PEMBINAAN MORAL DAN SPIRITUAL PADA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Kabupaten Rembang)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBINAAN MORAL DAN SPIRITUAL PADA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN. (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Kabupaten Rembang) SKRIPSI

IMPLEMENTASI POLA PEMBINAAN NARAPIDANA DI LAPAS KELAS 1 BATU NUSAKAMBANGAN (STUDI KASUS DI LAPAS KELAS 1 BATU NUSAKAMBANGAN)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Kata Kunci : Narapidana, Lembaga Pemasyarakatan, Pembinaan

PROSES PEMBINAAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. Dalam era pertumbuhan dan pembangunan dewasa ini, kejahatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI SILA KEEMPAT PANCASILA MENGENAI KEBEBASAN BERPENDAPAT PADA KEGIATAN KARANG TARUNA

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENGARUH ALOKASI DANA DESA TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA TAMBANG KECAMATAN PUDAK KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2015

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI SURAKARTA TAHUN 2016/2017

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. membina warga binaan untuk memberikan bekal hidup, baik ketrampilan,

FUNGSI SISTEM PEMASYARAKATAN DALAM MEREHABILITASI DAN MEREINTEGRASI SOSIAL WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Sri Wulandari

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

PELAKSANAAN REMISI TERHADAP WARGA BINAAN RUMAH TAHANAN KLAS II B MAGETAN

TINJAUAN TERHADAP PEMBINAAN ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KLAS IIB KARANGASEM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

IMPLEMENTASI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN EFEKTIF BAGI GURU DI SD NEGERI PABELAN 03 KARTASURA

PELAYANAN HAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN PADA SISWA KURANG MAMPU (Studi Kasus Pelaksanaan Program Sintawati di SMA Negeri 1 Gondang Kabupaten Sragen

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN

DALAM A DASAR

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENINGKATKAN KESADARAN PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 3 KALIBAGOR

NASKAH PUBLIKASI. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NARAPIDANA ATAS AKSES KESEHATAN (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Klaten)

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

PROSES PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B BONDOWOSO (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Bondowoso)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI. Oleh: ASNI FUROIDA K

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh : Destyana Ayu Wulandari A

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI KELAS II DAN IV SD NEGERI 1 SIMO

SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A WIROGUNAN (STUDI KASUS MARY JANE)

PENANAMAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA PELAKSANAAN ULANGAN HARIAN DALAM MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. tugas pokok melaksanakan pemasyarakatan narapidana/anak didik. makhluk Tuhan, individu dan anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada dasarnya merupakan pembangunan manusia

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI SURAKARTA TAHUN 2016/2017

PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI PUNUNG KABUPATEN PACITAN TESIS

IMPLEMENTASI NORMA KESOPANAN PADA PERILAKU MAHASISWA PENDATANG DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

MODEL PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TABANAN

SKRIPSI. Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

NINDYA AGUSTIN LISTYANINGRUM A

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL GADUH

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PELAKSANAAN PEMBERIAN CUTI BERSYARAT BAGI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA KEROBOKAN DENPASAR

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA KELAS X/C

KONSEKUENSI PEMIDANAAN BAGI WARGA BINAAN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA. (Studi Kasus di Lapas Kelas IIA Sragen) NASKAH PUBLIKASI

PEMBELAJARAN UNGGAH-UNGGUHING BAHASA JAWA SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS 5 SD MUHAMMADIYAH PK BOYOLALI

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KETAATAN HUKUM. pada Buku PKn Kelas VII Karangan Sugeng Priyanto, dkk dan NASKAH PUBLIKASI

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN

LINDA ROSETA RISTIYANI K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergeseran paradigma dalam hukum pidana, mulai dari aliran klasik,

PENGELOLAAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS LESSON STUDY DI KELAS VIII F DI SMP N 1 SAMBI TESIS

Oleh : EKY DAYANTI LINDA PERMADANI K

PERAN KAUM URBAN DALAM MENJAGA KEGOTONGROYONGAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN (Studi Kasus: Buntarejo, RT 01/04, Kadokan, Grogol, Sukoharjo Tahun 2017)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBINAAN KINERJA GURU DI SD NEGERI DRAJIDAN BOYOLALI

ABSTRAK ANDREAS BOKA (E ), PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA (STUDI PT

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana bersikap, bertutur kata dan mempelajari perkembangan sains yang

