BAB IV ANALISA DATA 4.1 PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI SETIAP MESIN
|
|
- Liana Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISA DATA 4.1 PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI SETIAP MESIN Pengukuran waktu dilakukan terhadap tiap proses untuk menghasilkan satu produk dan dihasilkan cycle time disertai dengan pengukuran arus listrik pada tiap proses tersebut. Hasil pengukuran waktu dan arus listrik tiap proses dapat menghasilkan total konsumsi energi yang dihabiskan untuk satu kali proses produksi konsumsi energi listrik yang diperlukan mesin injection moulding Dengan menggunakan (persamaan 3.1) di atas dan data yang diperoleh dari tabel 3.11 konsumsi energi listrik untuk tiap cycle yang menghasilkan satu produk pada setiap mesin. Arus listrik di ukur untuk setiap proses yang ada dalam satu siklus untuk menghasilkan satu produk yang meliputi proses diatas ([8] Handoyono,Ekadewi : 27) Konsumsi energy listrik yang di perlukan mesin injection moulding 41
2 Tabel 4.1 Hasil Pengukuran konsumsi energy per cycle pada mesin Toshiba IS515CNII MOLD TOSHIBA IS 515 CNII CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 434,4 579,2 144,8 348,42 19,5 81,45 t1 Cycle time 265 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh) 1,78 7 Konsumsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.1 konsumsi energy pada tiap proses pada mesin Toshiba IS515CNII 42
3 Tabel 4.2 Hasil pengukuran konsumsi energy per cycle pada mesin FU CHIN SIN F8A MOLD FU CHIN SHIN FS 8A CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 67,87 123,8 19, 42,35 24,43 17,74 t1 Cycle 99 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh),29 Konsumsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.2 konsumsi energi pada tiap proses pada mesin FU CHIN SIN F8A 43
4 Tabel 4.3 hasil pengukuran konsumsi energy per cycle pada mesin Toshiba IS125CNII MOLD TOSHIBA IS 125 CNII CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 43,44 152,94 19,91 4,72 27,15 19, t1 Cycle 14 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh),3 Konsumsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.3 konsumsi energy pada tiap proses pada mesin Toshiba IS125CNII 44
5 Tabel 4.4 Hasil pengukuran konsumsi energy per cycle pada mesin Toshiba IS13EC MOLD TOSHIBA IS 13EC CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 4,72 19,5 3,77 32,58 21,54 19, t1 Cycle 159 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh),33 Konsumsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.4 konsumsi energy pada tiap proses pada mesin Toshiba IS13EC 45
6 Tabel 4.5 Hasil pengukuran konsumsi energi cycle pada mesin Boy 15 T2 MOLD BOY 15 T2 CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 9,5 135,75 36,2 72,4 54,3 13,57 t1 Cycle 125 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh),4 Konsumsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.5 konsumsi energy pada tiap proses pada mesin Boy 15 T2 46
7 Tabel 4.6 Hasil pengukuran konsumsi energy per cycle pada mesin FU CHIN SIN FS16EC FU CHIN SHIN FS 16EC MOLD CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 76,92 13,32 33,94 67,87 18,1 12,67 t1 Cycle 147 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh),34 14 Konsumsi Enrgi percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.6 konsumsi energy pada tiap proses pada mesin FU CHIN SHIN FS16EC 47
8 Tabel 4.7 Hasil pengukuran konsumsi energy per cycle pada mesin Toshiba IS17EC MOLD TOSHIBA IS 17EC CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 135,75 162,9 36,2 35,29 36,2 27,15 t1 Cycle 145 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh),43 18 Konsumsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.7 konsumsi energy pada tiap proses pada mesin Toshiba IS17EC 48
9 Tabel 4.8 Hasil pengukuran konsumsi energy per cycle pada mesin Nissei IS 315EC MOLD NISSEI IS 315EC CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 316,75 181, 181, 67,87 18,6 45,25 t1 Cycle 124 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh),9 35 Konsusmsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.8 konsumsi energy pada tiap proses mesin Nissei IS 315EC 49
10 Tabel 4.9 Hasil pengukuran konsumsi energy per cycle pada mesin Toshiba IS 35GC MOLD TOSHIBA IS 35GC CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 158,37 217,2 18,6 113,12 135,75 119,46 t1 Cycle 157 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh),85 Konsumsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.9 konsumsi energy pada tiap proses pada mesin Toshiba IS 35GC 5
