EFFICIENCY OF UTILIZATION OF FACILITY COLD STORAGE PT. GOLDEN CUP SEAFOOD IN OCEAN FISHING PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA

dokumen-dokumen yang mirip
7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

EFISIENSI PEMANFAATAN FASILITAS DI TANGKAHAN PERIKANAN KOTA SIBOLGA ABSTRACT. Keywords: Efficiency, facilities, fishing port, utilization.

ABSTRACT. Keywords: private port, purse seine, efficiency charging time supplies

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

STUDI PEMANFAATAN FASILITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN PAGURAWAN DI DESA NENASSIAM KECAMATAN MEDANG DERAS KABUPATEN BATUBARA PROVINSI SUMATERA UTARA.

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

Time Efficiency Of Fish Landing Toward Mooring Time Sondong Fishing Boats In Pangkalan Pendaratan Ikan Dumai City Riau Province ABSTRACT

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

Yohannes A Banjarnahor 1), Eni Yulinda 2), Viktor Amrifo 2) ABSTRACT

JOM. VOL 3. 2) Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pengumpulan data

EVALUATION THE USE OF FACILITY FISHING PORT TELAGA PUNGGUR BATAM CITY. Keywords: Utilization of facilities, facilities, fishing port, Batam

EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2)

THE CONDITION OF MAIN FACILITY IN THE VILLAGE OF FISH MARKETING PAKNINGASAL BUKITBATU DISTRICT OF BENGKALIS REGENCY IN RIAU PROVINCE

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL STUDI PEMANFAATAN FASILITAS FUNGSIONAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

THE EFFICIENCY OF SUPPLIES CHARGING TIME GILL NET AT FISHING PORT DUMAI CITY RIAU PROVINCE ABSTRACT.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

JURNAL STUDI TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS POKOK DI KAWASAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan

PENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN KURAU DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS, RIAU Oleh: Jonny Zain dan Syaifuddin

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, kegiatan perikanan tangkap khususnya perikanan tuna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain

HUBUNGAN FREKUENSI KEBERANGKATAN KAPAL 3 GT DENGAN JUMLAH LOGISTIK MELAUTNYA DI PPI DUMAI PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR ABSTRAK

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

(Studi Tata Letak Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur) Jonny Zain

Daerah penangkapan ikan dari kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai Belang

PENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN (TPI) DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

IDENTIFICATION SERVICE SYSTEM UNLOADING FISHING BOATS IN THE OCEAN FISHING PORT BELAWAN

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

EVALUATION UTILIZATION FACILITIES FISH LANDING BASE (PPI) DUMAI OF DUMAI CITY RIAU PROVINCE

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

STUDY ON FUNCTIONAL FACILITIES UTILIZATION OF BUNGUS FISHING PORT AT WEST SUMATERA PROVINCE ABSTRACT

STUDI PEMANFAATAN FASILITAS TEMPAT PENDARATAN IKAN DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

Oleh Linois D Simarmata 1), Jonny Zain 2), Syaifuddin 2) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University ABSTRACT

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

EVALUATION OF THE USE OF FACILITIES IN PORT OF FISHERIES NUSANTARA SUNGAILIAT BANGKA BELITUNG PROVINCE

Hubungan Panjang Alat Tangkap Purse Seine Dengan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Lampulo, Aceh

JOM VOL.3. 1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University. 2) Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

ANALISIS USAHA JARING INSANG HANYUT (Drift Gill Net) TAMBAT LABUH KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA

Keywords: Agam regency, contribution, fisheries sector, Tiku fishing port

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): , Desember 2014 ISSN

Management of Artisanal Fishing Port: a case study on Labuhanhaji fishing port, South Aceh Regency, Aceh Province. Abstract

TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS DASAR DAN FUNGSIONAL DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN DALAM MENUNJANG KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

5 FASILITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA

Peranan Sektor Perikanan dan Kelautan Dalam Perekonomian Wilayah Propinsi Riau

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

PENGARUH SKALA USAHA TERHADAP PENDAPATAN USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN (Kasus: Desa Hajoran, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah)

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Study On Time Efficiency of Unloading Time of The Purse Seiner at Fishing Port of PT. Hasil Laut Sejati, Riau Islands Province.

