BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV MANAJEMEN PEMBIAYAAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

Akuntansi Musyarakah ED PSAK 106 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership)

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 106 AKUNTANSI MUSYARAKAH

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUSYARAKAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI MUSYARAKAH TERHADAP PSAK 106 PADA BANK SYARIAH X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. seluruh perkiraan dilakukan berdasarkan prinsip akuntansi syariah yang

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbankan Syariah. Transaksi Musyarakah. Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembiayaan pada PT. Bank Mnamalat Indonesia, Tbk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Evaluasi Pelaksanaan Perhitungan Bagi Hasil atas Pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : July-2016 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : January-2015 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : March-2016 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d January-2017 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : August-2016 (dalam Jutaan Rupiah)

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH 30/06/2016 ( dalam jutaan rupiah ) 30 June 2016 A S E T 1 Kas 42,019 2 Penempatan pada

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2018

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Maret 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2015

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pengajuan Pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia Dalam mengajukan pembiayaan dalam bank syariah, dalam hal ini pembiayaan musyarakah ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu digambarkan pada skema dibawah ini: Gambar 4.1 Skema Prosedur Pembiayaan Musyarakah Inisiasi 1. Solisitas 2. Evaluasi 3. aproval Dokumentasi 1. Pre signing documentation 2. Pre disbursement documentation Monitoring 1. Regular monitoring 2. Restrukturisasi pembiayaan 44

45 Inisiasi adalah proses awal menetapkan kriteria nasabah pembiayaan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan bank muamalat, kemudian memberikan evaluasi serta memberikan keputusan hasil evaluasi 1. Solisitasi Mencari nasabah sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Dalam solisitasi ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu: a. Penetapan target market b. Penetapan sektor bisnis c. Penetapan Risk Acceptance Assets Criteria (RAAC) d. Penetapan nasabah yang dibiayai 2. Evaluasi a. Kunjungan ke nasabah dengan laporan kunjungan nasabah 1) Tujuan 2) Hasil kunjungan 3) Rencana tindak lanjut b. Pengumpulan data-data 1) Surat permohonan nasabah 2) Data legalitas 3) Data keuangan nasabah 4) Data jaminan 5) Proposal proyek yang dibiayai 6) Proyeksi cash flow

46 c. Data dimasukan kedalam file keuangan 1) Persetujuan 2) Kolektibilitas 3) Permintaan informasi 4) Penyidikan 5) Penilaian jaminan 6) Keterangan ringkas nasabah 7) Laporan kunjungan 8) Korespondensi intern 9) Korespondensi extern d. Tahapan evaluasi 1) Evaluasi kelayakan usaha yang akan dibiayai 2) Evaluasi dokumentasi legalitas, transaksi jaminan, cheking (BI, trade, personal) e. Evaluasi data disajikan dalam usulan pembiayaan (UP) dengan berisikan: 1) Latar belakang masalah (legalitas, kepemilikan, kepengurusan, track record) 2) Hubungan perbankan nasabah 3) Usaha nasabah (sarana, konsumen, industri nasabah)

47 4) Deskripsi proyek yang dibiayai 5) Analisa cash flow dan penentuan plafond pembiayaan 6) Analisa jaminan 7) Aspek syariah 8) Kesimpulan 9) Rekomendasi struktur fasilitas 3. Aproval a. Account Manager (A/M) mempresentasikan UP didepan komite pembiayaan (minimal 3 orang yang salah satunya mempunyai 1 unit approval) b. Keputusan komite pembiayaan 1) Ditolak, seluruh dokumen nasabah dikembalikan disertai surat penolakan 2) Disetujui, AM membuata Offering Latter (OL) atau surat persetujuan prinsip pembiayaan yang ditanda tangani oleh direksi/pimpinan cabang/kepala divisi 3) Offering latter adalah dokumentasi legal berisi komitmen baru untuk membiayai usaha nasabah

