Ikhtisar Perekonomian Mingguan

dokumen-dokumen yang mirip
Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Tinjauan Perekonomian Bulanan

Tinjauan Perekonomian Bulanan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Tinjauan Perekonomian Bulanan

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

1. Tinjauan Umum

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

PRUlink Quarterly Newsletter

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

Kinerja CENTURY PRO FIXED

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Robohnya Rupiah Kami 1

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM)

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

Monthly Market Update

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 30 April-4 Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

SURVEI PERSEPSI PASAR

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

PRUlink Quarterly Newsletter

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

SURVEI PERSEPSI PASAR

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Analisis Perkembangan Industri

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

Ekonomi, Moneter dan Keuangan

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

Juni 2017 RESEARCH TEAM

2. Perkembangan Makroekonomi Terkini

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi

SURVEI PERSEPSI PASAR

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

Fed Lift-Off Diduga Tertunda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

GLOBAL OUTLOOK 1 NOVEMBER 2017

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

2. Perkembangan Makroekonomi Terkini

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI 2002

Transkripsi:

12 January 2011 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Awal Tahun Yang Optimis Diiringi Dengan Gejolak Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi anton.hendranata@danamon.co.id Anton Gunawan Ekonom Kepala anton.gunawan@danamon.co.id Helmi Arman Ekonom/Analis Pasar Obligasi helmi.arman@danamon.co.id namon.co.id Akhir tahun 2010 dihiasi dengan optimisme terhadap prospek perekonomian AS yang sedikit meningkat seiring dengan turunnya pengangguran ke level 9,4%. Perhatian pasar tidak terlalu terpusat pada kawasan Uni Eropa, meskipun masih dibayangi dengan kasus utang yang belum tuntas. Sementara itu anomali cuaca ekstrim di dalam negeri dan berbagai penjuru dunia menimbulkan ancaman inflasi tinggi pada tahun 2011. Menurut perkiraan kami, inflasi di Indonesia tahun 2011 akan mendekati 7,1%. Kenaikan suku bunga acuan BI diperkirakan akan mulai terjadi pada bulan April dengan total kenaikan sebesar 0,50% selama tahun 2011. Kenaikan harga komoditas energi termasuk minyak mentah yang hampir mencapai 90 USD/barel belum mencapai level yang membahayakan. Namun seiring dengan adanya rencana pembatasan subsidi BBM, perbedaan harga BBM subsidi dan non-subsidi yang makin melebar harus diperhatikan karena akan lebih mempengaruhi inflasi di tahun ini. Memasuki awal tahun 2011, Rupiah mengalami koreksi dengan pelemahan sebesar 1,0% per tanggal 11 Januari 2011. Terjadinya arus keluar modal asing seiring dengan meningkatnya kekuatiran terhadap inflasi dan respon kebijakan moneter yang kurang sesuai dengan ekspektasi pasar. Walaupun begitu, ini hanyalah merupakan risiko jangka pendek, karena perkiraan fundamental ekonomi Indonesia (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, rasio utang yang rendah dan menurun) tidak banyak berubah. Perkembangan Ekonomi Global Tahun 2010 diakhiri dengan pemulihan perekonomian dunia yang makin membaik, meskipun relatif lambat. Krisis utang kawasan Uni Eropa, terutama negara-negara PIIGS cukup mengganggu kinerja pemulihan global secara keseluruhan. Penghujung tahun 2010 diwarnai dengan perbaikan beberapa indikator perekonomian di AS yang cukup positif, seperti peningkatan aktivitas produksi, utilisasi kapasitas produksi, dan penurunan tingkat pengganguran (walaupun masih tinggi). Sementara itu ancaman anomali cuaca ekstrim ikut mengakibatkan lonjakan harga komoditas akhir-akhir ini. Konsumsi rumah tangga di AS mulai membaik, yang tercermin dari penjualan eceran meningkat selama tiga bulan terakhir sejak September 2010 (Gambar 1). Membaiknya permintaan rumah tangga didukung oleh aktivitas produksi yang ditunjukkan oleh Indeks Purchasing Manager yang terus melakukan ekspansi di sektor manufaktur dan non-manufaktur (Gambar 2), masing-masing sebesar 57,0 dan 57,1 pada bulan Desember 2010. Sejalan dengan membaiknya aktivitas produksi, kapasitas utilisasi produksi juga menunjukkan perbaikan menjadi 75,2% pada bulan November 2010 dari 74,9% pada bulan sebelumnya (Gambar 3). Perkembangan pemulihan perekonomian AS yang relatif lambat pada tahun 2010 menyebabkan tingkat pengangguran masih berkutat pada level yang tinggi. Namun, hal yang cukup mengejutkan adalah telah terjadi penurunan tingkat pengangguran yang cukup tajam menjadi 9,4% pada bulan Desember, dari 9,8% pada bulan sebelumnya. Di kawasan Uni Eropa, indeks Purchasing Manager (PMI) sektor manufaktur terus meningkat sejak Oktober 2010, menuju level 60.7 pada bulan Desember dari 58,1 pada bulan sebelumnya (Gambar 4). Namun sayangnya peningkatan aktivitas Danamon Economic & Market Research 1