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi,

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

Fish Debarkation Time Efficiency Toward Fishery Tether Time Of Ship Draft In Tangkahan Bunga Karang Sibolga City North Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

URNAL kuppstudy on utilization of Tiku fishing port facilities, Agam Regency, West Sumatera Province. Abstract

KOMPARASI EFISIENSI WAKTU BONGKAR DAN WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN MELAUT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PPI DUMAI PROPINSI RIAU

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

STUDI BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN GABION KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA

tambahan bagiperekonomian Indonesia (johanes widodo dan suadi 2006).

4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. Hendrik 1) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)

Universitas Sumatera Utara. 1 lebih ini, tidak pernah beroperasi sebagai pelabuhan pelelengan ikan, sehingga. 1 Dirjen Perikanan 2000

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. perairan darat yang sangat luas dibandingkan negara Asean lainnya. Sumber daya

Studi Kebutuhan Jenis dan Kapasitas Fasilitas Tempat Pendaratan Ikan Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROVINSI SUMATERA UTARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh: Retno Muninggar 1. Diterima: 12 Februari 2008; Disetujui: 21 Juli 2008 ABSTRACT

KONDISI DAN ANALISIS KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) TERNATE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Yoel Suranta Bangun, Abdul Rosyid *), Herry Boesono

Transkripsi:

EFFICIENCY OF UTILIZATION OF FACILITY COLD STORAGE PT. GOLDEN CUP SEAFOOD IN OCEAN FISHING PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA by Muhammad Fauzi Faruza 1), Jonny Zain 2), Ronald.M.H 2) ABSTRACT The research was conducted on March 2015 in ocean fishing port of Belawan, Medan, province of North Sumatra. The objective is to of the investigate level efficiency for utilization of cold storage facilities. The method using is survey method. Existing facilities at the PT. Golden Cup Seafood is cold room I, cold room II, semi contact/multiplate freezer and air blast freezer (ABF). Cold room I utilization rate is 75% and the utilization efficiency rate of 90%. The utilization for cold room II is 101.4% and level of efficiency for its utilization is 75%, for semi contact/multiplate freezer both level of utilization and efficiency are 100%. The utilization rate of air blast freezer (ABF) is 39.1% and the rate of utilization efficiency of 42.8%, for tool namely hand lift, the utilization rate of 66.6% and the level of efficiency of utilization is 100%. from the analysis of the efficiency of utilization of cold storage facilities, that almost all the facilities already be used properly and efficiently only require an increase in good layout arrangement and preparation design to increase the utilization and efficiency of existing facilities. Keywords: Efficiency, utilization, cold storage PENDAHULUAN Pelabuhan perikanan merupakan pusat pertumbuhan ekonomi berbasis perikanan tangkap yang perlu untuk terus dikembangkan baik manajemen maupun sumberdaya manusianya. Dengan demikian pelabuhan perikanan diharapkan dapat menjadi pusat keunggulan bagi perkembangan perikanan, pusat pertumbuhan ekonomi sektor perikanan, serta sebagai pusat pembinaan nelayan dan industri pengelolahan hasil perikanan. Sumatera Utara merupakan penghasil ikan yang potensial, sehingga dibangunnya suatu pelabuhan yaitu Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan. Pelabuhan ini merupakan salah satu tempat pendaratan ikan yang cukup ramai dan terletak di bagian Timur Sumatera Utara yang sangat strategis sebagai pelabuhan perikanan dengan daerah penangkapan di Selat Malaka. Besarnya produksi perikanan yang didaratkan di PPS Belawan melalui tangkahan-tangkahan yang ada menyebabkan hasil tangkapan tidak dapat dipasarkan semuanya pada hari yang sama sehingga diperlukan fasilitas cold storage. Cold storage sangat diperlukan untuk mempertahankan mutu ikan sebelum dipasarkan. Cold storage juga termasuk kedalam fasilitas fungsional yaitu sarana yang langsung dimanfaatkan untuk kepentingan manajemen pelabuhan perikanan atau yang dapat diusahakan oleh perorangan atau badan hukum. Dari kegunaannya, cold storage memiliki peranan dalam hal mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas bahan baku atau hasil tangkapan oleh nelayan. Dari semua ini penerapan cold storage harus dapat menjamin biaya operasional yang lebih efisien dan pemanfaatan yang maksimal demikian pula pengelolaannya dapat mempermudah dan memfasilitasi nelayan di PPS Belawan. Salah satu fasilitas cold storage di PPS Belawan adalah PT.Golden Cup Seafood, perusahaan ini bergerak dibidang penyimpanan hasil tangkapan juga ekspor impor olahan ikan dalam bentuk beku. Aktivitas yang ada di PT.Golden Cup

