Masalah Puncak Stupa Induk 21 BOROBUDUR : Masalah Puncak Oleh : Mundardjito Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia KKita tidak tahu persis sudah berapa juta PENGANTAR pengunjung yang datang melihat Candi

Lebih terperinci

PERSIAPAN PEMUGARAN II CANDI BOROBUDUR

PERSIAPAN PEMUGARAN II CANDI BOROBUDUR Persiapan Pemugaran II 207 PERSIAPAN PEMUGARAN II CANDI BOROBUDUR Oleh : Dukut Santoso Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur 1999-2006 TTidak dapat dipungkiri bahwa LATAR BELAKANG kelihatan utuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun

Lebih terperinci

MATERIAL KONSERVASI PADA PEMUGARAN VAN ERP

MATERIAL KONSERVASI PADA PEMUGARAN VAN ERP Material Konservasi 35 MATERIAL KONSERVASI PADA PEMUGARAN VAN ERP Oleh : Nahar Cahyandaru Koordinator Kelompok Kerja Pemeliharaan Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Candi Borobudur yang saat ini bisa

Lebih terperinci

KERUSAKAN PADA RELIEF LALITAVISTARA CANDI BOROBUDUR

KERUSAKAN PADA RELIEF LALITAVISTARA CANDI BOROBUDUR KERUSAKAN PADA RELIEF LALITAVISTARA CANDI BOROBUDUR Belinda Natasya S. Hum. dan Dr. Wanny Rahardjo Wahyudi Program Studi Arkeologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 16431, Indonesia

Lebih terperinci

Verifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan. Kab. Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah

Verifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan. Kab. Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Verifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan. Kab. Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah Foto tanggal 06 07 Agustus 2016 Pusat Data dan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Tinjauan Tema Berikut ini merupakan tinjauan dari tema yang akan diterapkan dalam desain perencanaan dan perancangan hotel dan konvensi. 3.1.1 Arsitektur Heritage Perencanaan

Lebih terperinci

RILIS PERS: Rekomendasi FGD Pemasangan Kembali Chattra pada Stupa Induk Candi Borobudur, Yogyakarta, 2-3 Februari 2018

RILIS PERS: Rekomendasi FGD Pemasangan Kembali Chattra pada Stupa Induk Candi Borobudur, Yogyakarta, 2-3 Februari 2018 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Konservasi Borobudur RILIS PERS: Rekomendasi FGD Pemasangan Kembali Chattra pada Stupa Induk Candi Borobudur, Yogyakarta, 2-3

Lebih terperinci

BAB II ISI. oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang

BAB II ISI. oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang BAB II ISI 2.1 Sejarah Candi Borobudur Kata Borobudur sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang memberi nama

Lebih terperinci

Kajian Penanganan Nat Terbuka Pada Selasar Candi Borobudur

Kajian Penanganan Nat Terbuka Pada Selasar Candi Borobudur Kajian Penanganan Nat Terbuka Pada Selasar Candi Borobudur Hari Setyawan Balai Konservasi Borobudur Jl. Badrawati, Borobudur, Magelang 56553 Email : Abstrak: Sejak dibangun sekitar abad VIII IX Masehi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tempat wisata, meliputi wisata alam, budaya hingga sejarah ada di Indonesia. Lokasi Indonesia yang berada di daerah

Lebih terperinci

BAB 3 KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS: TINJAUAN GAYA SENI BANGUN, SENI ARCA DAN LATAR KEAAGAMAAN

BAB 3 KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS: TINJAUAN GAYA SENI BANGUN, SENI ARCA DAN LATAR KEAAGAMAAN BAB 3 KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS: TINJAUAN GAYA SENI BANGUN, SENI ARCA DAN LATAR KEAAGAMAAN Tinjauan seni bangun (arsitektur) kepurbakalaan di Padang Lawas dilakukan terhadap biaro yang masih berdiri dan

Lebih terperinci

Perkembangan Arsitektur 1

Perkembangan Arsitektur 1 Perkembangan Arsitektur 1 Minggu ke 5 Warisan Klasik Indonesia By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST, MT Material Arsitektur Klasik Indonesia Dimulai dengan berdirinya bangunan candi yang terbuat dari batu maupun