11 Tabel 4.1 Hasil pengukuran konsumsi energy per cycle pada mesin Toshiba IS 45GSW MOLD TOSHIBA IS 45GSW CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 144,8 56,8 226,25 18,6 126,7 63,35 t1 Cycle 165 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh) 1,18 6 Konsumsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.1 konsumsi energy pada tiap proses pada mesin Toshiba 45GSW 51
12 Tabel 4.11 Hasil pengukuran konsumsi energy per cycle pada mesin Toshiba IS 55GSW MOLD TOSHIBA IS 55GSW CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 144,8 47,6 72,4 158,37 13,32 43,44 t1 Cycle 152 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh) 1,2 Konsumsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.11 konsumsi energy pada tiap proses pada mesin Toshiba IS 55GSW 52
13 Tabel 4.12 Hasil pengukuran konsumsi energy cycle pada mesin Toshiba IS 65GT-V21 MOLD TOSHIBA IS 65GSW CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 217,2 434,4 18,6 126,7 135,75 59,73 t1 Cycle 161 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh) 1,12 Konsusmsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.12 konsumsi energy pada tiap proses pada mesin Toshiba IS 65GT-V21 53
14 Tabel 4.13 Hasil pengukuran konsumsi energy per cycle pada mesin Toshiba IS 8GSW MOLD TOSHIBA IS 8GSW CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 579,2 1447,99 181, 348,42 217,2 81,45 t1 Cycle 415 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh) 2,86 Konsumsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.13 konsumsi energy pada tiap proses pada mesin Toshiba IS 8GSW 54
15 Tabel 4.14 Hasil pengukuran konsumsi energy per cycle pada mesin Toshiba IS 85GTW MOLD TOSHIBA IS 85GTW CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 814,5 56,8 543, 633,5 217,2 443,45 t1 Cycle 42 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh) 3,16 Konsusmsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.14 konsumsi energy pada tiap proses pada mesin Toshiba IS 85GTW 55
16 Tabel 4.15 Hasil pengukuran konsumsi energy per cycle pada mesin Haitian HT53 MOLD HAITIAN HT53 CLOSE INJECT HOLD CHARGE COOLING EJECT I (Ampere) t (Second) Voltase Power Factor,855,855,855,855,855,855 Konsumsi Energi 47,6 724, 144,8 158,37 18,6 97,74 t1 Cycle 248 Konsumsi energi tiap Cycle (kwh) 1,7 Konsumsi Energi Percycle (kwh) Mold Close Inject Hold Charge Cooling Eject Proses Pada satu Siklus Produksi Grafik 4.15 konsumsi energy pada tiap proses pada mesin Haitian HT53 56
17 Tabel 4.16 Daftar nilai Cycle dan konsumsi energi seluruh mesin No Clamping t1 cycle Konsumsi energi Type force (Ton) (s) tiap cycle (kwh) TOSHIBA IS 515 CNII 265 1, FU CHIN SHIN FS 8A 99, TOSHIBA IS 125 CNII 14, TOSHIBA IS 13EC 159, BOY 15 T2 125, FU CHIN SHIN FS16EC 147, TOSHIBA IS 17EC 145, NISSEI IS145EC 124, TOSHIBA IS 35GC 157, TOSHIBA IS 45GSW 165 1, TOSHIBA IS 55GSW 152 1, TOSHIBA IS 65GSW 161 1, TOSHIBA IS 8GT 415 2, TOSHIBA IS 85GTW 42 3, HAITIAN HT , Konsomsi Energi Percycle (kwh) Waktu Cycle (s) Konsumsi Energi PerCycle (kwh) No. Mesin Grafik 4.16 Perbandingan waktu percycle dan konsumsi energi setiap mesin 57
18 4.2 PERBANDINGAN WAKTU PROSES DAN TEMPERATUR PADA TIGA... MESIN UTAMA Pada bagian ini dihitung injection tim, cooling time dan temperature ejector pada tiga mesin injection moulding pada sebuah industry injection moulding yaitu mesin Toshiba IS 85GTW, Toshiba IS 65GSW, serta Toshiba IS 35GC. Dengan menggunakan persamaan 3 dan 5 serta data yang diperoleh didapat nilai dengan perhitungan sebagai berikut Perhitungan pada injection time a. mesin injection Moulding Toshiba IS 85GTW dari data dan pengamatan diketahui: VS = 776 Pi = 1866 kg/ Pj = 42,5 kw Dengan menggunakan rumus. = = Dari perhitungan dia atas didapat injection time sebesar 68,14s sementara perilaku material pada sebuah industry yang diambil datanya diketahui injection time yang diterapkan sebesar 7s 58
19 b. Mesin injection moulding Toshiba IS 65GT-V21 dari data dan pengamatan diketahui: VS = 565 Pi = 1886 kg/ Pj = 37 kw Dengan menggunakan rumus, = = Dari perhitungan di atas didapat injection time sebesar 57,6 s sementara perilaku material pada sebuah industry yang diambil datanya diketahui injection time yang diterapkan sebesar 6s c. mesin injection moulding Toshiba IS 35GS dari data dan pengamatan diketahui: VS = 193 Pi = 1957 kg/ Pj = 26 kw Dengan menggunakan rumus. = 59