Seafood secara umum termasuk kedalam tahapan proses produksi perusahaan itu sendiri. Tahapan prosesnya adalah penerimaan bahan, pencucian, penyortiran tahap pertama, penimbangan, penyortiran tahap kedua, penyusunan, pembekuan, pengemasan, penyimpanan dan yang terakhir pendistribusian (Faruza, 2014). Dalam fasilitas cold storage terdapat fasilitas yang sangat berperan penting yaitu ruangan berpendingin atau cold room, multiplatefreezer dan air blast freezer. Namun belum diketahui apakah fasilitas tersebut telah dimanfaatkan sesuai dengan kapasitasnya dengan baik, begitu pula dengan peralatan yang ada di dalam fasilitas cold storage seperti hand lift, rak sorong, trays, meja sortir, dan juga peralatan lainnya sudah tersusun rapi sehingga pemanfaatan ruangannya lebih efisien. Perumusan Masalah PT. Golden Cup Seafood merupakan fasilitas cold storage yang relatif kecil sedangkan aktivitas di dalamnya relatif besar (Faruza, 2014), dengan kondisi seperti ini pemanfaatan fasilitas harus dilaksanakan dengan baik sehingga tercapainya tujuan yang diharapkan. Sebagai perusahaan dibidang ekspor impor, ikan yang akan dipasarkan harus berkualitas baik. Kualitas tersebut hanya dapat dijaga apabila memiliki fasilitas dan peralatan yang baik serta ketepatan dalam memanfaatkan fasilitas. Sedangkan fasilitas dan peralatan yang ada di cold storage belum diketahui efisiensi pemanfaatannnya sehingga perlu adanya penelitian mengenai efisiensi pemanfaatan fasilitas ini. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi pemakaian fasilitas cold storage serta dapat memberikan alternatif pengefisiensian fasilitas cold storage yang terdapat di PPS Belawan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik pembaca, pengelola cold storage dan sebagai bahan informasi tentang efisiensi pemanfaatan fasilitas cold storage yang terdapat di PPS Belawan sehingga dapat meningkatkan industri perikanan dimasa yang akan datang. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 di PPS Belawan, Kecamatan Medan-Belawan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Objek dan Alat Penelitian Objek pada penelitian ini adalah fasilitas cold storage PT. Golden Cup Seafood di PPS Belawan. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah kamera digital, alat tulis, meteran dan daftar quisioner untuk mencatat data dari hasil wawancara. Metode Penelitian Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap fasilitas cold storage dan fasilitas/peralatan pendukung aktivitasnya yang ada di pelabuhan secara umum dan melakukan wawancara kepada orang-orang yang terlibat di dalamnya. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan proposal, seminar proposal dan persiapan peralatan yang akan digunakan dalam penelitian. 2. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan turun kelapangan dan langsung menuju lokasi penelitian untuk melakukan pengambilan data. Adapun data yang dikumpulkan adalah : 1. Aktivitas-aktivitas yang ada di fasilitas cold storage Apa saja aktivitas yang dilakukan di cold storage Siapa pelaku-pelaku dalam aktivitas cold storage

