Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

TUGAS AKHIR PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE

PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

ABSTRACT

ANALISIS PARAMETER INJECTION MOLDING TERHADAP WAKTU SIKLUS DAN CACAT FLASH PRODUK TUTUP BOTOL 180 ML MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI ABSTRACT

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM :

BAB II LANDASAN TEORI

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI

81 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

BAB IV ANALISA DATA 4.1 PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI SETIAP MESIN

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Studi Kasus pada Perusahaan Injection Moulding

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. memproduksi MCB (Mini Circuit Breaker). PT ABC berproduksi selama lima hari

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS)

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN INJEKSI MOULDING TERHADAP CACAT PRODUK

Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

INJECTION MOULDING. Gb. Mesin Injeksi. Gambar. Skema proses injection moulding

ANALISA LANJUT PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAHAN PEWTER DENGAN REDUKSI 50% PADA PROSES PENGEROLAN BAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Simulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING INK EJECT PADA PT. TECHNO INDONESIA

Jurnal Siliwangi Vol. 2 No. 1 Mei 2016 ISSN Seri Pengabdian Pada Masyarakat

DESAIN DAN OPTIMASI INJECTION MOLD SISTEM SLIDER PADA PRODUK PREFORM STICK T15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL

Analisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi

KOMPARASI PARAMETER INJEKSI OPTIMUM PADA LDPE RECYCLED DAN VIRGIN MATERIAL

Pengaruh Kecepatan Pendinginan Terhadap Perubahan Volume Leburan Polymer Crystalline dan Non-Crystalline

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN TEMPERATUR POLYPROPYLENE, POLYETHYLENE, DAN POLYSTYRENE PADA PROSES PLASTIC MOLDING

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5

KOMPARASI PARAMETER INJEKSI OPTIMUM PADA HDPE RECYCLED DAN VIRGIN MATERIAL

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

PERENCANAAN SISTEM PENDINGINAN CETAKAN PLASTIK HOLDER PULLEY PERUSAHAAN MANUFAKTUR Yunus Yakub 1) dan Madinah 2) 1) & 2)

1. Pendahuluan PENGEMBANGAN MESIN INJEKSI PLASTIK SKALA INDUSTRI KECIL

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

PERANCANGAN INJECTION MOLDING DENGAN SISTEM THREE PLATE MOLD PADA PRODUK GLOVE BOX

Studi Eksperimental Pengaruh Paramater Proses Pencetakan Bahan Plastik Terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) Pada Benda Cetak Pneumatics Holder

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES INJECTION MOULDING UNTUK EFISIENSI ENERGI SKRIPSI MAMAN ABDUROKHMAN

Studi Cacat Permukaan plat Aluminium pada Proses Pembengkokkan Sudut Mesin Bending

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Pengecoran logam. Pengecoran (casting)

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA BARREL MESIN BLOW MOULDING DENGAN SOFTWARE KOMPUTER

LAMPIRAN 1. = 82 mm. = 157,86 mm = 8,6 mm. = 158,5 mm (1 0,004)

BAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD

O C. Temperatur injeksi di bawah temperatur leleh akan

OPTIMASI WAKTU SIKLUS PEMBUATAN KURSI DENGAN PROSES INJECTION MOLDING

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU PLASTIK TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHYLENE (PP)

Transkripsi:

