BAB V HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI yang berjumlah 78 orang. Adapun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel Y) : Kinerja. maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut :

LAMPIRAN 1 DATA MENTAH DAN HASIL UJI COBA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical atau angka yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin agar tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik.

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor PLN Limboto Gorontalo, Jln. jendral sudirman kelurahan kayu

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pekerjaannya. Manusia sebagai tenaga kerja haruslah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

LAMPIRAN 1 PENELITIAN SEBELUMNYA. No Peneliti Fokus Penelitian Hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Utama Bandung. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan PT

Instrumen Kepemimpinan Transformasional. (Multifactor Leadership Questionnaire-MLQ)

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin seakan-akan dapat mengelola tanpa susah payah, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam sebuah perusahaan, yang dapat mendorong perkembangan ilmu

KUESIONER. Responden. ( Mohon dibubuhi dengan stempel Perusahaan)

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh pelaksanaan gaya

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kepemimpinan merupakan hubungan antara pemimpin dengan bawahannya yang

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan basil analisis data dan pengujian hipotesis, maka ditarik

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini bila kita teliti dengan lebih seksama penyebabnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bahwa gambaran kepemimpinan transformasional kepala bidang di

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

Kerjasama Bapak/Ibu amat dihargai dan diucapkan jutaan terima kasih.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dan 11 karyawan perempuan. Masa kerja karyawan adalah minimal 6 bulan Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

KUESIONER HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI KARYAWAN BEKERJA DI RSIA BUNDA SEJAHTERA

D. Statistik Deskriptif. Tabel 5 Statistik Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Gaya Kepemimpinan Transformasional.

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

ALIK PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

Kepemimpinan Kyai..., Elly Nurmaningtyas Fajarwati, Program Pascasarjana UI, Universitas Indonesia

SS = Sangat Setuju (Skor 4) S = Setuju (Skor3) TS = Tidak Setuju (skor 2) STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

DAFTAR LAMPIRAN. Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara. Sumber : Dokumentasi Bagian Sumber Daya Manusia, PTPN III 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,

LAMPIRAN 1. Kuesioner

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: Motivasi Kerja, Pengembangan Karier, Kinerja Karyawan.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Demikian surat permohonan ini saya ajukan, atas kesediaan Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

KUESIONER PENELITIAN. A. Pertanyaan Umum 1. Nama KAP : 2. Nama : 3. Umur : Thn 4. Jenis Kelamin : L / P (*) 5. Masa Kerja : Thn Bln

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Kuesioner berdasarkan kepemimpinan periode yang lalu. No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN. Sebagai jawaban atasrumusan pertanyaan dalam penelitian ini, dapat

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi di hari esok, segalanya serba tak menentu, akan tetapi kondisi ini

PENGADILAN TINGGI MANADO

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN KUESIONER PENGARUH PENGEMBANGAN KAPASITAS, PEMBERDAYAAN KARYAWAN DAN PROMOSI KARYAWAN TERHADAP RETENSI KARYAWAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional.

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN UANG KINERJA PADA BELANJA LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembangnya dunia usaha, organisasi atau perusahaan berusaha untuk lebih

Perpustakaan Unika Lampiran - Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

KUESIONER UNTUK WP PENGUKURAN KINERJA KPP PRATAMA JAKARTA TEBET BERDASARKAN KONSEP BALANCED SCORECARD

I K M LAPORAN SEMESTER I DINAS PERTANIAN PANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. instrumen harus memenuhi persyaratan utama, yaitu valid dan reliabel Uji Angket Pengukur Dimensi Kepemimpinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI KOMUNIKASI MENTOR, MOTIVASI MAHASISWA DAN MODEL PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN PMW

GAMBARAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DI PT BANK X (STUDI DESKRIPTIF) Octarina Arista Ningrum, Unika Prihatsanti *

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PENGUKURAN BBPP KUPANG KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN SEMESTER I TAHUN 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh strategi harga dan

BAB II KAJIAN TEORITIS

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER) PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MEDAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG UNIT KERJA PRESIDEN BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 1.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Gambaran Responden Responden dalam penelitian ini adalah para Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI yang berjumlah 78 orang. Adapun stratifikasi responden di ambil dari unit-unit kerja kedeputian dari yang menduduki jabatan eselon II, eselon III, eselon IV, serta pegawai yang tidak menduduki jabatan struktural. Pada penelitian mengenai gambaran responden ini dibatasi pada 7 (tujuh) karakteristik, yaitu: jabatan responden, lamanya responden menduduki jabatan saat ini, pendidikan formal responden, diklat struktural yang pernah diikuti responden, masa kerja responden, jenis kelamin responden, serta usia responden. 5.1.1.1. Jabatan Responden Prosentase penyebaran responden berdasarkan stratifikasi jabatan/eselom pegawai disesuaikan dengan proporsi jabatan/eselon dan jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI, mulai dari pejabat eselon II, eselon II, eselon IV, sampai dengan pegawai pelaksana yang tidak menduduki jabatan struktural (non eselon). 85

86 Data mengenai jabatan responden diperlukan dalam penelitian, karena jabatan sangat terkait dengan kompetensi kepemimpinan transformasional, motivasi berprestasi, serta pelaksanaan tugas dan fungsi yang merupakan perwujudan kinerja dari responden. Adapun jumlah responden berdasarkan tingkat jabatan/eselon dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Tingkat Eselon/Jabatan Responden No. Eselon/Jabatan Jumlah Proporsi (%) 1. II 5 6,4 2. III 12 15,4 3. IV 15 19,2 4. Pegawai (Non Eselon) 46 59 Total 78 100 Sumber: Data Primer, 2010. Berdasarkan data pada Tabel 5.1. di atas dapat diketahui bahwa karakteristik responden menurut tingkat jabaran/eselon yang paling dominan adalah pegawai yang tidak menduduki jabatan struktural (non eselon) yaitu sebesar 59 %. Sedangkan tingakatan yang lainnya, yaitu pejabat eselon IV sebanyak 19,2%; pejabat eselon III sebanyak, 15,4%; dan pejabat eselon II sebanyak 6,4%.

87 5.1.1.2. Lamanya Responden Menduduki Jabatan Saat Ini Pada Tabel 5.2. dapat diketahui data tentang lamanya responden menduduki jabatan saat ini. Tabel 5.2. Lamanya Responden Menduduki Jabatan Saat Ini No. Lamanya Menduduki Proporsi Jumlah Jabatan Saat Ini (%) 1. Kurang dari 1 tahun 2 2,6 2. 1 s.d 3 tahun 32 41 3. 4 s.d 6 tahun 28 35,9 4. 7 s.d 9 tahun 6 7,7 5. 10 tahun ke atas 10 12,8 Total 78 100 Sumber: Data Primer, 2010. Tabel 5.2. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden telah menduduki jabatannya yang sekarang selama 1-3 tahun yaitu sebanyak 41%, diikuti dengan jumlah responden yang menduduki jabatannya yang sekarang selama 4-6 tahun yaitu sebanyak 35,9%; jumlah responden yang menduduki jabatannya yang sekarang selama lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 12,8%; jumlah responden yang menduduki jabatannya yang sekarang selama 7-9 tahun yaitu sebanyak 7,7%; dan yang paling minoritas adalah responden yang menduduki jabatannya yang sekarang kurang dari 1 tahun yaitu sebanyak 2,6%. Melihat gambaran tersebut, maka perlu dipertimbangkan oleh Sekretariat Wakil Presiden RI untuk kembali kebijakan mutasi dan promosi pegawai,