20 = Dari perhitungan dia atas didapat injection time sebesar 29,5s sementara perilaku material pada sebuah industry yang diambil datanya diketahui injection time yang diterapkan sebesar 3 s Perhitungan pada Cooling Time a. Mesin InjectionToshiba IS 85GTW Mesin ini pada proses produksi menggunakan material Polypropylene AP3B untuk produksi Countener Battre. Dari data dan penggamatan diketahui : h = 4 mm Tx = 88 C Tm = 38 C Ti = 28 C a =.8 /s Dengan menggunakan rumus, =, s =( /.8 x Log (4(28-38) C/ (88-38) C 6
21 = 16, s Dari perhitungan di atas didapat injection time sebesar 16, s sementara perilaku material pada sebuah industry yang diambil datanya diketahui cooling time yang ditetapkan sebesar 3 s. b. Mesin injection Toshiba IS 65GT-V21 Mesin ini pada proses prosuksi menggunakan material Polyamide (6/6 Nylon) untuk produksi Grab Rail K15A. Dari data dan pengamatan diketahui : h = 4mm Tx = 129 C Tm = 91 C Ti = 291 C a =,1 /s dengan menggunakan rumus =, s =( /.1 x Log (4(291-91) C/ (129-91) C = 13,41 s dari perhitungan diatas didapat injection time sebesar 13,41 s sementara perilaku material pada sebuah industry yang diambil datanya diketahui cooling time yang diterapkan sebesar 25 s. 61
22 c. Mesin Injection Toshiba IS 35GS Mesin ini pada proses produksi menggunakan material Acrylonitril butadiene styrene (ABS) master batch black untuk produksi Fender rear upper. Dari data dan pengamatan diketahui : h = 4mm Tx = 82 C Tm = 54 C Ti = 26 C a =,13 /s Dengan menggunakan rumus =, s =( /.13 x Log (4(26-54) C/ (82 x 54) C = 12,13 s Dari perhitungan diatas didapat injection time sebesar 12,13 s sementara perilaku material pada sebuah industry yang diambil datanya diketahui cooling time yang diterapkan sebesar 3s Perbandingan Temperatur Injection a. Mesin injection Toshiba IS 85GTW 62
23 Pada mesin ini proses produksi menggunakan material Polypropylene AP3B untuk produksi Countener Battre. Pada tabel 3.8 diketahui bahwa untuk material ini hanya dibutuhkan temperature injection sebesar 28 C. Sementara perilaku material pada sebuah industry yang diambil datanya diketahui temperature yang diterapkan untuk injection sebesar C b. Mesin injection Toshiba IS 65GT-V21 Pada mesin ini proses produksi menggunakan material Polyamide (6/6 Nylon) untuk produksi Grab Rail K15A. pada tabel 3.8 diketahui bahwa untuk material ini hanya dibutuhkan temperatur injection sebesar 291 C. Sementara perilaku material pada sebuah industry yang diambil datanya diketahui temperatur yang diterapkan untuk injection sebesar C c. Mesin Injection Toshiba IS 35GS Pada mesin iniproses produksi menggunakan material Acrylonitril butadiene styrene (ABS) master batch black untuk produksi Fender rear upper. Pada tabel 3.8 diketahui bahwa untuk material ini dibutuhkan temperature injection sebesar 26 C sementara perilaku material pada sebuah industry yang diambil datanya diketahui temperature yang diterapkan untuk injection sebesar C Rekomendasi Penghematan energi Pada bagian ini disampaikan tentang kemungkinan penghematan energy yang bisa dilakukan mengacu pada perbandingan data dan perhitungan yang didapatkan melalui perhitungan literature dengan data yang ditemukan di industry injection 63
24 moulding.perbandingan difokuskan pada nilai injection time, cooling time, dan temperature pada saat ejection. Berikut adalah rinciannya; Tabel 4.17 kondisi energy pada proses injeksi dan efesiensinya. Teori Aplikasi selisih Jenis Mesin Energi Per t Injeksi Energi Per t Injeksi PerCycle Cycle (Wh) Literatur (s) Cycle (Wh) Industri (s) (Wh) Toshiba IS 85GTW ,14 56,8 7 13,47 Toshiba IS 65GT-V21 417,2 57,6 434,4 6 17,38 Toshiba IS 35GS 29,9 29,5 217,2 3 8,11 6 Konsumsi Energi Percycle (Wh) ,47 17,38 8, Toshiba IS 85GTW Toshiba IS 65GT-v21 Toshiba IS 35GS Energy Cooling percycle (Wh) Efisiensi PerCycle (Wh) Grafik 4.17 Energi Injeksi dan Potensi Efisiensi Pada Tabel 4.17 Grafik 4.17 tergambar rekomendasi yang bisa dilakukan hubungan waktu injeksi dan energy injeksi yang dibutuhkan maka direkomendasi agar pada proses 64
25 injeksi, waktu injeksi disesuaikan dengan waktu hasil perhitungan. Hal ini dapat berdampak penghematan energi sebesar 13,47Wh pada mesin Toshiba IS 85GTW, 17,38 Wh pada mesin Toshiba IS 65GT-V21 dan 8,11 Wh pada mesin Toshiba IS 35GS pada satu kali putaran produksi atau cycle time. Hal ini akan berdampak jauh lebih besar lagi karena dalam sehari mesin beroperasi selama 24 jam non stop dan melakukan 14 an kali cycle time secara berulang. Tabel 4.18 Kondisi Energi pada Proses Cooling dan Efisiensinya Teori Aplikasi selisih Jenis Mesin Energi Per t Cooling Energi Per t Cooling PerCycle Cycle (Wh) Literatur (s) Cycle (Wh) Industri (s) (Wh) Toshiba IS 85GTW 72, ,6 3 36,2 Toshiba IS 65GT-V21 72,81 13,41 9, ,69 Toshiba IS 35GS 72,4 12,13 81,45 3 9,5 12 Konsumsi Energi Percycle (Wh) ,2 17,69 9, Toshiba IS Toshiba IS Toshiba IS 85GTW 65GT-v21 35GS Energy Cooling percycle (Wh) Efisiensi PerCycle (Wh) Grafik 4.18 Energi Cooling dan Potensi Efisiensi 65
