BAB II TINJAUAN TEORETIS

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA UD NANITA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pada masa sekarang sedang dihadapkan dengan era globalisasi yang

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BIAYA BAHAN. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. maka penulis melakukan studi pustaka yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

BAB IV PEMBAHASAN. Survey Pendahuluan. PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengendalian Intern. Pengendalian intern merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi. keuangan yang berfungsi sebagai media control bagi manajemen villa untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA CV. GRAHA GALLERY PALEMBANG

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

Manajemen Persediaan

Pengelolaan Persediaan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu manajer apabila jenis barang tertentu memerlukan penambahan (Krismiaji, 2005:367). Sehingga sistem informasi akuntansi persediaan adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat dan berkualitas tentang persediaan bahan baku dalam merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Sistem informasi akuntansi persediaan dalam sebuah perusahaan tidak lepas dari perlunya penghitungan fisik persediaan yang merupakan salah satu unsur pengendalian intern. Sistem penghitungan fisik persediaan digunakan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di gudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta pertanggungjawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, keandalan catatan persediaan, dan untuk melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan. Informasi yang berkualitas adalah informasi yang didalamnya bukan saja diperlukan adanya keakurasian dan kecepatan akan tetapi juga diperlukan adanya kesesuaian dengan kebutuhan manajemen dan kelengakapan dari informasi yang dihasilkan (Susanto, 2004:18). 8

9 Menurut Penelitian dari Sasmawaty (2008) tentang analisis dan perancangan sistem akuntansi persediaan studi kasus pada PT X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem akuntansi yang ada masih belum dapat memberi informasi persediaan yang akurat kepada manajemen yang disebabkan karena pencatatan yang tidak teratur, sehingga perlu dilakukan pengembangan dalam hal pencatatan persediaan, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas informasi yang diperlukan perusahaan. Di karenakan setiap perusahaan mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda, maka tiap perusahaan juga akan menggunakan sistem informasi akuntansi yang berbeda pula. Sistem informasi akuntansi yang digunakan suatu perusahaan, tergantung dari skala usahanya. Semakin besar skala usaha suatu usaha maka semakin banyak jenis dan semakin kompleks proses bisnis yang terdapat di dalamnya. Sistem informasi akuntansi yang digunakan bisa berupa sistem akuntansi secara manual, maupun secara terkomputerisasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Giovanny (2014) tentang perancangan sistem informasi akuntansi persediaan berbasis komputer pada PT Swadaya Abdi Manunggal. Hasil saran dari penelitian ini menunjukkan bahwa apabila perusahaan akan menggunakan penerapan sistem akuntansi terkomputerisasi, perusahaan perlu melakukan sosialisasi terlebih dahulu dengan pihak yang terlibat, agar prosedur dan teknologi yang baru dapat diterima dan digunakan dengan baik, sehingga aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

10 Midjan dan Susanto (2007:150) mengemukakan beberapa alasan pentingnya suatu sistem akuntansi persediaan sebagai berikut: 1. Sebagaian besar kekayaan perusahaan terutama perusahaan dagang dan industri pada umumnya tertanam pada persediaan. Oleh karenanya perlu disusun sistem dan prosedurnya agar persediaan selain dapat ditingkatkan efisiensinya juga dapat ditingkatkan efektivitasnya. 2. Persediaan bagi perusahaan dagang dan industri harus diamankan dari kemungkinan pencurian, terbakar, kerusakan dan lain-lain demi mempertahankan kontinuitas perusahaan. 3. Persediaan harus ditangani dengan baik selain penyimpanan dan pengeluarannya juga pemasukan ke perusahaan. Kesalahan dalam pemasukan harga dan kualitas akan mempengaruhi baik terhadap hasil produksi maupun terhadap harga penjualannya. 2.1.2 Persediaan Persediaan pada perusahaan manufaktur berbeda dengan persediaan pada perusahaan dagang. Persediaan dalam perusahaan digolongkan sebagai berikut: 1. Persediaan pada perusahaan dagang (merchandise inventory) Perusahaan dagang hanya membeli dan menjual kembali barangbarang tanpa mengubah bentuk fisik dan memberi nilai tambah. Pada perusahaan dagang, persediaan barang dagang digunakan untuk menyatakan segala barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual pada periode yang bersangkutan maupun pada masa yang akan datang.