Disusun Oleh: ANIK ANDINI D

PELAKSANAAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DIPADU READING ASSIGNMENT UNTUK MENINGKATKAN SCIENTIFIC WRITING SKILLS SISWA KELAS X MIA 4 SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR

ANALISIS PENERAPAN E-FAKTUR PAJAK TERHADAP PENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA KPP PRATAMA SETIABUDI SATU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi S-1 PGSD. Diajukan Oleh: Teguh Santoso A54E131024

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

EFEKTIVITAS SOSIALISASI PENYEDIAAN INFORMASI PERMODALAN DALAM PENGEMBANGAN UMKM DI SUKOHARJO

MUATAN MATERI DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN IDEOLOGI NEGARA

AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKN DENGAN CTL DI SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat

BAB I PENDAHULUAN. 2. Persamaan perlakuan dan pelayanan; 5. Penghormatan harkat dan martabat manusia;

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

IMPLEMENTASI SPRITUALITAS DENGAN KINERJA GURU MTs NEGERI TANDUN UJUNGBATU KABUPATEN ROKAN HULU TESIS

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH ALIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum, hal tersebut tercermin dalam UUD

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjan S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sebagai salah satu institusi

KARAKTER KREATIFITAS DAN KEMANDIRIAN PADA SISWA

PEMBINAAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SD MUHAMMADIYAH 8 JAGALAN TAHUN AJARAN

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

Oleh : Ambar Budi Suprihatin ( ) Abstract

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI RANCANGAN INKUIRI TESIS

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII.3 PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SMP NEGERI 29 PADANG ARTIKEL PENELITIAN

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

Transkripsi:

PEMBINAAN MORAL DAN SPIRITUAL PADA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Kabupaten Rembang) Artikel Publikasi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan S-1 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Diajukan Oleh: ZUHRIZA WIDI HARNANTO A220080137 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PEMBINAAN MORAL DAN SPIRITUAL PADA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Kabupaten Rembang) Zuhriza Widi Harnanto A220080137, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Keberhasilan sebuah lembaga pemasyarakatan dalam membina warganya adalah ketika warga binaan yang keluar dari lapas menjadi menjadi manusia seutuhnya yang menyadari kesalahannya, mampu memperbaiki diri sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat. Namun tidak sedikit kejadian tindak kejahatan banyak dilakukan oleh mantan warga binaan dari suatu lembaga pemasyarakat. Hal tersebut dapat di ubah dengan adanya pembinaan moral dan spiritual pada warga binaan di lembaga pemasyarakatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pembinaan moral dan spiritual pada warga binaan serta bagaimana pelaksanaan pembinaan moral dan spiritual di Rutan kelas IIB kabupaten Rembang. Metode dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan penyajian data naratif deskriptif. Data penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi di dalam tempat penelitian. Keabsahan data dapat dibuktikan dengan menggunakan triangulasi data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan pembinaan moral berkaitan dengan pembentukan kepribadian pada warga binaan agar menjadi lebih baik untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi kondisi masyarakat ketika keluar kelak. Pembinaan spiritual berkaitan dengan pemberian arahan tentang kerohanian, memberikan pengetahuan ilmu keagamaan supaya dapat menambah keimanan dan ketaqwaan. Pembinaan moral dan spiritual di Rutan Rembang masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya diantaranya masih ada warga binaan yang mengikuti kegiatan pembinaan dengan acuh tak acuh dan bahkan cenderung mengabaikannya, namun dengan berbagai tindakan yang telah diterapkan menjadikan pelaksanaan pembinaan moral dan spiritual berjalan dengan baik. Kata Kunci: Pembinaan moral, pembinaan spiritual, warga binaan pemasyarakatan