produksi selama ini belum mampu mengurangi tingkat pengangguran yang masih relatif tinggi; pada bulan Desember 2010 tercatat pada level 10,1%. Kondisi ini menambah tekanan dari sisi konsumsi rumah tangga, apalagi ada kemungkinan pengetatan masalah fiskal akibat masalah utang yang masih membayangi negaranegara PIIGS. Inflasi Desember Melonjak Di Indonesia, inflasi umum pada bulan Desember 2010 tercatat sebesar 0,92%, jauh lebih tinggi daripada ekspektasi pasar sebesar 0,71% (Gambar 5). Kondisi cuaca ekstrim di luar dan dalam negeri menyebabkan melonjaknya kenaikan harga bahan makanan, terutama cabe dan beras. Inflasi bulanan yang sangat tinggi tersebut menyebabkan inflasi tahunan meningkat hampir mendekati 7% menjadi 6,96% dari 6,33% pada bulan November 2010. Sementara itu inflasi inti relatif stabil, bahkan menurun menjadi 4,28% dari 4,31% pada bulan sebelumnya. Melihat perkembangan inflasi sampai saat ini, kami perkirakan inflasi tahun 2011 akan mendekati 7,1%. Ancaman anomali cuaca ekstrim di luar dan dalam negeri patut dicermati secara hati-hati. Dampak kenaikan harga bahan makanan saat ini, yang umumnya karena faktor musiman, nampaknya bisa berkepanjangan. Dengan tren inflasi yang cenderung meningkat, seiring dengan makin membaiknya permintaan domestik dan masalah anomali cuaca ekstrim, menurut perkiraan kami kenaikan suku bunga acuan BI akan mulai terjadi pada bulan April dengan total kenaikan sebesar 0,50% selama tahun 2011. Perdagangan Internasional Indonesia: Surplus November Relatif Stabil Kinerja perdagangan internasional Indonesia mendekati penghujung tahun 2010 cukup menggembirakan. Surplus perdagangan selama 3 bulan terakhir sejak bulan September selalu mencatat di atas 2 miliar USD. Pada bulan November 2010, surplus perdagangan tercatat pada level 2,27 miliar USD (Gambar 6). Surplus perdagangan yang terjadi bukan disebabkan oleh menurunnya impor, melainkan kinerja ekspor Indonesia yang tumbuh pesat ditopang harga komoditas (walaupun kebutuhan impor juga meningkat dibandingkan tahun lalu karena makin membaiknya perekonomian domestik). Kinerja ekspor yang luar biasa ini ditopang ekspor non-migas Indonesia ke Cina yang sudah mencapai 10,1% dari total ekspor non-migas dunia (Tabel 1), di mana kontribusi terbesar berupa komoditas sumberdaya alam berupa batubara, kelapa sawit, dan karet. Peningkatan ekspor ke Cina terbilang luar biasa, mengingat 2 tahun yang lalu hanya 7,6% dari total ekspor non-migas dunia. Bahkan kontribusi Cina sebagai tujuan ekspor non-migas Indonesia sudah mendekati peranan AS, yang kontribusinya sebesar 10,6% pada tahun 2010 menurun dari 11,6% pada tahun 2008 (Januari Agustus). Selain ke Cina, tujuan ekspor non-migas Indonesia juga meningkat signifikan menjadi 7,4% pada tahun 2010 dari 6,2% pada tahun 2008. Ke depannya, melihat prospek pertumbuhan ekonomi global yang cenderung melambat, pertumbuhan ekspor Indonesia diperkirakan akan menurun; namun saldo neraca perdagangan barang dan jasa Indonesia masih akan berada pada posisi surplus. Danamon Economic & Market Research 2