26 Pada tabel 4.18 dan Grafik 4.18 ada beberapa rekomendasi yang bias diberikan pada pihak industri untuk melakukan edisiensi energy. Dimana dengan melihat hubungan waktu cooling dan energy yang terpakai saat cooling sedang berlangsung maka direkomendasikan agar pada proses cooling, dapat dilakukan pengurangan waktu coling sesuai dengan waktu hasil perhitungan. Hal ini dapat berdampak penghematan energy sebesar 36,2 Wh pada mesin Toshiba IS 85GTW, 17,69 Wh pada mesin Toshiba IS 65GT-V21 dan 9,5 Wh. Pada mesin Toshiba IS 35GS pada satu kali putaran produksi atau satu cycle time Hal ini akan berdampak jauh lebih besar lagi karena dalam sehari mesin beroperasi selama 24 jam stop dan melakukan 14an kali cycle time secara berulang. Tabel 4.19 Kondisi Temperatur injection Mesin T Injection T Injection Rekomendasi No Jenis Mesin Industri Literatur T Injection C C C 1 Toshiba IS 85GTW Toshiba IS 65GT-V Toshiba IS 35GS Pada tabel 4.19 untuk mesin Toshiba IS 85GTW dapat direkomendasikan agar nilai T injection dapat difokuskan dikisaran C supaya menghindari energy yang akan terbuang pada temperature yang lebih tinggi lagi. Pada mesin Toshiba IS 65GT-V21 dapat direkomendasikan agar nilai T injection dapat difokuskan pada kisaran C. Sementara pada mesin IS 85GTW terlihat nilai T injection yang lebih rendah dari nilai 66
27 referensi, hal ini perlu dikaji ulang agar nilai T yang dibawah standard tidak berakibat pada cacat produk karena perlakuan yang kurang optimal, supaya bisa mengurangi produk yang tidak sesuai standard pada quality control dan tidak perlu pendaur ulangan produk yang justru memerlukan proses tambahan dan memakan energy dan suber daya yang lebih besar. 4.3 DATA KONSUMSI ENERGI PADA TIGA MESIN UTAMA Konsumsi listrik hasil perhitungan pada ketiga mesin yaitu Toshiba IS 85GTW, Toshiba IS 65GT-V21 dan Toshiba IS 35GC. Sesuai data yang ada pada Industri dan apabila Waktu injek dan coolingnya diganti sesuai apa yang sudah disebutkan diatas maka potensi penghematannya energi listriknya sebagai berikut : Tabel 4.2 Konsumsi energi dengan waktu injeksi dan cooling yang dipakai industri No Clamping t1 cycle Konsumsi energi Type force (Ton) (s) tiap cycle (W) 1 85 TOSHIBA IS 85GTW TOSHIBA IS 65GT-V TOSHIBA IS 35GC Konsumsi Listrik hasil perhitungan pada ketiga mesin yaitu Toshiba IS 85GTW, Toshiba IS 65GT-V21 dan Toshiba IS 35GC. Setelah Waktu injeksi dan coolingnya diganti dengan hasil perhitungan. Tabel 4.21 Konsumsi energi dengan waktu injeksi dan cooling hasil perhitungan No Clamping t1 cycle Konsumsi energi Type force (Ton) (s) tiap cycle (W) 1 85 TOSHIBA IS 85GTW 44, TOSHIBA IS 65GT-V21 147, TOSHIBA IS 35GC 138,
28 Tabel 4.22 Total Konsumsi energi dan biayaoperasi mesin perhari industri No Clamping force (Ton) Type t1 cycle Konsumsi energi t1 Konsumsi energi Rupiah tiap cycle (W) jam (kwh)/hari hari (s) TOSHIBA IS 85GTW ,57 568,752 Rp ,22 TOSHIBA IS 65GT-V ,36 525,972 Rp ,48 TOSHIBA IS 35GC ,93 49,35 Rp , Perbandingan Data Hasil Perhitungan Dengan Industri Tabel 4.23 Perbandingan Konsumsi Energi Hasil Perhitungan Dengan Industri No Konsumsi Konsumsi Type energi energi Selisih Total Penghematan tiap cycle (W) tiap cycle (W) Percycle Cycle Konsumsi Energi Industri Literatur (W) Perjam Perjam(W) TOSHIBA IS 85GTW ,9 1513, TOSHIBA IS 65GT-V , ,6 TOSHIBA IS 35GC ,5 2344,5 Dari Tabel 4.22 terlihat bahwa pada ketiga mesin terjadi penghematan Konsumsi listrik a. Mesin Toshiba IS 85GTW Konsumsi listrik = 17 W/cycle percycle = 44,14 s = 8,9 kali perjam Waktu Operasi TDL/kWh = 21 jam = 1112 X,85 X 1,4 = Rp.1323,28 = = 31,773 kwh 68
29 Maka penghematan pemakaian dalam 1 hari adalah 31,773 kwh X 1323,28 = Rp ,- perhari Efisiensi konsumsi energi pada toshiba IS 85GTW = x 1% = 5,59 % b. Mesin Toshiba IS 65GT-V21 Konsumsi listrik = 14 W/cycle percycle = 147,1 s = 24,49 kali perjam Waktu Operasi TDL/kWh = 21 jam = 1112 X,85 X 1,4 = Rp.1323,28 = = 72,6 kwh Maka penghematan pemakaian dalam 1 hari adalah 72,6 kwh X 1323,28 = Rp ,- perhari Efisiensi konsumsi energi pada toshiba IS 65GT-V21 = x 1% = 13,69 % c. Mesin Toshiba IS 85GTW Konsumsi listrik = 9 W/cycle percycle = 138,18 s = 26,5 kali perjam Waktu Operasi TDL/kWh = 21 jam = 1112 X,85 X 1,4 = Rp.1323,28 69