88 mengingat sekitar 12,8% pegawai yang telah cukup lama menduduki jabatannya yaitu selama lebih dari 10 tahun akan membuat pegawai tersebut kurang berkembang dan mengalami kejenuhan di dalam bidang tugasnya dann hal ini berpengaruh terhadap motivasi dan kinerja pegawai yang bersangkutan. 5.1.1.3. Pendidikan Formal Responden Pada Tabel 5.3. dapat diketahui data tentang tingkat pendidikan formal responden. Tabel 5.3. Tingkat Pendidikan Formal Responden No. Tingkat Pendidikan Formal Jumlah Proporsi (%) 1. SLTA/Sederajat 16 20,5 2. Diploma III (D-III) 5 6,4 3. Sarjana (S-1) 42 53,8 4. Magister (S-2) 14 18 5. Doktor (S-3) 1 1,3 Total 78 100 Sumber: Data Primer, 2010. Tabel 5.3. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan sarjana yaitu sebanyak 53,8%; diikuti dengan responden dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat yaitu sebanyak 20,5%; jumlah responden dengan tingkat pendidikan Magister (S-2) yaitu sebanyak 18%; selanjutnya responden dengan tingkat pendidikan Diploma III (D-3), dan hanya sebanyak 1,3% responden yang telah mengenyam pendidikan Program Doktor (S-3).

89 Data pada Tabel 5.3. juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah mengenyam pendidikan tinggi mulai dari S-1 sampai dengan S-3 yaitu sebanyak 73,1%, sehingga dapat dikatakan responden cukup matang dan memahami dalam pengisian angket sehingga diharapkan dapat memberikan tanggapan yang benar dan obyektif terhadap seluruh butir pernyataan. 5.1.1.4. Tingkat Diklat Struktural Yang Pernah Diikuti Responden Pada Tabel 5.4. dapat diketahui data tentang tingkat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Struktural yang pernah diikuti responden. Adapun urutan masing-masing Diklat Struktural tersebut menunjukkan tingkatan secara berjenjang. Sebagai contoh, seseorang yang pernah mengikuti Diklat Kepemimpinan (PIM) I sudah dipastikan pernah mengikuti Diklat PIM II, PIM III, dan PIM IV. Tabel 5.4. Tingkat Diklat Struktural Yang Pernah Diikuti Responden No. Tingkat Diklat Struktural Yang Proporsi Jumlah Pernah Diikuti (%) 1. Diklat PIM I 1 1,3 2. Diklat PIM II 6 7,7 3. Diklat PIM III 16 20,5 4. Diklat PIM IV 14 17,9 5. Belum Pernah 41 52,6 Total 78 100 Sumber: Data Primer, 2010.

90 Berdasarkan data pada Tabel 5.4. di atas terlihat bahwa mayoritas responden belum pernah mengikuti Diklat Struktural yaitu 52,6%. Hal ini tentunya relevan dengan data pada Tabel 5.1. tentang tingkat jabatan/eselon responden yang menunjukkan bahwa sebagian responden tidak memiliki jabatan struktural (non eselon). Dimana Diklat Struktural Kepemimpinan (Diklat PIM) merupakan salah satu pra syarat seseorang untuk menduduki suatu jabatan atau tingkat eselon tertentu. Setelah angka 52,6% yang menunjukkan data tentang mayoritas responden yang belum pernah mengikuti Diklat Struktural, selanjutnya diikuti dengan jumlah responden yang mengikuti Diklat PIM III sebanyak 20,5%; Diklat PIM IV sebanyak 17,9%; Diklat PIM II sebanyak 7,7%, dan hanya 1,3% yang pernah mengikuti Diklat PIM I. Data tentang tingkat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Struktural yang pernah diikuti responden sangat diperlukan dalam penelitian ini karena Diklat Struktural Kepemimpinan (Diklat PIM) yang pernah diikuti respoden dapat mempengaruhi kompetensi kepemimpinan transformasional responden. 5.1.1.5. Masa Kerja Responden Data mengenai masa kerja responden sangat diperlukan dalam penelitian ini, karena masa kerja responden tentunya berpengaruh terhadap pengetahuan dan pemahaman responden terhadap kondisi yang berkembang di dalam organisasi Sekretariat Wakil Presiden RI. Pada Tabel 5.5. dapat diketahui data tentang masa kerja responden.

91 Tabel 5.5. Masa Kerja Responden No. Masa Kerja Responden Jumlah Proporsi (%) 1. 1 s.d 5 tahun 24 30,8 2. 6 s.d 10 tahun 6 7,7 3. 11 s.d 15 tahun 14 17,9 4. 16 s.d 20 tahun 9 11,5 5. 21 s.d 25 tahun 11 14,1 6. 26 tahun keatas 14 17,9 Total 78 100 Sumber: Data Primer, 2010. Dilihat dari masa kerja responden di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI, mayoritas responden yaitu sebanyak 30,8% memiliki masa kerja 1-5 tahun, selanjutnya 17,9% masing-masing memiliki masa kerja 11-15 tahun dan masa kerja di atas 26 tahun, sebanyak 14,1% responden memiliki masa kerja selama 21-25 tahun, sebanyak 11,5 responden memiliki masa kerja 16-20 tahun, dan sebanyak 7,7% responden yang memiliki masa kerja di Sekretariat Wakil Presiden RI selama 6-10 tahun. 5.1.1.6. Jenis Kelamin Responden Pegawai Sekretariat Wakil Presiden RI lebih didominanasi pegawai lakilaki di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI, namun perbedaan jumlahnya tidak terlalu timpang, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.6.

92 Tabel 5.6. Jenis Kelamin Responden No. Jenis Kelamin Jumlah Proporsi (%) 1. Laki-laki 48 61,5 2. Perempuan 30 38,5 Sumber: Data Primer, 2010. Total 78 100 Pada Tabel 5.6. dapat diketahui data tentang jenis kelamin responden. menunjukkan bahwa sebanyak 61,5% responden adalah laki-laki, dan sebanyak 38,5% adalah perempuan. 5.1.1.7. Usia Responden Pada Tabel 5.7. dapat diketahui data tentang jenis kelamin responden. Tabel 5.7. Usia Responden No. Usia Jumlah Proporsi (%) 1. Dibawah 30 tahun 14 17,9 2. 30 sampai 40 tahun 28 35,8 3. 41 sampai 50 tahun 18 23,1 4. Diatas 50 tahun 18 23,1 Total 78 100 Sumber: Data Primer, 2010.

