BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Prosedur Audit. Auditor juga menjalankan prosedur audit lain dalam pengumpulan bukti, meliputi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BAB II LANDASAN TEORI

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

MAKALAH MATA KULIAH AUDITING CONTOH KASUS BUKTI AUDIT

AUDIT EVIDENCE. MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah. Akuntansi Pemeriksaan I. Dosen Pengajar : Martha Tona,SE.MSA.

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

Audit Siklus Pendapatan

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

Pengujian Substantif Piutang Usaha

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB II LANDASAN TEORI. oleh ASOBAC ( A Statement of Basic Auditing Concepts) : Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J.

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

Audit 2 - Sururi Halaman 1

BAB III TEORI DAN PRAKTIK

1.1 Pengertian Auditing

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun

Makalah Auditing 1 Bukti Pemeriksaan

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB II LANDASAN TEORI

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

FANY OCTAFIA OFFERING L

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1

Kecurangan Bukti Audit. Studi kasus. Suryadharma Ali Merugikan Keuangan Negara

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Agoes (2004:3) pengertian auditing adalah Audit adalah suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

Pengujian subtantif terhadap investasi

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan pekerjaannya seorang auditor harus memiliki pedoman, langkah-langkah

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB IV Hasil Kegiatan Magang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pengendalian Internal. dipengaruhi oleh aktivitas dewan komisaris, manajemen atau pegawai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N

Konsep Materialitas Dalam Audit Atas Laporan keuangan

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

PELAKSANAAN PENUGASAN

Pengujian Substantif Persediaan

REPRESENTASI MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUJUAN AUDIT, BUKTI AUDIT, & KERTAS KERJA. Tujuan audit Bukti Audit Prosedur Audit Kertas Kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. maupun pemerintah. Alasan ekonomi yang mendorong diperlukannya auditing di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

BAB I PENDAHULUAN. Berkembang pesatnya dunia usaha dewasa ini diiringi dengan semakin

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. transaksi aliran kekayaan antar individu diukur dengan uang. Maka tidak dapat

PENGUJIAN AUDIT (AUDIT TEST)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

SURAT PERIKATAN AUDIT

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Tugas Individu Kasus 10

BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN

BAB II AUDIT PERSEDIAAN BERDASAR STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN MENURUT SPAP

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian

Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasilhasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Secara umum audit juga memiliki tujuan yaitu untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan (examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.dari definisi yang telah diuraikan tersebut, pemerikasaan yang dilaksanakan oleh auditor independen ditujukan terhadap pernyataan mengenai kegiatan ekonomi yang disajikan oleh suatu organisasi dalam laporan keuangannya. Pemeriksaan ini dilakukan oleh auditor iindependen untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan keuangan. Auditing bukan merupakan cabang akuntansi, tetapi merupakan suatu disiplin bebas, yang mendasarkan diri pada hasil kegiatan akuntansi dan data kegiatan yang lain. Akuntansi merupakan proses pencatatan, peringkasan, dan penyajian transaksi keuangan perusahaan atau organisasi lainnya. Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dipakai oleh manajemen untuk mengukur dan menyampaikan data keuangan dan data kegiatan yang lain. Di lain pihak, auditing ditujukan untuk

menentukan secara objektif keandalan informasi yang disampaikan oleh manajemen dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, auditing harus dilaksanakan oleh pihak yang bebas dari manajemen dan harus dapat diandalkan ditinjau dari sudut profesinya. Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperolah tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah terbebas dari kesalahan penyajian yang material, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun oleh kecurangan. Karena sifat bukti dan berbagai karateristik kecurangan, auditor dapat memperoleh tingkat keyakinan, walaupun tidak mutlak, bahwa kesalahan penyajian yang material dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan yang memadai bahwa kesalahan penyajian, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun oleh kecurangan, yang tidak material terhadap laporan keuangan dapat dideteksi. 2.2 Konsep Bukti Audit Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.pemahaman yang kuat mengenai karakteristik bukti audit jelas merupakan alat konseptual yang penting bagi auditor dan juga bagi profesiional di berbagai bidang. Konsep bukti audit berikut ini penting untuk memahami pelaksanaan audit : 2.2.1. Sifat Bukti Audit Sifat bukti audit meliputi catatan-catatan akuntansi dan informasi lain yang tersedia. Berikut ini adalah tipe bukti audit yang mendukung atas laporan keuangan:

a. Data Akuntansi Salah satu tipe bukti audit adalah data akuntansi, jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta buku pedoman akuntansi, memorandum, dan catatan tidak resmi, seperti daftar lembaran kerja (work sheet) yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi secara keseluruhan merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan. Data akuntansi yang mendasari saja dianggap tidak cukup mendukung laporan keuangan. Auditor harus merancang suatu prosedur audit untuk memperoleh bukti penguat guna mendukung data akuntansi yang mendasari tersebut. Auditor menguji data akuntansi yang mendasari laporan keuangan dengan jalan : 1. Menganalisis dan meriview 2. Menelusuri kembali langkah-langkah prosedur yang diikuti dalam proses akuntansi dan dalam proses pembuatan lembaran kerja dan alokasi yang bersangkutan 3. Menghitung kembali dan melakukan rekonsiliasi jumlah-jumlah yang berhubungan dengan penerapan informasi yang sama. b. Informasi Penguat Tipe bukti audit lain yang dikumpulkan oleh auditor sebagai dasar pernyataan pendapatnya atas laporan keuangan adalah informasi penguat. Informasi penguat meliputi segala dokumen seperti cek, faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi, dan pernyataan tertulis dari pihak yang mengetahui informasi yang diperoleh auditor melalui permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi dan pemeriksaan fisik serta informasi lain yang dikembangkan berdasarkan alasan yang kuat.

2.2.2. Kompentensi Bukti Audit Kompetensi bukti audit berhubungan dengan kualitas atau keandalan data akuntansi dan informasi penguat. a. Kompetensi Data Akuntansi Keandalan catatan akuntansi dipengaruhi secara langsung oleh efektifitas struktur pengendalian intern. Struktur pengendalian intern yang kuat menyebabkan keandalan catatan akuntansi dan bukti-bukti lainnya yang dibuat dalam organisasi klien. Sebaliknya, struktur pengendalian klien lemah seringkali tidak dapat mencegah atau mendeteksi kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi dalam proses akuntansi. b. Kompetensi Informasi Penguat Kompetensi informasi penguat dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut ini : 1. Relevansi Faktor relevansi berarti bahwa bukti audit harus berkaitan dengan tujuan audit. Jika tujuan audit adalah untuk menentukan eksistensi sediaan yang dicantumlan oleh klien dalam neraca, maka auditor harus memperoleh bukti dengan melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang dilaksanakan oleh klien. 2. Sumber Bukti audit yang berasal dari sumber diluar organisasi klien pada umumnya merupakan bukti yang tingkat kompetensinya dianggap tinggi. Dalam audit, auditor dapat memperoleh informasi secara langsung dengan cara pemeriksaan, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan sendiri oleh auditor tersebut.

3. Ketepatan Waktu Ketepatan waktu berkaitan dengan tanggal berlakunya bukti yang diperoleh auditor. Ketepatan waktu pemerolehan bukti audit yang sangat penting dalam memverifikasikan aktiva lancar, utang lancar, dan saldo akun laba-rugi yang bersangkutan. Untuk akun-akun yang berkaitan dengan aktiva lancar, utang lancar, dan akun laba-rugi yang bersangkutan, auditor harus memperoleh bukti bahwa klien telah melakukan pisah batas semestinya (proper cutoff) transaksi kas, penjualan, dan pembelian pada tanggal neraca. Pemerolehan bukti ini akan mudah dilakukan jika auditor menerapkan prosedur audit pada atau mendekati tanggal neraca. Demikian pula, bukti audit yang diperoleh dari perhitungan fisik terhadap kas dan surat berharga pada tanggal neraca akan memberikan bukti yang lebih baik tentang kuantitas aktiva tersebut yang ada ditangan klien pada tanggal neraca dibandingkan bila bukti tersebut diperoleh auditor pada tanggal lain. 4. Objektivitas Bukti yang bersifat objektif umumnya dianggap lebih andal dibandingkan dengan bukti yang bersifat subjektif. Sebagai contoh, bukti tentang eksistensi aktiva tetap berwujud akan lebih kompeten bila diperoleh melalui inspeksi fisik, karena secara objektif bukti tersebut lebih konklusif. Dalam menghadapi bukti yang bersifat subjektif ini, auditor harus: Mempertimbangkan kompetensi dan intregritas karyawan yang diberi wewenang untuk melakukan estimasi, dan Menilai apakah proses pengambilan keputusan yang semestinya telah diikuti oleh klien dalam mempertimbangkan estimasi tersebut.

