KREATIVITAS DESAIN DAN TINDAKAN MEMBELI PELAJAR (Studi Korelasional Desain Kaus Tauko Medan Dan Tindakan Membeli Pelajar di SMA Swasta St. Thomas 1 Medan) Juliawaty, S.IKom 1. Pendahuluan Skripsi ini berjudul Kreativitas desain dan Tindakan Membeli Pelajar (Studi Korelasional Desain Kaus Tauko Medan dan Tindakan Membeli Pelajar di SMA Swasta St. Thomas 1 Medan). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kreativitas desain kaus Tauko Medan dan untuk mengetahui tindakan membeli kaus Tauko Medan terhadap pelajar di SMA St. Thomas 1 Medan. Teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini yaitu: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Komunikasi Visual, dan AIDDA. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode korelasional, dengan populasi berjumlah 1445, dan untuk menentukan sampel peneliti menggunakan rumus Taro Yamane, diperolehlah jumlah sampel sebanyak 94 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu melalui data sekunder dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data dari literatur serta bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini. Kemudian data primer yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Teknik analisa data menggunakan analisa tabel tunggal, analisa tabel silang, dan uji hipotesa menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh angka korelasional sebesar 0.50 yang berarti memiliki hubungan yang cukup berarti, maka hipotesa yang diterima adalah Ha, dimana terdapat hubungan antara kreativitas desain dan tindakan membeli. Untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil hipotesis, dilakukan dengan menghitung hasil tabel temuan. Signifikan temuan adalah 0.000, pernyataan Sig. 0.05 maka ada korelasi yang signifikan. 1
2. Kerangka Teori Sebelum melakukan penelitian peneliti terlebih dahulu melakukan pengumpulan data, penelitian ini diharapakan dapat menjawab permasalahan melalui suatu permasalahan melalui suatu kerangkan pemikiran. Menurut Hadari Nawawi (dalam Nawai, 2001:23), kerangka teori memuat pokokpokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disorot. Untuk itulah perlu disusun kerangka teori yang akan menjadi landasan berpikir bagi penulis dalam menganalisis masalah penelitian. 2.1 Teori AIDDA Dalam proses komunikasi, kita harus menerapkan strategi komunikasi yang tepat, sehingga memungkinkan komunikator sebagai pelaksana mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Dengan demikian strategi komunikasi, peranan komunikator sangatlah penting, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar. Proses pentahapan komunikasi mengandung maksud bahwa hendak dimulai dengan membangkitkan perhatian. dalam hal ini komunikator harus menimbulkan daya tarik pada dirinya. Dimulai dengan membangkitkan perhatian merupakan awal suksesnya komunikasi. Menurut Wilbur Schramm, menyatakan bahwa teori AIDDA disebut A- A Procedur atau from Attention to Action Procedure. Teori AIDDA merupakan akronim dari : 1. Attention (perhatian), dalam tahap ini konsumen mempunyai perhatian terhadap suatu produk. 2. Interest (minat), kemudian konsumen merasa tertarik dan berusaha untuk memahami apakah produk itu berguna atau tidak berguna baginya. 3. Desire (kebutuhan/keinginan), tahap selanjutnya konsumen menunjukkan perasaan suka atau tidak suka. 4. Decision (keputusan), merupakan tahap dimana konsumen mengambil keputusan untuk melakukan pemesanan produk yang diinginkan. 5. Action (tindakan), sebagai tindakan yang diambil untuk membeli atau tidak membeli produk yang ditawarkan. (Effendy, 2003: 304) Dari model di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keputusan untuk membeli atau tidak membeli suatu produk tertentu yang ditawarkan oleh produsen, sangat 2