MORAL AND SPIRITUAL GUIDANCE ON PRISONERS (Case Study in State Prison Rembang class IIB ) Zuhriza Widi Harnanto A220080137, Civics Education Program (Civics) Faculty of Teacher Training and Education, University of Muhammadiyah Surakarta Abstract The success of a correctional institution in nurturing its citizens is when the inmates get out of prison into becoming a whole person who realizes his mistake, is able to repair itself so that it can be accepted back by the environmental community. But not a few instances many crimes committed by former inmates of a correctional institution. This can be changed with the moral and spiritual guidance to inmates in correctional institutions. The purpose of this study was to determine the moral and spiritual guidance is there on the inmates and how the implementation of moral and spiritual guidance in detention class IIB Apex district. The method in this study is the presentation of the case study method with a descriptive narrative data. Data was collected through interviews, documentation, and observation in the study sites. The validity of data can be proven by using triangulation of data. Analysis of the data in this study using the interactive analysis techniques. The results showed moral development related to the formation of personality on prisoners to be better to prepare themselves to face the future condition of the people when it came out. Spiritual guidance relating to the provision of spiritual direction, providing knowledge of religious sciences in order to increase the faith and devotion. Moral and spiritual guidance in detention Apex there are obstacles in the implementation of which there are inmates who take part in coaching with an indifferent and even tend to ignore it, but the various measures that have been applied to render the exercise of moral and spiritual guidance goes well. Keywords : Development of moral, spiritual formation, prisoners

A. PENDAHULUAN Di era pembangunan dewasa ini, kejahatan merupakan masalah yang sangat meresahkan masyarakat. Oleh karena itu peran pemerintah sangat penting dalam hal mengupayakan berbagai hal untuk menanganinya, antara lain berupa penjatuhan pidana atau pemidanaan bagi mereka yang telah terbukti melakukan tindak pidana. Kebijakan pembinaan dengan sistem Pemasyarakatan ini mencerminkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang menjujung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM). Adapun tujuan dari diselenggarakannya sistem pemasyarakatan adalah seperti yang telah disebutkan dalam Pasal 2 Undangundang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Hartanto dan Murofiqudin, 2001: 255). Keberhasilan sebuah lembaga pemasyarakatan dalam membina warganya adalah ketika warga binaan yang keluar dari lapas menjadi menjadi manusia seutuhnya yang menyadari kesalahannya, mampu memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat serta aktif berperan dalam pembangunan dan hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Namun yang sering kita lihat adalah tidak sedikit kejadian tindak kejahatan di lingkungan masyarakat banyak dilakukan oleh mantan narapidana atau warga binaan dari suatu lembaga pemasyarakat. Melihat hal tersebut maka banyak asumsi yang menilai bahwa terdapat suatu hal yang salah dalam pembinaan warga binaan yang terdapat dalam lembaga pemasyarakatan. Peran serta Rutan kelas II B Kabupaten Rembang dalam membina warganya yakni meningkatkan bimbingan mental, moral, spiritual, sosial dan tingkat kesadaran hukum serta peningkatan keterampilan kerja sebagai modal atau bekal untuk memperbaiki tingkat kehidupannya kelak kembali ke dalam lingkungan masyarakat. Senanda dengan hal diatas visi dan misi Pendidikan Kewarganegaraan adalah menjadi sumber nilai dan pedoman penyelenggaraan dan pengembangan program studi dalam mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudakan nilai-

nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan IPTEK dan seni dengan rasa tanggung jawab. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis memandang perlu untuk melakukan sebuah penelitian tentang Pembinaan Moral dan Spiritual pada Warga Binaan Pemasyarakatan. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengungkapkan apakah pembinaan warga binaan di Rumah Tahanan Negara Kabupaten Rembang terdapat pembinaan moral dan spiritual 2. Untuk mempelajari dan menganalisis bagaimanakah pembinaan moral dan spiritual pada warga binaan di Rumah Tahanan Negara Kabupaten Rembang. 3. Untuk mempelajari dan menganalisis faktor yang menjadi kendala dalam pembinaan moral dan spiritual pada warga binaan di Rumah Tahanan Negara Kabupaten Rembang. B. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini yaitu di Rumah tahanan negara kelas IIB Kabupaten Rembang. Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu dari bulan November 2012- Februari 2013. Jenis dan Strategi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dapat dikatakan penelitian ini menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat dan data-data yang diperoleh dari informan maupun dari pengamatan. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tentang: a. Pembinaan Moral pada Warga Binaan Pemasyarakatan di Rutan kelas IIB Kabupaten Rembang. b. Pembinaan spiritual pada Warga Binaan Pemasyarakatan di Rutan kelas IIB Kabupaten Rembang.

Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Warga Binaan Pemayarakatan beserta Pengelola Rumah tahanan Negara kelas IIB Kabupaten Rembang. Objek penelitian ini adalah pembinaan moral dan spiritual pada Warga Bina-an Pemayarakatan. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini yang diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu: narasumber, tempat dan peristiwa, dokumen. Dalam penelitian ini, narasumber (informan) yang dapat memberikan informasi adalah warga binaan pemasyarakatan di Rutan kelas IIB kabupaten Rembang, pimpinan Rutan kelas IIB kabupaten Rembang, serta pihak-pihak terkait yang mengurusi masalah pembinaan warga binaan pemasyarakatan di Rutan kelas IIB kabupaten Rembang. Tempat atau lokasi untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sebagai titik fokus penelitian mengenai pembinaan moral dan spiritual warga bianaan pemayarakatan yaitu di Rutan kelas IIB kabupaten Rembang. Peristiwa yang dicari yaitu berkaitan dengan pembinaan warga binaan pemasyarakatan. Dokumen yang didapat berhubungan dengan kegiatan pembinaan warga binaan pemasyarakatan berupa surat keterangan, arsip, pedoman, surat keputusan dan sebagainya tempat peneliti membaca dan mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan data penelitian. Dokumen digunakan untuk mengungkapkan data yang berhubungan langsung dengan pembinaan moral dan spiritual warga binaan pemasyarakatan. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini, yaitu peneliti itu sendiri, kisi-kisi atau pedoman untuk observasi dan wawancara, dan camera digital. Peneliti sebagai instrumen menetapkan fokus penelitiannya yaitu mengenai pembinaan moral dan spiritual warga binaan pemasyarakatan di Rutan kelas IIB kabupaten Rembang.

Keabsahan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dalam penelitian ini melalui metode wawancara mendalam diperoleh dari informan. Triangulasi teknik dalam penelitian ini menggunakan metode observasi langsung, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk mendapatkan data pelaksanaan pembinaan moral dan spiritual pada warga binaan pemasyarakatan. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif karena antar komponen saling timbal balik dan berinteraksi. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan 1. Pembinaan warga binaan pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara kabupaten Rembang Pelaksanaan pembinaan warga binaan di Rutan Rembang didasarkan pada KUHP, Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995, PP No 31 tahun 1999, dan kebijakan kepala Rutan yang tidak melenceng dari peraturan perundangan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan pembinaan yang ada di Rutan Rembang maka dapat dikatakan bahwa dalam pembinaan terhadap warga binaan pemasyarakatan di Rutan Rembang terdapat pembinaan moral dan pembinaan spiritual. 2. Pembinaan moral pada warga binaan pemasyarakatan di Rutan kabupaten Rembang Implementasi pembinaan moral terhadap warga binaan berhubungan dengan pemberian pengalaman untuk membentuk kepribadian warga binaan menjadi lebih baik, pemberian motivasi serta pembinaan mental dengan tujuan untuk mental para warga binaan bertujuan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi kondisi masyarakat ketika keluar kelak. Indikator dari tercapainya

pembinaan moral tercermin dalam prinsip-prinsip moral dasar yaitu sikap baik, keadilan, dan hormat terhadap diri sendiri. Indikator sikap baik dapat dilihat dari sikap baik para warga binaan terlihat dari kedisiplinan mereka dalam mengikuti setiap kegiatan yang ada di dalam rutan. Selain itu banyak warga binaan yang dijadikan tamping (pekerja bantu dalam rutan), karena tamping diambil dari warga binaan yang berkelakuan baik. Indikator keadilan dapat dilihat dari setiap warga binaan mendapat perlakuan yang sama. Semua warga binaan mendapat pelayanan yang sama dan tidak dibeda-bedakan sama sekali dalam mendapatkan perlakuan dan fasilitas. Walaupun warga binaan tersebut adalah orang-orang bermasalah mereka juga berhak mendapatkan perlakuan yang sama seperti manusia lainnya karena semua manusia di mata Allah SWT adalah sama, hanya kualitas keimanan saja yang membedakannya. Indikator hormat terhadap diri sendiri dapat terlihat dari kemauan mereka untuk memperbaiki diri sendiri dengan mengikuti kegiatan pembinaan dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dengan mereka selalu mentaati peraturan yang ada di Rutan. 3. Pembinaan spiritual pada warga binaan pemasyarakatan di Rutan kabupaten Rembang Pembinaan spritual merupakan pemberian arahan tentang kerohanian dengan tujuan untuk memberikan ilmu keagamaan supaya dapat menambah keimanan dan ketaqwaan serta membantu para warga binaan agar lebih mengetahui tentang ilmu keagamaan, membekali mereka tentang keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan pemberian pengetahuan tentang hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh ajaran agama, dengan adanya pembinaan kerohanian di Rutan Rembang maka warga binaan bisa lebih tahu tentang ilmu agama. Implementasi dari pembinaan spiritual di Rutan kelas IIB Rembang tercermin dalam salah satu kegiatan Majlis Ta lim Al Inabah yang di adakan rutin setiap hari senin dan hari kamis. Sebagai contoh adalah pada hari Senin, 22 April

