BAB III GAMBARAN UMUM SMA SANTA THERESIA. Pos No.2, sebuah sekolah yang didirkan oleh para biarawati Ursulin pada tahun 1960.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA

PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH

Departemen Pendidikan Nasional. Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011. Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya. Tuhan turut campur tangan memberkati program ini.

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB II SMA NEGERI 2 MEDAN

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran

PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. C. Landasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN DI SMA NEGERI 1 BOGOR

PERATURAN SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Nomor : 800/ 303 /2010

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara.

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA

DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

PEMERINTAH KOTA KENDARI DINAS PENDIDIKAN NASIONAL

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh

SMP NEGERI 1 SEMARAPURA Jalan Teratai, Semarapura Kelod, Klungkung Website:

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN. 3.1 Kerangka Berpikir. Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

BAB II HASIL SURVEY. dan Kebudayaan No. 0296/0/1978, SMP Negeri 39 Surabaya dibangun di atas tanah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1) Identitas Sekolah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kemudian di tahun 2008 dialih fungsikan menjadi Sekolah. Pada tahun 2008

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 144 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. School, yaitu Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak, dan juga Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BIDANG KURIKULUM ( Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) /

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMK NEGERI 1 BLITAR Nomor : 420 / 631.a / / 2017

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN. SMA Negeri 87 didirikan tahun Semula berlokasi di Jalan Ulujami Raya

1. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN - Proses Pembelajaran dilaksanakan dalam satu tahun pelajaran. - Satu tahun pelajaran dilaksanakan dalam 2

Pembuatan Sistem Administrasi SMU Katolik X Sidoarjo

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan perekonomian bangsa ditambah dengan perkembangan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. SMA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Sekolah Athalia merupakan sebuah sekolah yang didirikan oleh Ibu

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu

BAB II HASIL SURVEY. enam kelas IPA dan tujuh kelas IPS. SMAN 1 Driyorejo memiliki fasilitas ruang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum SMAK Untung Suropati Sidoarjo. siswa untuk memperoleh prestasi di sekolah maupun di luar sekolah.

Introduction. Nursyamsuddin

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam

BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 5 SIDOARJO

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. pada tahun 1942, setelah beliau selesai belajar di pesantren Allanah Cianjur.

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

PEMBUKAAN PENGANTAR KEPALA SEKOLAH AGENDA MENJELANG UNBK UJIAN PRAKTEK, USBN, UNBK DAN SNMPTN

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. perkumpulanstradamerupakanlembagapendidikankatolik. memulaikaryanyasejaktanggal 24 Mei 1924.

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2.

BAB II SMP N2 PINTU POHAN MERANTI KAB.TOBA SAMOSIR. SMP Negeri2 Pintu Pohan Meranti Berdiri pada tahun

SOSIALISASI PROGRAM/ KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

KURIKULUM Kerangka Dasar

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 17. Jl. Mangga Besar IV/i No. 27, Kel. Kec. Tamansari, Telp , Fax Jakarta Barat 11150

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SD

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

1. Pembukaan 3. PAPARAN BK SMAN 21 JAKARTA. 4. Sambutan kepala sman 21 jakarta 6. Lain-Lain 7. PENUTUP

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kecamatan Banjarmasin Selatan,

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB III ANALISA MASALAH

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun

BAB II GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 PETIR

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PERATURAN AKADEMIK KTSP G-78. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMA Negeri 78 Jakarta dengan Menerapkan Sistem Paket dan Rintisan SKS

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM SMA SANTA THERESIA III.1 Latar Belakang SMA Santa Theresia III.1.1 Sejarah SMA Santa Theresia Asal sekolah Santa Theresia adalah sekolah Santa Ursula yang berlokasi di Jalan Pos No.2, sebuah sekolah yang didirkan oleh para biarawati Ursulin pada tahun 1960. Sebagai pengikut Santa Angela Merici, para biarawati Ursulin melaksanakan misi gereja dalam karya pendidikan dengan memprioritaskan kaum wanita, ini dapat dilihat pada sekolah-sekolah Ursulin yang dimonopoli oleh kaum wanita, misalnya SMA Santa Ursula di Jalan Pos No.2. Pada perkembangannya SMA Santa Ursula sudah tidak mampu lagi menampung siswi-siswinya, karena peminatnya yang begitu banyak. Menjawab persoalan tersebut, maka pada tahun 1963 dibukalah sekolah cabang yang diberi nama SMA Santa Ursula II, yang pada waktu itu masih berlokasi di Jalan Pos No.2. Sekolah cabang ini semula hanya mempunyai dua kelas, yaitu kelas A (Sastra Budaya) dengan 33 siswi dan kelas B (IPA) dengan 42 siswa. Jumlah muridnya semakin bertambah dan menempati lokasi di Jalan Gereja Theresia No.4 Jakarta Pusat. Dengan tujuan membantu kaum wanita mendidik putra-putrinya maka pada tahun 1975, SMA Santa Ursula II mulai membuka pintunya bagi murid-murid pria, dengan tetap mengutamakan murid-murid wanita. Perbandingan jumlah murid pria dengan wanita berkisar antara 1:2. 23