48 Dokumentasi 1. Pre signing documentation a. Offering latter b. Akad pembiayaan c. Akad dan dokumen jaminan d. Dokumen pendukung : kontrak kerja, asuransi, dll 2. Pre disbursement documentation a. Surat Permohonan Realisasi Pembiayaan (SPRP) b. Tanda turun barang c. Surat perintah transfer, dan d. Dokumen pendukung lainnya yang disyaratkan dalam ol Monitoring 1. Regular monitoring a. Monitoring aktif yaitu mengunjungi nasabah secara reguler dan memberikan laporan kunjungan nasabah kepada komite pembiayaan/ supervisor am. b. Monitoring pasif yaitu monitoring pembayaran kewajiban nasabah kepada bank setiap akhir bulan. 2. Restrukturisasi pembiayaan a. Restrukturisasi, rekondisi, rescedule. b. Penjualan jaminan.

49 B. Tata Cara Penerapan Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia 1. Penentuan Nisbah Bagi Hasil Penentuan nisbah yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya didasarkan pada: a. Objek bagi hasil yang diinginkan bank, apakah menggunakan revenue sharing/profit sharing b. Return/hasil/yield yang diinginkan bank dalam melakukan penyaluran pembiayaan kepada debitur c. Berapa lama jangka waktu bank berinvestasi dalam penyaluran pembiayaan kepada debiturnya d. Kemampuan debitur dalam hal ini cash flow dari hasil usaha debitur e. Resiko yang akan diterima oleh bank f. Asumsi-asumsi yang mendasari pembuatan proyeksi cash flow 2. Macam-Macam Nisbah Bagi Hasil a. Single nisbah, besarnya nisbah porsi sahibul maal dan mudharib tetap sama selama jangka waktu akad atau periode. b. Multi nisbah, besarnya nisbah porsi sahibul maal dan mudharib berbeda-beda (atau lebih dari satu nisbah) selama jangka waktu akad. Prinsip pendapatan bagi hasil pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah revenue sharing, perhitungan porsi nisbah untuk bagi hasil pembiayaan musyarakah dapat disesuaikan dengan

50 porsi modal yang disetorkan atau sesuai dengan kesepakatan bersama pada awal akad. Pembagian bagi hasil dilakukan pada waktu yang telah disepakati bersama, misalnya pertengahan tahun buku atau yang telah disepakati. Porsi bagi hasil yang merupakan bagian bank merupakan pendapatan yang diakaui oleh bank. C. Tata Cara Pembagian Bagi Hasil dalam Pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia Pembagian bagi hasil usaha dari pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk sebagai berikut: 1. Bank sebagai mitra nasabah menyediakan dana kurang dari 100% pembiayaan proyek tergantung pada porsi modal kedua belah pihak. Dalam hal ini biasanya PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk hanya menyediakan porsi modal kurang dari modal nasabah yang disetorkan dalam pembiayaan. 2. Pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk berupa kas atau tunai. 3. Telah memenuhi syarat kelayakan usaha 4. Permohonan pembiayaan haruslah nasabah Bank Muamalat Indonesia mempunyai tabungan rekening giro atau deposito enam bulan terakhir. 5. Melakukan akad perjanjian dan menentukan syarat-ayarat kerja sama pembiayaan.

51 6. Perhitungan porsi nisbah untuk bagi hasil pembiayaan musyarakah dapat disesuaikan dengan porsi modal yang disetorkan ataupun sesuai dengan kesepakatan bersama pada awal akad. 7. Pembagian bagi hasil dilakukan pada waktu yang telah disepakati bersama, misalnya pertengahan tahun buku atau yang telah disepakati. 8. Porsi bagi hasil yang merupakan bagian bank merupakan pendapatan yang diakui oleh bank. 9. Pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk biasanya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari lima tahun. 10. Bank sebagai mitra nasabah dapat melakukan intervensi (campur tangan) manajemen terhadap proyek yang dilakukan oleh nasabah. 11. Pembiayaan musyarakah dapat dilakukan dengan cara konsisten (permanent) atau menurun (declining). 12. Apabila terjadi rugi, bank dan mitra akan menanggung kerugian tersebut berdasarkan modal yang disetorkan. Namun apabila rugi tersebut akibat kelalaian pengelola usaha musyarakah, maka ditanggung oleh mitra pengelola musyarakah. D. Aplikasi Pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia Kasus 1 : Pembiayaan musyarakah antara bank dan universitas X. universitas bergerak dibidang pendidikan dengan modal yang diperlukan sebesar Rp 40.000.000.000 dalam hal ini modal yang dimiliki universitas X sebesar

