PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN I TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN IV TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Bali Triwulan III Tahun 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN II TAHUN 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2013

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV TAHUN 2016

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2017

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI PENGOLAHAN TRIWULAN II/2017 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG, TRIWULAN IV TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN IV TAHUN 2014

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I TAHUN 2013

INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG, TRIWULAN III TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2012

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2015

2. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN IV 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) serta Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan II Tahun 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG, TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG, TRIWULAN I TAHUN 2017

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II 2017 PROVINSI RIAU :

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN IV TAHUN 2011

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) & INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) PROVINSI GORONTALO TRIWULAN IV TAHUN 2014

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III Tahun 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) & INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) PROVINSI GORONTALO TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) & INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) PROVINSI GORONTALO TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TAHUN 2016 INDUSTRI BESAR SEDANG (IBS) TURUN 6,76 PERSEN, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) NAIK 0,66 PERSEN

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tahunan selama tahun 2014 naik sebesar 2,10 persen dibandingkan dengan tahun 2013.

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan III Provinsi Riau

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG, TRIWULAN II TAHUN 2013

Industri Manufaktur Besar dan Sedang

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL (IMK) & INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) PROVINSI GORONTALO TRIWULAN I TAHUN 2013

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y)

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y)

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y)

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y)

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I 2017 PROVINSI RIAU :

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2016

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) serta Industri Mikro dan Kecil (IMK) Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2017

Transkripsi:

No. 33/05/51/Th. VI, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN I TAHUN 2015 Penyajian (release) Berita Resmi Statistik untuk industri manufaktur dibedakan menjadi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) serta Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS). Produksi yang dihasilkan perusahaan/usaha IMK pada Tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 2,19 persen secara triwulanan (quarter to quarter/ q-to-q) jika dibandingkan IV Tahun 2014 lalu. Capaian pertumbuhan IMK ini berada di atas pertumbuhan nasional sebesar 0,64 persen pada periode yang sama. Begitu pula, jika dilihat secara periode tahunan (year on year/ y-on-y), IMK pada triwulan I Tahun 2015 tumbuh positif sebesar 11,72 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun 2014 lalu. Bahkan angka pertumbuhan IMK pada triwulan ini jauh lebih tinggi dari angka nasional yang mencapai 5,65 persen. Sementara itu, produksi yang dihasilkan perusahaan/usaha IBS pada Tahun 2015 (q-to-q) berkontraksi atau tumbuh negatif sebesar minus 5,14 persen atau berada di bawah pertumbuhan secara nasional yang juga berkontraksi minus 0,71 persen pada periode yang sama. Sebaliknya, jika dilihat secara tahunan (year on year/ y-on-y), produksi yang dihasilkan usaha/ perusahaan IBS pada Tahun 2015 tercatat tumbuh 5,46 persen atau berada di atas level nasional yang tumbuh sebesar 5,05 persen. I. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Harus diakui bahwa peranan IMK dalam memacu dan mempercepat pembangunan daerah pada era otonomi dewasa ini semakin nyata dan strategis. Oleh karena itu, komponen masyarakat dan pelaku usaha IMK di khususnya, akan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang ada baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Dalam memajukan IMK di daerah misalnya, pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan kebijakan sama yang berlaku umum di tingkat pusat. Kebijakan dan strategi yang dikembangkan haruslah mengakomodir dan sesuai dengan spesifikasi atau kondisi yang dibutuhkan oleh daerah bersangkutan. Oleh karena itu, permasalahan daerah memerlukan solusi kedaerahan. Wewenang yang selama ini dipegang pemerintah pusat harus diberikan kepada pemerintah daerah untuk menangani masalah di daerahnya. Dalam kaitan ini, strategi pembangunan daerah haruslah dilakukan secara kolaborasi antara berbagai unsur terkait dengan masyarakat di daerah. Kebijakan dan strategi yang dikembangkan harus menggunakan sumber daya lokal yang efisien, termasuk sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya. Lintas pelaku di masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan nilai sumber daya setempat. Untuk itu, perlu menjadi perhatian bahwa peran IMK strategis untuk menciptakan tenaga kerja, kesejahteraan, dan 1

peningkatan standar hidup masyarakat setempat. Pertumbuhan IMK tergantung dari kondisi lingkungan bisnis yang dibuat sebagai usaha bersama antara usaha/perusahaan IMK, pemerintah, dan masyarakat setempat. Sesungguhnya permasalahan industri atau usaha IMK yang dihadapi cukup banyak dan beragam. Tetapi bila diungkapkan secara spesifik, maka permasalahan utama IMK pada umumnya berkaitan dengan aspek permodalan, kendala pemasaran, lemahnya pengembangan/penguatan usaha, akses lembaga perbankan, desain, teknologi, daya saing, dan lain sebagainya. Terkait dengan itu, sejumlah program telah dikucurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) dalam memacu dan mendorong kinerja usaha IMK. Salah satunya adalah Program Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Mandara. Program ini merupakan wujud nyata keberpihakan Pemerintah Provinsi pada perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) melalui pemberian jaminan kredit yang mempunyai usaha secara layak dan dibiayai perbankan namun kesulitan akses perbankan karena ketiadaan agunan. Seperti diketahui, masalah agunan/jaminan ini menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan pertumbuhan produksi IMK di. Permasalahan klasik dan pelik tersebut sangat mempengaruhi gerak ekonomi kreatif IMK sehingga sulit untuk berkembang. Padahal kearifan lokal pariwisata di memberikan dampak positif terhadap eksistensi IMK untuk berperan secara maksimal dalam menambah daya pikat industri kreatif. Karena itu, dengan adanya Program Jamkrida Mandara ini diharapkan membawa angin segar bagi pertumbuhan produksi IMK di Pulau Dewata sebagai salah satu lokomotif perekonomian. Saat ini, sudah cukup banyak produk kerajinan yang dapat diproduksi oleh perusahaan/usaha IMK. Lihat saja, trend pasar oleh - oleh yang tidak pernah sepi dari pengunjung domestik. Hal ini mengindikasikan bahwa kerajinan sangat diminati, terlebih dengan cukup prospektifnya pasar dalam negeri. Selain pasar domestik, produk yang dihasilkan usaha/perusahaan IMK juga sangat diminati kalangan wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke. Hal ini cukup membawa pengaruh terhadap produksi yang dihasilkan usaha/perusahaan IMK di secara triwulanan (q-to-q) yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,19 persen pada 2015. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan yang tercapai pada triwulan yang sama di Tahun 2014 lalu sebesar minus 2,65 persen. Artinya, pertumbuhan produksi IMK pada triwulan kali ini mengalami pertumbuhan positif walaupun tidak sekencang pertumbuhan yang terjadi di triwulan sebelumnya yakni triwulan IV tahun 2014 yang tumbuh sebesar 8,67 persen. Kendati demikian, jika dicermati secara periode tahunan (year on year/ y-on-y), jumlah wisman yang berkunjung ke meningkat 13,76 persen, dari 831.625 orang di 2014 menjadi 946.011 orang di 2015. Hal ini merupakan salah satu pendorong bagi pengembangan IMK di. Pada konteks lain, yang menarik dari bisnis pariwisata adalah sektor ini memberikan multiplier effect terhadap industri lain seperti makanan, akomodasi, transportasi, hiburan, pameran, dan lainnya, sehingga investasi yang dikembangkan perlu diarahkan pada komoditas usaha yang strategis sesuai dengan permintaan/ kebutuhan pasar. Paling tidak, hal tersebut berdampak pada pertumbuhan produksi IMK, baik dari sisi permintaan (demand), volume produksi, dan perluasan pasar. Alhasil, pertumbuhan produksi IMK pada 2015 secara periode y-on-y mencapai 11,72 persen. Bahkan kondisi ini mengalami akselerasi pertumbuhan jika dibandingkan periode yang sama di Tahun 2014 lalu yang tumbuh sebesar 10,94 persen. 2

Tabel 1 Pertumbuhan Produksi IMK an Tahun 2014 2015 (dalam persen) Tahun Periode Q-to-Q I III IV Periode Y-on-Y I III IV Komulatif (Tahunan) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 2014-2,65-2,53 3,21 8,67 10,94 2,52-0,20 6,42 4,80 2015 2,19 - - - 11,72 - - - - Secara periode triwulanan (q-to-q), dari 18 jenis industri yang merupakan hasil olahan Survei Industri Mikro dan Kecil an (VIMK) pada periode 2015, terdapat dua kontributor utama yang menyumbang pertumbuhan tertinggi di atas 9 (sembilan) persen, yakni jenis industri furnitur (kode KBLI 31) sebesar 11,34 persen, sentra produksi wilayah sampel berada di Kabupaten Gianyar. Jenis industri berikutnya adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (kode KBLI 20) yang tumbuh sebesar 9,52 persen. Produk jenis industri ini berupa pupuk dan sabun dengan sentra produksi wilayah sampel berada di Kabupaten Gianyar dan Karangasem. Sebaliknya, terdapat dua jenis industri yang mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) di atas 9 (sembilan) persen. Kedua jenis industri itu adalah: (1) industri minuman (kode KBLI 11) sebesar minus 9,33 persen. Sentra produksi wilayah sampel jenis industri ini berada di Kabupaten Karangasem dengan produk yang dihasilkan berupa minuman arak; (2) jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan (kode KBLI 33) sebesar minus 17,58 persen. Sentra produksi wilayah sampel jenis industri ini berada di Kota Denpasar; GAMBAR 1 Pertumbuhan Produksi IMK dan V 2014 dan 2015 Secara Periode Q-to-Q (dalam persen) Gambar 2 Pertumbuhan Produksi IMK dan 2014 dan 2015 Secara Periode Y-on-Y (dalam persen) 12.00 9.00 8.67 15.00 12.00 10.94 11.72 6.00 3.00 0.00 2.39 6.00 2.19 3.00 4.41 0.64 V 2014 2015 : : 9.00 0.00 5.65-2014 - 2015 : : 3

Selanjutnya, jika dicermati secara periode tahunan (y-on-y), sebagian besar pertumbuhan produksi bernilai positif kecuali ada lima jenis industri yang berkontraksi negatif, yakni: (1) industri minuman (kode KBLI 11) sebesar minus 3,86 persen; (2) industri pakaian jadi (kode KBLI 14) sebesar minus 0,69 persen; (3) industri karet, barang dari karet dan plastik (kode KBLI 22) sebesar minus 31,31 persen; (4) dan (4) industri mesin dan perlengkapannya (kode KBLI 28) sebesar minus 7,02 persen dan (5) jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan (kode KBLI 33) sebesar minus 28,67 persen; Sementara itu, terdapat 5 (lima) kontributor utama yang mencatatkan pertumbuhan produksi tertinggi di atas 10 persen, yakni: (1) industri tekstil (kode KBLI 13) sebesar 13,13 persen; (2) industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional (kode KBLI 21) sebesar 12,08 persen; (3) industri barang galian bukan logam (kode KBLI 23) sebesar 13,80 persen; (4) industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (Kode KBLI 25) sebesar 15,86 persen; (5) industri pengolahan lainnya (kode KBLI 32) sebesar 27,72 persen. II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mengantisipasi perubahan lingkungan yang cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara, sehingga fokus dari strategi pembangunan industri di masa depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di pasar internasional, termasuk keberadaan industri manufaktur besar dan sedang di. Pada 2015 (secara q-to-q), pertumbuhan produksi IBS di berkontraksi atau tumbuh negatif sebesar minus 5,14 persen. Angka ini berada di bawah pertumbuhan pada triwulan yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai minus 3,93 persen. Secara nasional pun juga mengalami kontraksi minus 0,71 persen. Tabel 2 Pertumbuhan Produksi IBS an Tahun 2014 2015 (dalam persen) Tahun Periode Q-to-Q I III IV Periode Y-on-Y I III IV Komulatif (Tahunan) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 2014-3,93 4,15-2,48 9,45 1,13 2,01 0,41 6,80 2,62 2015-5,14 - - - 5,46 - - - - 4

GAMBAR 3 Pertumbuhan Produksi IBS dan IV 2014 dan 2015 Secara Periode Q-to-Q (dalam persen) 12.00 GAMBAR 4 Pertumbuhan Produksi IBS dan 2014 dan 2015 Secara Periode Y-on-Y (dalam persen) 9.00 9.45 6.00 6.00 5.46 0.00 1.59-0.71 3.00 3.76 5.05-6.00-5.14 0.00 1.13 V 2014 2015 : : 2014 2015 : : Pertumbuhan produksi IBS secara periode tahunan (y-on-y) pada - 2015 mencapai 5,46 persen atau mengalami pertumbuhan jika dibandingkan periode yang sama di Tahun 2014 lalu yang mencapai 1,13 persen. Secara periode triwulanan (q-to-q), pertumbuhan produksi IBS pada 2015 yang berkontraksi minus 5,14 persen itu dominan disumbangkan oleh jenis industri makanan yang mengalami kontraksi minus 14,29 persen, industri minuman minus 12,36, industri tekstil minus 14,90 persen, industri furnitur minus 14,39 persen dan industri pengolahan lainnya minus sebesar 11,51 persen. Kode KBLI Jenis Industri 2014 2015 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 10 11 13 16 31 32 Tabel 3 Pertumbuhan Produksi an (Q-to-Q) IBS dan Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit - 2014 dan - 2015 (dalam persen) Industri Makanan Manufacture of food products Industri Minuman Manufacture of beverages Industri Tekstil Manufacture of textiles Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like Industri Furnitur Manufacture of furniture Industri Pengolahan Lainnya Other manufacturing 5,22-14,29-5,06-2,06-10,28-12,36-6,41-3,26-8,61-14,90-6,61-0,30 2,99-1,04 4,03-4,38 1,56-14,39-1,03 3,76 12,15-11,51 1,65-1,50 Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) -3,93-5,14-0,02-0,71 5

Kode KBLI Tabel 4 Pertumbuhan Produksi an (y-on-y) IBS dan menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit - 2014 dan - 2015 (dalam persen) Jenis Industri 2014 2015 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2015 10 11 13 16 31 32 Industri Makanan Manufacture of food products Industri Minuman Manufacture of beverages Industri Tekstil Manufacture of textiles Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like Industri Furnitur Manufacture of furniture Industri Pengolahan Lainnya Other manufacturing 8,82-21,42 9,00 7,08-7,58-14,01-0,71 6,32-5,27-26,13-5,88-0,25 15,82 2,08 6,79 0,88 12,95-6,42 1,46 2,95 25,31-12,64 17,78 3,96 Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) 1,13 5,46 3,76 5,05 Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pertumbuhan produksi IBS pada 2015 secara periode y-on-y yang tumbuh sebesar 5,46 persen masih lebih baik dibandingkan pertumbuhan secara periode q-to-q yang berkontraksi minus 5,14 persen. 6

III. Beberapa Konsep dan Definisi 1. Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilanya, dan sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan industri adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling). 2. Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiataan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain, sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapatkan imbalan sebagai blas jasa (upah maklon). 3. Pengelompokan industri pengolahan biasanya didasarkan pada jumlah tenaga kerja yaitu: Industri Besar, Industri Sedang, Industri Kecil dan Industri Mikro. 4. Industri Besar adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih. 5. Industri Sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang. 6. Industri Kecil adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang. 7. Industri Mikro adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang. 8. Kode Klasifikasi Industri yang digunakan sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia (KBLI) Tahun 2009. KBLI yang tercakup dalam pengumpulan data Industri besar dan sedang pada Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Kode industri 10 : Industri Makanan Manufacture of food products Kode industri 11 : Industri Minuman Manufacture of beverages Kode industri 13 : Industri Tekstil Manufacture of textiles Kode industri 16 : Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Manufacture of wood and of products of wood and cork, exept furnitur; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like Kode industri 31 : Industri Furnitur Manufacture of furniture Kode industri 32 : Industri Pengolahan Lainnya Other manufacturing 7

Informasi lebih lanjut hubungi: Tri Erwandi, SE, M.Si. Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail: bps5100@bps.go.id