Kepercayaan masyarakat pada sekolah ini semakin tinggi, terbukti dengan meningkatnya jumlah peminat pada sekolah ini. Karena itu timbul kebutuhan untuk mandiri. Maka dipandang perlu untuk memiliki identitas sendiri yang membedakan dengan sekolah asal. Karena letak sekolah di Jalan Gereja Thersia dan bersebelahan dengan Gereja Santa Theresia, maka dipilihlah Santa Theresia sebagai nama dan pelindung sekolah ini. III.1.2 SMA Santa Theresia Kini Sejak berlakunya kurikulum tahun 1994 maka sekolah yang memiliki gedung berlantai 2 serta berdiri diatas lahan seluas ± 18,730 m2 dan bangunan seluas ± 2,735 m2 ini berubah menjadi SMU Santa Theresia, namun pada tahun 2004, masa-masa awal dimulainya Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi, nama sekolah ini menjadi SMA Santa Theresia kembali. Pada usianya ke 40th SMA Santa Theresia terus berjuang untuk meningkatkan prestasinya baik intelektual maupun kepribadian setiap individunya. Tahun 2003-2004 SMA Santa Theresia telah menamatkan siswa-siswi jurusan IPA dan IPS. Ajaran 2003-2004 Santa Theresia telah menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dengan menggunakan semester. Saat ini, SMA Santa Theresia menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Daya tampung sekolah saat ini adalah: Kelas I, berjumlah 5 kelas dengan total siswa 172 anak. Kelas II IPA berjumlah 3 kelas dengan total siswa 97 anak. Kelas II IPS berjumlah 3 kelas dengan total siswa 65 anak. 24

Kelas III IPA berjumlah 2 kelas dengan total siswa 61 anak. Kelas III IPS berjumakh 3 kelas dengan total siswa 75 anak. III.1.3 Profil Sekolah Nama sekolah : SMA Santa Theresia Alamat : Jl. H. Agus Salim No. 75 Gondangdia, Menteng Jakarta Pusat 10350 Telp : 021-3142593 Email: sma@theresia.jkt.sch.id Daerah : Perkotaan Status sekolah : Swasta Akreditas : B No. NPSN : 20100198 No. NSS : 302016006001 Tanggal pendirian : 12/10/1965 Status pemilikan : Yayasan Nama Yayasan : Ananta Bhakti Lembaga pembina : Ursulin Jumlah guru : 37 orang Jumlah karyawan : 21 orang 25

Jumlah siswa tahun 2006-2007 Jumlah siswa tahun 2007-2008 Jumlah siswa tahun 2008-2009 : 491 orang : 496 orang : 492 orang Jumlah siswa baru tahun 2006-2007 : 163 orang Jumlah siswa baru tahun 2007-2008 : 180 orang Jumlah murid baru tahun 2008-2008 : 172 orang III.2 Visi dan Misi III.2.1 Visi Pendidikan Ursulin Pendidikan Ursulin yang diterapkan oleh Yayasan Ananta Bhakti berakar pada tradisi dab inovasi yang dimulai sejak tahun 1533 oleh Angela Merici di Brescia-Italia. Pendidikan Ursulin yang diselenggarakan di Yayasan Ananta Bhakti mengacu pada nilai-nilai pokok berikut: a. Pendidikan untuk hasil yang terbaik b. Pernghargaan kepada setiap individu c. Pengembangan manusia seutuhnya: fisik, mental, spiritual, dan sosial d. Pengembangan kreativitas e. Non diskriminatif Yang dilaksanakan dalam semangat SERVIAM Aku Mau Melayani. Secara ringkas, seluruh kegiatan sekolah terarah pada pengembangan manusia seutuhnya melalui pendidikan yang berkesinambungan. Proses pendidikan dimaksudkan bagi pembentukan setiap pribadi menuju kepenuhan hidup. 26

III.2.2 Misi Pendidikan Ursulin Misi pendidikan Ursulin yang diterapkan oleh Yayasan Ananta Bhakti adalah: 1. Menyelenggarakan pendidikan umum TK, SD, SLTP, SMA Santa Theresia yang terbuka bagi generasi muda dari segala lapisan masyarakat. 2. Menjadi mitra pemerintah menyediakan kesempatan mendapatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan bangsa. 3. Membentuk komunitas pendidikan yang terdiri dari peserta didik, orangtua peserta didik, pelayan didik, dan lingkungan berdasarkan nilai2 Kristiani dan pendidikan humaniora: a. Kasih akan Allah dan sesama b. Persaudaraan sejati c. Keberanian memperjuangkan nilai-nilai luhur d. Pengharapan kepada setiap makhluk dan alam semesta III.3 Sistem Penilaian SMA Santa Theresia Tahun Pelajaran 2008/2009 Sistem penilaian yang berlaku pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Santa Theresia meliputi ranah kognitif (PKK), ranah psikomotorik (praktik) dan ranah afektif (sikap dan minat). III.3.1 Penilaian Ranah Koqnitif Ranah koqnitif berhubungan dengan kemampuan berpikir yang meliputi: kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. 27

III.3.1.1 Perhitungan Nilai Rapor ( Tengah Semester dan Semester) NR = 3RUH + 1RT+2RUB 6 Keterangan: NR : Nilai Rapor RUH : Rata-rata nilai Ulangan Harian RT : Rata-rata nilai Tugas RUB : Rata-rata nilai Ulangan Blok 1. Nilai dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0-100 (angka 1-4 dibelakang koma dibulatkan kebawah, angka 5-9 dibelakang koma dibulatkan keatas). 2. Perhitungan Nilai Rata-rata Ulangan Harian untuk Tim Guru Bidang Studi, dirumuskan: RUH= A.RUH1+B.RUH2 A+B Keterangan : A = jumlah jam mengajar / minggu guru 1 B = jumlah jam mengajar / minggu guru 2 RUH 1 = rata-rata nilai ulangan harian guru 1 RUH 2 = rata-rata nilai ulangan harian guru 2 28

III.3.1.2 Kriteria Kenaikan Kelas Penjurusan 1. Kenaikan Kelas X ke Kelas X1 a. Rata-rata nilai semua pelajaran dalam rapor semester ganjil dan semester genap (kumulatif) 67 b. Nilai minimum dalam rapor 50 pada semester ganjil dan genap c. Maksimum memiliki nilai tidak tuntas pada 3 mata pelajaran di semester genap dan bukan mata pelajaran jurusan yang akan diambil. d. Memenuhi syarat penjurusan 2. Penjurusan IPS Nilai pada mata pelajaran Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, dan Geografi pada semester genap harus mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 3. Penjurusan IPA a. Rata-rata nilai pada pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi pada semester ganjil dan semester genap (kumulatif) 66 b. Boleh memiliki nilai minimal 60 pada 2 mata pelajaran jurusan di semester ganjil c. Nilai pada mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi pada semester genap harus mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 4. Kenaikan kelas XI ke XII 1) Jurusan IPA a. Rata-rata nilai untuk semua pelajaran jurusan dalam rapor semester ganjil dan semester genap (kumulatif) 66 b. Rata-rata nilai semua pelajaran dalam rapor semester ganjil dan semester genap (kumulatif) 68 29

