BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam pengembangan berbagai aplikasi dan mekanisme berbasis informasi memberikan new core competency dalam penerapannya pada setiap bagian dari proses intelektual, khususnya pada aspek bisnis, dimana mutual information menjadi modal utama dalam memberikan nilai kompetitif dalam proses bisnis suatu industri. Industri medis (seperti rumah sakit) menggunakan informasi sebagai faktor kritis dalam menjalankan tiga aspek dari manajemen rumah sakit yang meliputi administratif, keuangan dan klinis. Dari sisi klinis sering terjadi sengketa medis yang dikenal dengan istilah malpractice sebagai mana yang dinyatakan oleh dr. Sabir Alwy (MKDKI) pada seminar kedokteran di Surabaya: Dari data yang ada, awal Januari hingga akhir Juli 2010 ini sudah ada 20 kasus setiap bulannya. Dibandingkan tahun 2009 cuma 40 kasus dalam satu tahun (http1, 2010). Hal ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dari kasus malpraktik di Indonesia dan faktor dominan penyebab timbulnya kasus ini adalah kurangnya pengetahuan praktisi medis mengenai penanganan suatu kasus medis, prosedur medis yang harus dijalankan (seperti: informed consent) dan standar profesi medis. Dalam perkembangannya sejak tahun 1970, industri medis mengalami silent transformation dari practical based model menjadi knowledge based
2 model. Hal ini dilakukan untuk mengkoordinasikan pengetahuan yang terdistribusi dalam bentuk tacit knowledge yang belum terstruktur dan terdokumentasikan diantara praktisi medis dalam melakukan aktivitas pelayanan medis, serta adanya peluang terjadinya kehilangan pengetahuan dari praktisi medis dan paramedis senior yang meninggalkan institusi kesehatan, hal ini dipandang dari tingginya tingkat turn over dari para pekerja medis setiap tahunnya. Dalam hal ini, Rumah Sakit PELNI sebagai pelaku dalam industri medis tentunya menghadapi critical case yang sama dalam mencapai posisi competitive namun dengan dukungan sistem informasi yang terintegrasi dan internal networking dalam proses bisnisnya memberikan peluang dalam mengakomodasi dan mengelola pengetahuan. Dengan adanya dukungan manajemen pengetahuan maka siklus pengetahuan dalam ruang lingkup medis akan membantu praktisi klinis untuk menginterpretasi pengetahuan dan kebijakan dalam menganalisis data medis dan menegakkan diagnosa medis serta meminimalkan human error. Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif solusi yang dapat meminimalkan resiko, yang dalam hal ini dengan menggunaan sebuah metode analisis dan perancangan manajemen berbasis pengetahuan yang terfokus pada proses pelayanan medis yang dikenal dengan Clinical or Healthcare Knowledge Management, yang dalam pengembangannya membutuhkan berbagai sumberdaya (meliputi: manusia, data dan informasi serta hardware dan software) sesuai dengan derajat kedewasaan atas pengolahan dan pemanfaatan pengetahuan dalam institusi medis tersebut.
3 1.2 Ruang Lingkup Terdapat tiga aspek dari manajemen rumah sakit yang menjadi bagian dalam healthcare knowledge management, namun dikarenakan batasan waktu serta untuk mendapatkan fokus yang jelas dari penulisan skripsi ini, maka pembahasan dalam skripsi ini akan dibatasi pada aspek-aspek sebagai berikut: 1. Analisis dan perancangan healthcare knowledge management pada aspek klinis dari manajemen rumah sakit dalam bentuk dokumentasi eksplisit yang dapat disimpan, dimanipulasi dan di akses kembali oleh staff medis Rumah Sakit PELNI dalam bidang sebagai berikut: a. Pelayanan medis rawat inap dan rawat jalan; b. Pelayanan dokter, paramedis dan tenaga medis; 2. Analisis dan perancangan healthcare knowledge management portal yang menyediakan layanan online berbasis web yang mendukung proses penciptaan dan penangkapan, pendistribusian dan penyebaran pengetahuan oleh staff medis Rumah Sakit PELNI. 1.3 Tujuan dan Manfaat A. Tujuan, antara lain: 1. Mengidentifikasi healthcare knowledge resources dan model knowledge sharing dalam lingkungan klinis dari Rumah Sakit PELNI. 2. Mengidentifikasi budaya, strategi dan infrastruktur pendukung knowledge management yang tersedia dalam Rumah Sakit PELNI. 3. Melakukan pemetaan terhadap knowledge resources yang dimiliki oleh Rumah Sakit PELNI serta pemetaan fitur pendukung knowledge portal.