2013 pukul 11.00 WIB Majlis Tak lim Al Inabah melaksanakan kegiatannya dengan kajian tentang keutamaan sholat Jum at. 4. Kendala dan solusi dalam pelaksanaan pembinaan moral dan spiritual pada warga binaan pemasyarakatan Pelaksanaan pembinaan moral dan spiritual kendala yang dihadapi adalah karena banyaknya warga binaan yang dibina maka terkadang masih ada warga binaan yang mengikuti kegiatan pembinaan dengan acuh tak acuh. Semua warga binaan Rutan Rembang merupakan masyarakat yang bermasalah, jadi merupakan hal yang wajar apabila dalam pelaksanaan pembinaan terjadi hal yang demikian. Solusi yang telah dilakukan adalah sebisa mungkin para warga binaan mengikuti kegiatan pembinaan secara rutin. Temuan Studi dalam Penelitian. Tujuan diadakan pembinaan adalah untuk memberikan pengalamanpengalaman dan kebiasan-kebiasaan bersikap baik dengan maksud memulihkan kesatuan hubungan warga binaan pemasyarakatan, baik secara pribadi, anggota masyarakat maupun sebagai insan Tuhan. Hal ini sesuai dengan dikemukakan oleh Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (1999). Implementasi dari pembinaan moral pada warga binaan pemasyarakatan di rutan kelas IIB Rembang antara lain peningkatan Intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyaratakan. Implementasi pembinaan spiritual pada warga binaan pemasyarakatan rutan kelas IIB Rembang, antara lain pemberian arahan tentang kerohanian dengan tujuan untuk memberikan ilmu keagamaan supaya dapat menambah keimanan dan ketaqwaan. Hal ini berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

D. KESIMPULAN Penelitian dilakukan dengan mengunakan metode triangulasi data yaitu observasi wawancara mendalam, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan, antara lain: 1. Implementasi dari pembinaan moral pada warga binaan pemasyarakatan di Rutan kelas IIB Rembang berkaitan dengan pemberian pengalaman untuk membentuk kepribadian warga binaan menjadi lebih baik supaya dapat menghadapi kondisi masyarakat ketika keluar kelak. Hasil dari pembinaan moral tersebut menghasilkan kepribadian warga binaan pemasyarakatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip moral dasar yaitu sikap baik, keadilan, dan hormat terhadap diri sendiri. 2. Implementasi dari pembinaan spiritual pada warga binaan pemasyarakatan di Rutan kelas IIB Rembang berkaitan dengan pemberian arahan tentang kerohanian yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan ilmu keagamaan supaya dapat menambah keimanan dan ketaqwaan. Implementasi dari pembinaan spiritual ini tercermin dalam salah satu kegiatan Majlis Ta lim Al Inabah yang di adakan rutin setiap hari senin dan hari kamis. 3. Pembinaan moral dan spiritual di Rutan Rembang masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya diantaranya masih ada warga binaan yang mengikuti kegiatan pembinaan dengan acuh tak acuh dan bahkan cenderung mengabaikannya, namun dengan berbagai tindakan yang telah diterapkan menjadikan pelaksanaan pembinaan moral dan spiritual di Rutan Rembang berjalan dengan baik.

Daftar Pustaka Departement Kehakiman RI dan Hak Asasi Manusia. 1999. Kebijaksanaan Strategi dan Pola Implementasi Direktorat Jendral Pemasyarakatan. Jakarta: Badan Pembinaan Nasional Hartanto dan Murofiqudin. 2001. Udang-undang Hukum Acara Pidana dengan Undang-undang Pelengkapnya. Surakarta: Muhammadiyah University Press. RI. 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 68.