11 2. Persediaan pada perusahaan manufaktur (manufacturing inventory) Pada perusahaan manufaktur, persediaan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: persediaan bahan baku yang merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi, persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses yang merupakan barang-barang yang masih dalam proses pengerjaan sebelum akhirnya menjadi barang jadi, dan persediaan barang jadi yang merupakan barang-barang yang telah selesai diproduksi sehingga menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Persediaan merupakan elemen aktiva lancar yang merupakan aset terbesar dalam perusahaan manufaktur. Maka persediaan menjadi unsur sangat penting dalam perusahaan manufaktur. 2.1.3 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Tujuan utama sistem akuntansi persediaan adalah untuk menghasilkan dan menyajikan informasi akuntansi kepada berbagai pemakai, untuk mencatat mutasi setiap jenis persediaan yang disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, dan sistem retur pembelian (Mulyadi, 2001). Tiap perusahaan harus menyesuaikan sistem informasi akuntansi dengan keperluan perusahaan. Oleh karena nya, tujuan sistem informasi tertentu dapat saja berbeda antar perusahaan satu dengan yang lainnya. Akan tetapi, terdapat tiga tujuan dasar yang umum didapati di semua sistem. Menurut Hall (2007:21) tujuan-tujuan tersebut adalah:

12 1. Mendukung fungsi penyidikan pihak manajemen Administrasi mengacu pada tanggung jawab pihak manajemen untuk mengelola dengan baik sumber daya perusahaan. Sistem informasi menyediakan informasi mengenai penggunaan sumber daya ke para pengguna eksternal melalui laporan keuangan tradisional serta dari berbagai laporan lain yang diwajibkan. Secara intern, pihak manajemen menerima informasi pelayanan dari berbagai laporan pertanggungjawaban. 2. Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen Sistem informasi memberikan pihak manajemen informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab pengambilan keputusan tersebut. 3. Mendukung operasional harian perusahaan Sistem informasi menyediakan informasi bagi para personel operasional untuk membantu mereka melaksanakan pekerjaan hariannya dalam cara yang efisien dan efektif. Tujuan lainnya dari suatu sistem informasi akuntansi (Diana dan Setiawati, 2011:5-7): 1. Mengamankan harta dan kekayaan perusahaan. 2. Menghasilkan beragam informasi untuk pengambilan keputusan. 3. Menghasilkan informasi untuk pihak eksternal. 4. Menghasilkan informasi untuk penilaian kinerja karyawan. 5. Menyediakan data masa lalu untuk kepentingan audit (pemeriksaan).

13 6. Menyediakan informasi untuk penyusunan dan evaluasi anggaran perusahaan. 7. Menghasilkan informasi yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. 2.1.4 Komponen Dan Fungsi Yang Terkait Dengan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2003) sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen, adalah sebagai berikut: 1. Orang yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai macam fungsi. 2. Prosedur manual dan otomatis, meliputi pengumpulan, pemrosesan dan penyimpanan data yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. 3. Data yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. 4. Software yang digunakan untuk memproses data perusahaan. 5. Infrastruktur teknologi informasi. Fungsi yang terkait dengan sistem informasi akuntansi persediaan yaitu: 1. Fungsi pembelian Fungsi pembelian bertanggungjawab untuk memperoleh informasi mengenai harga bahan baku, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan bahan baku, dan mengeluarkan pesanan pembelian kepada pemasok yang dipilih.