Rupiah Tertekan di Awal Tahun Selama tahun 2010, kinerja Rupiah cukup stabil dengan penguatan sebesar 4,5%. Namun memasuki awal tahun 2011, Rupiah mengalami koreksi dengan pelemahan sebesar 1,0% per tanggal 11 Januari 2011. Kondisi ini juga dialami oleh sebagian besar mata uang di kawasan Asia (Gambar 7) dan kawasan Uni Eropa (Gambar 8). Secara fundamental, kondisi perekonomian Indonesia umumnya relatif baik. Namun, data inflasi Desember 2010 menimbulkan kekuatiran akan tingginya tekanan inflasi tahun depan. Ekspektasi inflasi yang tinggi ini menimbulkan tekanan yang dalam terhadap obligasi Indonesia, diikuti anjloknya indeks harga saham (IHSG) yang berada pada level 3488 per tanggal 11 Januari 2011 dari 3727 pada awal tahun 2011. Terjadi arus keluar modal asing, terlihat dari nilai beli bersih asing yang negatif sebesar Rp.1,9 triliun dari 1 11 Januari 2011. Tren keluarnya investor asing ini kemungkinan juga terjadi di pasar obligasi Indonesia, sehingga Rupiah mengalami tekanan yang kuat dan sempat mencapai level Rp. 9093/USD per 11 Januari 2011. Di luar inflasi, fundamental perekonomian Indonesia tidak berubah secara signifikan. Obligasi Indonesia masih memberikan imbal hasil yang menarik dengan didukung oleh fundamental ekonomi yang cukup kokoh pada tahun 2011. Menurut perkiraan kami, aksi jual lebih lanjut oleh investor asing terhadap aset finansial Indonesia hanya menjadi risiko jangka pendek. Obligasi Rupiah Anjlok Tekanan ekspektasi inflasi yang tinggi pada tahun 2011, serta preferensi Bank Indonesia yang lebih mengutamakan pengendalian likuiditas dibandingkan dengan menaikkan suku bunga, diiringi dengan naiknya imbal hasil obligasi pemerintah untuk tenor jangka pendek menengah sebesar 20 100bps selama rentang waktu 11 hari kalender di awal tahun ini (Gambar 9). Walaupun fundamental ekonomi Indonesia pada tahun 2011 masih cukup kokoh dan arus modal asing diperkirakan masih akan masuk seperti tahun sebelumnya, kenaikan tingkat inflasi masih akan menjadi risiko dalam jangka pendek. Inflasi masih akan cenderung tinggi di awal tahun sebelum masa panen, sehingga gejolak di pasar obligasi masih akan berlangsung. Danamon Economic & Market Research 3