Bagaimana proses di dalam aktivitas cold storage Jenis peralatan yang digunakan saat aktivitas berlangsung Fungsi peralatan yang digunakan pada aktivitas cold storage 2. Fasilitas yang terdapat di cold storage Apa saja fasilitas yang terdapat di cold storage Ukuran atau kapasitas fasilitas yang terdapat di cold storage Fungsi fasilitas yang terdapat di cold storage dan lainnya. Data tersebut diperoleh dengan cara melihat langsung maupun menanyakan kepada responden yaitu pengelola fasilitas cold storage juga data sekunder yang diperoleh dari PT. Golden Cup Seafood. 3. Analisis Data Analisis Pemanfaatan Fasilitas Adapun tahapan analisis pemanfaatan fasilitas yaitu dengan cara sebagai berikut : 1. Mengelompokkan fasilitas yang ada berdasarkan pemanfaatannya, yakni dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkannya fasilitas tersebut. 2. Mengelompokkan fasilitas yang dimanfaatkan, yakni sesuai dengan peruntukan dan tidak sesuai dengan peruntukannya. 3. Menghitung tingkat pemanfaatan fasilitas yang sesuai peruntukannya, yakni dengan membandingkan kapasitas atau ukuran terpakai dengan kapasitas atau ukuran tersedia dengan menggunakan rumus tingkat pemanfaatan fasilitas yang dikemukakan oleh Zain et.al, (2011) sebagai berikut: P = (Up / Ut ) x 100% Dimana: P : tingkat pemanfaatan fasilitas (%) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tingkat pemanfaatan fasilitas Dari fasilitas yang ada, semuanya sudah dimanfaatkan berdasarkan Up : ukuran/kapasitas fasilitas terpakai dengan kondisi yang ada Ut : ukuran/kapasitas fasilitas yang tersedia Data yang diperoleh ditabulasikan kemudian dilakukan perhitungan dan dianalisis secara deskriptif. Analisis Efisiensi Penggunaan analisis efisiensi adalah untuk menentukan tingkat keefisiensian pemanfaatan fasilitas yang ada. Untuk penentuan tingkat keefisiensian fasilitas diperlukan data kondisi seharusnya. Data tersebut dijadikan dasar untuk perhitungan tingkat efisiensi pemanfaatan fasilitas seperti yang telah dikemukakan oleh (Ningsih,2011) dengan formula sebagai berikut: E = ( Q / P ) x 100% Dimana: E : tingkat efisiensi (%) Q : kapasitas terpakai dari fasilitas P : kapasitas tersedia dari fasilitas Dari tingkat efisiensi yang diperoleh selanjutnya ditentukan jenis efisiensi pemanfaatan fasilitas dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 1. Tingkat Efisiensi Pemanfaatan Fasilitas No Tingkat Jenis Efisiensi Efisiensi 1 >100 % Sangat Efisien 2 76 100 % Efisien 3 51 75 % Kurang Efisien 4 26 50 % Tidak Efisien 5 1 25 % Sangat Tidak Efisien pemanfaatannya, begitu juga fasilitas yang tersedia juga sudah dimanfaatkan sesuai peruntukannya sehingga semua fasilitas dapat dihitung tingkat pemanfaatan dan tingkat efisiensi pemanfaatannya. Peralatan yang ada juga telah