Lebih terperinci

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa Struktur Atas & Pasangan Batu Bata Ferdinand Fassa Tujuan dari akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur atas bangunan sederhana 2. Mahasiswa dapat menggambar bagian-bagian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tatanan Lanskap Situs Ratu Boko

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tatanan Lanskap Situs Ratu Boko 36 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tatanan Lanskap Situs Ratu Boko 5.1.1 Karakteristik Lanskap Alami Situs Ratu Boko diduga telah dihuni sejak tahun 700 Masehi sampai dengan 1400 Masehi. Secara administratif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya dipengaruhi oleh kebudayaan India. Salah satu pengaruh kebudayaan India ialah dalam aspek religi, yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Letak Geografis Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Sedangkan luas wilayah terendah adalah Kecamatan Ngeluwar sebesar 2.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Letak Geografis Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Sedangkan luas wilayah terendah adalah Kecamatan Ngeluwar sebesar 2. 63 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Letak Geografis Kabupaten Magelang Jawa Tengah Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang terletak 110 0 01 51 dan 110 0 26 58 Bujur Timur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 013/M/2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 013/M/2014 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 013/M/2014 TENTANG BANGUNAN UTAMA HOTEL TOEGOE SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

ANALISIS BATU BATA. A. Keletakan

ANALISIS BATU BATA. A. Keletakan ANALISIS BATU BATA Berdasarkan pada hasil penelitian ini dapat dipastikan bahwa di Situs Sitinggil terdapat struktur bangunan berciri masa prasejarah, yaitu punden berundak. Namun, berdasarkan pada hasil

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN Para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pembagian gaya seni candi masa Majapahit maupun Jawa Timur antara lain adalah: Pitono Hardjowardojo (1981), Hariani Santiko

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA KONSTRUKSI DINDING BATU BATA Mengambar Rekayasa HSKK 208 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA

BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA 3.1. Tata letak Perletakan candi Batujaya menunjukkan adanya indikasi berkelompok-cluster dan berkomposisi secara solid void. Komposisi solid ditunjukkan

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

BOROBUDUR: catatan restorasi candi terbesar dalam sejarah dunia

BOROBUDUR: catatan restorasi candi terbesar dalam sejarah dunia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Konservasi Borobudur BOROBUDUR: catatan restorasi candi terbesar dalam sejarah dunia Panggah Ardiyansyah panggah.ardiyansyah@kemdikbud.go.id

Lebih terperinci

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman Standar Nasional Indonesia Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman ICS 91.060.40 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

Balai Konservasi Peninggalan Borobudur

Balai Konservasi Peninggalan Borobudur ISBN 978-979 - 19227-5 - 3 100 TAHUN PASCAPEMUGARAN CANDI BOROBUDUR Trilogi I Menyelamatkan Kembali Candi Borobudur Balai Konservasi Peninggalan Borobudur 100 TAHUN PASCAPEMUGARAN CANDI BOROBUDUR Trilogi

Lebih terperinci

Soal :Stabilitas Benda Terapung

Soal :Stabilitas Benda Terapung TUGAS 3 Soal :Stabilitas Benda Terapung 1. Batu di udara mempunyai berat 500 N, sedang beratnya di dalam air adalah 300 N. Hitung volume dan rapat relatif batu itu. 2. Balok segi empat dengan ukuran 75

Lebih terperinci

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji

Lebih terperinci

IKONOGRAFI BARABUDUR. Oleh : Edi Sedyawati Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia PENGANTAR

IKONOGRAFI BARABUDUR. Oleh : Edi Sedyawati Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia PENGANTAR Barabudur 55 IKONOGRAFI BARABUDUR Oleh : Edi Sedyawati Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia YYang selalu disebut sebagai Candi Barabudur PENGANTAR itu mungkin tidak dapat disebut

Lebih terperinci

Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi

Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi Untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka diperlukan adanya saran atau rekomendasi yang dibuat sebagai masukan dalam menyusun pedoman penataan fasade bangunan-bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Candi merupakan peninggalan arsitektural yang berasal dari masa klasik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Candi merupakan peninggalan arsitektural yang berasal dari masa klasik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Candi merupakan peninggalan arsitektural yang berasal dari masa klasik Indonesia, yaitu masa berkembangnya kebudayaan yang berlatar belakang agama Hindu-Budha, yang