30 = = 49,2345 kwh Maka penghematan pemakaian dalam 1 hari adalah 49,2345 kwh X 1323,28 = Rp ,- perhari Efisiensi konsumsi energi pada toshiba IS 85GTW = x 1% = 12,3 % 7
BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Sumber daya energi sangatlah penting, kelangkaan sumber daya energi dan cadangan sumber daya yang semakin terbatas membuat hampir seluruh dunia menjadikan permasalahan
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA
BAB III PENGUMPULAN DATA 3.1 DATA KOMPOSISI DAN SPESIFIKASI MESIN 3.1.1 Spesifikasi Mesin Secara Umum Dalam melakukan pengumpulan data Industri yang di jadikan tempat riset ini memiliki 15 buah mesin injeksi
Lebih terperinciAudit Energi Listrik Pada Empat Mesin Injeksi Utama di PT MMM
Prosiding Seminar Nasional XIII - FTI-ITS FTI-ITS 2007 Surabaya, 6-7 Maret 2007 ISBN : 979-545-037-9 Audit Energi Listrik Pada Empat Mesin Injeksi Utama di PT MMM Ekadewi A. Handoyo, Wahyudi Jonathan Jurusan
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :
NAMA PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM : 22410181 JURUSAN : TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES INJEKSI PLASTIK Gambar 4.1 Proses pencetakan pada mesin injeksi 29 Pada Proses Injeksi Plastik (Plastic Injection Molding Process) terdapat 2 bagian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian digunakan untuk mempersempit permasalahan yang diteliti, sehingga dapat membahas dan menjelaskan permasalahan secara tepat. Pada
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES INJECTION MOULDING UNTUK EFISIENSI ENERGI SKRIPSI MAMAN ABDUROKHMAN
ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES INJECTION MOULDING UNTUK EFISIENSI ENERGI SKRIPSI MAMAN ABDUROKHMAN 0706163533 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPOK JANUARI 2012 ANALISIS KONSUMSI ENERGI
Lebih terperinciPengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics
Jurnal Integrasi Vol. 9 No. 1, April 2017, 48-52 e-issn: 2548-9828 Article History Received March, 2017 Accepted April, 2017 Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line
Lebih terperinciTugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI
Outline: JUDUL LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH TUJUAN PERANCANGAN METODOLOGI PERANCANGAN SPESIFIKASI PRODUK DAN SPESIFIKASI MESIN PERENCANAAN JUMLAH CAVITY DIMENSI SISTEM SALURAN PERHITUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai keperluan seperti untuk medical, textiles,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Persiapan Sebelum melakukan penelitian ada beberapa tahapan yang harus dilakukan diantaranya: 1. Studi pustaka mengenai mesin injeksi, metode DoE, material plastik,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data yang didapat dari hasil penelitian yaitu berupa laju aliran, volume chiller, temperatur dan tekanan sebelum atau sesudah system menyala pada system
Lebih terperinciWaktu rata rata penggulungan benang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perbandingan waktu pengujian tanpa kardus a. Waktu rata-rata pengujian tanpa kardus Dari pengujian benang 1 kg diperoleh gulungan sebanyak 38 buah, kemudian diperoleh waktu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang mengacu pada prosedur audit energy SNI 6196
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST
PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST PENULISAN ILMIAH Nama : Dede Kurniadi NPM : 21410739 Program Studi : Teknik Mesin Pembimbing
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Sebelum melakukan perancangan mould untuk Tutup Botol ini, penulis menetapkan beberapa tahapan kerja sesuai dengan literatur yang ada dan berdasarkan pengalaman para pembuat
Lebih terperinciBAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA
BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA 3.1 Sistem Kelistrikan Sejak tahun 1989 PT Maju Jaya melakukan kontrak pasokan listrik dari PLN sebesar 865 KVA dengan tegangan kerja 20 KV, 3 phasa. Seluruh sumber listrik
Lebih terperinciMICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK
TUGAS AKHIR LABORATORIUM PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK AJUN HAKIKI 2105 100 147 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan bahan dasar produksi. Logam yang dahulu banyak digunakan dalam proses industri kini mulai ditinggalkan.