93 Tabel 5.7. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 58,9% berusia antara 30 sampai dengan 50, 17,9% berusia di atas 50 tahun sebanyak 23,1%, dan berusia di bawah 30 tahun sebanyak 17,9%. Dari data tersebut kira perlu dipertimbangkan bagi Sekretariat Wakil Presiden RI dalam hal regenerasi dan rekruitmen pegawai, mengingat usia pegawai yang lebih dari 50 tahun atau bias dikatakan mendekati masa pensiun sebanyak 23,1%. 5.1.2. Variabel Kepemimpinan Transformasional Para Pejabat. Untuk lebih memudahkan dalam analisa tentang gambaran variabel kepemimpinan transformasional pejabat di lingkungan sekretariat Wakil Presiden RI, pada bagian selanjunya digambarkan variabel kepemimpinan transformasional para pejabat secara umum atau keseluruhan, serta gambaran variabel kepemimpinan transformasional para pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI berdasarkan unit kerja kedeputian. 5.1.2.1. Variabel Kepemimpinan Transformasional Para Pejabat Secara Umum. Variabel Kepemimpinan Transformasional terdiri dari 4 dimensi, yaitu: 1) dimensi pengaruh ideal (Idealized Influence), 2) dimensi motivasi inspirasi (Inspirational Motivation), 3) dimensi stimulasi intelektual (Intellectual Stimulation), dan 4) dimensi konsiderasi individu (Individualized Consideration).

94 Adapun keempat dimensi tersebut dioperasionalisasikan menjadi 23 indikator, yang selanjutnya dijadikan 23 butir pernyataan pada kuesioner penelitian. a. Dimensi Pengaruh Ideal Terdapat 6 indikator pada dimensi pengaruh ideal ini yang selanjutnya dijadikan 6 butir pernyataan pada kuesioner, yaitu: Keteladanan pejabat (role models), Kapabilitas pejabat (extraordinary capabilities), Ketekunan pejabat (persistence), Konsistensi pejabat (consistence), Kepercayaanpejabat (trust), dan Keberanian pejabat mengambil risiko (take risks). Tabel 5.8. Tanggapan Responden tentang Pengaruh Ideal No. Pernyataan F % SS S TS STS Total 1. Setiap pemikiran, sikap, dan perilaku atasan sehari-hari menunjukkan F 28 42 8 0 78 ketauladanan bagi pegawai. % 35,9 53,8 10,3 0 100 2. Atasan saya memiliki kemampuan yang F 18 49 10 1 78 sesuai dengan persyaratan jabatannya. % 23,1 62,8 12,8 1,3 100 3. Atasan saya senantiasa bekerja dengan tekun untuk menyelesaikan masalah, baik F 17 47 13 1 78 masalah ringan maupun masalah yang berat yang dihadapi dalam pekerjaan. % 21,8 60,2 16,7 1,3 100 4. Atasan saya menunjukkan sikap konsisten dan memegang teguh atas apa yang F 8 47 20 3 78 diputuskannya. % 10,3 60,2 25,6 3,9 100 5. Kepercayaan saya kepada atasan dalam melaksanakan amanah jabatannya sangat F 7 57 14 0 78 tinggi. % 9 73,1 17,9 0 100 6. Atasan saya berani mengambil risiko dalam pengambilan keputusan yang sulit F 6 44 26 2 78 dalam waktu yang singkat. % 7,7 56,4 33,3 2,6 100 Bobot Skor 254 240 236 216 227 210 Total Bobot Skor 1383 Kategori Baik Sumber: Data Primer, 2010.

95 Berdasarkan Tabel 5.8. di atas, maka penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 6 x 78 = 468 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 6 x 78 = 1872 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 1872 468 = 1404 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 1404 : 4 = 351 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 1383 STB TB B SB 468 819 1170 1521 1872

96 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari dimensi pengaruh ideal sebesar 1.383, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian bahwa responden menilai Pengaruh Ideal para pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI termasuk ke dalam kategori Baik. Apabila dilihat skor per indikator, maka skor indikator tertinggi yaitu sebesar 254 adalah keteladanan pejabat (role models), dimana sebanyak 53,8% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa setiap pemikiran, sikap, dan perilaku atasan sehari-hari menunjukkan ketauladanan bagi pegawai, sebesar 35,9% menyatakan sangat setuju, hanya 10,3% yang menyatakan tidak setuju, bahkan tak satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Sedangkan skor indikator terendah pada dimensi pengaruh ideal ini adalah indikator keberanian pejabat mengambil risiko (take risks) yaitu sebesar 210, dimana sebanyak 56,4% responden menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa atasannya berani mengambil risiko dalam pengambilan keputusan yang sulit dalam waktu yang singkat, selanjutnya sebanyak 33,3% yang menyatakan tidak setuju, 7,7% responden menyatakan sangat setuju, dan sebanyak 2,6% responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

97 b. Dimensi Motivasi Inspirasi Terdapat 6 indikator pada dimensi motivasi inspirasi ini yang selanjutnya dijadikan 6 butir pernyataan pada kuesioner, yaitu: pemotivasian pejabat terhadap bawahan dan rekan kerja, penginspirasian pejabat terhadap rekan kerja maupun bawahan, menumbuhkan semangat tim, antusiasme pejabat (enthusiasm), optimisme pejabat (optimism), dan perlibatan pengikut mencapai visi yang menarik (envisioning attractive future states). Tabel 5.9. Tanggapan Responden tentang Motivasi Inspirasi No. Pernyataan 1. Setiap tugas yang saya kerjakan, baik tugas pokok, tugas tambahan, tugas lainlain, maupun tugas berkala selalu mendapat perhatian dan motivasi dari atasan. F % SS S TS STS Total F 13 54 9 2 78 % 16,7 69,2 11,5 2,6 100 2. Bimbingan dan arahan atasan senantiasa menginspirasi rekan kerja maupun F 10 56 11 1 78 bawahan sehingga mendukung kelancaran dalam melaksanakan tugas. % 12,8 71,8 14,1 1,3 100 3. Atasan saya secara terus-menerus mendorong bawahan agar bersinergi dalam F 7 54 17 0 78 menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien. % 9 69,2 21,8 0 100 4. Atasan saya senantiasa antusias dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan F 5 54 18 1 78 upaya-upaya menyelesaikan tugas dan permasalahannya. % 6,4 69,2 23,1 1,3 100 5. Tindakan atasan saya dalam kegiatan F 7 53 17 1 78 sehari-hari menunjukkan sikap optimis. % 9 67,9 21,8 1,3 100 6. Atasan saya senantiasa melibatkan penuh para bawahan dalam mencapai visi F 5 56 17 0 78 organisasi. % 6,4 71,8 21,8 0 100 Bobot Skor 234 231 224 219 221 222 Total Bobot Skor 1351 Kategori Baik Sumber: Data Primer, 2010.