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA 3.1 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada temperatur yang

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT

STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT Oleh Joni Setyawan, S.T. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur ABSTRAK Candi Borobudur sebagai sebuah peninggalan bersejarah bagi

Lebih terperinci

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berada pada iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan mengakibatkan

Lebih terperinci

MOTIF HIAS PADA PELIPIT CANDI CORNICE AND PLINTH DECORATIVE MOTIFS ON TEMPLE

MOTIF HIAS PADA PELIPIT CANDI CORNICE AND PLINTH DECORATIVE MOTIFS ON TEMPLE MOTIF HIAS PADA PELIPIT CANDI CORNICE AND PLINTH DECORATIVE MOTIFS ON TEMPLE T.M. Rita Istari Balai Arkeologi Yogyakarta ritaistari@yahoo.com ABSTRACT Decorative motifs found in Hindu and Buddhist temples,

Lebih terperinci

Dinding Penahan Tanah

Dinding Penahan Tanah Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Dinding Penahan Tanah Pertemuan - 7 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK : Mahasiswa dapat mendesain

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB 2 DESKRIPSI UMUM DAN BENTUK PENGGAMBARAN BATU BERELIEF

BAB 2 DESKRIPSI UMUM DAN BENTUK PENGGAMBARAN BATU BERELIEF BAB 2 DESKRIPSI UMUM DAN BENTUK PENGGAMBARAN BATU BERELIEF Deskripsi terhadap batu berelief dilakukan dengan cara memulai suatu adegan atau tokoh dari sisi kiri menurut batu berelief, dan apabila terdapat

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak semua kerusakan alam akibat dari ulah manusia. yang berbentuk menyerupai cekungan karena dikelilingi oleh lima gunung

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak semua kerusakan alam akibat dari ulah manusia. yang berbentuk menyerupai cekungan karena dikelilingi oleh lima gunung 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah dan air merupakan sumber daya yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia. Tanah menjadi media utama manusia mendapatkan pangan, sandang, papan, tambang, dan

Lebih terperinci

luas lantai bangunan dikalikan satuan harga per m2 nya. Satuan harga bangunan

luas lantai bangunan dikalikan satuan harga per m2 nya. Satuan harga bangunan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perhitungan rencana anggaran biaya diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi, sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat Sekitar Terhadap Pemanfaatan dan Kelestarian Candi Borobudur

Persepsi Masyarakat Sekitar Terhadap Pemanfaatan dan Kelestarian Candi Borobudur Persepsi Masyarakat Sekitar Terhadap Pemanfaatan dan Kelestarian Candi Borobudur Oleh : Panggah Ardiyansyah, S.S Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Pendahuluan Semenjak diresmikannya pada tanggal 23

Lebih terperinci

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI Kementerian Pekerjaan Umum 1 KERUSAKAN 501 Pengendapan/Pendangkalan Pengendapan atau pendangkalan : Alur sungai menjadi sempit maka dapat mengakibatkan terjadinya afflux

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan

Lebih terperinci

125 permukaan dan perhitungan erosi berasal dari data pengukuran hujan sebanyak 9 kejadian hujan. Perbandingan pada data hasil tersebut dilakukan deng

125 permukaan dan perhitungan erosi berasal dari data pengukuran hujan sebanyak 9 kejadian hujan. Perbandingan pada data hasil tersebut dilakukan deng 124 Bab VI Kesimpulan Lokasi penelitian, berupa lahan pertanian dengan kondisi baru diolah, tanah memiliki struktur tanah yang remah lepas dan jenis tanah lempung berlanau dengan persentase partikel tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain. Selain itu tinggal secara tidak menetap. Semenjak itu pula

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Deskripsi Umum Lokasi Lokasi perancangan mengacu pada PP.26 Tahun 2008, berada di kawasan strategis nasional. Berda satu kawsan dengan kawasan wisata candi. Tepatnya

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DISPERINDAGSAR BOYOLALI (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PASAR) PT WIDHA DYAH AYU PURBO SIWI 2B314953