dimanfaatkan dengan baik sesuai peruntukannya, tetapi tidak semua peralatan dapat dihitung tingkat pemanfaatan dan tingkat efisiensi pemanfaatannya. Fasilitas-fasilitas yang dapat dihitung tingkat pemanfaatannya, yaitu cold room I, cold room II, semi contact/multiplatefreezer dan air blast freezer (ABF). Fasilitas yang dimiliki PT. Golden Cup Seafood salah satunya ialah 2 unit cold room dengan ukuran dan kapasitas ruangan yang berbeda. Cold room I memiliki kapasitas ruangan 200 Ton dengan luas yang tersedia sebesar 120 m 2. Dari analisis, diketahui bahwa ruangan yang terpakai sebesar 90 m 2, dengan demikian tingkat pemanfaatannya adalah 75%. Sedangkan cold room II memiliki kapasitas ruangan yang lebih besar yaitu 800 Ton dengan luas ruangan yang tersedia sebesar 382 m 2, dengan kondisi yang tersedia ruangan cold room II terpakai 387,42 m 2, dengan kondisi tersebut maka tingkat pemanfaatannya adalah 101,4%. Semi contact / multiplatefreezerpt. Golden Cup Seafood memiliki 3 unit semi contact / multiplatefreezer dengan ukuran dan kapasitas yang sama. Dalam penggunaanya Semi contact / multiplatefreezer dapat dimasukkan kaleng almunium yang disusun sebanyak 150 kaleng dengan berat 1 kalengnya 10 kg, dalam sekali pemakaian Semi contact / multiplatefreezer selalu diisi penuh sesuai kapasitas yang tersedia yaitu 1,5 Ton, sehingga kapasitas tersedia sebanyak 1,5 Ton dan kapasitas yang terpakai juga 1,5 Ton, dengan demikian tingkat pemanfaatannya adalah 100%. PT. Golden Cup Seafood memiliki 2 unit air blast freezer dengan ukuran dan kapasitas yang sama. Air blast freezer merupakan ruangan yang digunakan sebagai tempat pembekuan ikan dengan luas kedua ruangan 18 m 2, namun luas ruangan yang terpakai hanya 7,04 m 2 sehingga tingkat pemanfaatannya sebesar 39,1%. Adapun peralatan yang dapat dihitung tingkat pemanfaatannya hanya 1 (satu ) unit yaitu hand lift. PT. Golden Cup Seafood memiliki 4 unit handlift bermerek krisbow dengan kapasitas tersedia maksimal beban 3 Ton, namun kapasitas terpakai sebanyak 2 Ton, dengan demikian tingkat pemanfaatannya adalah 66,6%. Tabel 2. Tingkat pemanfaatan fasilitas dan peralatan cold storage di PT.Golden Cup Seafood. No Fasilitas Ukuran/kapasitas Tingkat Pemanfaatan (%) Tersedia Terpakai 1 Cold room I 120 m 2 90 m 2 75% 2 Cold room II 382 m 2 387,4 2 m 2 101,4% 3 Semi contact / 1,5 Ton 1,5 Ton 100% MultiplateFreezer 4 Air blast freezer(abf) 18 m 2 7,04 m 2 39,1% Peralatan 5 Hand lift 3 Ton 2 Ton 66,6% Tingkat Efisiensi Pemanfaatan Fasilitas PT. Golden Cup Seafood memiliki 2 unit cold room dengan kapasitas yang berbeda. Untuk mengetahui nilai efisiensi maka dilihat dari kapasitasnya, pada cold room I kapasitas yang tersedia sebanyak 200 Ton dengan kapasitas terpakai hanya 180 Ton, sehingga dapat diketahui bahwa dalam ruangan cold room I tingkat efisiensi pemanfaatannya adalah 90% dan digolongkan pada tingkat efisien. Sedangkan pada Cold room II memiliki kapasitas yang tersedia lebih besar yaitu 800 Ton, tetapi pada cold room II hanya

diisi 600 Ton dengan demikian tingkat efisiensi pemanfaatannya adalah 75% dan digolongkan pada tingkat kurang efisien. Semi contact / multiplatefreezer adalah fasilitas yang digunakan untuk pembekuan ikan. Alat pembeku ikan ini memanfaatkan susunan pelat metal (aluminium) sebagai pendingin ikan dengan lama proses pembekuan 4 sampai 6 jam dengan suhu -40 sampai -45 C. PT. Golden Cup Seafood memiliki 3 unit Semi contact / multiplatefreezer dengan ukuran dan kapasitas yang sama yaitu 1,5 Ton, dalam sekali proses pembekuan Semi contact / multiplatefreezer selalu diisi penuh dengan ikan yang akan dibekukan dengan berat 1,5 Ton. Dalam sehari Semi contact / multiplatefreezer dapat digunakan sebanyak dua kali, sehingga kapasitas yang terpakai yaitu 3 Ton, dibagikan dengan kapasitas tersedia yaitu 3 Ton lalu dikalikan 100%, dengan demikian tingkat efisiensi pemanfaatannya adalah 100% dan digolongkan pada tingkat efisien. Air blast freezer (ABF) adalah fasilitas yang digunakan untuk pembekuan ikan dengan memanfaatkan udara dingin, yaitu dengan menghembus dan mengedarkan udara dingin ke sekitar produk secara continue dengan lama proses pembekuan 9 sampai 10 jam dengan suhu -40 C. PT. Golden Cup Seafood memiliki 2 unit ABF dengan masing-masing kapasitas 3,5 Ton, Sehingga kapasitas yang tersedia yaitu 7 Ton. Kemudian kapasitas terpakai yaitu 3 Ton dibagikan dengan kapasitas tersedia lalu dikalikan 100%, dengan demikian tingkat efisiensi pemanfaatannya adalah 42,8% dan digolongkan pada tingkat tidak efisien. Peralatan yang dapat dihitung tingkat efisiensinya adalah Hand lift. Hand lift merupakan peralatan untuk mempermudah dalam pengangkutan ikan yang sudah dalam kotak kemasan dari dalam cold room ke tempat bagian penjualan. PT. Golden Cup Seafood memiliki 4 unit handlift bermerek krisbow dengan maksimal beban 3 Ton. Untuk menghitung tingkat efisiensinya maka dilihat dari susunan kotak dan jumlah kemasan yang mampu diangkat oleh hand lift. Hand lift mampu mengangkat beban sebanyak 3 Ton namun pada saat penggunaanya handlift hanya mengangkut beban sebanyak 2 Ton, tetapi dengan kondisi yang ada hand lift tidak memungkinkan diisi penuh dengan 3 Ton, dikarenakan dengan 2 Ton saja tumpukan kotak keatas sudah mencapai tinggi 2 meter, sehingga dapat diasumsikan bahwa beban handlift yang diangkut seharusnya adalah 2 Ton. Jika dipenuhkan dengan kemampuan handlift sebanyak 2 Ton, maka jumlah kotak kemasan yang terpakai kemudian dibagikan dengan jumlah kotak kemasan tersedia seharusnya lalu dikalikan 100%, dengan demikian tingkat efisiensi pemanfaatannya adalah 100% dan digolongkan pada tingkat efisien. Tabel 3. Tingkat efisiensi pemanfaatan fasilitas dan peralatan cold storage di PT.Golden Cup Seafood. No Fasilitas Kapasitas (Ton) Tingkat Keterangan Tersedia Terpakai efisiensi(%) 1 Cold room I 200 180 90% Efisien 2 Cold room II 800 600 75% Kurang Efisien 3 Semi contact / 3 3 100% Efisien MultiplateFreezer 4 Air blast freezer(abf) 7 3 42,8% Tidak Efisien Peralatan 5 Hand lift 2 2 100% Efisien Pembahasan