98 Berdasarkan Tabel 5.9. di atas, maka penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 6 x 78 = 468 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 6 x 78 = 1872 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 1872 468 = 1404 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 1404 : 4 = 351 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 1351 STB TB B SB 468 819 1170 1521 1872

99 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari dimensi pengaruh ideal sebesar 1.351, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian bahwa responden menilai Motivasi Inspirasi para pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI termasuk ke dalam kategori Baik. Apabila dilihat skor per indikator, maka skor indikator tertinggi yaitu sebesar 234 adalah pemotivasian pejabat terhadap bawahan dan rekan kerja, dimana sebanyak 69,2% responden menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa setiap tugas yang dikerjakannya, baik tugas pokok, tugas tambahan, tugas lainlain, maupun tugas berkala selalu mendapat perhatian dan motivasi dari atasan, selanjutnya sebanyak 16,7% menyatakan sangat setuju, 11,5% menyatakan tidak setuju, dan hanya sebesar 2,6% responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Sedangkan skor indikator terendah sebesar 219 adalah menumbuhkan semangat tim, antusiasme pejabat (enthusiasm). c. Dimensi Stimulasi Intelektual Terdapat 4 indikator pada dimensi motivasi inspirasi ini yang selanjutnya dijadikan 4 butir pernyataan pada kuesioner, yaitu: penggunaan pendekatanpendekatan baru (New approach), inovasi pejabat dan penggunaan teknologi baru,

100 mendorong adanya kritik public (Public critism), dan penggunaan keputusan berdasarkan intuisi dan logika. Adapun gambaran perbandingan skor antara satu indikator dengan indikator lainnya pada dimensi stimulasi intelektual dapat dilihat pada Tabel 5.10. mengenai Tanggapan Responden tentang Stimulasi Intelektual. No. Tabel 5.10. Tanggapan Responden tentang Stimulasi Intelektual Pernyataan 1. Atasan saya sering menggunakan pendekatan-pendekatan baru yang berkembang di masyarakat dan melakukan terobosan-terobosan baru dalam memecahkan masalah yang timbul dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. F % SS S TS STS Total F 8 47 22 1 78 % 10,3 60,2 28,2 1,3 100 Bobot Skor 2. Atasan saya sangat mendukung penerapan aplikasi-aplikasi teknologi baru yang F 9 49 19 1 78 sedang berkembang dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya. % 11,5 62,8 24,4 1,3 100 222 3. Atasan saya terbuka tehadap kritik dari bawahan atas setiap keputusan yang F 8 47 22 1 78 dibuatnya. % 10,3 60,2 28,2 1,3 100 218 4. Pengambilan keputusan berdasarkan keseimbangan antara prosedur yang ada F 4 56 17 1 78 dan dinamika yang berkembang dalam memahami kehendak aspirasi bawahan. % 5,1 71,8 21,8 1,3 100 219 Total Bobot Skor 877 Kategori Sumber: Data Primer, 2010. 218 Baik Berdasarkan Tabel 5.10. di atas, maka penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 4 x 78 = 312

101 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 4 x 78 = 1248 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 1248 312 = 936 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 936 : 4 = 234 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 877 STB TB B SB 312 546 780 1014 1248 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari dimensi stimulasi intelektual sebesar 877, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian

102 bahwa responden menilai stimulasi intelektual para pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI termasuk ke dalam kategori Baik. Apabila dilihat skor per indikator, maka skor indikator tertinggi yaitu sebesar 222 adalah inovasi pejabat dan penggunaan teknologi baru, dimana sebesar 62,8% menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa atasannya sangat mendukung penerapan aplikasi-aplikasi teknologi baru yang sedang berkembang dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, bahkan 11,5% yang menyatakan sangat setuju, dan hanya 24,4% dan 1,3% masing-masing menyatakan tidak setuju, dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Sedangkan skor indikator terendah sebesar 218 adalah indikator penggunaan pendekatan-pendekatan baru (New approach), serta indikator penggunaan keputusan berdasarkan intuisi dan logika. d. Dimensi Konsiderasi Individu Terdapat 7 indikator pada dimensi konsiderasi individu ini yang selanjutnya dijadikan 7 butir pernyataan pada kuesioner, yaitu: komunikasi dua arah (two way exchange communication), menjadi pelatih (coach) pegawai, penerapan manajemen dengan berkeliling (management by walking around), menerima adanya perbedaan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing bawahan sebagai seorang individu (acceptance og individual defferences), mengidentifikasi kemampuan pegawai, memberi kesempatan belajar pegawai, serta mendengarkan dengan efektif (listen effectively).

103 Adapun gambaran perbandingan skor antara satu indikator dengan indikator lainnya pada dimensi stimulasi intelektual dapat dilihat pada Tabel 5.11. mengenai Tanggapan Responden tentang Stimulasi Intelektual. Tabel 5.11. Tanggapan Responden tentang Konsiderasi Individu No. Pernyataan F % SS S TS STS Total 1. Atasan saya sering melakukan komunikasi dengan pegawai untuk memelihara dan F 19 52 7 0 78 meningkatkan keharmonisan organisasi. % 24,3 66,7 9 0 100 2. Atasan saya selain berperan sebagai pimpinan organisasi juga berperan sebagai F 8 58 12 0 78 pelatih atau mentor bagi bawahan dalam meningkatkan kinerja. % 10,2 74,4 15,4 0 100 3. Atasan saya selalu mengecek langsung ke unit-unit kerja terkait terhadap proses kerja F 4 51 23 0 78 yang dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pelaporan. % 5,1 65,4 29,5 0 100 4. Atasan saya menerima dengan baik latar belakang perbedaan kebutuhan dan F 9 55 14 0 78 keinginan bawahan sebagai individu. % 11,5 70,5 18 0 100 5. Atasan saya dapat membedakan pengetahuan dan kemampuan bawahan F 8 56 14 0 78 masing-masing dalam melaksanakan tugas. % 10,2 71,8 18 0 100 6. Atasan saya senantiasa memberikan kesempatan kepada bawahan untuk belajar F 26 48 4 0 78 ke jenjang pendidikan atau pelatihan yang lebih tinggi. % 33,3 61,5 5,1 0 100 7. Dalam situasi atau kondisi apapun dan dimanapun atasan saya aktif mendengarkan masukan bawahan, baik berupa keluhan maupun usulan dan saran perbaikan kinerja. F 8 53 17 0 78 % 10,2 68 21,8 0 100 Bobot Skor 246 230 215 229 228 256 225 Total Bobot Skor 1629 Kategori Sumber: Data Primer, 2010. Baik

104 Berdasarkan Tabel 5.11. di atas, maka penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 7 x 78 = 546 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 7 x 78 = 2184 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 2184 546 = 1638 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 1638 : 4 = 409,5 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 1629 STB TB SB B 546 955,5 1365 1774,5 2184

105 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari dimensi konsiderasi individu sebesar 1.629, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian bahwa responden menilai konsiderasi individu para pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI termasuk ke dalam kategori Baik. Apabila dilihat skor per indikator, maka skor indikator tertinggi yaitu sebesar 256 adalah memberi kesempatan belajar pegawai, dimana sebanyak 61,5% responden menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa atasannya senantiasa memberikan kesempatan kepada bawahan untuk belajar ke jenjang pendidikan atau pelatihan yang lebih tinggi, bahkan sebesar 33,3% responden menyatakan sangat setuju, hanya 5,1% responden yang menyatakan tidak setuju, bahkan tak satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Sedangkan skor indikator terendah sebesar 215 adalah indikator penerapan manajemen dengan berkeliling (management by walking around). Walaupun cukup banyak responden yang menyatakan setuju yaitu sebesar 65,4% responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa atasannya selalu mengecek langsung ke unit-unit kerja terkait terhadap proses kerja yang dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pelaporan, namun jumlah responden yang menyatakan tidak setuju pun cukup banyak yaitu sebesar 29,5%,