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DISPERINDAGSAR BOYOLALI (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PASAR) PT WIDHA DYAH AYU PURBO SIWI 2B314953 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DISPERINDAGSAR BOYOLALI (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PASAR) PT WIDHA DYAH AYU PURBO SIWI 2B314953 Seperti yang telah diketahui perbedaan pemahaman dan pengetahuan antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dapat bermanfaat. Metode penelitian dilakukan guna menunjang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dapat bermanfaat. Metode penelitian dilakukan guna menunjang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian atau riset merupakan suatu usaha untuk mencari pembenaran dari suatu permasalahan hingga hasilnya dapat ditarik kesimpulan dan dari hasil penelitian yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Sejarah dan Budaya Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia. Semakin jelas harmonisasi dan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA TEMPAT DUDUK DALAM PENGGAMBARAN RELIEF LALITAVISTARA, CANDI BOROBUDUR : TELAAH BENTUK SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN SIDDHARTA GAUTAMA SKRIPSI diajukan untuk melengkapi

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam arti luas, pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas,

Lebih terperinci

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro BAB III DATA LOKASI 3.1 Data Makro 3.1.1 Data Kawasan wilayah Kabupaten Sleman yaitu : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Candi Cetho

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Candi Cetho BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Candi Cetho 1. Lokasi Candi Cetho terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di desa Cetho kelurahan Gumeng kecamatan Jenawi, kabupaten Karanganyar provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Seminar Evaluasi Penggunaan Epoksi Resin (12 April 2010)

Seminar Evaluasi Penggunaan Epoksi Resin (12 April 2010) Pelatihan Satuan Pengamanan Warisan Dunia Dalam melakukan semua tindakan pengamanan objek objek vital warisan dunia harus memiliki dasar dasar ilmu yang memadai. Oleh karena itu Balai Konservasi Peninggalan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama matakuliah Kode/SKS Status mata kuliah Deskripsi Singkat : ARKEOLOGI HINDU-BUDDHA : BDP 1107/ 2 SKS : Wajib : Pengenalan tinggalan arkeologi

Lebih terperinci

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA Oleh : A.A.M DINDING Menurut fungsinya dinding dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Dinding Struktural : Yaitu dinding yang berfungsi untuk ikut menahan beban struktur,

Lebih terperinci

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy. SOAL HIDRO 1. Saluran drainase berbentuk empat persegi panjang dengan kemiringan dasar saluran 0,015, mempunyai kedalaman air 0,45 meter dan lebar dasar saluran 0,50 meter, koefisien kekasaran Manning

Lebih terperinci

CAGAR BUDAYA CANDI BOROBUDUR SEBAGAI LABORATORIUM PENDIDIKAN. Nahar Cahyandaru. Abstrak

CAGAR BUDAYA CANDI BOROBUDUR SEBAGAI LABORATORIUM PENDIDIKAN. Nahar Cahyandaru. Abstrak CAGAR BUDAYA CANDI BOROBUDUR SEBAGAI LABORATORIUM PENDIDIKAN Nahar Cahyandaru Abstrak Candi Borobudur merupakan monumen yang sangat fenomenal dan menjadi simbol kebesaran bangsa Indonesia. Borobudur mengandung

Lebih terperinci

Dosen: Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on:

Dosen: Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on: Dosen: Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on: http://haryono_putro.staff.gunadarma.ac.id/ Teknik Sipil 1 Pendahuluan Suatu bahasa gambar yang umum telah ada sejak awal waktu.bentuk tulisan yang

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN 3.1 Data Lokasi Gambar 30 Peta Lokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62 1) Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman

Lebih terperinci

di JAW A TE N GAH S E LATAN

di JAW A TE N GAH S E LATAN C AN D I C AN D I di JAW A TE N GAH S E LATAN CANDI MENDUT Letak : kec. Mungkid, kab. Magelang + 2 km dari Candi Borobudur Hubungan dengan Candi Borobudur Dari segi paleografis tulisan ada persamaan (tulisan-tulisan

Lebih terperinci

Konstruksi Atap. Pengertian, fungsi dan komponen konstruksi atap

Konstruksi Atap. Pengertian, fungsi dan komponen konstruksi atap Konstruksi Atap Pengertian, fungsi dan komponen konstruksi atap Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang melilndungi gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik (mikrokosmos/makrokosmos).

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PERIZINAN DAN PEMANFAATAN CANDI BOROBUDUR, CANDI MENDUT, DAN CANDI PAWON

STANDAR OPERASIONAL PERIZINAN DAN PEMANFAATAN CANDI BOROBUDUR, CANDI MENDUT, DAN CANDI PAWON KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN STANDAR OPERASIONAL PERIZINAN DAN PEMANFAATAN CANDI BOROBUDUR, CANDI MENDUT, DAN CANDI PAWON 2015 Balai Konservasi Borobudur Jl. Badrawati

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN PEMUGARAN CANDI BOROBUDUR. Candi Borobudur adalah kuil nenek moyang sebagaimana didari sruktur

BAB II PERKEMBANGAN PEMUGARAN CANDI BOROBUDUR. Candi Borobudur adalah kuil nenek moyang sebagaimana didari sruktur BAB II PERKEMBANGAN PEMUGARAN CANDI BOROBUDUR A. Sejarah Berdirinya Candi Borobudur Candi Borobudur adalah kuil nenek moyang sebagaimana didari sruktur bangunan sebutkan dalam prasasti Sri Kahulunan 842

Lebih terperinci

Jadwal Rancangan Kegiatan Buddhist Centre

Jadwal Rancangan Kegiatan Buddhist Centre xxiv LAMPIRAN Jadwal Rancangan Buddhist Centre SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU 05.00-06.00 06.00-07.00 07.00-08.00 08.00-09.00 Remaja GABI 09.00-10.00 Remaja GABI 10.00-11.00 11.00-12.00 12.00-13.00

Lebih terperinci

Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 i LAPORAN KAJIAN PERBAIKAN TANGGA CANDI BOROBUDUR (Pembuatan Model Pelapis Batu Pijak Pada Tangga Candi) Keausan Batu Tangga sisi TIMUR Selasar II - Lorong I (tanpa skala) OKTOBER NOVEMBER Oleh : TIM KAJIAN

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR

PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR Peta topografi adalah peta penyajian unsur-unsur alam asli dan unsur-unsur buatan manusia diatas permukaan bumi. Unsur-unsur alam tersebut diusahakan diperlihatkan pada

Lebih terperinci

RC MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI

RC MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI RC14-1361 MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI SISTEM PENGAMBILAN AIR Irigasi mempergunakan air yang diambil dari sumber yang berupa asal air irigasi dengan menggunakan cara pengangkutan yang paling memungkinkan

Lebih terperinci

KAJIAN POLA PERGERAKAN DAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR TUGAS AKHIR

KAJIAN POLA PERGERAKAN DAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR TUGAS AKHIR KAJIAN POLA PERGERAKAN DAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR TUGAS AKHIR Oleh: OKTAFIA RACHMAWATI L2D 004 341 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Candi Prambanan merupakan Candi Hindu yang selesai dibangun. pada zaman Kerajaan Mataram Hindu di masa pemerintahan Raja Rakai

BAB I PENDAHULUAN. Candi Prambanan merupakan Candi Hindu yang selesai dibangun. pada zaman Kerajaan Mataram Hindu di masa pemerintahan Raja Rakai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Candi Prambanan merupakan Candi Hindu yang selesai dibangun pada zaman Kerajaan Mataram Hindu di masa pemerintahan Raja Rakai Watukura Dyah Balitung Maha Sambu, pada

Lebih terperinci

Pengertian Garis Kontur, Peraturan, & Cara PembuatanDEFINISI, GEOGRAFI, IPS ON FEBRUARY 23, 2016 NO COMMENTS

Pengertian Garis Kontur, Peraturan, & Cara PembuatanDEFINISI, GEOGRAFI, IPS ON FEBRUARY 23, 2016 NO COMMENTS Pengertian Garis Kontur, Peraturan, & Cara PembuatanDEFINISI, GEOGRAFI, IPS ON FEBRUARY 23, 2016 NO COMMENTS Pengertian Garis Kontur, Peraturan, & Cara Pembuatan Peta merupakan gambaran permukaan bumi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah dengan bentangan Utara ke Selatan 34,375 Km dan Timur ke Barat 43,437 Km. kabupaten Temanggung secara