Gambar 1. Tren Penjualan Eceran AS Membaik Gambar 2. Indeks Purchasing Managers AS Naik Secara Perlahan 9.0 2.3 65 6.0 1.5 60 Non-Manufaktur Manufaktur 3.0 0.8 55 > 50: Ekspansi -3.0-6.0-9.0-12.0-15.0 Jan-07 Mar-07 Penjualan Eceran (%MoM) Penjualan Eceran (%YoY, sumbu kiri) 30-3.8 May-07 Jul-07 Sep-07 Nov-07 Jan-08 Mar-08 May-08 Jul-08 Sep-08 Nov-08 Jan-09 Mar-09 May-09 Jul-09 Sep-09 Nov-09 Jan-10 Mar-10 May-10 Jul-10 Sep-10 Nov-10-0.8-1.5-2.3-3.0 50 45 40 35 < 50: Kontraksi Jan-07 Mar-07 May-07 Jul-07 Sep-07 Nov-07 Sumber: Bloomberg (10 Januari 11) Sumber: Bloomberg (10 Januari 11) Gambar 3. Utilisasi Kapasitas Produksi AS Meningkat 9 6 3 0-3 -6-9 -12-15 Jan-08 Mar-08 Indeks Produksi (%YoY, sumbu kiri) Utilisasi Kapasitas Produksi (%) May-08 Jul-08 Sep-08 Nov-08 Jan-09 Mar-09 May-09 Jul-09 Sep-09 Nov-09 Jan-10 Mar-10 May-10 Jul-10 Sep-10 Nov-10 83 81 79 77 75 73 71 69 67 Jan-08 Mar-08 May-08 Jul-08 Sep-08 Nov-08 Jan-09 Mar-09 May-09 Jul-09 Sep-09 Nov-09 Jan-10 Mar-10 May-10 Jul-10 Sep-10 Nov-10 Gambar 4. Indeks Purchasing Managers Eropa Meningkat 65 60 55 50 45 40 35 30 Jan-07 Mar-07 < 50: Kontraksi Manufaktur Sumber: Bloomberg (10 Januari 11) Sumber: Bloomberg (10 Januari 11) Gambar 5. Inflasi Indonesia 2.0 1.5 1.0 Inflasi Umum (%MoM, sumbu kiri) Inflasi Umum (%YoY) Suku Bunga Acuan BI (%) Inflasi Inti (%YoY) 12.5 1 7.5 May-07 Jul-07 Sep-07 Nov-07 Jan-08 Mar-08 May-08 Jul-08 Sep-08 Nov-08 Jan-09 Jasa > 50: Ekspansi Gambar 6. Surplus Perdagangan Indonesia 3.5 3.0 2.5 2.0 USD bn Surplus Perdagangan (sumbu kiri) Ekspor (fob) Impor (cif) Mar-09 May-09 Jul-09 Sep-09 Nov-09 Jan-10 Mar-10 May-10 Jul-10 Sep-10 Nov-10 %YoY 150 125 100 75 0.5 5.0 1.5 1.0 50 25 2.5 0.5 0-0.5 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 01 2009 2010 2011 Sumber: BPS, CEIC -0.5 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 01 02 03 04 05 06 07 08 09 2009 2010 Sumber: BPS, CEIC -25-50 Danamon Economic & Market Research 4

Gambar 7. Sebagian Mata Uang Asia Melemah Terhadap Dolar AS Gambar 8. Sebagian Mata Uang Utama Dunia Melemah Terhadap Dolar AS Sumber: Bloomberg (10 Januari 11) Sumber: Bloomberg (10 Januari 11) Gambar 9. Imbal Hasil Obligasi Pemerintah Meningkat Tajam Sumber: Bloomberg (10 Januari 11) Danamon Economic & Market Research 5

Tabel 1. Kontribusi (%) Ekspor Non-Migas Indonesia Menurut Negara Tujuan dan Komoditas Jan Agt 2010 Komoditas Anim Rubb er Elect. and Nucle Vehicl Wood al or machi article ar Ores, Paper es and vegt. Miner nery, s react., slag and other article fats al soun there boiler and paper Textil than s of Other Negara and o fuels d re o s,mec ash board es railwa wood s All JAPAN 0.2 14.7 11.7 12.9 9.6 38.0 11.2 2.5 12.9 24.0 12.8 12.7 UNITED STATES 0.3 0.7 12.2 22.8 9.5 5.8 60.1 2.4 8.6 10.7 10.6 SINGAPORE 3.3 0.2 19.7 4.7 26.3 1.1 3.1 0.7 5.4 1.6 10.7 7.5 CHINA 13.1 22.6 4.2 14.3 2.7 15.5 4.7 0.4 1.2 8.2 6.8 10.1 INDIA 29.2 13.4 1.7 4.1 3.8 12.5 1.5 0.1 1.1 1.1 2.4 7.4 MALAYSIA 11.2 6.4 3.3 1.1 4.8 8.4 1.3 11.0 1.2 7.4 6.0 KOREA 0.4 14.9 3.4 3.2 1.7 12.9 2.7 0.8 0.1 5.1 4.4 5.5 EU (15 country) 16.8 4.1 12.7 12.9 9.6 15.5 4.7 22.2 9.4 18.8 13.4 12.5 THAILAND 0.1 3.5 2.8 0.4 8.5 2.9 0.2 18.8 0.2 4.6 3.3 TAIWAN 8.8 0.9 1.3 1.2 2.7 0.1 1.5 4.4 1.9 2.5 ROW 25.3 10.8 27.4 22.2 22.4 4.5 52.4 11.6 36.2 26.7 24.9 22.0 All 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Sumber: BPS, dihitung Danamon Indonesia: Proyeksi Indikator-Indikator Perekonomian 2008 2009 2010E 2011E 2012E Produk Domestik Bruto Riil (% tahun thd tahun) 6,1 4,6 6,0 6,4 6,7 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 8,6 7,9 7,1 6,9 6,6 Neraca Perdagangan Barang (USD miliar) 22,9 35,2 36,6 37,3 37,3 Neraca Transaksi Berjalan (% thd PDB) 0,1 2,0 1,0 0,2 0,0 Cadangan Devisa Bank Indonesia (USD miliar) 51,6 66,1 96,2 116,1 127,0 Nilai Tukar Rp/USD (akhir-tahun) 10.950 9.403 8.991 9.150 9.300 Nilai Tukar Rp/USD (rata-rata) 9.767 10.356 9.084 9.115 9.275 Suku bunga kebijakan BI (%, akhir-tahun) 9,25 6,50 6,50 7,00 7,00 Inflasi harga konsumen (%, tahun thd tahun) 11,06 2,78 6,96 7,10 6,70 Defisit / Surplus APBN (% thd PDB) -1,0-1,6-0,7-1,2-1,0 Peringkat utang oleh S&P BB- BB- BB BB+ BBB- Sumber: BPS, CEIC, * Proyeksi Danamon Danamon Economic & Market Research 6