106 dan hanya 5,1% responden yang menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan tersebut. e. Variabel Kepemimpinan Transformasional Secara Simultan Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan tentang gambaran variabel kepemimpinan transformasional secara parsial berdasarkan masing-masing dimensi, baik dimensi pengaruh idea), dimensi motivasi inspirasi, dimensi stimulasi intelektual, maupun dimensi konsiderasi individu. Selanjutnya penulis menggambarkan variabel kepemimpinan transformasional pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI secara simultan. Untuk lebih memudahkan pengkategorian, penulis melakukan akumulasi skor jawaban responden untuk variabel kepemimpinan transformasional separti yang ditampilkan pada Tabel 5.12. Tabel 5.12. Akumulasi Skor Jawaban Responden Untuk Variabel Kepemimpinan Transformasional No. Dimensi Jumlah Pernyataan Skor 1. Idealized influence (pengaruh ideal) 6 1383 2. Inspirational motivation (motivasi inspirasi) 6 1351 3. Intellectual stimulation (stimulasi intelektual) 4 877 4. Individualized consideration (konsiderasi individu) 7 1629 Total Bobot Skor 23 5240 Sumber: Data Primer, 2010.

107 Berdasarkan Tabel 5.12. di atas, maka penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 23 x 78 = 1794 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 78 = 7176 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 7176 1794 = 5382 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 5382 : 4 = 1345,5 Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum Skor Maksimum 5240 STB TB B SB 1794 3139,5 4485 5830,5 7176

108 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik 5.1.2.2. Variabel Kepemimpinan Transformasional Para Pejabat Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian. Pada Tabel 5.13. berikut ditampilkan skor total jawaban responden untuk variabel kepemimpinan transformasional berdasarkan unit kerja kedeputian di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI. Tabel 5.13. Skor Jawaban Responden Untuk Variabel Kepemimpinan Transformasional Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian No. Kedeputian Jumlah Responden Skor 1. Kedeputian Politik 8 559 2. Kedeputian Ekonomi 7 483 3. Kedeputian Kesra 7 456 4. Kedeputian Dukwas 7 479 5. Kedeputian Administrasi 49 3262 Total 78 5239 Sumber: Data Primer, 2010. Berdasarkan data pada Tabel 5.13. di atas selanjutnya dilakukan pengkategorian untuk variabel kepemimpinan transformasional berdasarkan unit kerja kedeputian di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI yaitu Kedeputian

109 Politik, Kedeputian Ekonomi, Kedeputian Kesejahteraan Rakyat, Kedeputian Dukungan Pengawasan, dan Kedeputian Administrasi. a. Variabel Kepemimpinan Transformasional Pada Kedeputian Politik. Berdasarkan Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Politik sebesar 559, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 23 x 8 = 184 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 8 = 736 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 736 184 = 552 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 552 : 4 = 138 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan

110 Skor Minimum Skor Maksimum 559 STB TB SB B 184 322 460 598 736 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Politik sebesar 559, angka ini masuk dalam kategori Baik. b. Variabel Kepemimpinan Transformasional Pada Kedeputian Ekonomi. Berdasarkan Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Ekonomi sebesar 483, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 23 x 7 = 161

111 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 4 = 644 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 644 161 = 483 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 480 : 4 = 120,75 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 483 STB TB SB B 161 281,75 402,5 523,25 644 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Ekonomi sebesar 483, angka ini masuk dalam kategori Baik.

112 c. Variabel Kepemimpinan Transformasional Pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat Berdasarkan Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat sebesar 456, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 23 x 7 = 161 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 4 = 644 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 644 161 = 483 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 480 : 4 = 120,75 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan

113 Skor Minimum Skor Maksimum 456 STB TB B SB 161 281,75 402,5 523,25 644 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat sebesar 456, angka ini masuk dalam kategori Baik. d. Variabel Kepemimpinan Transformasional Pada Kedeputian Dukungan Pengawasan Berdasarkan Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Dukungan Pengawasan sebesar 479, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 23 x 7

114 = 161 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 4 = 644 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 644 161 = 483 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 480 : 4 = 120,75 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 479 STB TB B SB 161 281,75 402,5 523,25 644 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik

115 Dilihat dari Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Dukungan Pengawasan sebesar 479, angka ini masuk dalam kategori Baik. e. Variabel Kepemimpinan Transformasional Pada Kedeputian Administrasi Berdasarkan Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Politik sebesar 3262, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 23 x 49 = 1127 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 49 = 4508 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 4508 1127 = 3381 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 3381 : 4 = 845,25

116 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 3262 STB TB B SB 1127 1972,25 2817,5 3662,75 4508 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Politik sebesar 3262, angka ini masuk dalam kategori Baik. 5.1.3. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai. Untuk lebih memudahkan dalam analisa tentang gambaran variabel motivasi berprestasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan sekretariat Wakil Presiden RI, pada bagian selanjunya penulis menggambarkan variabel tersebut berdasarkan gambaran variabel motivasi berprestasi pegawai secara umum atau

117 keseluruhan, serta gambaran variabel motivasi berprestasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI berdasarkan unit kerja kedeputian. 5.1.3.1. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Secara Umum. Variabel motivasi berprestasi terbagi ke dalam 5 indikator yang merupakan karakteristik dari seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi yang meliputi: 1) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi, 2) Memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistik serta berjuang untuk merealisasikannya, 3) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil risiko yang dihadapinya, 4) Melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan, serta 5) Mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu. Dari kelima karakteristik yang menjadi indikator variabel motivasi berprestasi tersebut, selanjutnya diuraikan menjadi 17 butir pernyataan pada kuesioner penelitian. Adapun gambaran perbandingan skor antara tanggapan responden terhadap satu pernyataan terhadap pernyataan lainnya dapat dilihat pada Tabel 5.14. mengenai Tanggapan Responden tentang Motivasi berprestasi.