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI SESI III (ISIAN SINGKAT DAN ESSAY) WAKTU : 180 MENIT ============================================================

Lebih terperinci

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung - 1983 Kombinasi Pembebanan Pembebanan Tetap Pembebanan Sementara Pembebanan Khusus dengan, M H A G K = Beban Mati, DL (Dead Load) = Beban Hidup, LL

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penggunaan ragam hias sebagai simbol dapat menjadi landasan berpikir dalam mendesain sehingga para desainer dan arsitek dapat mengambil dan mengungkapkan nilai-nilai dalam karyanya. Faktor sejarah

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

KELAYAKAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA (SETENGAH BATA) TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT GEMPA INTISARI

KELAYAKAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA (SETENGAH BATA) TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT GEMPA INTISARI KELAYAKAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA (SETENGAH BATA) TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT GEMPA Margeritha Agustina Morib 1) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail : margerithaagustina@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 022/M/2014 TENTANG TUGU PAHLAWAN SEBAGAI STRUKTUR CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 022/M/2014 TENTANG TUGU PAHLAWAN SEBAGAI STRUKTUR CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 022/M/2014 TENTANG TUGU PAHLAWAN SEBAGAI STRUKTUR CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kabupaten Sumedang memiliki luas wilayah 152.220 Ha yang terbagi kedalam luasan darat seluas 118.944 Ha (78,14%) dan pesawahan seluas 33.276 Ha (21,86%).

Lebih terperinci

Dedy Ardianto Fallo, Andre Primantyo Hendrawan, Evi Nur Cahya,

Dedy Ardianto Fallo, Andre Primantyo Hendrawan, Evi Nur Cahya, STUDI TENTANG ALTERNATIF STRUKTUR PENAHAN UNTUK MENGATASI MASALAH PERGERAKAN TANAH DI PLTP ULUMBU KECAMATAN SATAR MESE KABUPATEN MANGGARAI TENGAH PROPINSI NTT Dedy Ardianto Fallo, Andre Primantyo Hendrawan,

Lebih terperinci

Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Konsep rumah tahan gempa, dari analisa data Kementrian Ristek Indonesia: Negara Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap gempa, karena negara

Lebih terperinci

PETA (Dasar Teori dan Geologi Regional Kuliah Lapangan)

PETA (Dasar Teori dan Geologi Regional Kuliah Lapangan) PETA (Dasar Teori dan Geologi Regional Kuliah Lapangan) Geologi Regional Kuliah lapangan Geologi dilakukan pada hari Sabtu, 24 November 2012 di Perbukitan Jiwo, Kecamatan Bayat, yang terletak ±20 km di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak hal yang diungkapkan melalui relief. Ada yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak hal yang diungkapkan melalui relief. Ada yang berhubungan BAB I PENDAHULUAN Banyak hal yang diungkapkan melalui relief. Ada yang berhubungan langsung dengan keadaan yang kini dapat ditemukan di Jawa atau di tempat lain, tetapi sebagian lainnya hanya dapat ditelusuri

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai

V. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Kota Depok 5.1.1 Letak dan Keadaan Geografi Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o 19 00 sampai 6 o 28 00 Lintang Selatan dan 106 o 43 00 sampai 106

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS ABSTRAK

IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS ABSTRAK VOLUME 9 NO.2, OKTOBER 2013 IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS Farah Sahara 1, Bambang Istijono 2, dan Sunaryo 3 ABSTRAK Banjir bandang

Lebih terperinci

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong Selain peninggalan situs kuno berupa lingga yoni, ternyata di wilayah banyak ditemukan situs Arca Megalit. Untuk batu berbentuk arca ini ditemukan di Dusun Kaum, Desa Pangayan, Kecamatan Doro. Situs tersebut

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983) 7 1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989) 2. Perencaaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung SNI-03-1726-2002 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan Saran Bab V Kesimpulan dan Saran V.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisa berdasarkan hasil observasi / survey, teori karakter kawasan dan teori fasade bangunan, didapat kesimpulan yang merupakan jawaban pertanyaan

Lebih terperinci