tergantung pada diri khalayak itu sendiri. Tetapi kecenderungan semakin sering melihat suatu iklan produk tertentu akan cenderung mempengaruhi pemikiran seseorang untuk membeli. Hingga dalam mencapai pasar penjualan yang diinginkan, produsen senantiasa mempergunakan perhatian khalayak untuk sedemikian rupa disampaikan melalui pesan iklan masyarakat memutuskan untuk membeli. 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang berusaha meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variasi-variasi pada variable lain (Rakhmat, 2002: 27). Korelasi dalam ilmu statistik berarti hubungan antara dua variabel atau lebih (Hartono, 2004:68). Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih (Usman & Akbar, 2006:197). Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabelvariabel tersebut, kemudian meneliti sejauh mana faktor pada suatu variabel berkaitan dengan faktor pada variabel lain. Metode korelasional juga digunakan untuk mengukur hubungan diantara berbagai variabel, untuk meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan untuk meratakan jalan unutk membuat rancangan penelitian eksperimental (Rakhmat, 2002: 31) 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek atau fenomena yang diriset. Populasi (kumpulan objek riset) bisa berupa orang, organisasi, kata-kata, kalimat, dimbol-simbol non verbal, surat kabar, radio, televisi, iklan dan lainnya. (Kriyantono 2010: 153). Populasi adalah sebuah konsep abstrak (Erianto, 1999: 87). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh pelajar SMA St. Thomas 1 Medan yang pernah membeli kaus Tauko Medan. Adapun alasan penelitian memilih SMA St. Thomas 1 Medan sebagai populasinya karena berdasarkan pra penelitian yang peneliti lakukan, bahwa pelajar SMA St. Thomas 1 Medan sangat heterogen sehingga sangat mendukung keobjektifitasan hasil penelitian ini, dan yang menjadi alasan utama bagi peneliti adalah karena peneliti juga mengetahui bahwa pelajar SMA St. Thomas 1 sering mengunjungi Tauko Medan, sehingga meningkatkan rasa ketertarikan peneliti untuk melihat dan mengetahui sejauh mana kreatifitas desain yang kaus Tauko Medan mempengaruhi pelajar SMA St. Thomas 1 Medan untuk membeli kaus Tauko Medan. 3
Sampel adalah keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati. Syarat sampel adalah memenuhi unsur representatif atau mewakili dari seluruh sifat-sifat siswa-siswi yang diriset. Dalam penelitian kuantitatif, representatif sampel sangat dibutuhkan karena riset kuantitatif bersifat digeneralisasikan. (Kriyantono, 2010;153) Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 94 orang. Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel digunakan teknik Propotional Stratified Random Sampling. Digunakan strata untuk menentukan sampel. Selain itu teknik ini digunakan karena populasi yang akan dijadikan sampel terdiri dari beberapa tingkat kelas yang berbeda. Melalui teknik ini setiap sampel dibagi menjadi 3 strata yaitu, kelas 1 (X), kelas, 2 (XI) dan, kelas 3 (XII). 3.2 Teknik Pengumpulan Data a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penelitian kepustakaan dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2012 sampai dengan 30 November 2012. b. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, mengumpulkan data melalui kuesioner dan wawancara. Penelitian lapangan dilakukan dari tanggal 1 Desember 2012 sampai dengan 12 Januari 2013. 3.3 Teknik Analisis Data a. Analisis Tabel Tunggal Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam katagori-katagori yang dilakukan atas frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom yaitu, sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995: 271). 4
Tabel 39 Tipografi dan Perasaan Setelah Membeli No 1 2 3 Perasaan setelah membeli Tipografi Kurang Sangat Total senang Senang senang Kurang beragam 12 31 1 44 Beragam 9 39 1 49 Sangat beragam 0 1 0 1 Total 21 71 2 94 Tabel 39 dapat dilihat bahwa sebanyak 39 responden menyatakan bahwa tipografi kaus Tauko Medan beragam dan mereka senang setelah membeli kaus tersebut, hal ini dikarenakan Tauko Medan yang membuat tipografi yang menarik dengan bermacammacam font dan font yang telah ada juga di tambah dengan hiasan yang dapat membuat font tersebut lebih beragam. Sebanyak 31 responden mengatakan bahwa tipografi kaus Tauko Medan kurang beragam, akan tetapi mereka senang ketika membeli kaus tersebut, hal ini dikarenakan mereka suka akan makna dari tulisan tersebut. Akan tetapi ada sebanyak 12 responden yang menyatakan bahwa font tersebut kurang beragam san mereka kurang senang untuk membeli kaus Tauko Medan, hal ini dikarenakan responden mayoritas menyukai tipografi yang beragam dari kaus Tauko Medan. b. Teknik analisis data silang Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif (Singarimbun, 1995:273). c. Uji Hipotesa Uji hipotesa adalah pengujian data statistik untuk mengetahui hipotesa yang di ajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang di korelasikan dalam penelitian digunakan Korelasi Rank Order (Spearman s Rho Rank Order Correlations). Teknik ini digunakan untuk mencari koefisien korelasi antara data ordinal/ interval dan data ordinal lainnya. Dalam teknik ini setiap 5