118 Tabel 5.14. Tanggapan Responden tentang Motivasi Berprestasi No. Pernyataan F Bobot SS S TS STS Total % Skor 1. Saya bertanggungjawab secara pribadi untuk F 46 40 2 0 78 menyelesaikan pekerjaan yang telah menjadi tugas saya. % 59 51,3 2,6 0 100 278 2. Saya bertanggung jawab atas hasil setiap F 40 37 1 0 78 pekerjaan yang telah saya kerjakan. % 51,3 47,4 1,3 0 100 273 3. Saya bertanggung jawab terhadap pencapaian F 16 53 9 0 78 tujuan organisasi secara umum. % 20,5 68 11,5 0 100 241 4. Saya memiliki tujuan yang realistik dalam F 18 56 4 0 78 pelaksanaan program kerja. % 23,1 71,8 5,1 0 100 248 5. Saya selalu berhasil merealisaskan program F 5 53 20 0 78 kerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. % 6,4 68 25,6 0 100 219 6. Saya memiliki pengetahuan dan kemampuan F 9 58 11 0 78 yang memadai untuk mengambil keputusan berdasarkan kewenangan saya. % 11,5 74,4 14,1 0 100 232 7. Saya tidak selalu tergantung kepada pimpinan F 16 42 19 1 78 di dalam mengambil keputusan yang menjadi kewenangan saya. % 20,5 53,8 24,4 1,3 100 228 8. Saya berusaha menjadi bagian dalam F 13 53 12 0 78 pengambilan keputusan organisasi. % 16,6 68 15,4 0 100 235 9. Saya menyadari bahwa selalu ada risiko dari setiap pengambilan keputusan, dan saya berani F 18 57 3 0 78 menanggung risiko atas segala keputusan yang saya ambil. % 23,1 73,1 3,8 0 100 249 10. Saya merasa bahwa keberhasilan organisasi F 12 56 10 0 78 salah satunya karena kontribusi pekerjaan saya. % 15,4 71,8 12,8 0 100 236 11. Saya selalu berusaha meningkatkan kreativitas F 21 55 2 0 78 saya untuk mencapai keberhasilan dalam bekerja. % 26,9 70,5 2,6 0 100 253 12. Saya berani bersaing dengan siapaun tentang F 18 50 10 0 78 kualitas hasil pekerjaan saya. % 23,1 64,1 12,8 0 100 242 13. Saya senantiasa berupaya menjadi teladan bagi F 13 57 8 0 78 pegawai lain berkaitan dengan kemampuan kerja saya. % 16,7 73,1 10,2 0 100 240 14. Saya senantiasa berusaha untuk menguasai F 14 64 10 0 78 bidang keahlian dan pekerjaan tertentu yang tidak dikuasai oleh pegawai lain. % 18 82,1 12,8 0 100 236 15. Saya memiliki perencanaan karier pribadi F 18 58 2 0 78 sesuai dengan kemampuan saya. % 23 74,4 2,6 0 100 249 16. Dengan kemampuan yang saya miliki, saya merasa yakin akan dapat mencapai suatu posisi F 11 54 13 0 78 jabatan yang lebih tinggi sesuai rencana karier saya. % 14,1 69,2 16,7 0 100 231 17. Saya memiliki keyakinan akan menempati F 12 42 23 1 78 posisi dalam manajemen puncak pada organisasi saya. % 15,4 53,8 29,5 1,3 100 221 Total Bobot Skor 4111 Kategori Sumber: Data Primer, 2010. Baik

119 Berdasarkan Tabel 5.14. di atas, maka penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 17 x 78 = 1326 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 7 x 78 = 5304 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 5304 1326 = 3978 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 3978 : 4 = 994,5 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 4111 STB TB SB B 1326 2320,5 3315 4309,5 5304

120 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari variabel motivasi berprestasi sebesar 4.111, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian bahwa motivasi berprestasi para Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI termasuk ke dalam kategori Baik. 5.1.3.2. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Berdasarkan Unit Kerja. Berdasarkan kategori motivasi berprestasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI selanjutnya dapat dirinci mengenai gambaran tentang motivasi berprestasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI berdasarkan unit kerja kedeputian masing-masing. Adapun gambaran perbandingan skor antara tanggapan responden tentang motivasi berprestasi berdasarkan unit kerja kedeputian masing-masing dapat dilihat pada Tabel 5.15. mengenai Skor Tanggapan Responden tentang Motivasi Berprestasi Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI.

121 Tabel 5.15. Skor Tanggapan Responden tentang Motivasi Berprestasi Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian No. Unit Kerja Kedeputian Jumlah Responden Skor 1. Kedeputian Politik 8 428 2. Kedeputian Ekonomi 7 383 3. Kedeputian Kesra 7 358 4. Kedeputian Dukwas 7 377 5. Kedeputian Administrasi 49 2565 Total 78 4111 Sumber: Data Primer, 2010. Berdasarkan data pada Tabel 5.15. di atas selanjutnya dilakukan pengkategorian untuk variabel motivasi berprestasi berdasarkan unit kerja kedeputian di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI yaitu Kedeputian Politik, Kedeputian Ekonomi, Kedeputian Kesejahteraan Rakyat, Kedeputian Dukungan Pengawasan, dan Kedeputian Administrasi. a. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Pada Kedeputian Politik. Berdasarkan Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Politik sebesar 428, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut:

122 Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 17 x 8 = 136 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 17 x 8 = 544 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 544 136 = 408 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 408 : 4 = 102 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 428 STB TB SB B 136 238 340 442 544 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik

123 Dilihat dari Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Politik sebesar 428, angka ini masuk dalam kategori Baik. b. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Pada Kedeputian Ekonomi. Berdasarkan Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Ekonomi sebesar 383, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 17 x 7 = 119 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 17 x 7 = 476 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 476 119 = 357 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 357 : 4 = 89,25

124 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 383 STB TB SB B 119 208,25 297,5 386,75 476 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Ekonomi sebesar 383, angka ini masuk dalam kategori Baik. c. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat. Berdasarkan Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat sebesar 358, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 17 x 7

125 = 119 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 17 x 7 = 476 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 476 119 = 357 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 357 : 4 = 89,25 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 358 STB TB SB B 119 208,25 297,5 386,75 476 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik

126 Dilihat dari Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat sebesar 358, angka ini masuk dalam kategori Baik. d. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Pada Kedeputian Dukungan Pengawasan. Berdasarkan Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Dukungan Pengawasan sebesar 377, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 17 x 7 = 119 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 17 x 7 = 476 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 476 119 = 357 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 357 : 4 = 89,25

127 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 377 STB TB SB B 119 208,25 297,5 386,75 476 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Dukungan Pengawasan sebesar 377, angka ini masuk dalam kategori Baik. e. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Pada Kedeputian Administrasi. Berdasarkan Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Administrasi sebesar 2565, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 17 x 49 = 833

128 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 17 x 49 = 3332 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 3332 833 = 2499 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 2499 : 4 = 624,75 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 2565 STB TB SB B 833 1457,75 2082,5 2707,25 3332 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Administrasi sebesar 2565, angka ini masuk dalam kategori Baik.

129 5.1.4. Variabel Kinerja Pegawai. Untuk lebih memudahkan dalam analisa tentang gambaran variabel Kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan sekretariat Wakil Presiden RI, pada bagian selanjunya penulis menggambarkan variabel tersebut berdasarkan gambaran variabel kinerja pegawai secara umum atau keseluruhan, serta gambaran variabel kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI berdasarkan unit kerja kedeputian. 5.1.4.1. Variabel Kinerja Pegawai Secara Umum. Variabel Kinerja Pegawai terdiri dari 2 dimensi, yaitu: dimensi kuantitatif dan dimensi kualitatif. Adapun kedua dimensi tersebut dioperasionalisasikan menjadi 8 indikator yang terdiri dari 3 aspek kuantitatif dan sisanya 5 aspek kualitatif. Dari kedelapan indikator tersebut selanjutnya dijadikan 20 butir pernyataan pada kuesioner penelitian. a. Dimensi Aspek Kuantitatif Terdapat 3 indikator pada dimensi aspek kuantitatif ini yaitu: 1) Proses pekerjaan dan kondisi pekerjaan, 2) Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan, serta 3) Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja. Dari ketiga indikator tersebut selanjutnya dioperasionalisasikan kedalam 8 butir pernyataan.