4 4. Melakukan analisis dan perancangan healthcare knowledge management portal yang dikembangkan berdasarkan aktivitas medis Rumah Sakit PELNI. B. Manfaat, antara lain: Bagi manajemen Rumah Sakit PELNI: 1. Mengupayakan peningkatan kualitas pelayanan medis rumah sakit. 2. Mengupayakan peningkatan kualitas pengambilan keputusan dalam pelayanan medis. 3. Mengupayakan peningkatan operasional pengetahuan dan mencegah kehilangan pengetahuan yang dapat diakibatkan oleh tingginya tingkat turn over tenaga medis. 4. Memfasilitasi pengambilan keputusan strategis yang berhubungan dengan tindakan layanan medis atas pasien. Bagi praktisi medis Rumah Sakit PELNI: 1. Mengupayakan percepatan dalam pengambilan keputusan diagnosis dan tindakan medis tahap lanjut. 2. Meminimalkan resiko terjadinya malpraktik. 3. Mengupayakan peningkatan kualitas penanganan pasien. 4. Memungkinkan komunikasi interaktif antara praktisi medis dengan internal expert dalam menangani crucial case. 5. Memungkinkan dilakukannya real-time self education bagi para praktisi medis dalam melakukan analisis medis.
5 1.4 Metodologi Metodologi yang digunakan dalam analisis dan rancangan ini adalah: 1. Metode Pengumpulan Data A. Data Primer a. Observasi Melakukan pengamatan secara langsung dalam internal rumah sakit untuk menganalisis aktivitas bisnis (pelayanan medis) yang berjalan dan menentukan bagian-bagian dari sistem yang dapat berintegrasi dengan healthcare knowledge management yang akan dirancang. b. Wawancara Mempersiapkan sejumlah pertanyaan skematik yang akan digunakan dalam melakukan sesi tanya jawab baik dengan divisi TI mengenai fasilitas pendukung knowledge management dan divisi Pelayanan dan Pemasaran mengenai strategi organisasi serta knowledge yang dimiliki oleh Rumah Sakit PELNI juga kepada para praktisi medis untuk mendapatkan informasi real dari proses pelayanan medis. c. Kuesioner Memberikan form pertanyaan kepada divisi TI, divisi Pelayanan dan Pemasaran serta Praktisi Medis untuk mengetahui budaya organisasi.
6 B. Data Sekunder a. Studi Kepustakaan Melakukan pengumpulan data dan referensi dengan merujuk pada proses pembelajaran melalui media kepustakaan offline (seperti: text book) dan media kepustakaan online (seperti: website, e-journal dan e-article) yang berhubungan dengan topik healthcare knowledge management yang akan dibahas lebih mendalam untuk mendapatkan informasi teoritis dan praktis. 2. Metode Analisis Menganalisis knowledge yang teridentifikasi melalui proses filtering dan mapping, analisis budaya dengan menggunakan metode OCAI serta analisis alternatif strategi dengan metode EFE dan IFE, Matriks SWOT, Matriks IE serta QSPM yang akan mendukung penerapan healthcare knowledge management pada current system yang terdapat pada aplikasi klinis dalam Rumah Sakit PELNI. 3. Metode Perancangan Mengembangkan logical data model (meliputi: class diagram, usecase diagram dan sequence diagram) serta physical data model (meliputi: user interface diagram) yang dibutuhkan dalam pengembangan healthcare knowledge management portal yang mengacu pada penggunaan metode perancangan berbasis Object Oriented Analysis and Design.
7 1.5 Sistematika Penulisan BAB 1: PENDAHULUAN Bab ini mendeskripsikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi serta sistematika penulisan yang menjadi dasar dalam skripsi ini. BAB 2: LANDASAN TEORI Bab ini berisi penjelasan teoritis mengenai materi healthcare knowledge management serta faktor-faktor manajemen yang digunakan dalam analisis dan desain knowledge management yang mengambil referensi dari media offline dan online. BAB 3: ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Bab ini memberikan deskripsi sistematis mengenai proses bisnis pada sub bidang medis, aktivitas theraupetic / clinical, knowledge yang terintegrasi dalam proses medis, sistem yang dapat mendukung knowledge sharing, budaya organisasi serta strategi organisasi yang digunakan sebagai obyek dalam analisis dan perancangan healthcare knowledge management pada lingkungan klinis rumah sakit. BAB 4: HASIL ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini menguraikan tentang proses pemetaan fitur dan pendefinisian fitur dalam SECI Model, pemetaan knowledge dalam aktivitas medis, proses perancangan healthcare knowledge management portal.
8 BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari aspek-aspek dalam proses analisis dan perancangan healthcare knowledge management serta saran-saran yang bermanfaat bagi organisasi untuk dapat mengoptimalkan proses knowledge sharing management pada aktivitas klinis yang akan meningkatkan efisiensi dalam proses bisnis (layanan medis) rumah sakit.