52 Rp30.000.000.000 dengan demikiaan porsi bank sebesar Rp 10.000.000.000 dalam kesempatan awal antara BMI dengan universitas X dengan asumsi : pembiayaan dilakukan dalam jangka 6 tahun yaitu terhitung 1 april 2006 1 april 2011. Porsi pembagian pendapatan bagi hasil yang disepakati adalah 30% untuk bank dan 70% untuk nasabah pembagian bagi hasil atas keuntungan adalah setiap tanggal 31 juli yang diperoleh dari pendapatan penerimaan uang gedung yang diterima universitas X dari para mahasiswa. Dimana dalam 6 tahun diproyeksikan besarnya pendapatan uang gedung yang diterima universitas X adalah sebagai berikut: I. Juni 2006 Rp 3.000.000.000 II. Juni 2007 Rp 4.000.000.000 III. Juni 2008 Rp 3.500.000.000 IV. Juni 2009 Rp 3.000.000.000 V. Juni 2010 Rp 2.000.000.000 VI. Juni 2011 Rp 4.500.000.000 Didalam pelaksanaan awal pembiayaan ini, universitas X dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 2.000.000, dan pembayaran notrais untuk pengesahan usaha pembiayaan musyarakah ini sebesar Rp 3.000.000, perhitungan penyelesaian bagi hasil dan pengakuan pendapatan dalam pembiayaan musyarakah kontan (permanent) dengan tabel perhitungan sebagai berikut:

53 Tabel 4.1 Pembiayaan Musyarakah Permanen PT. Bank Muamalat Indonesia dan Universitas X Dalam ribuan rupiah Tahun Kontribusi Modal (rupiah) Sub Total Penerimaan Uang Gedung Kontribusi Nisbah (%) Bank Univ. X Bank Univ. X 1/05/2006 10.000.000 30.000.000 40.000.000-30 70 30/06/2006 3.000.000 900.000 2.100.000 30/06/2007 4.000.000 1.200.000 2.800.000 30/06/2008 3.500.000 1.050.000 2.450.000 30/06/2009 3.000.000 900.000 2.100.000 30/06/2010 2.000.000 600.000 1.400.000 30/06/2011 (10.000.000) 4.500.000 1.350.000 3.150.000 40.000.000 20.000.000 6.000.000 14.000.000 (sumber: PT. Bank Muamalat Indonesia) Kasus diatas diasumsikan bahwa tidak terdapat kerugian tetapi adanya penurunan didalam penerimaan uang gedung pada periode tertentu yang mengakibatkan pendapatan bagi hasil menurun. Pencatatan akuntansi untuk kasus diatas adalah sebagai berikut: 1. Pencatatan atas pembebanan biaya yang dikeluarkan pada saat akad: Rekening giro nasabah Rp 5.000.000 Pendapatan administrasi Rp 2.000.000 Rekening notaris Rp 3.000.000