Jurnal Integrasi Vol. 9 No. 1, April 2017, 48-52 e-issn: 2548-9828 Article History Received March, 2017 Accepted April, 2017 Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics Surya Ananda Purba, Muhammad Hasan Albana, Nugroho Pratomo Ariyanto Politeknik Negeri Batam Program Studi Teknik Mesin Jl. Ahmad Yani, Kecamatan Batam Kota, Batam 29461, Indonesia *E-mail: surya.ananda.purba@gmail.com Abstrak Temperature dan circle time merupakan bagian yang sangat berpengaruh pada mesin molding injection, produk hasil injection molding sangat ditentukan dari penggunaan temperature media pendingin dan circle time yang digunakan pada saat proses produksi sedang berlangsung. Pengaturan temperature media pendingin sangat dituntut untuk memenuhi penyesuaian dengan meterial yang digunakan pada proses injection molding dan begitu juga dengan faktor circle time pada mesin tersebut dengan circle time dapat memaksimalkan hasil proses injection molding dengan temperature yang bervariasi. Salah satu upaya untuk mengurangi masalah reject crack line pada produk hasil injection molding adalah menyesuaikan temperature media pendingin cetakan (mold) dengan circle time. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penentuan penggunaan temperature media pendingin dan circle time pada proses injection molding pada produk SP 04 Haemonetics dengan menggunakan material ABS TECHNO 330. Perbandingan temperature media pendingin dilakukan dengan variabel perbandingan temperature yaitu 19 0 C, 20 0 C, 21 0 C, 22 0 C dan 23 0 C serta dengan penyesuain circle time pada setiap proses yaitu perbandingan circle time yaitu 13 detik,15 detik, 17 detik, 19 detik dan 21 detik. Tetapi pada temperature media pendingin diatas penggunaan normal yaitu pada temperatur diantara 20 0 C, 21 0 C, 22 0 C dan 23 0 C reject crack line tidak ditemukan dengan penyesuaian circle time yang berarti pengujian dengan perbandingan temperature media pendingin dan circle time bekerja dengan baik. Kata kunci: ABS TECHNO 330, Temperature dan Circle time, Injection molding. Abstrack Temperature and cycle time is a very influential on injection molding machines, injection molding products is determined from the use temperature of the cooling medium and circle time which is used during the production process is underway. The setting temperature of the cooling medium is highly demanded to meet with the adjustment meterial used in the injection molding process and so is the factor of circle time on the machine with a circle time can maximize the results of the injection molding process with varying temperature. One effort to reduce the problem of crack reject line in injection molding products is adjusting the cooling medium temperature molding (mold) with circle time. This study aims to determine the efficiency of the use of the determination of the temperature of cooling medium and circle time in the injection molding process on SP 04 Haemonetics product using ABS material TECHNO 330. Comparison of the cooling medium temperature is done with a variable ratio of temperature that is 19 0 C, 20 0 C, 21 0 C, 22 0 C and 230C, and with a circle adjustment time on every process that comparison circle time is 13 seconds, 15 seconds, 17 seconds, 19 seconds and 21 seconds. But at temperatures above the normal use of the cooling medium at a temperature between 20 0 C, 21 0 C, 22 0 C and 23 0 C reject crack line can not be found with a circle adjustment time that means testing the temperature of the cooling medium ratio and circle time worked well. Keywords: ABS TECHNO 330, Temperature and Cycle time, Injection molding. 48

1. Pendahuluan Injection moulding adalah mesin yang digunakan untuk mencetak suatu barang dengan material berupa biji plastik dimana menggunakan proses pemanasan terlebih dahulu pada barrel dengan titik didih sesuai material yang digunakan kemudian didinginkan dan dicetak pada ruangan yang disebut sebagai mold (cetakan). Bagian-bagian injection molding adalah sebagai berikut : ngeras. Material yang sudah mendingin dan mengeras di keluarkan dari mold dengan dorongan hidraulik. Pada proses produksi dengan menggunakan mesin injection molding tidak terhindar dari berbagai masalah defect atau reject pada produk yang dihasilkan. Beberapa defect yang biasa timbul diantaranya adalah shot molding, flashing, black dot, crack line, sink mark, dented, crack, hight getting, dan bubble pada bagian tertentu. Reject crack line adalah suatu reject yang timbul dikarenakan meningkatnya temperatur media pendingin dan tidak sesuainya penggunaan circle time yang menyebabkan waktu pendinginan tidak sesuai dengan kondisi material yang akan di keraskan. Circle time adalah waktu yang dibutuhkan dalam proses injeksi material kedalam mold (cetakan) melalui nozzle ditambah dengan colling time (waktu pendinginan) atau pengerasan produk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek temperature media pendingin dan circle time pada proses injection molding produk Sp 04 Haemonetics. Gambar 1. Bagian-bagian injection molding Berikut ini adalah penjelasan beberapa komponen utama pada injection molding: Hopper bagian yang berfungsi untuk menempatkan material di mesin. Barrel merupakan tempat untuk pemrosesan material (mengubah material padat menjadi cair) sebelum di injeksi ke mold (cetakan). Nozzle adalah bagian dari mesin yang berfungsi untuk menginjeksikan plastik ke dalam mold (cetakan). Tie Bar digunakan sebagai penyangga untuk mold, clamping, dan ejector. Hydraulic Motor berfungsi untuk mendorong screw pada saat injeksi dan memutar screw pada saat pengisian material atau disebut plasticizing supaya bijih plastik mencair. Stationary platen adalah plate yang tidak bergerak (diam) sebagai tempat locating ring pada saat menaikkan tooling. Moveable platen adalah plate yang bergerak dengan arah maju dan mundur pada saat beroperasi atau produksi. Clamping unit adalah bagian yang berfungsi untuk membuka dan menutup mold pada saat beroperasi atau produksi. Ejector adalah berfungsi sebagai pendorong produk yang sudah tercetak. Rear platen bagian yang berfungsi sebagai plate penyangga bagian belakang.[1] Dalam pengerjaan dengan injection molding susunan proses yang terjadi adalah sebagai berikut: Termoplastik dalam bentuk butiran dimasukan melalui sebuah hopper kemudian material turun dan masuk kedalam barrel secara otomatis (karena gaya gravitasi) di dalam barrel terjadi pemanasan dengan menggunakan temperatur yang di hasilkan oleh dinding barrel sehingga material meleleh, material yang sudah meleleh kemudian di injeksikan oleh screw menuju mold (cetakan) melalui nozzle, pada mold tersebut material akan di beri temperatur pendingin agar material me- Gambar 2. Produk Sp 04 Haemonetics. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu penelitian dilakukan pada mesin injection molding NISSEI ES1000 dan dengan menggunakan material ABS TECHNO 330. 2. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara pengujian secara langsung terhadap produk SP 04 Haemonetics dimana produk tersebut adalah produk hasil produksi mesin injection molding yang menggunakan material ABS TECHNO 330 dengan temperature pada molding 80 0 C. Mesin yang digunakan sebagai alat pengujian adalah Injection Molding NISSEI ES1000 dengan spesifikasi pada tabel 1.[2] Tabel 1. Spesifikasi injection molding NISSEI ES1000 Merk Brand : NISSEI Type : ES1000 Injection Type : 12 E Screw Diameter : 32 mm Clamping force : 80 Ton 49

Min Mold Thickness : 200 mm Max Mold Thickness : 300 mm Berikut ini adalah contoh pengukuran crack line pada produk Sp 04 Haemonetics dengan menggunakan Alat ukur Smartscope. Colling : Water Diameter Screw = 32 mm Mold Dimension = 400x400x300 mm Temperature Colling = 19 0 Maximum Daylight (Opening) = 670 mm Material yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah ABS TECHNO 300. ABS TECHNO 330 adalah salah satu dari jenis material ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) dimana material ini merupakan sejenis polimer yang memiliki spesifikasi melting point sebesar 80 0 C dan Tensile Strength 43 M Pa. Sistem pengujian dilakukan dengan variasi temperatur media pendingin cetakan (mold) yang menggunakan air yang di dinginkan dengan menggunakan chiller water (mesin pengubah suhu air) dan variasi circle time mesin injection molding. Pada penelitian tersebut dilakukan tiga kali proses menggunakan variasi temperatur yaitu 19 0 C, 20 0 C, 21 0 C, 22 0 C dan 23 0 C, dan pada setiap penggunaan temperature maka akan diberi pengujian circle time yaitu 13 detik,15 detik, 17 detik, 19 detik dan 21 detik. Setiap hasil proses produksi yang bevariasi tersebut akan di cek dan diukur menggunakan Smartscope (alat pengukur yang menggunakan prinsip kerja seperti mikroskop hanya saja pada alat ini menggunakan komputer sebagai media menampilkan gambaran benda yang di ukur dan pada Smartscope pengukuran tidak hanya pada panjang melainkan dapat juga mengukur radius, mengukur diameter dan menentukan titik pusat suatu benda). Untuk menentukan reject atau accept produk SP 04 Haemonetics dari defect crack line dapat dilakukan dengan pengukuran menggunakan alat ukur Smartscope, apabila ditemukan crack line pada permukaan maka produk tersebut dinyatakan reject dan tanpa crack line pada permukaan produk tersebut dinyatakan accept. Alat yang digunakan untuk pengukuran reject crack line pada produk Sp 04 Haemonetics adalah Smart- Scope. Gambar 3. Alat ukur Smartscope. [4] Gambar 4. Tampilan pengukuran dengan alat Smartscope. 3. Analisa Dan Pembahasan Setelah melakukan pengujian secara langsung pada proses produksi produk Sp 04 Haemonetics dengan variasi temperatur 19 0 C, 20 0 C, 21 0 C, 22 0 C dan 23 0 C dengan penggunaan circle time pada setiap temperatur yang bervariasi yaitu 13 detik, 15 detik, 17 detik, 19 detik dan 21 detik maka didapatkan hasil pengukuran panjang dan lebar maksimal defect crack line sebagai berikut : Gambar 5. Hasil pengujian dan pengukuran defect crack media pendingin 19 0 C Pada gambar 5 diperlihatkan hasil pengujian proses injeksi molding dengan menggunakan temperatur media pendingin 19 0 C dimana pada penggunaan temperatur ini tidak terdapat reject crack line baik dengan circle time 13 detik, 15 detik, 17 detik 19 detik, dan 21 detik. Pada gambar 6 diperlihatkan hasil pengujian yang mengalami kerusakan crack line pada pengujian dengan temperatur 20 0 C dan circle time 13 detik dimana pada proses ini produk mengalami kerusakan dengan panjang dan lebar maksimal crack line adalah 7.8 x 0.7 mm. 50

Gambar 6. Hasil pengujian dan pengukuran defect crack media pendingin 20 0 C dengan perbesaran gambar 100%. Gambar 8. Hasil pengujian dan pengukuran defect crack media pendingin 22 0 C dengan perbesaran gambar 100%. Gambar 7. Hasil pengujian dan pengukuran defect crack media pendingin 21 0 C dengan perbesaran gambar 100%. Pada gambar 7 diperlihatkan hasil pengujian dengan temperatur media pendingin 21 0 C mengalami masalah reject crack line dengan circle time berbeda yaitu (a) proses pengujian dengan circle time 13 detik dimana dengan panjang dan lebar maksimal 10.8 x 0.38 mm dan (b) proses pengujian dengan circle time 15 detik dimana pada proses ini terdapat reject crack line dengan panjang dan lebar maksimal 7.8 x 0.8 mm. Gambar 8 memperlihatkan bahwa pada pengujian dengan tempertur media pendingin 22 0 C mengalami masalah reject crack line dengan circle time yang berbeda yaitu (a) proses pengujian dengan circle time 13 detik dimana pada proses ini pada produk terdapat reject crack line dengan panjang dan lebar maksimal 13.7 x 0.89 mm, (b) proses pengujian dengan circle time 15 detik dimana pada proses ini pada produk terdapat reject crack line dengan panjang dan lebar maksimal 11.4 x 0.39 mm dan (c) proses pengujian dengan circle time 17 detik dimana pada proses ini pada produk terdapat reject crack line dengan panjang dan lebar maksimal 8.1 x 0.10 mm. Gambar 9. Hasil pengujian dan pengukuran defect crack line pada Sp 04 Haemonetics dengan temperatur media pendingin 23 0 C dengan perbesaran gambar 100% Pada gambar 9 di jelaskan bahwa pengujian dengan temperatur media pendingin 23 0 C mengalami reject crack line dengan circle time yang berbeda yaitu (b) proses pengujian dengan circle time 15 detik dimana dengan panjang dan lebar maksimal 13.8 x 0.91 mm, (c) proses pengujian dengan circle time 17 detik dimana dengan panjang dan lebar maksimal 11.36 x 0.39 mm, dan (d) proses pengujian dengan circle time 19 detik dimana pada proses ini pada produk terdapat reject crack line dengan panjang dan lebar maksimal 8.1 x 0.11 mm serta (a) merupakan reject broken (patah) proses pengujian dengan circle time 13 detik. Dari hasil pengujian sebagaimana dijelaskan di atas, ditemukan ukuran panjang crack line yang terjadi pada produk Sp 04 Haemonetics. Dan dari pengujian ditemukan solusi untuk pencegahan crack line pada Sp 04 Haemonetics dengan penyesuaian temperatur media 51

pendingin dengan circle time sebagai berikut : Tabel 2. Penggunaan circle time berdasarkan temperatur media pendingin. No. Temperatur Media Pendingin Circle Time 1. 19 0 C 13,15,17,19,21 detik 2. 20 0 C 15,17,19,21 detik 3. 21 0 C 17,19,21 detik 4. 22 0 C 19,21 detik 5. 23 0 C 21 detik Melalui tabel diatas dapat di simpulkan bahwa temperatur media pendingin dan circle time yang optimal digunakan pada saat proses produksi produk Sp 04 Haemonetis adalah 19 0 C dengan circle time 13 detik karena dengan penggunaan circle time 13 detik pada temperatur media pendingin 19 0 C akan mempercepat proses produksi tanpa menimbulkan defect. Dan pada penggunaan temperatur media pendingin yang lebih besar dari dapat menggunakan penyesuaian circle time yang optimal sesuai tabel berikut: Tabel 3. Penyesuaian circle time yang optimal pada setiap tingkatan temperatur media pendingin. No. Temperatur Media Pendingin Circle Time 1. 19 0 C 13 detik 2. 20 0 C 15 detik 3. 21 0 C 17 detik menarik untuk dilakukan adalah pengaruh jenis media pendingin yang digunakan terhadap kualitas hasil produksi moulding. Jenis media pendingin tersebut bisa berupa air, air distilasi maupun oli. 5. Ucapan Terima Kasih Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Yudi Harsono selaku Engineer di PT. Honfoong Plastik yang selama ini sudah mendukung saya dalam penyusunan artikel ilmiah ini dimana telah memberikan saya banyak masukan ilmu dan menyediakan saya fasilitas di PT. Honfoong Plastik untuk melakukan penelitian produk SP 04 Haemonetics. Referensi [1] Nurahmi, Latifah. 2009. Studi Simulasi Pengaruh Temperature Injeksi, Tekanan Holding, Dan Pendinginan Terhadap Pembentukan Sink Mark Pada Proses Plastic Injection Moulding. Surabaya : ITS [2] Sakaki, Machi. 2000. Nissei Instruction Manual. Nagano-ken : Nissei Plastic Industrial Co., LTD. [3] 2015. Iso Techno Plastics Guide : Techno- Polymer Co., LTD [4] OPTICAL GAGING (M) SDN BHD (C). 2014. OGP Smartscope ZIP 250/250E. http://www.smartscope.com.my/products/ogp-sm artscope-zip-/3-ogp-smartscope-zip-250---250e. 10 Mei 2016 4. 22 0 C 19 detik 5. 23 0 C 21 detik 4. Kesimpulan Dari penelitian mengenai pengaruh temperatur media pendingin terhadap defect crack line pada produk Sp 04 Haemonetics dapat disimpulkan bahwa : 1. Semakin tinggi temperatur media pendingin yang digunakan maka semakin lama proses pendinginan (pengerasan) produk yang dibutuhkan dengan demikian untuk menghindari defect crack line dibutuhkan penambahan circle time. 2. Semakin tinggi circle time yang digunakan dapat mengurangi panjang dan lebar defect crack line. Setelah mengetahui pengaruh temperatur pendingin dan circle time terhadap defect crackline pada produk yang dihasilkan maka penelitian lanjutan yang cukup 52