Kamus istilah Inflasi umum/headline Inflasi inti/core Purchasing Managers Index : Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, yang tercermin dari perkembangan indeks harga konsumen (IHK). : inflasi komoditas yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum (faktor-faktor fundamental, seperti: ekspektasi inflasi, nilai tukar, dan keseimbangan permintaan & penawaran agregat) yang akan berdampak pada perubahan harga-harga secara umum dan lebih bersifat permanen/menetap. : Suatu indikator yang menggambarkan aktivitas produksi sektor manufaktur dan jasa. Indikator ini mencerminkan apakah kondisi bisnis sekarang lebih baik dari bulan sebelumnya. Jika indeks PMI > 50 berarti terjadi ekspansi ekonomi, sebaliknya kontraksi ekonomi. Danamon Economic & Market Research 7

Riset Ekonomi dan Pasar Keuangan Anton H. Gunawan Ekonom Kepala +62 21 5799-1466 anton.gunawan@danamon.co.id Helmi Arman Ekonom / Analis Pasar Obligasi +62 21 5799-1563 helmi.arman@danamon.co.id Anton Hendranata Ekonom / Ekonometrisi +62 21 5799-1563 anton.hendranata@danamon.co.id PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. Menara Bank Danamon Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. E IV #6 Mega Kuningan, Jakarta 12950 INDONESIA *** Facs: +62 21 5799-1048 SERTIFIKASI ANALIS Dengan ini kami mensertifikasi bahwa semua pandangan yang diutarakan dalam laporan riset ini merefleksikan pendapat pribadi kami secara akurat. Tidak ada bagian dari remunerisasi kami yang dihubungkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan rekomendasi dan / atau pendapat yang diutarakan dalam laporan ini. DISKLAIMER Informasi yang terkandung dalam laporan ini diambil dari sumber-sumber yang kami anggap bisa dipercaya. Namun, PT Bank Danamon Indonesia, perusahaan-perusahaan afiliasinya, serta karyawan-karyawannya tidak menjamin atau menerima tanggung-jawab terkait dengan keakuratan dan kelengkapan dari informasi dan / atau pandangan-pandangan yang diutarakan dalam laporan ini. Kami menolak permintaan tanggung jawab terhadap segala kerugian, kerusakan, tagihan, dan / atau biaya-biaya yang timbul dari siapapun sebagai akibat dari tindakan yang didasari pada informasi atau pandangan yang diutarakan dalam laporan ini. Informasi dalam laporan ini dimaksudkan sebagai bahan informasi umum dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi dari PT Bank Danamon Indonesia, perusahaan-perusahaan afiliasinya, serta karyawan-karyawannya untuk melakukan investasi, transaksi keuangan dan / atau perjanjian tertentu dengan pihak manapun. Laporan ini tidak ditujukan secara khusus bagi pihak-pihak yang menerimanya. Dalam membuat suatu keputusan investasi, sebaiknya anda melakukan analisa dan evaluasi independen, serta mencari nasihat hukum dan keuangan profesional. Danamon Economic & Market Research 8