130 Adapun gambaran perbandingan skor antara satu pernyataan dengan pernyataan lainnya pada dimensi kinerja aspek kuantitatif ini dapat dilihat pada Tabel 5.16. mengenai Tanggapan Responden tentang Aspek Kuantitatif Kinerja. No. Tabel 5.16. Tanggapan Responden tentang Aspek Kuantitatif Kinerja Pernyataan 1. Saya melaksanakan seluruh proses pekerjaan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. 2. Setiap hari saya senatiasa menciptakan suasana dan kondisi kerja yang kondusif di F % SS S TS STS Total F 34 43 1 0 78 % 43,6 55,1 1,3 0 100 F 31 47 0 0 78 tempat kerja. % 39,7 60,3 0 0 100 3. Saya senantiasa membangun sinergi dan berkoordinasi secara efektif dengan semua F 27 49 2 0 78 pihak sehingga dapat menyelesaikan seluruh tugas saya. % 34,6 62,8 2,6 0 100 4. Saya senantiasa tepat waktu sesuai target F 24 43 11 0 78 yang ditetapkan dalam menyelesaikan pekerjaan. % 30,8 55,1 14,1 0 100 5. Saya senantiasa membuat jadwal kerja harian, mingguan, maupun bulanan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan secara tertib dan teratur. F 11 53 14 0 78 % 14,1 68 17,9 0 100 6. Saya tidak pernah terlambat masuk kerja F 12 42 24 0 78 dan tidak pernah pulang lebih awal dari ketentuan jam kerja. % 15,4 53,8 30,8 0 100 7. Seluruh tugas dapat saya selesaikan F 13 59 6 0 78 dengan baik dan memuaskan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. % 16,7 75,6 7,7 0 100 8. Tanpa disuruh oleh atasan, saya kerjakan F 26 49 3 0 78 seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab saya. % 33,3 62,8 3,9 0 100 Bobot Skor Total Bobot Skor 1989 Kategori Sumber: Data Primer, 2010. 267 265 259 247 231 222 241 257 Baik Berdasarkan Tabel 5.16. di atas, maka penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut:

131 Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 8 x 78 = 624 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 8 x 78 = 2496 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 2496 624 = 1872 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 1872 : 4 = 468 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 1989 STB TB SB B 624 1092 1560 2028 2496 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik

132 B SB : Baik : Sangat Baik Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari dimensi kinerja aspek kuantitatif sebesar 1.989, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian bahwa Kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI dari aspek kuantitatif termasuk ke dalam kategori Baik. b. Dimensi Aspek Kualitatif Terdapat 5 indikator pada dimensi aspek kualitatif ini yaitu: 1) Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan, 2)Tingkat kemampuan dalam bekerja, 3)Kemampuan menganalisis data/informasi, 4)Kemampuan/kegagalan menggunakan peralatan kerja, 5)Kemampuan mengevaluasi. Dari ketiga indikator tersebut selanjutnya dioperasionalisasikan kedalam 12 butir pernyataan. Adapun gambaran perbandingan skor antara satu pernyataan dengan pernyataan lainnya pada dimensi kinerja aspek kualitatif ini dapat dilihat pada Tabel 5.17. mengenai Tanggapan Responden tentang Aspek Kualitatif Kinerja.

133 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tabel 5.17. Tanggapan Responden tentang Aspek Kualitatif Kinerja Pernyataan Saya mampu mencapai standar kualitas pekerjaan dengan memberikan hasil terbaik di dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai kebutuhan organisasi dan harapan atasan. Saya selalu memperhatikan aspek kerapihan dan kebersihan atas hasil kerja F % SS S TS STS Total F 19 54 5 0 78 % 24,4 69,2 6,4 0 100 F 28 49 1 0 78 yang saya selesaikan. % 35,9 62,8 1,3 0 100 Hampir tidak ada pengetahuan dan F 5 42 28 3 78 keterampilan yang berkaitan dengan tugas saya yang belum saya kuasai. % 6,4 53,8 35,9 3,9 100 Saya memiliki kemampuan yang tinggi F 7 51 20 0 78 untuk menyusun program kerja sehingga dapat memperlancar pekerjaan saya. % 9 65,4 25,6 0 100 Kemampuan saya dalam bekerja sering mendapat pujian dari atasan maupun rekan F 5 50 22 1 78 kerja. % 6,4 64,1 28,2 1,3 100 Saya dapat mengikuti dan memahami berbagai informasi dan dinamika yang berkembang pada organisasi tempat saya bekerja. F 12 62 4 0 78 % 15,4 79,5 5,1 0 100 Saya dalam bekerja tidak perlu setiap saat F 27 51 0 0 78 7. diawasi dan dikendalikan oleh atasan saya. % 34,6 65,4 0 0 100 8. Saya dapat beradaptasi dengan mudah F 20 53 5 0 78 terhadap perkembangan teknologi serta sarana dan prasarana kerja yang baru. % 25,6 68 6,4 0 100 9. Saya memiliki kepedulian yang tinggi F 33 44 1 0 78 untuk memelihara peralatan kerja sebaik mungkin. % 42,3 56,4 1,3 0 100 10. Saya selalu dapat memperbaiki sendiri F 3 35 39 1 78 peralatan kerja saya yang rusak. % 3,8 44,9 50 1,3 100 11. Saya senantiasa berpartisipasi dalam F 22 56 0 0 78 menjaga kebersihan dan kerapihan ruang kerja. % 28,2 71,8 0 0 100 12. Saya biasa mengevaluasi dan mengoreksi F 6 48 24 0 78 kesalahan atasan sepanjang untuk kepentingan organisasi. % 7,7 61,5 30,8 0 100 Bobot Skor Total Bobot Skor 2836 248 261 205 221 215 242 261 249 266 196 256 216 Kategori Sumber: Data Primer, 2010. Baik

134 Berdasarkan Tabel 5.17. di atas, maka penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 12 x 78 = 936 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 12 x 78 = 3744 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 3744 936 = 2808 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 2808 : 4 = 702 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 2836 STB TB SB B 936 1638 2340 3042 3744

135 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari dimensi kinerja aspek kualitatif sebesar 2.836, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian bahwa Kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI dari aspek kualitatif termasuk ke dalam kategori Baik. c. Variabel Kinerja Secara Simultan. Tabel 5.18. Akumulasi Skor Jawaban Responden Untuk Variabel Kinerja No. Dimensi Jumlah Pernyataan Skor 1. Aspek Kuantitatif 8 1989 2. Aspek Kualitatif 12 2836 Total Bobot Skor 20 4825 Sumber: Data Primer, 2010. Berdasarkan Tabel 5.18. di atas, maka penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 20 x 78 = 1560

136 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 78 = 6240 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 6240 1560 = 4680 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 4680 : 4 = 1170 Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum Skor Maksimum 4825 STB TB SB B 1560 2730 3900 5070 6240 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik

137 5.1.4.2. Variabel Kinerja Pegawai Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian. Berdasarkan kategori pada variabel kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI selanjutnya dapat dirinci mengenai gambaran tentang motivasi berprestasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI berdasarkan unit kerja kedeputian masing-masing. Adapun gambaran perbandingan skor antara tanggapan responden tentang variabel kinerja berdasarkan unit kerja kedeputian masing-masing dapat dilihat pada Tabel 5.19. tentang Skor Tanggapan Responden tentang Motivasi Berprestasi Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden. Tabel 5.19. Skor Tanggapan Responden tentang Kinerja Pegawai Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian No. Kedeputian Jumlah Responden Skor 1. Kedeputian Politik 8 514 2. Kedeputian Ekonomi 7 442 3. Kedeputian Kesra 7 413 4. Kedeputian Dukwas 7 412 5. Kedeputian Administrasi 49 2964 Total 78 4754 Sumber: Data Primer, 2010. Berdasarkan data pada Tabel 5.19. di atas selanjutnya dilakukan pengkategorian untuk variabel kinerja berdasarkan unit kerja kedeputian di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI yaitu Kedeputian Politik, Kedeputian