Fasilitas yang dimiliki PT.Golden Cup Seafood yaitu cold room, semi contact/multiplatefreezer dan air blast freezer (ABF). Fasilitas-fasilitas yang ada di PT.Golden Cup Seafood tersebut sudah mencukupi dalam suatu fasilitas cold storage yang terdapat disuatu pelabuhan. Jika dibandingkan dengan cold storage di perusahaan atau pelabuhan lain, fasilitas yang dimiliki rata-rata hampir sama. Seperti yang dinyatakan Harahap (2014) dan Jumaiza (2014), fasilitas yang dimiliki PT. Karunia Samudera Hindia adalah gudang penyimpanan ( cold storage), air blast freezer, contact plate freezer. Adapun peralatan yang digunakan di PT.Golden Cup Seafood dalam aktivitasnya antara lain timbangan, pan/loyang, fiber/keranjang, hand lift, meja kerja, rak sorong dan pallet. Peralatan tersebut sudah memadai sesuai kegunaannya masing-masing, peralatan tersebut juga sama seperti yang ada di perusahaan cold storage lainnya, seperti pada UD. YSR FISHERY (Naibaho, 2014) dan PT. Duta Tangkas Utama (Karo, 2014), peralatan yang digunakan yaitu loyang, fiber/keranjang, meja kerja/meja proses, timbangan, hand lift, rak sorong/troli, selang air. Beberapa fasilitas di PT.Golden Cup Seafood yang dianalisis baik tingkat pemanfaatan fasilitasnya maupun tingkat efisiensinya yaitu cold room I, cold room II, semi contact/multiplatefreezer dan air blast freezer (ABF), juga peralatannya yaitu hand lift. Cold room merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau ruangan yang digunakan untuk menyimpan produk ikan beku sebelum dipasarkan dengan suhu ruangan -15 sampai -20 o C, PT.Golden Cup Seafood memiliki 2 unit cold room dengan ukuran dan kapasitas yang berbeda. Untuk menentukan luas ruangan yang terpakai maka dihitung luas ruangan yang terpakai dari ruangan yang tersedia. Dari pengamatan dan perhitungan yang dilakukan, tingkat pemanfaatan cold room I adalah 75%, dengan nilai tingkat efisiensi pemanfaatannya yaitu 90% dan termasuk kedalam kategori efisien, hal ini dikarenakan penyusunan kotak kemasan yang ada di ruang cold room I terlihat rapi dan efisien untuk melakukan aktivitas bongkar muat yang dilakukan oleh karyawan sehingga aktivitas didalam cold room I tidak terhambat. Sedangkan cold room II tingkat pemanfaatannya adalah 101,4% jika dilihat dari hasil perhitungan, tingkat pemanfaatan pada cold room II berlebih, ini dikarenakan koridor ruangan yang seharusnya hanya digunakan untuk handlift dapat berjalan juga diisi dengan susunan kotak kemasan. Untuk efisiensi pemanfaatannya adalah 75% dan termasuk dalam kategori kurang efisien, ini disebabkan pada ruangan cold room II dengan susunan kotak yang tidak beraturan dan tidak disusun dengan rapi pada tempatnya, ruangan cold room II sudah terlihat penuh dari yang seharusnya jika disusun dengan rapi pada tempatnya efisensi pemanfaatannya dapat lebih ditingkatkan lagi. Semi contact / multiplatefreezer juga merupakan salah satu fasilitas yang ada di PT.Golden Cup Seafood. Semi contact / multiplatefreezer adalah fasilitas yang digunakan untuk pembekuan ikan dengan lama proses pembekuan 4 sampai 6 jam dengan suhu -40 sampai -45 C. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh tingkat pemanfaatan fasilitas Semi contact / multiplatefreezer yaitu 100%, dengan tingkat efisiensi pemanfaatan fasilitas sebesar 100%, ini dikarenakan penggunaan fasilitas untuk sekali pembekuan selalu diisi penuh sesuai kapasitas yang tersedia sehingga fasilitas Semi contact / multiplatefreezer tergolong kedalam tingkat efisien. Air blast freezer (ABF) juga merupakan fasilitas yang digunakan untuk pembekuan ikan dengan memanfaatkan udara dingin, yaitu dengan menghembus dan mengedarkan udara dingin ke sekitar produk secara continue dengan lama proses pembekuan 9 sampai 10 jam dengan suhu -40 C. Dari analisis yang

dilakukan diperoleh tingkat pemanfaatan fasilitas Air blast freezer (ABF) adalah 39,1%, ini dikarenakan dari ruangan ABF yang tersedia hanya terpakai satu ruangan saja pada saat penelitian dilakukan, maka dari itu tingkat efisiensi pemanfaatan fasilitasnya hanya 42,8% yang digolongkan pada tingkat tidak efisien. Hand lift merupakan peralatan yang dapat dihitung tingkat pemanfaaatan dan tingat efisiensi pemanfaatannya. Hand lift merupakan peralatan untuk mempermudah dalam pengangkutan ikan yang sudah dalam kotak kemasan dari dalam cold room ke tempat bagian penjualan. Dari analisis yang dilakukan terhadap hand lift, diperoleh tingkat pemanfaatannya yaitu 66%, ini dikarenakan jarang sekali diisi dengan beban sesuai kapasitas hand lift yaitu 3 ton, sedangkan dengan 2 ton saja kotak kemasan sudah setinggi 2 meter sehingga tidak memungkinkan untuk menambahnya, maka untuk sekali pengangkutan hanya sebanyak 2 ton. Dengan demikian tingkat efisiensi pemanfaatannya adalah 100% dengan susunan yang memadai untuk sekali pengangkutan. Namun untuk membandingkan tingkat pemanfaatan dan efisiensi fasilitas cold storage yang ada di PT.Golden Cup Seafood dengan perusahaan cold storage lainnya saat ini belum ditemukan penelitian yang serupa sehingga belum ada perbandingan dengan cold storage lain. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Fasilitas yang ada di PT. Golden Cup Seafood adalah, cold room I, cold room II, semi contact/multiplatefreezer dan air blast freezer (ABF). Untuk cold room I tingkat pemanfaatan 75 % dan tingkat efisiensi pemanfaatan fasilitas 90 % dapat disimpulkan bahwa pada cold room I sudah dimanfaatkan dengan baik juga dengan susunan kotak kemasan yang rapi sehingga efisien bagi karyawan yang melakukan aktivitas di dalam ruangan cold room I tidak terhambat. Kemudian pada cold room II, dari hasil analisis yang dilakukan, tingkat pemanfaatan 101,4 % dan tingkat efisiensi pemanfaatan fasilitas yang tergolong masih kurang efisien yaitu 75%, hal ini disebabkan karena penyusunan yang tidak rapi dan teratur pada tempatnya sehingga karyawan dalam melakukan aktivitas menjadi terhambat. Untuk semi contact / multiplatefreezer tingkat pemanfaatannya 100 % dan tingkat efisiensi pemanfaatannya juga 100%, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk penggunaan semi contact / multiplatefreezer sudah dimanfaatkan dengan baik juga efisien. Tingkat pemanfaatan air blast freezer (ABF) 39,1% dan tingkat efisiensi pemanfaatan 42,8 % dapat disimpulkan bahwa dalam penggunannya belum dimanfaatkan dengan baik juga efisien, namun jika pada saat musim ikan, penggunaan air blast freezer (ABF) dapat lebih tinggi lagi nilai pemanfaatan dan efisiensi pemanfaatannya. Untuk peralatan yaitu hand lift, tingkat pemanfaatan 66,6 % dan tingkat efisiensi pemanfaatan 100 %, dalam hal ini disimpulkan bahwa dengan pemanfaatan yang sedikit namun sudah efisien dalam penggunaannya untuk sekali pemakaian. Dari analisis efisiensi pemanfaatan fasilitas cold storage PT. Golden Cup Seafood, bahwa hampir semua fasilitas sudah dimanfaatan dengan baik dan efisien hanya saja pada fasilitas cold room memerlukan peningkatan dalam penataan dan penyusunan yang rapi dan sesuai peruntukannya guna meningkatkan pemanfaatan dan efisiensi pemanfaatan fasilitas yang ada. Saran Agar pemanfaatan dan efisiensi pemanfaatan fasilitas yang ada di PT. Golden Cup Seafood lebih efisien maka diperlukan kedisipilinan dalam pengelolaan dan penggunaan fasilitas tersebut, kedisiplinan ini bukan hanya pada pihak pengelola PT. Golden Cup Seafood

namun juga kepada seluruh individu yang melakukan aktivitas di dalam fasilitas tersebut dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas dan industri perikanan dimasa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Dirjen Perikanan Tangkap. 2002, Pedoman Pengolahan Pelabuhan Perikanan. Jakarta. 108 hal. Faruza, M.F. 2014. Aktivitas Cold Storage PT. Golden Cup Seafood di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Provinsi Sumatera Utara Laporan Praktek Magang Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. Harahap, O.I. 2014. Penanganan Ikan Layang (Decapterus Ruselli) Segar Dengan Pembekuan Air blast freezer di PT. Karunia Samudera Hindia Sibolga Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara Laporan Praktek Magang Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. Jumaiza, N. 2014. Proses Penanganan dan Pembekuan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) di PT. Karunia Samudera Hindia Kota Sibilga Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara Laporan Praktek Magang Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. Karo, M.B. 2014. Proses Penanganan dan Pembekuan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) di PT. Duta Tangkas Utama Pelabuhan Perikanan Nusantara Kota Sibolga Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara Laporan Praktek Magang Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. Murdiyanto, B. 2003. Pelabuhan perikanan : Fungsi, Fasilitas, Panduan, Operasional, Antrian Kapal. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. Muda. A, 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Reality Publisher. Jakarta. 640 hal. Naibaho, N. 2014. Proses Pembekuan Ikan Tongkol (Eutynnus Affinis) di UD. YSR FISHERY Belawan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara Laporan Praktek Magang Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. Ningsih, S.W. 2011. Studi Pemanfaatan Fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga Provinsi Sumatera Utara. Skripsi pada Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru. (tidak diterbitkan). 81 hal. PT. Sukanda Djaya 2014. Indonesian Commercial Newsletter http://datacon.co.id/coldstorage- 2011ProfilIndustri.html. 11November 2014. PT. Pangan Nusantara. 2013. Cold storagehttp://www.pangannusantara.com/kegiatanproduksi/cold-storage-pt-pangannusantara. 24 Desember 2013. Septemberiani, P. 2009. Rantai Produksi Perikanan Tangkap di Palabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat.

Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikana dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. Sukimo, 2001. Pengantar Teori Mikroekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 413 hal. Tim Prima Pena. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Gita Media Press. Jakarta. 768 hal. Zain, J, Syaifudin, Yani, A.H. 2011. Pelabuhan Perikanan. Pusat Pengembangan Pendidikan. Universitas Riau. Pekanbaru. 176 hal. Zain, J, Syaifudin, Aditya,Y. 2011. Efisiensi Pemanfaatan Fasilitas Di Tangkahan Perikanan Kota Sibolga. Jurnal Perikanan dan Kelautan 16,1 (2011) : 1-11.