54 Berdasakan pernyataan standar dari PSAK No. 106 paragraf 30: Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian investasi musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah. 2. Pencatatan pada saat pembiayaan musyarakah diberikan kepada nasabah: Pembiayaan yang diberikan musyarakah Rp 10.000.000.000 Kas/ rekening giro nasabah Rp 10.000.000.000 Berdasarkan pernyataan standar dari PSAK No. 106 paragraf 28 : Pengukuran investasi musyarakah : a) Dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan b) Dalam bentk aset nonkas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat aset nonkas maka selisih tersebut diakui sebagai: i. Keuntungan tangguhan dan diamortisasi selama masa akad; atau ii. Kerugian pada saat terjadinya 3. Pencatatan atas pendapatan bagi hasil 31 juli 2007, pembagian bagi hasil pada 30 juni 2007 : Kas Rp 900.000.000 Pendapatan bagi hasil Rp 900.000.000 Berdasarkan pernyataan standar dari PSAK No.106 paragraf 34: Pendapatan usaha investasi musyarakah diakui sebesar bagian mitra pasif sesuai kesepakatan. Sedangkan kerugian investasi musyarakah diakui sesuai porsi dana.

55 4. Pencatatan atas pelunasan pembiayaan musyarakah : Kas Rp 10.000.000.000 Pembiayaan yang diberikan Rp 10.000.000.000 Berdasarkan pernyataan standar dari PSAK No.106 paragraf 31 : Bagian mitra pasif atas investasi musyarakah dengan pengembalian dana mitra pasif di akhir akad dinilai sebesar : a. Jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awal akad dikurangi dengan kerugian (jika ada); atau b. Nilai wajar aset musyarakah nonkas pada saat penyerahan untuk usaha musyarakah setelah dikurangi penyusutan dan kerugian (jika ada). Apabila pada tanggal 1 mei 2011 pendapatan atas bagi hasil yang belum diterima oleh bank, maka akan mencatat bagi hasil tersebut sebagai piutang mitra kepada bank. 5. Pencatatan atas bagian bank yang belum diterima setelah akad berakhir: Piutang Rp 1.350.000.000 Pendapatan musyarakah Rp 1.350.000.000

56 Pencatatan atas pelunasan piutang oleh mitra bank pada tanggal 31 juli 2011 : Kas Rp 1.350.000.000 Piutang musyarakah Rp 1.350.000.000 Berdasarkan pernyataan standar dari PSAK No.106 paragraf 33 : Kasus 2 : Oleh mitra aktif pada saat akad diakhir, investasi musyarakah yang belum dikembalikan diakui sebagai piutang. Dalam pembiayaan musyarakah menurun tidak jauh berbeda dalam pencatatan akuntansinya dengan musyarakah konstan, hanya saja pendapatan bagi hasil dan porsi modal bank akan semakin menurun dari tahun ke tahun hingga porsi modal musyarakah bank menjadi nol. Untuk lebih jelasnya dibawah ini adalah kasus yang berkaitan dengan pembiayaan musyarakah menurun yang pernah diterapkan oleh BMI. Sebagai contoh penyertaan modal pada awal akad dan penerimaan uang gedung yang diterima oleh universitas X (mitra musyarakah) diasumsikan sama dengan nilai yang ada pada kasus musyarakah konstan sebelumnya. Namun untuk porsi modal musyarakah dari tahun ketahun yang telah disepakati bersama antara bank dan universitas X adalah sebagi berikut:

57 Tabel 4.2 Porsi Modal Musyarakah Antara Bank dan Universitas X Tahun Bank Universitas X Tahun I Rp. 10.000.000.000 Rp. 30.000.000.000 Tahun II Rp. 8.000.000.000 Rp. 32.000.000.000 Tahun III Rp. 6.000.000.000 Rp. 34.000.000.000 Tahun IV Rp. 4.000.000.000 Rp. 36.000.000.000 Tahun V Rp. 2.000.000.000 Rp. 38.000.000.000 Tahun VI 0 Rp. 40.000.000.000 (sumber data bank muamalat Indonesia) Dalam ribuan rupiah Tabel 4.3 Pembiayaan Musyarakah Menurun (nisbah berdasarkan porsi modal) PT. Bank Muamalat Indonesia dan Universitas X Kontribusi modal (rupiah) Total Penerimaan uang gedung Kontribusi nisbah (%) Bank Univ. X bank Universitas X 10.000.000 30.000.000 40.000.000 3.000.000 25 750.000 75 2.250.000 8.000.000 32.000.000 40.000.000 4.000.000 20 800.000 80 3.200.000 6.000.000 34.000.000 40.000.000 3.500.000 15 525.000 85 2.975.000 4.000.000 36.000.000 40.000.000 3.000.000 10 300.000 90 2.700.000 2.000.000 38.000.000 40.000.000 2.000.000 5 100.000 95 1.900.000 40.000.000 40.000.000 4.500.000 0 100 4.500.000 (sumber: PT. Bank Muamalat Indonesia) 20.000.000 2.475.000 17.525.000 Adapun penjelasan dari tabel pembiayaan musyarakah menurun PT. Bank Muamalat Indonsia dan Universitas X Perhitungan kontribusi modal:

58 1. Rp 10.000.000 + Rp 30.000.000 = Rp 40.000.000 2. Rp 8.000.000 + Rp 32.000.000 = Rp 40.000.000 3. Rp 6.000.000 + Rp 34.000.000 = Rp 40.000.000 4. Rp 4.000.000 + Rp 36.000.000 = Rp 40.000.000 5. Rp 2.000.000+ Rp 38.000.000 = Rp 40.000.000 6. Rp 0 + Rp 40.000.000 = Rp 40.000.000 Perhitungan kontribusi nisbah (0%) untuk PT. BMI 1. 25% x Rp 3.000.000 = Rp 750.000 2. 20% x Rp 4.000.000 = Rp 800.000 3. 15% x Rp 3.500.000 = Rp 525.000 4. 10% x Rp 3.000.000 = Rp 300.000 5. 5% x Rp 2.000.000 = Rp 100.000 6. 0% x RP 4.500.000 = Rp 0 + Rp 2.475.000 Perhitungan kontribusi nisbah (0%) untuk universitas X 1. 75% x Rp 3.000.000 = Rp 2.250.000 2. 80% x Rp 4.000.000 = Rp 3.200.000 3. 85% x Rp 3.500.000 = Rp 2.975.000 4. 90% x Rp 3.000.000 = Rp 2.700.000 5. 95% x Rp 2.000.000 = Rp 1.900.000 6. 100% x Rp 4.500.000 = Rp 4.500.000 + Rp 17.525.000

59 Pencatatan akuntansi untuk transaksi diatas dan pengakuan pendapatan yang diterima bank akan semakin menurun dikarenakan nisbah bagi hasil untuk bank menurun setiap tahunnya hingga akhir dan porsi modal mitra menjadi 100% dengan kata lain proyek tersebut menjadi universitas Y pada saat akad diakhiri. 1. Pencatatan atas pembebanan biaya yang dikeluarkan pada saat akad awal : Rekening giro nasabah Rp 5.000.000 Pendapatan administrasi Rp 2.000.000 Rekening notaris Rp 3.000.000 2. Pencatatan pada saat pembiayaan musyarakah diberikan kepada nasabah : Pembiayaan yang diberikan musyarakah Rp 10.000.000.000 Kas/rekening giro nasabah Rp 10.000.000.000 3. Pencatatan atas penerimaan pendapatan bagi hasil pada tanggal 31 juli 2007 atas pembagian keuntungan tanggal 31 juni 2007 beserta modal pembiayaan musyarakah yang dikembalikan pada tahun pertama : Kas Rp 2.750.000.000 Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp 750.000.000 Pembiayaan yang diberikan musyarakah Rp 2.000.000.000