14 2. Fungsi penjualan Fungsi ini bertanggungjawab melayani kebutuhan pelanggan. Fungsi ini akan mengurangi persediaan barang jadi atau bahan baku yang telah di proses sesuai kebutuhan dalam memenuhi permintaan pelanggan. 3. Fungsi penerimaan barang Fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima barang dan melaksanaan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok maupun dari gudang guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan serta membuat laporan penerimaan atas barang. 4. Fungsi gudang Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan penyesuaian data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasar hasil perhitungan fisik. 5. Fungsi produksi Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan produksi atau mengolah bahan baku untuk memenuhi target penjualan dan kebutuhan pelanggan. 6. Fungsi perhitungan fisik persediaan Fungsi ini bertanggungjawab untuk melaksanakan perhitungan fisik persediaan dan menyerahkan perhitungan fisik tersebut kepada bagian kartu persediaan untuk digunakan sebagai dasar penyesuai terhadap

15 catatan persediaan dalam kartu persediaan. Fungsi ini terdiri dari pemegang kartu perhitungan fisik, penghitung, dan pengecek. 7. Fungsi akuntansi Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil perhitungan fisik, mengalikan kuantitas dan harga pokok satuan dalam hasil perhitungan fisik, mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil penelitian, melakukan penyesuaian terhadap kartu persediaan berdasar data hasil perhitungan fisik, dan membuat bukti memorial untuk mencatat penyesuai data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasar hasil perhitungan fisik. 2.1.5 Pengendalian Intern Persediaan Midjan dan Susanto (2007:155) memberikan pendapat mengenai pengendalian intern persediaan bahwa semua metoda, tindakan dan pencatatannya dilaksanakan untuk mengamankan persediaan sejak proses mendatangkannya, menerimanya, menyimpannya dan mengeluarkannya baik secara fisik maupun secara kualitas. Termasuk di dalamnya penentuan dan pengaturan jumlah persediaan yang berarti penambahan atau permintaan bahan baku tidak bersifat bebas. Menurut penelitian Kristiani (2013) tentang analisis penerapan sistem pengendalian intern atas penggunaan bahan baku terhadap laba pada PT Anugrah Spectra Glass. Hasil penelitian menunjukan PT Anugrah Spectra Glass belum menerapkan sistem pengendalian intern atas penggunaan persediaan bahan baku

16 dengan baik, sehingga menyebabkan harga pokok penjualan kaca yang tinggi dan sering terjadinya kegagalan produksi yang salah satunya dipicu oleh jarang dilakukannya pemeriksaan kinerja karyawan secara rutin. Teknik teknik dalam pengendalian persediaan menurut Midjan dan Susanto (2007:156) adalah sebagai berikut: 1. Persediaan minimum, merupakan jumlah persediaan pada titik dimana pesanan atas persediaan tersebut harus dilaksanakan (reorder point). 2. Reorder point, merupakan rata rata pemakaian barang selama lead time dan safety stock. 3. Lead time adalah jangka waktu antara saat pemesanan dilaksanakan sampai barang tersebut diterima. 4. Safety stock, merupakan jumlah persediaan yang selalu harus tersedia sebagai persediaan besi untuk menjaga situasi kemungkinan terjadinya kesulitan mendapatkan persediaan tersebut suatu saat. 5. Persediaan maksimum, merupakan persediaan secara maksimum atau optimum boleh tersedia dalam perusahaan dan diperhitungkannya berdasarkan perkiraan. 6. Jumlah pemesanan ekonomis (Economic Order Quantity) merupakan jumlah besarnya pesanan yang secara ekonomis menguntungkan yaitu besarnya pesanan yang menimbulkan biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying costs) yang minimal. Beberapa elemen dasar pengendalian intern dalam hubungannya dengan persediaan adalah:

17 1. Karyawan yang jujur dan cakap Karyawan yang jujur merupakan elemen yang utama di dalam pengendalian intern. Bagaimana pun baiknya suatu sistem, kalau tidak ditunjang oleh kejujuran serta kecakapan karyawannya, sistem tersebut tidak akan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Persediaan yang tidak ditangani oleh karyawan yang jujur dan cakap berpeluang lebih besar diselewengkan oleh karyawan tersebut sebaik apa pun sebuah sistem dibuat. 2. Adanya pemisahan tugas dengan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas Karyawan harus mengetahui dengan benar akan posisinya dan apa yang harus mereka kerjakan. Pemisahaan tugas bagi masing-masing karyawan sangat penting karena merupakan suatu cara pengendalian untuk mencegah terjadinya kecurangan-kecurangan akibat adanya fungsi ganda. 3. Dokumen dan catatan yang lengkap Dokumen merupakan bukti dari suatu transaksi. Dokumen yang tidak lengkap atau kurang dapat menyebabkan munculnya kesulitan dalam pengendalian. Dokumen dapat berfungsi sebagai informasi yang dikirimkan dari satu bagian ke bagian yang lainnya di dalam perusahaan. Dokumen dan pencatatan persediaan yang lengkap dapat menunjukkan transaksi yang telah diotorisasi dan tercantum dengan lengkap sehingga jika ada kesalahan informasi persediaan dapat ditelusur kembali.

18 4. Pengawasan fisik yang cukup Penggunaan tempat yang khusus berupa gudang tersendiri untuk menyimpan persediaan barang dagangan dengan pengawasan yang ketat oleh petugas yang jujur dan cakap akan mencegah terjadinya pencurian terhadap persediaan tersebut. Hanya pihak-pihak tertentu saja yang diperbolehkan masuk ke dalam tempat penyimpanan barang. Pusat pengolahan data juga harus dilakukan di suatu tempat dengan pengawasan yang ketat. 5. Dilakukannya pencocokan yang independen Elemen pengendalian intern ini merupakan pengkajian ulang dari hasil pelaksanaan elemen-elemen pengendalian intern lainnya. Hasil kerja tiap-tiap bagian harus dicocokan oleh bagian yang independen. Bila pencocokan hasil kerja dilakukan bukan oleh pihak yang independen, tingkat kemungkinan terjadinya kecurangan dan pandangan yang subyektif akan semakin tinggi 2.1.6 Tujuan Pengendalian Intern Atas Persediaan Bahan Baku Menurut Warren et al (2006:452-453) ada 2 (dua) tujuan utama dari pengendalian intern atas persediaan, yaitu: mengamankan persediaan dan melaporkannya secara tepat dalam laporan keuangan. Pengendalian intern ini bisa bersifat preventif (pencegahan) maupun detektif. Pengendalian preventif (preventive control) dirancang untuk mencegah kesalahan. Pengendalian detektif (detective control) ditujukan untuk mendeteksi kesalahan atau kekeliruan yang telah terjadi.

19 Tujuan dasar dari pengendalian intern atas persediaan bahan baku adalah kemampuan untuk mengirimkan surat pesanan pada saat yang tepat pada pemasok terbaik untuk memperoleh kuantitas yang tepat pada harga dan kualitas yang tepat, menurut Matz (1994:229) dalam Indrayati (2007). 2.1.7 Metoda Persediaan Barang Adapun metoda persediaan barang yang sering digunakan adalah sebagai berikut: 1. EOQ (Eqonomic Order Quantity) Pengertian EOQ (Economic Order Quantity) menurut Riyanto (2001:78) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Sedangkan menurut Heizer dan Render (2011:68) EOQ (Economic Order Quantity) adalah salah satu teknik pengendalian persediaan yang paling tua dan terkenal secara luas, metoda pengendalian persediaan ini menjawab 2 (dua) pertanyaan penting, kapan harus memesan dan berapa banyak harus memesan. Metoda EOQ (Economic Order Quantity) ini berusaha mencapai tingkat persediaan yang seminimum mungkin, dengan biaya rendah dan muru yang lebih baik. Perencanaan metoda EOQ (Economic Order Quantity) dalam suatu perusahanakan mampu meminimalisasi terjadinya kekurangan bahan (Stock Out) sehingga tidak mengganggu proses dalam perusahaan dan mampu menghemat biaya persediaan yang dikeluarkan

20 oleh perusahaan karena adanya efisiensi persediaan bahan baku di dalam perusahaan. 2. Safey Stock (Persediaan pengaman) Pengertian persediaan pengaman (Safety Stock) menurut Rangkuti (2004:10) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock Out). Persediaan pengaman (Safety Stock) diperlukan karena pada kenyataan nya jumlah bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi tidak selalu tepat seperti yang telah direncanakan. Kemungkinan kekurangan bahan (Stock Out) dapat timbul apabila penggunaan persediaan bahan baku dalam proses produksi lebih besar daripada yang telah diperkirakan sebelumnya. Hal ini akan berakibat persediaan akan habis diproduksi sebelum pembelian atau pemesanan yang berikutnya datang, Sehinggs terjadialah kekurangan bahan (Stock Out). 3. ROP (ReOrder Point) Selain memperhitungkan konsep EOQ (Economic Order Quantity), perusahaan juga perlu memperhitungkan kapan harus dilakukan pemesanan kembali (Re Order Point). Re Order Point (ROP) adalah strategi operasi persediaan merupakan titik pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan sehubungan dengan adanya lead time dan safety stock (Rangkuti, 2004:83). Jika ada kesalahan dalam melakukan pemesanan barang makan akan mengakibatkan penimbunan persediaan maupun habisnya persediaan.

21 Ada beberapa faktor untuk menentukan ROP (Re Order Point) diantaranya menurut Riyanto (2001:83) adalah : 1. Penggunaan material selama tenggang waktu mendapatkan barang (procurement lead time) 2. Besarnya Safety Stock 2.1.8 Hubungan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dengan Pengendalian Intern Persediaan Barang. Persediaan tentunya merupakan asset yang penting dan berharga bagi kegiatan perusahaan untuk dapat menjalankan usahanya, karena sebagian besar kekayaan perusahaan tertanam dalam persediaan, apabila efisiensi dan efektifitasnya tidak ditingkatkan, maka akan timbul pengaruh pada kegiatan produksi, ketidak akuratan jumlah persediaan, harga barang hasil produksi dan laporan keuangan. Agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam proses pengadaan barang hingga hasil produksi, maka diperlukan pengendalian intern yang di atur dengan sistem informasi akuntansi. 2.2 Rerangka Pemikiran Persediaan merupakan sejumlah bahan atau barang yang disediakan oleh perusahaan yang disimpan di gudang sebagai antisipasi terjadinya kekurangan bahan baku dan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan. Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu manager apabila jenis barang tertentu memerlukan penambahan. Dengan sistem informasi akuntansi persediaan barang dapat mengetahui aktivitas dari pembelian atau penerimaan dan penjualan barang jadi

22 oleh perusahaan sebagai manajemen kontrol bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengetahui jenis barang yang sedang dibutuhkan oleh konsumen. Setiap kebijakan yang diambil perusahaan tentunya mengacu kepada tujuan yang di inginkan perusahaan. Salah satunya untuk memaksimalkan keuntungan dan memastikan kelangsungan perusahaan dengan melihat dan mempertimbangkan kondisi di dalam perusahaan. Strategi dalam perusahaan agar perusahaan tetap bertahan adalah dengan menjaga persediaan bahan baku agar perusahaan tetap dapat melakukan produksi secara kontinyu, tentunya pengendalian bahan baku harus di perhatikan dengan cara menggunakan sistem informasi akuntansi yang mengatur persediaan bahan baku agar efektif dan efisien sehingga tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pengadaan atau pemakaian bahan baku. Sistem informasi akuntansi merupakan tata kerja dan menghasilkan laporan yang dapat digunakan pihak manajemen dalam menentukan langkah dan pengambilan keputusan kedepan nya, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. 2.3 Proposisi Penelitian Sistem informasi akuntansi sangat membantu perusahaan dalam mengatasi permasalahan dalam melakukan pengendalian persediaan barang, serta berguna dalam pengambilan keputusan bagi manajamen sehingga mewujudkan tujuan perusahaan apabila telah di terapkan dengan baik.