c. Nilai minimum dalam rapor 50 pada semester ganjil dan semester genap d. Maksimum memiliki nilai tidak tuntas pada 3 mata pelajaran dan bukan pada mata pelajaran jurusan di semester genap 2) Jurusan IPS a. Rata-rata nilai untuk semua pelajaran jurusan dalam rapor semester ganjil dan semester genap (kumulatif) 65 b. Rata-rata nilai semua pelajaran dalam rapor semester ganjil dan semester genap (kumulatif) 67 c. Nilai minimum dalam rapor 50 pada semester ganjil dan semester genap d. Maksimum memiliki nilai tidak tuntas pada 3 mata pelajaran dan bukan pada mata pelajaran jurusan di semester genap III.3.2. Penilaian Ranah Psikomotorik Tes psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai siswa. Kriteria Kenaikan Kelas 1. Nilai dalam rapor semester genap harus mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 2. Rata-rata nilai dalam rapor semester ganjil dan genap (kumulatif) harus mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) III.3.3 Penilaian Ranah Afektif Komponen afektif ikut menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Paling tidak ada dua komponen yang diukur, yaitu sikap dan minat terhadap satu pelajaran. Tentu diharapkan sikap peserta didik terhadap semua pelajaran positif sehingga akan 30

timbul minta belajar atau mempelajarinya. Peserta didik yang memiliki minat pada pelajaran tertentu diharapkan prestasi belajarnya meningkat secara optimal. Guru memiliki tugas untuk membangkitkan minat, hal ini akan meningkatkan minat peserta didik terhadap pelajarannya. Dengan demikian akan terjadi usaha untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Indikator-indikator Dalam Penilain Ranah Afektif 1. Bersikap jujur dan bertanggung jawab pada saat ulangan dan dalam mengerjakan tugas 2. Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan antusias dan memotivasi teman untuk membuat hal yang sama 3. Menggunakan waktu secara tepat baik di dalam maupun di luar kelas 4. Berusaha untuk selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas maupun hal-hal lainnya 5. Memiliki sikap positif dalam bidang akademik 6. Mempersiapkan segala sesuatu dengan sistematis dan membawa peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan sekolah 7. Menjaga suasana kelas sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik Skala Penilaian: A = memenuhi semua kriteria B = memenuhi 5 kriteria Keterangan : A = amat baik B = baik 31

CATATAN: Hasil belajar ranah kognitif,psikomotorik dan afektif tidak dijumlahkan karena dimensi yang diukur berbeda. Masing masing dilaporkan dan memiliki makna yang penting. Keberhasilan belajar setiap peserta didik harus memperhatikan dua ranah yaitu : kognitif dan psikomotorik, sedangkan untuk ranah afektif merupakan tambahan informasi tentang kondisi peserta didik yang berkaitan dengan minat, sikap, kerajinan atau disiplin. III.4 Penyelenggaraan Pendidikan III.4.1 Jam Belajar 1. Senin- kamis : Pkl 07.00 13.30 2. Jumat : Pkl 07.00 12.45 3. Sabtu : Pkl 07.00 11.00 III.4.2 Sarana Penunjang Pendidikan 1. Ruang belajar sebanyak 16 ruang Terdiri dari kelas X sebanyak 5 ruang, kelas XI sebanyak 6 ruang (kelas IPA sebanyak 3 ruang dan IPS sebanyak 3 ruang), kelas XII sebanyak 5 ruang (kelas IPA sebanyak 2 ruang dan IPS sebanyak 3 ruang). 2. Perpustakaan 3. Lab Bahasa, Lab Komputer, Lab Fisika, Lab Kimia, Lab Biologi, Lab IPS 4. Media pembelajaran: LCD, slide projektor 5. Lapangan olahraga 32

III.5 Proses Belajar Mengajar III.5.1 Struktur Organisasi Organisasi adalah kumpulan orang, pembagian kerja, dan sistem kerja sama, sistem hubungan atau sistem sosial. Struktur organisasi adalah hubungan formal antar kelompok dan individu dalam organisasi. Struktur organisasi merupakan pedoman penting bagi para pegawai untuk melaksanakan tugas secara efektif. Struktur organisasi menjelaskan dan mengkomunikasikan jenis tanggung jawab dan kekuasaan dalam organisasi, dan membantu pimpinan dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatannya. Gambar struktur organisasi SMA Santa Theresia: Gambar III.1 STRUKTUR ORGANISASI SMA SANTA THERESIA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Ketua Yayasan Ananta Bhakti Kepala Sekolah Tata Usaha BP & BK Perpustakaan Wakasek Kurukulum Wakasek Kesiswaan Wakasek Humas Sarana & Prasarana Ketertiban dan Keamanan Pembina OSIS Pembina Tata Tertib Pembina Kegiatan Guru Piket X-1 X-2 X-3 X-4 X-5 XI IPA-1 XI IPA-2 XI IPA-3 XI IPS-1 XI IPS-2 XI IPS-3 XII IPA-1 XII IPA-2 XII IPS-1 XII IPS-2 XII IPS-3 Dewan Guru Siswa 33

III.5.2 Uraian Pekerjaan Berdasarkan pada Buku Petunjuk Adminstrasi Sekolah Menengah Umum, Depdikbud, Dirjen Dikdasmen, Direktorat Sarpras, Jakarta, 1996 1997, uraian pekerjaan para pemegang jabatan pada struktur organisasi SMA Santa Theresia adalah: 1. Kepala Sekolah Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator. 2. Komite Sekolah Membina dan menghimpun potensi warga sekolah dalam rangka mendukung penyelenggaraan sekolah yang berkualitas. 3. Kepala Urusan Tata Usaha / Wakabid Tata Usaha Menyusun program tata usaha sekolah, mengurus administrasi ketenagaan dan siswa, membina dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah, menyusun administrasi perlengkapan sekolah, menyusun dan penyajian data/statistik sekolah, mengkoordinasikan dan melaksanakan K6, membuat laporan kegiatan tata usaha. 4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Menyusun program pengajaran, pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran, jadwal ulangan/evaluasi, kriteria kenaikan/ketidaknaikan/kelulusan, mengarahkan pembuatan satpel, membina lomba akademis, dan MGMP. 5. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Menyusun program pembinaan OSIS, melaksanakan pembimbingan dan pengarahan kegiatan OSIS, melaksanakan koordinasi K6, pemilihan siswa 34

teladan/penerima beasiswa, mutasi siswa, program ekstra kurikuler, membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala. 6. Wakil Kepala Sekolah Bidang sarana Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana, mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasarana, pengelola pembiayaan alat-alat pengajaran, dan menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana secara berkala. 7. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa, membina hubungan antar sekolah, komite sekolah, lembaga dan instansi terkait, dan membuat laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala. III.6 Pengolahan Nilai Siswa pada SMA Santa Theresia Pengolahan nilai siswa pada SMA Santa Theresia terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1. Perolehan Nilai Tugas Nilai tugas siswa diperoleh berdasarkan hasil kerja para siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh tiap guru mata pelajaran. Tugas yang diberikan antara lain, tugas kelompok dan tugas mandiri.setiap nilai tugas akan dicatat oleh masing-masing guru mata pelajaran. Standar maksimal pemberian tugas pada SMA Santa Theresia sebanyak lima kali dalam satu semester. 2. Perolehan Nilai Ulangan Nilai ulangan diperoleh berdasarkan hasil ulangan yang diadakan oleh guru tiap mata pelajaran. Jadwal ulangan di ditentukan oleh guru masing-masing 35

mata pelajaran. Nilai ulangan yang diperoleh tiap siswa merupakan hasil kerja sendiri. Pemberian Ulangan Harian pada SMA Santa Theresia maksimal delapan kali dalam satu semester. 3. Perolehan Nilai Ulangan Blok Ulangan Blok diadakan dua kali dalam satu semester. Nilai yang diperoleh dari ulangan blok memiliki pengaruh yang besar untuk memperoleh nilai rapor. Dalam Ulangan Blok terdapat kriteria ketuntasan. Kriteria ketuntasan adalah nilai minimum yang harus dicapai oleh setiap siswa pada setiap mata pelajaran. Ketentuan nilai minimum tersebut berbeda-beda tiap mata pelajaran. Jika nilai ulangan blok yang diperoleh siswa kurang dari kriteria ketuntasan, siswa wajib mengikuti remedial. 4. Penghitungan Nilai Rapor Menghitung nilai rata-rata dari nilai tugas, nilai ulangan harian, dan ulangan blok, kemudian memasukknya pada rumus penghitungan nilai rapor, yaitu: NR = 3RUH + 1RT+2RUB 6 RUH : Rata-rata nilai Ulangan Harian RT : Rata-rata nilai Tugas RUB : Rata-rata nilai Ulangan Blok 36

Menurut O Brien, sistem memiliki tiga komponen dasar yang saling berinteraksi: Input : a. Nilai Tugas b. Nilai Ulangan Harian c. Nilai Ulangan Blok Proses : Pengolahan nilai rapor secara manual Output : Rapor 37