60 Berdasarkan pernyataan standar dari PSAK No.106 paragraf 32 : Bagian mitra pasif atas investasi musyarakah menurun (dengan pengembalian dana mitra aktif secara bertahap) dinilai sebesar jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awal akad dikurangi jumlah pengembalian dari mitra aktif dan kerugian (jika ada) Tabel 4.4 Pembiayaan musyarakah menurun (Nisbah berdasarkan kesepakatan bersama) PT. Bank Muamalat Indonesia dan universitas X Dalam ribuan rupiah Thn Kontribusi Modal Penerimaan Kontribusi Nisbah% (rupiah) Total Uang Bank Univ. X Gedung Bank Univ. X I 10.000.000 30.000.000 40.000.000 3.000.000 30 900.000 70 2.100.000 II 8.000.000 32.000.000 40.000.000 4.000.000 25 1.000.000 75 3.000.000 III 6.000.000 34.000.000 40.000.000 3.500.000 20 700.000 80 2.800.000 IV 4.000.000 36.000.000 40.000.000 3.000.000 15 450.000 85 2.550.000 V 2.000.000 38.000.000 40.000.000 2.000.000 10 200.000 90 1.800.000 VI 40.000.000 40.000.000 4.500.000 100 4.500.000 (sumber: PT. Bank Muamalat Indonesia) 17.000.000 3.250.000 16.750.000

61 1. Pencatatan atas pembebanan biaya yang dikeluarkan pada saat akad awal : Rekening giro nasabah Rp 5.000.000 Pendapatan administrasi Rp 2.000.000 Rekening notaris Rp 3.000.000 2. Pencatatan pada saat pembiayaan musyarakah diberikan kepada nasabah : Pembiayaan musyarakah yang diberikan Rp 10.000.000.000 Kas/ rekening giro nasabah Rp 10.000.000.000 3. Pencatatan atas penerimaan pendapatan bagi hasil pada tanggal 31 juli 2007 atas pembagian keuntungan 30 juni 2007 beserta modal pembiayaan musyarakah yang dikembalikan pada tahun pertama : Kas Rp 2.900.000.000 Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp 900.000.000 Pembiayaan yang diberikan musyarakah Rp 2.000.000.000 Berdasarkan pernyataan standar dari PSAK N. 106 paragraf 32 : Bagian mitra pasif atas investasi musyarakah menurun (dengan pengembalian dana mitra pasif secara bertahap) dinilai sebesar jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awal akad dikurangi jumlah pengembalian dari mitra aktif dan kerugian (jika ada).

62 Kasus 3 : Perhitungan yang dipakai bank muamalat indonesia atas kerugian yang dialami oleh perusahaan yang dibiayainya. Diketahui kesepakatan pembiayaan bersifat permanen, nisbah yang telah disepakati adalah antara Bmi dengan nasabah adalah 30:70, sedangkan jika mengalami kerugian nisbah sesuai porsi modal yaitu BMI Rp 300.000.000 dan nasabah Rp 300.000.000, perusahaan mengalami kerugian Rp 150.000.000 maka perhitungan kerugian adalah sebagai berikut : Bank : 50% x Rp 150.000.000 = Rp 75.000.000 Nasabah : 50% x Rp 150.000.000 = Rp 75.000.000 Maka bank akan mencatat : Rp 150.000.000 Kerugian Rp 75.000.000 Penyisihan kerugian Rp 75.000.000 Penyajian laporan keuangan neraca : Aset Investasi musyarakah : Rp 300.000.000 Penyisihan kerugian : (Rp 75.000.000) Investasi (net) : Rp 225.000.000 Berdasarkan pernyataan standar PSAK No.106 paragraf 36 : Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan : a) Kas atau aset nonkas yang diserahkan kepada mitra aktif disajikan sebagai investasi musyarakah;

63 b) Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset nonkas yang diserahkan pada nilai wajar disajikan sebagai pos lawan (contra account) dari investasi musyarakah. Berdasarkan pernyataan standar PSAK No.106 paragraf 37 : Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, tetapi tidak terbatas, pada: a) Isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha musyarakah, dan lainlain; b) Pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; dan c) Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No.101 : penyajian laporan keuangan syariah. Kasus-kasus yang telah dijelaskan diatas adalah contoh perhitungan dan pencatatn jurnal yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia yang dibandingkan dengan PSAK No.106 oleh penulis. Secara garis besar pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia telah sesuai dengan PSAK No.106 walaupun ada perbedaan sedikit dalam penamaan jurnal, tetapi memiliki arti yang sama.