Lebih terperinciStudi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force
Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra E-mail: amelia@petra.ac.id, ninukj@petra.ac.id T E K N O S I M
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan atau gedung bertingkat banyak dijumpai di kota besar, seperti DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran, bahkan sekolah / kampus
Lebih terperinciPREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION
PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION Agus Dwi Anggono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosura, 57102 E-mail : agusda@indosat-m3.net
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI
BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dari hasil perancangan cetakan injeksi yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Analisa akan meliputi waktu satu
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel
BAB IV SIMULASI Pada bab ini simulasi serta analisa dilakukan melihat penghematan yang ada akibat penerapan sistem pembangkit listrik energi matahari untuk rumah penduduk ini. Simulasi dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Start 1. Melakukan pembelajaran,pencarian informasi, pengukuran, dan data mesin 2. Melakukan pembelajaran,pencarian informasi, pengukuran, dan data cooling tower
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mold Review Mold lama yang digunakan dalam memproduksi Bobbin A K25G adalah jenis injection molding. Mold lama ini menggunakan system hot runner. Mold ini sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke dalam sebuah cetakan (mold). Dengan teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Identifikasi Produk Hasil identifikasi yang dilakukan pada sample produk dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Data produk hardcase Data Produk Hardcase
Lebih terperinciABSTRACT
OPTIMASI DESAIN MOLD UNTUK MEREDUKSI CACAT FLASH DAN SHRINKAGE PADA PRODUK PAKU KOTAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI MOLDFLOW (STUDI KASUS PADA PT. PRIMA SAKTI) Erfina Ayu W. 1, Hari Arbiantara 2,
Lebih terperinciUniversitas Bina Nusantara
Universitas Bina Nusantara Abstrak Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1 - Semester Genap tahun 2007 / 2008 ANALISA ALTERNATIF INVESTASI MESIN PLASTIK INJEKSI DI POLITEKNIK MANUFAKTUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, energi merupakan salah satu hal yang sangat penting dan selalu dibutuhkan dalam jumlah yang tidak sedikit. Jumlah populasi manusia yang semakin
Lebih terperinciSTUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI
STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI Oleh : La Ode Torega Palinta (2108100524) Dosen Pembimbing : Dr.Eng Harus L.G, ST, M.Eng PROGRAM SARJANA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciberupa fibre dan sheel yang di gunakan untuk membakar tabung boiler yang berisi air
127 Dalam waktu 20 jam. Dalam distribusi tenaga kalori listrik pabrik kelapa sawit yang menggunakan boiler sebagai pembangkit nya, membutuhkan bahan bakar berupa fibre dan sheel yang di gunakan untuk membakar
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN TINGKAT PERLINDUNGAN KOROSI TERHADAP BEBERAPA JENIS MATERIAL COATING PADA ONSHORE PIPELINE
STUDI PERBANDINGAN TINGKAT PERLINDUNGAN KOROSI TERHADAP BEBERAPA JENIS MATERIAL COATING PADA ONSHORE PIPELINE DISUSUN OLEH : IQBAL MAULANA ARISA EFFENDI 4305 100 072 DOSEN PEMBIMBING : 1. Ir. Imam Rochani,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. berpengaruh terhadap biaya listrik, dengan langkah langkah sebagai berikut :
BAB IV ANALISA DATA Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menganalisa perhitungan efisiensi chiller dan kapasitas yang diperlukan pada sistem pendinginan terhadap chiller di gedung Universitas Bina Nusantara
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan plastik padat, didirikan pertama kali oleh Bapak Hardyanto
Lebih terperinciBAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Rancangan Evaporative Cooling pada Kondensor Penambahan evaporative cooling (EC) pada kondensor akan menurunkan temperatur masukan ke kondensor, sehingga tekanan kondensor
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. 4.1 Pemakaian Beban Saat Kondisi Filter Bersih. 35PK, langsung pada sub distribution panel di area ruang serbaguna.
BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan hasil pengukuran dari panel saat dinyalakan AC dan hasil pengukuran tiap jam di panel untuk AC. Maka akan dilakukan analisa data untuk mengetahui seberapa besar energi yang
Lebih terperinciAPLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL
APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART 4.1. Analisa Performa Perhitungan ulang untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin, apakah kemampuan
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi
Analisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi Moh. Hadi Purnomo 1, Pranowo Sidi 2 dan Nurvita Arumsari 3 1 Program Studi Teknik Desain
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metodologi penelitian secara umum adalah metode yang menjelaskan bagaimana urutan suatu penelitian yang dilakukan, yaitu dengan menggunakan alat ukur dan lanngkah
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan sebuah penelitian yang baik harus didukung tidak hanya dari latar belakang dan penjelasan peneitian masalah saja, melainkan juga metodolgi yang terstruktur
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA 4.1. Menghitung Intensitas Konsumsi Energi Listrik Untuk memenuhi kebutuhan di bidang kelistrikan, Gedung perkantoran Terminal Kargo disuplay dengan daya yang berasal dari
Lebih terperinciANALISIS PARAMETER INJECTION MOLDING TERHADAP WAKTU SIKLUS DAN CACAT FLASH PRODUK TUTUP BOTOL 180 ML MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI ABSTRACT
Prasanko, A. W., Jurnal ROTOR, Volume 10 Nomor 1, April 2017 ANALISIS PARAMETER INJECTION MOLDING TERHADAP WAKTU SIKLUS DAN CACAT FLASH PRODUK TUTUP BOTOL 180 ML MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Andika Wahyu
Lebih terperinciOPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE
OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE Yuni Hermawan Jurusan Teknik Mesin -Fakultas Teknik - Universitas Jember Email: yunikaka@yahoo.co.id
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal tersebut mengakibabtkan energi listrik meningkat. Energi listrik merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini suhu di bumi semakin meningkat akibat pemanasan global yang sedang terjadi. Oleh karena itu penggunaan terhadap Air Conditioner (AC) pun semakin naik, baik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah material plastik berjenis polystyrene murni dan daur ulang. Sifat dari material plastik polystyrene yaitu
Lebih terperinciPERBANDINGAN KONSUMSI DAYA LISTRIK PENGGUNAAN REFRIGERANT HYDROCARBON (HC) DENGAN FREON (CFC) PADA SISTEM PENDINGIN
PERBANDINGAN KONSUMSI DAYA LISTRIK PENGGUNAAN REFRIGERANT HYDROCARBON () DENGAN FREON (CFC) PADA SISTEM PENDINGIN Subuh Isnur Haryudo 1, Urip Prayogi 2 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciFahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc
Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi
Lebih terperinciSTUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2
STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER
ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER Imron Rosyadi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sultan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT
BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT 4.1. Perancangan Instalasi dan Jenis Koneksi (IEEE std 18-1992 Standard of shunt power capacitors & IEEE 1036-1992 Guide for Application
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 November 2010 sampai 20 Desember 2010 dan bertempat di gedung Tower Universitas Mercu Buana Jakarta. 3.2 Jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mendasar selain pangan dan air karena hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini cukup besar, salah satunya
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman
Lebih terperinciAhmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal *
ANALISA EFEKTIFITAS PENAMBAHAN MEDIA AIR KONDENSAT PADA AC SPLIT 1,5 PK TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI (EER) Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal
Lebih terperinciPENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Aspek Teknologi Seleksi awal akan di lakukan untuk mencari 2 alternatif yang terbaik dari 5 alternatif yang tersedia.