data dari variabel-variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar. Setelah analisa tabel tunggal dan analisa tabel silang dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesa. Tujuan dilakukannya pengujian hipotesa yaitu untuk mengetahui apakah hipotesa dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak. 1. Pada hasil perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan Spearman Rho Koefisien, terlihat angka.504 yang diartikan sebagai 0.504. Angka tersebut adalah angka koefisien korelasi. Diambil dua digit terakhir dibelakang koma menjadi 0.50. Angka tersebut menunjukkan hubungan yang cukup berarti karena terletak pada interval 0.40-0.70 pada skala Guilford. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan atau diuraikan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara kreatifitas desain dengan tindakan membeli. 2. Signifikansi atau nilai penerimaan hasil korelasi Spearman dapat diuji dengan menyusun hipotesisi sebagai berikut: Ho: Tidak adanya hubungan antara kedua variabel Ha: Terdapat hubungan antara dua variabel Pengujian dilakukan dua sisi karena yang dicari adalah ada atau tidaknya hubungan antara kedua variabel. Rho 0 menunjukan Ha diterima. 3. Dasar pengambilan keputusan signifikan Apabila nilai Sig. 0.05 maka ada korelasi yang signifikan (Ha diterima) Apabila nilai Sig. 0.05 maka tidak ada korelasi yang signifikan (Ho diterima). Pengujian menunjukkan bahwa nilai sig. 0.05 maka dapat dikatakan bahwa kreatifitas desain dan tindakan membeli pelajar di SMA St. Thomas 1 Medan tidak memiliki hubungan yang signifikan. 4. Pembahasan Berdasarkan hasil yang telah ditemukan dengan menyebarkan kuesioner, wawancara, dan observasi yang telah dianalisis dengan tabel tunggal, tabel silang dan pengujian hipotesis, dikatahui bahwa desain yang kreatif dapat membuat pelajar membeli kaus Tauko Medan, hal ini dikarenakan pelajar SMA St. Thomas 1 Medan yang menjadikan kaus sebagai pakaian yang nyaman digunakan dan desain pada kaus Tauko Medan dapat membuat mereka percaya diri untuk menggunakannya. kreatifitas desain membuat pelajar yang membeli kaus Tauko Medan. T. Sutanto mengatakan, desain selalu berhubungan dengan penampilan rupa yang dapat mengandung 6
pengertian atau makna, karakter serta suasana, yang mampu dipahami oleh khalayak umum, dari pengertian, peneliti menemukan bahwa dikarenakan karakter dari makna dari kaus Tauko Medan yang mereka anggap mengambarkan kota Medan yang dapat membangkitkan suasana kota Medan, terutama ketika mereka berada di kota lain, sehingga khalayak umum luar kota Medan dapat mendekripsikan kota Medan. Sebanyak 49 orang mengatakan bahwa mereka yakin untuk membeli kaus Tauko Medan dikarenakan desain kaus tersebut menarik dan Tauko Medan selalu membuat inovasi agar kaus tersebut terlihat semenarik mungkin. Hal ini juga diungkapkan oleh Widagdo yang menyatakan bahwa desain senantiasa dinamis, penuh gerak, dan perubahan. Maka dari itu Tauko Medan tidak hanya terpaku pada desain-desain lama, tetapi mereka juga berusaha untuk membuat desain-desain yang bagus dengan variasi yang berbeda pula sehingga responden sebanyak 71 orang (75.5%) merasa senang ketika telah membeli kaus Tauko Medan. Menurut Model AIDDA, alat promosi harus menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat, keinginan dan menghasilkan tindakan. Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa responden tidak melakukan promosi secara langsung di Media, yaitu terlihat dari data bahwa sebanyak 81 orang (81.2%) menyatakan bukan mengenal kaus Tauko Medan dari Media promosi, walaupun demikian sebanyak 46 orang (48.9%) yakin terhadap keputusan untuk membeli kaus Tauko Medan karena desain nya yang bagus sehinggga di sukai oleh pelajar. 5. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkahlangkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tauko Medan merupakan salah satu pendobrak pasar dalam penjualan kaus di Medan, sehingga menyebabkan pasar cenderung mengikuti/ mencontoh hal ini, hal ini dapat dikatakan bahwa Tauko Medan memang kreatif dalam membuat suatu inovasi. Walaupun pasar lebih banyak dibanjiri kaus dengan merek yang lebih baik, tetapi Tauko Medan masih memiliki tempat untuk mengembangkan produk. 2. Dalam penelitian dapat diketahui bahwa pelajar SMA St. Thomas 1 Medan membeli kaus Tauko Medan, hal ini terlihat dari data yang dikumpulkan dilapangan. 7
3. Dilihat dari hipotesis, terdapat hubungan antara kreatifitas desain produk Tauko Medan dan tindakan membeli pelajar. Hal ini dikarenakan desainer kaus Tauko Medan selalu mempelajari model yang baru dan melakukan sedikit riset untuk membuat sebuah desain kaus Tauko Medan. 1. Saran Responden Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan sejumlah saran sebagai berikut : a. Dalam mengembangkan kreatifitas,dalam desain warna dan corak yang semakin menggambarkan ciri khas kota Medan. b. Dalam memperkenalkan kaus Tauko Medan ada baikknya Tauko Medan memberikan promosi yang lebih gencar agar nantinya dapat dikenal oleh wisatawan asing yang berkunjung di Medan. c. Dalam membuat kata-kata sebaiknya Tauko Medan tidak terlalu kasar, karena ada sebagain orang yang tidak begitu menyukai kata-kata yang kasar. d. Dalam membuat sebuah kaus, ada baiknya kualitas kaus Tauko Medan di perhatikan, bila perlu kualitasnya dapat di tingkatkan. e. Ciri khas yang di tampilkan ada baiknya tidak hanya pada suku Batak saja, melainkan pada suku lainnya yang ada di Medan. f. Dalam menentukan harga, Tauko Medan harusnya memperhatikan kualitas, agar konsumen tidak keberatan untuk mengeluarkan uang yang mahal demi sebuah kaus Tauko Medan. g. Agar Tauko Medan tidak hanya membuat kaus, tatapi juga memperbanyak jenisnya, misalnya baju terusan pantai untuk wanita, dan piyama. h. Lokasi penjualan kaus Tauko Medan yang sulit untuk di jangkau oleh konsumen, ada baiknya Tauko Medan membuat alternatif lainnya agar kaus Tauko Medan mudah untuk di jangkau oleh konsumen. 2. Saran Dalam Kaitan Akademis 1. Diharapkan penelitian ini kedepannya dapat menjadi referensi agar kedepannya dapat berguna bagi peneliti yang lain. 2. Diharapkan penelitian yang akan datang dapat menggunakan strategi pemasaran yang lain dengan produk yang berbeda pula. 8
3. Diharapkan Departemen Ilmu Komunikasi dapat menyediakan buku yang berkaitan dengan kreatifitas desain dan tindakan membeli. 3. Saran Dalam Kaitan Praktis 1. Dengan adanya penelitian ini, Tauko Medan tentunya dapat memperbaiki promosi, karena dari hasil penelitan ini banyak responden yang jarang melihat promosi Tauko Medan dimedia. 2. Agar dapat membuat sebuah desain yang lebih kreatif dan inovatif, agar dapat membuat pelajar lebih tertarik untuk membeli kaus Tauko Medan. 3. Sebaiknya kaus Tauko Medan tidak menggunakan kata-kata yang kasar, karena tidak semua yang menyukai kata-kata yang kasar pada kaus Tauko Medan. 9
Daftar Pustaka Arifin, Anwar.1988. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas. CV. Rajawali: Jakarta. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti: Bandung. Erianto. 1999. Metodologi Poling : Memberdayakan Suara Rakyat. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Hartono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Lembaga Studi Filsafat, Kemasyarakatan, Kependidikan dan Perempuan (LSFK2P): Yogyakatra. Husein Umar. 2004. Manajemen Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, PT. Pusaka: Jakarta. Gramedia Wirya, Iwan, 1999, Kemasan yang Menjual, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya: Bandung. Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta,1995. McCarthy dan Kotler. 2005. Menajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis. Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian. Salemba Empat: Jakarta. Kotler, Philip & Armsrong, Gary. 1992. Dasar- Dasar Pemasaran Jilid 1. PT. Surya Grafindo: Jakarta Midas 2003. Marketing, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid Pertama, Penerbit Prenhaelindo: Jakarta Kriyantono, Rachmat, 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana: Jakarta. Phil Astrid Susanto, 2000. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Penerbit Bina Cipta: Bandung. Sarwono, Jonathan & Lubis, Hary. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual: Andi, Yogyakarta. Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey, LP3ES: Jakarta Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Jalasutra: Yogyakarta Usman, Husaini & Akbar,P.S. 2006. Pengantar Statistik. Bumi Aksara: Jakarta. Damanik, Fathraria. (2012, Oktober 10). Personal Interview 10