2.2.3. Kecukupan Bukti Audit Cukup atau tidaknya bukti audit berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor. Pertimbangan professional auditor mempunyai peranan yang penting dalam penentuan cukup atau tidaknya jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan oleh auditor,. Faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan kecukupan bukti audit adalah : a. Materialitas dan Risiko Secara umum, untuk akun yang saldonya besar dalam laporan keuangan diperlukan jumlah bukti audit yang lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang bersaldo tidak material. Untuk akun yang memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk disajikan salah dalam laporan keuangan, maka jumlah bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor umumnya lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang memiliki kemungkinan kecil untuk salah disajikan dalam laporan keuangan. b. Faktor Ekonomi Pengumpulan bukti audit yang dilakukan oleh auditor dibatasi oleh dua faktor yaitu waktu dan biaya. Auditor harus mempertimbangkan faktor ekonomi di dalam menentukan jumlah dan kompetensi bukti audit yang dikumpulkan. Jika dengan memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit dapat diperoleh keyakinan yang sama tingginya dengan pemeriksaan terhadap keseluruhan bukti, auditor memilih untuk memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit berdasarkan pertimbangan ekonomi. c. Ukuran dan Karakteristik Populasi Dalam pemeriksaan atas unsur-unsur tertentu laporan keuangan, auditor seringkali menggunakan sampling audit. Dalam sampling audit, auditor

harus memilih secara acak sebagian anggota populasi untuk diperiksa karakteristiknya. Umumnya, semakin besar populasi, semakin banyak jumlah bukti audit yang diperiksa oleh auditor. 2.2.4. Evaluasi Bukti Audit Kemampuan untuk mengevaluasi bukti secara tepat adalah keahlian penting lain yang harus dikembangkan oleh seorang auditor. Evaluasi yang tepat atas bukti membutuhkan pemahaman auditor atas jenis bukti yang tersedia dan keandalan relatifnya atau diagnosisnya. Auditor harus mampu menentukan kapan jumlah yang cukup dari bukti kompeten yang telah didapat dalam rangka memutuskan apakah kewajaran asersi manajemen dapat didukung. Dalam mengevaluasi bukti, auditor harus tetap objektif dan tidak boleh membiarkan evaluasi atas bukti dibiaskan oleh pertimbangan lainnya. Misalnya, dalam mengevaluasi tanggapan klien atas pertanyaan audit, auditor tidak boleh membiarkan faktor pribadi untuk memengaruhi evaluasi tanggapan klien. 2.3. Prosedur Audit dalam Memperoleh Bukti Audit Prosedur audit (audit procedures) adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Berikut ini adalah sepuluh jenis prosedur audit yang akan dibahas : 1. Inspeksi 2. Pengamatan 3. Permintaan keuangan 4. Konfirmasi

5. Penelusuran 6. Pemeriksaan bukti pendukung 7. Perhitungan 8. Scanning 9. Pelaksanaan ulang 10. Teknik audit berbantuan computer Inspeksi Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik sesuatu. Prosedur audit ini banyak diilakukan oleh auditor. Dengan melakukan inspeksi terhadap sebuah dokumen, auditor akan dapat menentukan keaslian dokumen tersebut. Dengan melakukan inspeksi terhadap kondisi fisik suatu aktiva tetap misalnya, auditor akan dapat memperoleh informasi mengenai eksistensi dan keadaan fisik aktiva tersebut. Pengamatan Pengamatan atau observasi merupakan prosedur audit yang digunakan oleh auditor untuk melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan. Contoh kegiatan yang biasa diamati oleh auditor dalam auditnya adalah : perhitungan fisik persediaan yang ada di gudang klien, pembuatan dan persetujuan voucher, cara penyimpanan kas yang ada di tangan klien. Dengan pengamatan ini auditor akan dapat memperoleh bukti visual mengenai pelaksanaan suatu kegiatan. Objek yang diamati auditor adalah karyawan, prosedur dan proses. Konfirmasi Seperti yang telah diuraikan diatas, konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara

langsung dari pihak ketiga yang bebas. Prosedur yang biasa ditempuh oleh auditor dalam konfirmasi ini adalah sebagai berikut : 1. Auditor meminta dari klien untuk menanyakan informasi tertentu kapada pihak luar. 2. Klien meminta kepada pihak luar yang ditunjuk oleh auditor untuk memberikan jawaban langsung kepada auditor mengenai informasi yang ditanyakan oleh auditor tersebut. 3. Auditor menerima jawaban langsung dari pihak ketiga tersebut. Permintaan Keterangan Permintaan keterangan merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan dari prosedur ini adalah bukti lisan dan bukti documenter. Contoh prosedur audit ini adalah : permintaan keteragan yang diajukan kepada penasihat hokum klien mengenai kemungkinan keputusan perkara pengadilan yang sedang ditangani oleh penasihat hukum tersebut. Penelusuran Dalam melaksanakan prosedur audit ini, auditor melakukan penelusuran informasi sejak mula-mula data tersebut direkam pertama kali dalam dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut dalam proses akuntansi. Prosedur audit ini terutama diterapkan terhadap bukti documenter. Contoh prosedur penelusuran yang dilakukan oleh auditor adalah pemeriksaan terhadap transaksi penjualan yang dimulai oleh auditor dengan memeriksa informasi dalam surat order dari customer, dilanjutkan kemudian dengan informasi yang berkaitan dalam surat order penjualan, laporan pengiriman barang, faktur penjualan, jurnal penjualan, dan akun piutang dalam buku pembantu piutang usaha. Penelusuran dilakukan dengan tujuan untuk menentukan ketelitian dan kelengkapan catatan akutansi.

Pemeriksaan Dokumen Pendukung Pemeriksaan dokumen pendukung (vouching) merupakan prosedur audit yang meliputi : 1. Inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk menentukan kewajaran dan kebenarannya. 2. Perbandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan. Prosedur audit ini berlawanan dengan prosedur penelusuran. Dalam penelusuran, auditor bertolak dari dokumen kemudian mengusut pencatatannya ke dalam catatan-catatan akuntansi yang berkaitan, sedangkan vouching, auditor bertolak dari catatan-catatan akuntansi, kembali memeriksa dokumen - dokumen yang mendukung informasi yang dicatat dalam catatan tersebut. Prosedur ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh bukti audit mengenai kebenaran perlakuan akuntansi terhadap transaksi yang terjadi. Perhitungan Prosedur audit perhitungan ini meliputi, Perhitungan fisik terhadap sumber daya berwujud seperti kas dan pertanggung jawaban atas semua formulir bernomor urut tercetak. Perhitungan fisik digunakan untuk mengevaluasi bukti fisik kuantitas yang ada ditangan, sedangkan pertanggung jawaban formulir bernomor urut tercetak digunakan untuk mengevaluasi bukti documenter yang mendukung kelengkapan catatan akuntansi.

Scanning Scanning merupakan penelaahan secara tepat terhadap dokumen, catatn dan daftar untuk mendeteksi unsure-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan. Pelaksanaan Ulang Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien. Umumnya pelaksanaan ulang diterapkan pada perhitungan dan rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh klien. Contohnya adalah perhitungan ulang jumlah total dalam jurnal, perhitungan ulang biaya depresiasi, biaya bunga terutang, perkalian antara kuantitas dengan harga satuan dalam inventory summary sheets, dan perhitungan ulang penjumlahan dalam rekonsiliasi bank. Teknik Audit Berbantuan Komputer Bilamana catatn akuntansi klien diselenggarakan dalam media elektronik, auditor perlu menggunakan teknik auditor berbantuan komputer (Computer-asisted audit tekhnik) dalam menggunakan berbagai prosedur audit yang dijelaskan di atas. Sebagai contoh, auditor menggunakan suatu computer audit software tertentu dalam melakukan perhitungan jumlah saldo piutang usaha menurut buku pembantu piutang usaha, pemilihan nama debitur yang dikirimi surat konfirmasi, perhitungan berbagai ratio dalam prosedur analitik, perbandingan unsure data yang terdapat dalam berbagai file.