Lebih terperinciOPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA ABS RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH SHRINKAGE LONGITUDINAL DAN TRANVERSAL
OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA ABS RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH SHRINKAGE LONGITUDINAL DAN TRANVERSAL MINIMUM M. Puji Ibnu Mimbar Maulana 1,a Cahyo Budiyantoro 1.b, Harini Sosiati 1.c
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat thermosensitive di mana apabila suatu plastik mengalami perubahan kondisi thermal maka akan berpengaruh terhadap sifat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Injection Molding Injection molding dapat membuat part yang memiliki bentuk yang kompleks dengan permukaan yang cukup baik. Variasi bentuk yang sangat banyak yang dapat
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN
SUPLY PLN SHS MCB 2 MCB 1 BEBAN Gambar 3.10 Panel daya (kombinasi solar home system dengan listrik PLN) BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN 4.1 ANALISA SOLAR HOME SYSTEM Analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan komponen kendaraan bermotor, peralatan listrik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan melalui 6 tahapan, yaitu raw material extraction, raw material preparation,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri semen membutuhkan jumlah energi yang besar untuk berproduksi. Hampir sekitar 50% biaya produksi berasal dari pembelian energi yang terdiri dari 75% dalam bentuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Jenis Pengujian Alat Kondisi Pengujian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengujian Termal Pada pengujian termal menggunakan metode DSC, ABS Original + ABS Recycle mendapatkan hasil yang bervariasi pada nilai Tg dan nilai Tm. Didapatkannya
Lebih terperinciLAMPIRAN II PERHITUNGAN
88 LAMPIRAN II PERHITUNGAN 1. Data Sekunder Audit Energi (Data Pengukuran Spot/Aktual) a. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Steam 1) Produksi ClO 2 pada Tanggal 5 Februari 2016 Flow ClO 2 2617,7 m 3 /h
Lebih terperinciDisusun Oleh : ALI KHAERUL MUFID
DESAIN DAN OPTIMASI INJECTION MOLD SISTEM THREE-PLATE MOLD PADA PRODUK GLOVE BOX TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD
BAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD 3.1 Deskripsi Molding Injection Pada proses pencetakan product plastik, dalam hal ini thermoplastic, disamping mesin molding, bahan baku plastic dll,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE
PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE Muhammad Luqman Saiful fikri 1, Iman Kurnia Sentosa 2, Harini Sosiati 3, Cahyo Budiyantoro 4 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN ENERGI PROSES PENGGILINGAN KEDELAI DENGAN PENGGERAK MESIN DIESEL DAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI TAHU
ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI PROSES PENGGILINGAN KEDELAI DENGAN PENGGERAK MESIN DIESEL DAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI TAHU Sartono Putro Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel Hasil Pengujian Beban Kalor Setelah dilakukan perhitungan beban kalor didalam ruangan yang meliputi beban kalor sensible dan kalor laten untuk ruangan dapat
Lebih terperinciPengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 212 1 Pengaruh Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin Syahril Machmud 1, Untoro Budi Surono 2, Yokie Gendro Irawan 3 1, 2 Jurusan Teknik
Lebih terperinciDeskripsi LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM YANG DITINGKATKAN
1 Deskripsi LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM YANG DITINGKATKAN Bidang Teknik Invensi Invensi ini berkenaan dengan suatu lampu penerangan jalan umum atau dikenal dengan lampu PJU, khususnya lampu PJU yang dilengkapi
Lebih terperinciSTUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2
STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPaul Togan Advisor I : Advisor II :
Perencanaan Sistem Penyimpanan Energi dengan Menggunakan Battery pada Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di Desa Ketapang, Kabupaten Lombok Timur, NTB Paul Togan 2205100061 Advisor I : Prof. Ir.
Lebih terperinciBAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA
30 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.1 PENDAHULUAN Hasil rancang bangun mesin akan ditampilkan dalam Bab IV ini. Pada penelitian ini Prodak yang di buat adalah Mesin Ekstrusi Cetak Pellet
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Identifikasi Produk Hasil identifikasi yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.1. dibawah ini Tabel 4.1. Data produk glove box Data Sampel Produk Glove
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MECHANICAL PROPERTIES DARI BAHAN DAUR ULANG POLYSTYRENE ini adalah asli hasil karya saya dan
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya, Nama : Taufik Nurhadi NIM : 20130130302 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir dengan judul: IDENTIFIKASI MECHANICAL PROPERTIES DARI BAHAN DAUR ULANG POLYSTYRENE
Lebih terperinciBAB II. Landasan Teori
BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Energi Energi adalah suatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan tapi dapat dirasakan keberadannya. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisa energi beban..., Widiandoko K. Putro, FT UI, Universitas Indonesia
5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berkembangnya suatu negara ditandai dengan meningkatnya secara kualitas maupun kuantitas bangunan di negara tersebut. Hal ini akan langsung menimbulkan bermacam dampak
Lebih terperinciPENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING
PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata Satu pada Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciLISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd
LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd laksmi.sedec@gmail.com A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi kegunaan energi listrik, konversi energi listrik, transmisi energi listrik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batasan, asumsi, dan sistematika penulisan laporan.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, batasan, asumsi, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang bangsa
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. = 82 mm. = 157,86 mm = 8,6 mm. = 158,5 mm (1 0,004)
LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 1 1.1. Perhitungan Berat Produk Diketahui : V produk = 14519,56 mm 3 ρ pc =1260 kg/m 3 0.00126 g/mm 3 Ditanya : Massa produk? Jawab : m = V produk ρ pc = 14519,56 mm 3 0.00126 g/mm
Lebih terperinciABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN. A. Judul : Pengaruh Alternator Dan Accumulator Paralel. Terhadap Energi Listrik Yang Dihasilkan Dari
ABSTRAKSI A. Judul : Pengaruh Alternator Dan Accumulator Paralel Terhadap Energi Listrik Yang Dihasilkan Dari Putaran Mesin Motor Matic Untuk Penerangan Rumah. B. Abstraksi : Kebutuhan akan energi listrik
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Perhitungan Kebutuhan Daya 2000 watt DC dan Analisa Bisnis Menggunakan Sumber Daya PLN-Battery Jenis sumber catu daya yang digunakan yaitu PLN dan battery. PLN
Lebih terperinciProses Pembuatan Tank Body Korek Api Gas PT. Tokai Dharma Indonesia
Proses Pembuatan Tank Body Korek Api Gas PT. Tokai Dharma Indonesia OLEH: Nama : Hafiz Prasetya NPM : 23409825 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Ir. Tri Mulyanto MT. TUJUAN
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL PERBANDINGAN KOMPRESOR PISTON DENGAN SCREW
BAB V ANALISA HASIL PERBANDINGAN KOMPRESOR PISTON DENGAN SCREW 5.1.Hasil Perbandingan kapasitas kompresor Hasil perhitungan dengan menggunakan ompressor screw untuk memenuhi kebutuhan produksi,maka kompressor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menghubungkan aliran listrik trafo dengan mesin mesin yang ada di PT Sanwa
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat penelitian Survey lapangan merupakan wahana untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dari obyek penelitian. Survey lapangan dilakukan di ruangan panel listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era kompetisi global dan industrialisasi yang semakin canggih,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era kompetisi global dan industrialisasi yang semakin canggih, penuh dengan innovasi dan sistematik saat ini, banyak perusahaan mencari alternatif unggulan
Lebih terperinciAPLIKASI MODUL EVAPORATIVE COOLING AKTIF PADA AC SPLIT 1 PK
APLIKASI MODUL EVAPORATIVE COOLING AKTIF PADA AC SPLIT 1 PK Ahmad Wisnu Sulaiman 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium Rekayasa Termal, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. premium dan solar. Kelangkaan terjadi hampir di seluruh kabupaten dan kota di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Warga Lampung kini amat disulitkan akibat langkanya bahan bakar minyak jenis premium dan solar. Kelangkaan terjadi hampir di seluruh kabupaten dan kota di provinsi Lampung.
Lebih terperinciDesain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi
Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi Disusun oleh : Iqbal Safirul Barqi 2308 100 151 Muhammad Fauzi 2308 100 176 Dosen
Lebih terperinciBAB IV BAHASAN UTAMA
42 BAB IV BAHASAN UTAMA Pada bagian ini akan diuraikan mengenai analisis dari pengolahan data yang telah dilakukan mulai dari perhitungan torsi motor yang digunakan, optimasi dari motor yang menggunakan
Lebih terperinciSISTEM KONTROL PADA KENDARAAN RODA DUA BERPENGGERAK HIBRIDA
SISTEM KONTROL PADA KENDARAAN RODA DUA BERPENGGERAK HIBRIDA Didi Widya Utama 1), Kennard Dhammabhakti 1) dan Asrul Aziz 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 2) Fakultas
Lebih terperinciApakah itu Neptunuss
Apakah itu Neptunuss Neptunus adalah generator gas Hydroxy atau yang dinamakan gas HHO melalui elektrolisis air murni memproduksi terutama H 2 dan O 2 dengan memanfaatkan teknologi ZCLC (Zero Current Lost
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi listrik semakin meningkat dan penggunaan daya listrik pada sebuah bangunan bergantung pada pemakaiannya. Seperti halnya penggunaan daya listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara yang diakibatkan oleh gas buang kendaraan bermotor pada akhir-akhir ini sudah berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan dan memberikan andil yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Cahyadi (2010) penelitian yang berjudul Analisis Parameter Operasi pada Proses Plastik Injection Molding untuk Pengendalian Cacat Produk meneliti
Lebih terperinci