METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

dokumen-dokumen yang mirip
METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

PEMBAHASAN Sistem Petikan

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Magang Metode Pelaksanaan

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah.

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Kebun Rumpun Sari Kemuning, 2008.

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT

PEMELIHARAAN TANAM4N KAKAO (Theobromn cacao L.) DENGAN ASPEK KHUSUS PEMUPUKAN DI AFDELING BANARAN-DELIK, KEBUN GETAS, PTPN IX, SEMARANG, JAWA TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KATA PENGANTAR Manajemen Panen dan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) PT. Suryabumi Tunggal Perkasa Intan Estate Kalimantan Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. tahun Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang

V. PEMODELAN SISTEM. Pengguna. Sistem Manajemen Dialog. Sistem Pengolahan Pusat. Gambar 7. Konfigurasi Program Aplikasi SCHATZIE 1.

Gambar 1. 1 Bagian Pucuk Daun Teh (Ghani, 2002)

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

RINGKASAN EKSEKUTIF LINDA FEBRIYANTI. E. GUMBIRA-SA ID MARIMIN

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT. (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION,

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

ANALISIS PEMETIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PUCUK TANAMAN TEH

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

III. METODOLOGI PENELITIAN

PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

Hasil Pengujian Chi-Squere. 1. Hubungan Jenis Kelamin dan Kondisi Kerja

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, salah satunya adalah PT Rumpun Sari Kemuning (PT RSK). Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Teh yang diproduksi PT RSK

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah S.W.T, karena karunia - Nya

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

PENGELOLAAN KETENAGAKERJAAN PADA PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH

PENGELOLAAN PEMETIKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENDAHULUAN. Tenaga kerja dan perusahaan merupakan dua sisi yang di samping. sering berseberangan juga saling membutuhkan. Upaya memelihara agar

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Bahan dan Alat

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : LIA RISMAWATI A

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

DAFTAR TABEL. No. Tabel Judul Tabel No. Hal.

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharumm officinarum L.) DI PG. KREBET BARU, PT. PG. RAJAWALI I, MALANG, JAWA TIMUR ASPEK KHUSUS PEGELOLAAN KEBUN BIBIT

PENJADWALAN PEMETIKAN PUCUK TEH UNTUK MEMAKSIMALKAN PRODUKSI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, CIATER.

TATA CARA PENELITIAN

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

0 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah selama kurang lebih empat bulan. Waktu magang dimulai dari bulan Maret hingga Juli 00. Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang terbagi menjadi dua, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Metode langsung adalah melakukan praktik kerja langsung di lapangan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan di kebun dan melakukan pengamatan terhadap peubah yang telah ditentukan selama kegiatan magang. Metode tidak langsung meliputi pengumpulan data sekunder dan dokumentasi kebun. Pada pelaksanaannya penulis bekerja sebagai : (a) Karyawan harian lepas selama dua bulan pertama. Selama menjadi karyawan harian lepas, penulis melaksanakan kegiatan lapangan yang meliputi semua aspek budidaya; mencatat bahan yang dipakai, luas areal kerja yang dicapai selama bekerja di lapangan, mencatat prestasi kerja penulis dan prestasi kerja karyawan kebun. Hasil pencatatan prestasi kerja di lapangan kemudian dibandingkan dengan prestasi kerja standar. Jurnal harian kegiatan selama menjadi karyawan harian lepas dapat dilihat pada Lampiran. (b) Pendamping mandor selama satu bulan dan pendamping kepala blok serta pendamping asisten kepala bagian kebun selama satu bulan. Kegiatan sebagai mandor, pendamping kepala blok dan pendamping asisten kepala blok yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang berhubungan dengan kegiatan kebun. Sebagai pendamping mandor, penulis bertugas membuat perencanaan, baik fisik maupun biaya, membantu menentukan jumlah karyawan dan biaya operasional pada setiap kegiatan, membantu mengawasi kegiatan kerja harian pada kegiatan budidaya tanaman, mengorganisir karyawan pada setiap kegiatan, serta mengamati kehidupan sosial tenaga kerja (usia, latar belakang

pendidikan, pendapatan, letak tempat tinggal). Jurnal harian kegiatan selama menjadi pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran. Pendamping kepala blok dan asisten kepala bagian kebun bertugas mempelajari pengelolaan tenaga kerja dan biaya, membantu pembuatan laporan asisten, membuat jurnal kegiatan harian di tingkat blok serta mempelajari kegiatan manajerial di tingkat blok. Jurnal harian kegiatan selama menjadi pendamping kepala blok dan asisten kepala bagian kebun dapat dilihat pada Lampiran 3. Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data primer. Data primer diperoleh dengan melakukan praktik kerja langsung, pengamatan di lapangan, wawancara dan diskusi dengan staf dan karyawan perkebunan. Selain data primer, penulis juga mengumpulkan data sekunder yang didapat dari laporan manajemen (bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan), arsip kebun dan dokumentasi lainnya. Data sekunder yang dikumpulkan antara lain letak geografis, keadaan iklim, keadaan tanah, luas areal konsesi dan tata guna lahan, keadaan tanaman (jenis tanaman, umur tanaman, populasi tanaman, pertumbuhan tanaman), keadaan produksi tanaman, struktur organisasi dan ketenagakerjaan (jumlah, status), rencana dan realisasi produksi tahun sebelumnya, jenis pemetikan dan rumus petik, luas areal petik, gilir petik, analisis petik dan analisis pucuk serta premi hasil panen. Data sekunder tersebut digunakan untuk melengkapi, menduga dan menguji kebenaran data yang diperoleh di lapangan. Selain itu dilakukan studi pustaka baik melalui laporan penelitian, jurnal dan sumber lain sehingga bisa menilai keberhasilan yang dicapai perusahaan. Peubah yang diamati pada kegiatan magang dengan aspek pemetikan adalah sebagai berikut :

() Ketebalan daun pemeliharaan. Pengukuran tebal daun pemeliharaan dimulai dari pertumbuhan rata-rata daun terbawah sampai permukaan bidang petik. Pengamatan dilakukan terhadap 0 tanaman contoh pada beberapa blok contoh berdasarkan umur tanaman setelah pangkas. () Gilir petik atau siklus petik. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder serta hasil wawancara secara langsung dengan kepala blok serta mandor petik. Gilir petik ditentukan oleh kecepatan tumbuh pucuk. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui selang waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan berikutnya pada blok contoh yang sama dan dinyatakan dalam satuan hari. (3) Kapasitas petik. Kapasitas petik adalah bobot pucuk yang dipetik oleh seorang pemetik dalam satu hari kerja. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder kemudian dibandingkan dengan kapasitas standar kebun (basic yield). (4) Analisis petikan Data diperoleh dari data primer dan data sekunder kemudian hasil dari analisis dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Data primer diperoleh dengan mengambil masing-masing sampel pucuk satu genggam (dari 0 pemetik, pada satu mandor) yang dicampur menjadi satu kemudian diambil satu kilogram. Dari sampel tersebut, diambil 00 gram untuk dipisahpisahkan sesuai jenis pucuk (rumus petik) dan ditimbang. Satuannya dalam persen dengan membandingkan masing-masing kelompok pucuk. (5) Analisis pucuk. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder kemudian hasil dari analisis dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pengamatan diperoleh dengan mengambil satu genggam dari masing-masing 0 titik di kotak pelayuan (withering through). Sampel pucuk dikumpulkan dan diambil sebanyak satu kilogram. Dari satu kilogram tersebut diambil sebanyak 00 gram untuk dianalisis. Satu per satu dipisahkan antara bagian yang muda dan yang tua berdasarkan rumus petik. Setelah pemisahan bagian yang muda dan yang tua, masing-masing ditimbang dan dihitung dalam persen.

3 (6) Kebutuhan tenaga kerja pemetik. Jumlah tenaga pemetik (TP) yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus : rencana produksi pucuk basah /ha/tahun x (00 + A) % TP (orang) = kapasitas pemetik/hk/hari x HKE satu tahun TP adalah tenaga pemetik dan A adalah persentase ketidakhadiran pemetik. Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan jumlah pemetik riil yang ada di kebun. (7) Kondisi pemetik. Untuk melihat kondisi pemetik, dilakukan dengan wawancara langsung dan pencatatan data terhadap beberapa pemetik di tiap blok tentang usia, jenis kelamin, tingkat pengalaman dan keterampilan serta latar belakang pendidikan tenaga pemetik. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis pengaruhnya terhadap produksi yang dicapai pemetik tiap hari. (8) Hanca petik. Hanca petik berkaitan dengan gilir petik. Hanca petik diperoleh dari data kemandoran di setiap blok, diperoleh dengan rumus : luas areal yang dipetik Hanca petik = daur petik Hasilnya kemudian dibandingkan dengan hanca petik yang dilakukan di lapangan. Pengamatan dilakukan pada luas areal yang dapat dipetik per hari oleh pemetik dalam satu kemandoran.

4 Analisis Data dan Informasi Sebagian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji t-student dengan rumus sebagai berikut : T hitung = dengan S p = ( X X S. n p + ) n ( n ) S + ( n ) S n + n Keterangan : X, X : nilai tengah contoh dan S, S : ragam contoh dan n, n : jumlah contoh dan S p : simpangan baku gabungan Nilai berbeda nyata apabila t hit > t tabel dan tidak berbeda nyata apabila t hit < t tabel. t tabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5% dan db (n + n -).