138 Ekonomi, Kedeputian Kesejahteraan Rakyat, Kedeputian Dukungan Pengawasan, dan Kedeputian Administrasi. a. Variabel Kinerja Pegawai Pada Kedeputian Politik. Berdasarkan Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Politik sebesar 514, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 20 x 8 = 160 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 20 x 8 = 640 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 640 160 = 480 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 480 : 4 = 120 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan

139 Skor Minimum Skor Maksimum 514 STB TB SB B 160 280 400 520 640 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Politik sebesar 514, angka ini masuk dalam kategori Baik. b. Variabel Kinerja Pegawai Pada Kedeputian Ekonomi. Berdasarkan Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Ekonomi sebesar 442, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 20 x 7 = 140 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 20 x 7

140 = 560 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 560 140 = 420 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 420 : 4 = 105 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 442 STB TB SB B 140 245 350 455 560 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Ekonomi sebesar 442, angka ini masuk dalam kategori Baik.

141 c. Variabel Kinerja Pegawai Pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat. Berdasarkan Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat sebesar 413, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 20 x 7 = 140 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 20 x 7 = 560 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 560 140 = 420 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 420 : 4 = 105 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan

142 Skor Minimum Skor Maksimum 413 STB TB SB B 140 245 350 455 560 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat sebesar 413, angka ini masuk dalam kategori Baik. d. Variabel Kinerja Pegawai Pada Kedeputian Dukungan Pengawasan. Berdasarkan Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Dukungan Pengawasan sebesar 412, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 20 x 7 = 140 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 20 x 7 = 560

143 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 560 140 = 420 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 420 : 4 = 105 sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan Skor Minimum Skor Maksimum 412 STB TB SB B 140 245 350 455 560 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Dukungan Pengawasan sebesar 412, angka ini masuk dalam kategori Baik.

144 e. Variabel Kinerja Pegawai Pada Kedeputian Administrasi. Berdasarkan Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Administrasi sebesar 2964, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 20 x 49 = 980 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 20 x 49 = 3920 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 3920 980 = 2940 Jarak Interval = Interval : Jenjang (4) = 2940 : 4 = 735 Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum Skor Maksimum 2964 STB TB SB B 980 1715 2450 3185 3920

145 Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Administrasi sebesar 2964, angka ini masuk dalam kategori Baik. 5.1.5. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI. Untuk melakukan analisis pengaruh kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI dilakukan analisis regresi linear ganda serta analisis Koefisien Determinasi. Selain itu juga penulis melakukan Uji Penyimpangan Asumsi Klasik. 5.1.5.1. Analisis Regresi Ganda a. Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Uji F (uji koefisien regresi secara bersama-sama) untuk menguji signifikasi pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Adapaun dalam penelitian ini adalah untuk menguji signifikasi pengaruh kompetensi kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi terhadap

146 kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI. Dalam hal ini pengujian menggunakan tingkat signifikasi 0,05. Hipotesis yang akan diuji adalah: H 0 :Kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. H a : Kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Statistik uji yang dipakai adalah F. Dengan menggunakan SPSS versi 17.0, diperoleh nilai statistik F sebagai berikut: Tabel 5.20. Output ANOVA ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2761.483 2 1380.742 224.518.000 a Residual 461.234 75 6.150 Total 3222.718 77 a. Predictors: (Constant), Motivasi_Berprestasi, Kepemimpinan_Transformasional b. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai Berdasarkan output di atas, diperoleh nilai F hitung sebesar 224,518. Nilai ini kemudian akan dibandingkan dengan nilai F pada Tabel distribusi F. Untuk α=5%, df1=k=2, dan df2 (n-k-1)= 78-2-1= 75, diperoleh nilai F Tabel sebesar 3,119. Kriteria uji: Tolak H 0 jika F hitung > F Tabel, dan Terima H 0 jika F hitung F Tabel

147 Gambar 5.1. Kurva Uji-F Daerah Penolakan H 0 Daerah Penerimaan H0 F Tabel = 3,119 F hitung = 224,518 Berdasarkan data dan kurva di atas dapat disimpulkan bahwa F hitung (224,518) > F Tabel (3,119) dan signifikasi < 0,05 (0,000 < 0,05), maka H 0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI. b. Uji Hipotesis Parsial (Uji t) Uji t (uji koefisien regresi secara parsial) digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI. Dalam hal ini pengujian menggunakan tingkat signifikasi 0,05 dan 1 sisi.

148 Hipotesis yang akan diuji adalah: 1. H o1 : Kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. H a1 : Kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja pegawai. 2. H o1 : Motivasi berprestasi tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. H a1 : Motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Statistik uji yang digunakan adalah t. Dengan menggunakan SPSS versi 17.0, diperoleh nilai statistik t sebagai berikut: Tabel 5.21. Output Coefficients Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 1.721 2.857.602.549 Kepemimpinan_Transfor masional.346.052.397 6.693.000 Motivasi_Berprestasi.700.068.610 10.302.000 a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai Berdasarkan output di atas diperoleh nilai t hitung untuk variabel kepemimpinan transformasional (X 1 ) sebesar 6,693, sedangkan t hitung untuk variabel motivasi berprestasi (X 2 ) sebesar 10,302. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai t pada tabel distribusi t. Untuk α=5%/, df (derajat

149 kebebasan) n-k-1 atau 78-2-1 = 75 untuk pengujian satu pihak diperoleh nilai t tabel sebesar 1,665. Kriteria uji: Tolak H 0 jika t hitung > t tabel, dan Terima H 0 jika t hitung t tabel Berdasarkan kriteria di atas, maka: 1) Pengujian Variabel (X 1 ) t hitung (6,693) > t tabel (1,665), maka H 0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan Transformasional berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Gambar 5.2. Kurva Uji-t untuk Variabel X 1 Daerah Penerimaan Daerah Penolakan H0 H0 0 t Tabel = 1 665 t hitung = 6,693 2) Pengujian Variabel (X 2 ) t hitung (10,302) > t tabel (1,665), maka H 0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Motivasi Berprestasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai.

150 Gambar 5.3. Kurva Uji-t untuk Variabel X 2 Daerah Penerimaan Daerah Penolakan H0 H0 0 t Tabel = 1 665 t hitung = 10,302 c. Persamaan Regresi Linear Dalam penelitian ini yang memiliki dua variabel independen, maka menggunakan persamaan regresi untuk dua prediktor Yaitu: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Keterangan: Y = Variabel Kinerja Pegawai X 1 X 2 a = Variabel Kompetensi Kepemimpinan Transformasional = Variabel motivasi berprestasi = konstanta regresi b, bn = koefisien arah regresi Berdasarkan nilai-nilai pada output yang ada selanjutnya dapat dibentuk persamaan regresi linear sebagai berikut: