BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

PUTUSAN Nomor : 1068/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Lawan

Nomor Putusan : 089/Pdt.G/2010/PA.GM Para pihak : Pemohon Vs Termohon Tahun : 2010 Tanggal diputus : 26 Mei 2010

4. Bahwa alasan Pemohon untuk berpoligami adalah:

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

BAB I PENDAHULUAN. itu, harus lah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai azas pertama

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB II PERKAWINAN DAN POLIGAMI DALAM ISLAM

BAB V PENUTUP. 1. Persamaan dan perbedaan putusan ijin poligami No. 0258/ Pdt. G/ 2011/ No. 0889/ Pdt. G/2011/ PA. Kds. ditinjau dari hukum

BAB II LANDASAN TEORI POLIGAMI DAN PERKAWINAN WANITA HAMIL

PUTUSAN Nomor : 1611/Pdt.G/2010/PA.Kbm.

P U T U S A N Nomor : 610/Pdt.G/2011/PA.Kbm.

P U T U S A N Nomor 0264/Pdt.G/2011/ PA.Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita yang dikaruniai sebuah naluri. Naluri

SALINAN P U T U S A N. Nomor : 1314/Pdt.G/2010/PA.Dmk BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0397/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04

BAB I PENDAHULUAN. poligami dalam bentuknya yang beragam telah ada dalam tahap-tahap awal dari

bismillahirrahmanirrahim

BAB II LEGALISASI PERNIKAHAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP STATUS ISTRI & ANAK PASCA PENOLAKAN PERKARA ISBAT NIKAH POLIGAMI

P U T U S A N. Nomor:0244/Pdt.G/2008/PA.Wno DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan mengadili

PENETAPAN Nomor : 006/Pdt.P/2012/PA.DUM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III. IZIN POLIGAMI DALAM PUTUSAN NO.1821/Pdt.G/2013/Pa.SDA

bismillahirrahmanirrahim

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

PUTUSAN. Nomor : 0075/Pdt.G/2010/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PERTIMBANGAN HAKIM TENTANG PERKARA IZIN POLIGAMI BAGI PNS TANPA IZIN ATASAN DI PENGADILAN AGAMA GORONTALO DALAM PERSPEKTIF YURIDIS

P U T U S A N. Nomor : 0673/Pdt.G/2010/PA.Pas DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III ALASAN-ALASAN POLIGAMI DI PENGADILAN AGAMA PASURUAN TAHUN 2007

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ÉΟŠÏm 9$# uη q 9$#«!$#Οó Î0

P U T U S A N Nomor : 1334/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup. sebagaimana firman-nya dalam surat Az-zariyat ayat 49 :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

bismillahirrahmanirrahim

KEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR KAWIN YANG DIAKUI. Oleh: Mulyadi, SH., MH. ( )

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM

BAB III PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA MURTAD MENURUT HUKUM POSITIF. A. Putusnya Perkawinan karena Murtad dalam Hukum Positif di Indonesia

Izin Poligami P U T U S A N Nomor :XX31/Pdt.G/2010/PA.Slw. BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama

A. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Perkara Perceraian Putusan. mediator yang tujuannya agar dapat memberikan alternatif serta solusi yang terbaik

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

bismillahirrahmanirrahim

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA)

P E N E T A P A N. Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

POLIGAMI DALAM PERPEKTIF HUKUM ISLAM DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG PERKAWINAN Oleh: Nur Hayati ABSTRAK

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan kehidupan manusia dalam rangka menuju hidup sejahtera.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA. MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

S A L I N A N P U T U S A N Nomor : 479/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

MEMAHAMI KETENTUAN POLIGAMI DALAM HUKUM ISLAM Oleh: Marzuki

P E N E T A P A N Nomor 0083/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor: X/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam poligami diatur dalam Al-Qur an surah An-Nissa ayat 3

P E N E T A P A N Nomor : 06/Pdt.P/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor XXXX/Pdt.P/2016/PA.Ktbm. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kompilasi Hukum Islam, CV. Nuansa Aulia, 2013, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan lainnya diharapkan terpenuhi, yaitu kebutuhan untuk

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Perkara Nomor 786/Pdt.G/2010/PA.Mlg

bismillahirrahmanirrahim

TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim *

P U T U S A N. Salinan. Nomor : 0486/Pdt.G/2011/PA.Dmk. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

PENETAPAN Nomor : 04/Pdt.P/2010/PA.Gst BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PROSEDUR BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA JEMBER

TENTANG DUDUK PERKARANYA

PENETAPAN Nomor : /Pdt.P/2013/PA.TPI

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MOJOKERTO TENTANG DASAR HAKIM MEMUTUS PERKARA ITSBAT NIKAH POLIGAMI NOMOR 0370/Pdt.G/2012/PA.Mr.

BAB IV MENGAPA HAKIM DALAM MEMUTUSKAN PERKARA NOMOR 0091/ Pdt.P/ 2013/ PA.Kdl. TIDAK MENJADIKAN PUTUSAN MAHKAMAH

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

P E N E T A P A N Nomor 0053/Pdt.P/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

P E N E T A P A N Nomor 0143/Pdt.P/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV PENUTUP. 1. Hak-hak suami dalam memperlakukan istri yang nusyuz adalah 1)

Munakahat ZULKIFLI, MA

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

PENETAPAN. Nomor : 270/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARANYA

P E N E T A P A N Nomor : 0012/Pdt.P/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 5/Pdt.G/2009/PA.Gst

1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PEMBERIAN IZIN POLIGAMI TANPA ADANYA SYARAT ALTERNATIF PADA PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA MALANG NO. 913/Pdt.P/2003/PA.Mlg A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg Poligami adalah salah satu bentuk perkawinan yang kita kenal, dimana seorang laki-laki memiliki banyak isteri dalam satu waktu yang bersamaan. Adapun perkawinan poligami hanya dibatasi dengan empat orang saja, tidak boleh menikahi perempuan lebih dari empat dalam satu waktu, artinya menikahi lima orang perempuan atau lebih tidak diperbolehkan. Kecuali apabila salah satu dari isteri telah diceraikan atau telah mati. Pernikahan poligami hanya terbatas empat orang isteri tersebut telah diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 55 ayat 1 yang berbunyi beristeri lebih dari satu orang pada waktu bersamaan, terbatas hanya sampai empat orang isteri. Pekawinan di Indonesia sebenarnya adalah perkawinan monogami, karena perkawinan monogami adalah bentuk perkawinan yang paling baik dalam membina suatu rumah tangga yang harmonis. Dimana dalam satu keluarga hanya terdapat satu suami dan satu isteri, sehingga perhatian dan kasih sayang suami hanya diberikan kepada seorang isteri saja. 68

69 Walaupun di Indonesia dalam perkawinan menganut asas monogami, tetapi bukan berarti asas monogami tertutup, melainkan monogami terbuka, yaitu memungkinkan bagi seorang suami untuk berpoligami. Ketika seorang suami menginginkan untuk berpoligami, maka ia harus datang ke Pengadilan untuk mendapatkan izin dari Pengadilan. Hal ini sesuai dengan pasal 4 ayat 1 undang-undang No. 1 tahun 1974, dalam pasal tersebut menyatakan bahwa dalam hal seorang suami akan beristeri lebih dari seorang, maka ia wajib mengajukan kepada Pengadilan didaerah tempat tinggalnya. Dalam kasus yang diteliti oleh penulis adalah kasus poligami yang dilakukan oleh warga kota malang, dimana pada kasus tersebut yang berwenang untuk mengadili adalah Pengadilan Agama Malang, karena itu merupakan kompetensinya. Dalam hal memberikan izin poligami, Pengadilan harus menemukan alasan-alasan dari pemohon poligami, yang mana alasan tersebut dijadikan pertimbangan bagi Hakim untuk memberikan izin poligami. Adapun alasan-alasan yang dimaksud adalah pasal 4 ayat 2 undangundang No. 1 tahun 1974 sebagai berikut: Pengadilan yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini hanya memberikan izin kepada seorang suami yang akan beristeri lebih dari seorang apabila: a. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang isteri. b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan. c. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan.

70 Di samping ketiga syarat tersebut, harus pula dipenuhi syarat yang lain, yaitu syarat dalam pasal 5 Undang-undang No. 1 tahun 1974, syarat-syarat tersebut adalah: a. Adanya persetujuan dari isteri/isteri-isteri. b. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-keperluan hidup isteri-isteri dan anak-anak mereka. c. Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anak mereka. Meskipun dalam izin poligami diharuskan memenuhi syarat yang sesuai dalam undang-undang,tetapi dalam prakteknya sering sekali banyak perkawinan poligami yang tanpa syarat atau alasan poligami dalam Undang-undang. Meskipun demikian hakim memberikan izin dalam berpoligami, karena seorang hakim dalam memberikan izin poligami harus memeriksa alasan-alasannya. Adapun yang menjadi pertimbangan Hakim dalam memberikan izin poligami dalam kasus ini adalah Majlis Hakim berpegang pada tiga pilar hukum yaitu hubungan hukum antara pemohon, termohon dan calon isteri pemohon; adanya syarat atau alasan untuk poligami; adanya manfaat hukum. Adapun hubungan hukum antara pemohon dan calon isteri pemohon adalah orang lain, tidak ada hubungan darah, tidak saudara sesusuan, calon isteri tidak dalam pinangan orang lain atau sedang menjadi isteri orang lain, sehingga tidak ada halangan untuk melakukan perkawinan.

71 Kemudian yang menjadi pertimbangan Hakim adalah adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil dan suami (pemohon) memiliki penghasilan besar, karenanya Majlis Hakim berpendapat bahwa pemohon sebagai suami telah terbukti mampu menjamin keperluan isteri-isteri dan anak-anaknya. Pertimbangan lain Majlis Hakim dalam memutus perkara tersebut adalah: a. Bahwa pemohon dan calon isteri pemohon pernah menikah dan kemudian dibatalkan oleh Pengadilan Agama Malang. b. Bahwa disyari'atkannya pernikahan untuk mencegah berlangsungnya perzinaan, karena sesudah dibatalkan pernikahan tersebut pemohon masih berhubugan dengan isterinya yang kedua. c. Isteri kedua yang menjadi calon isteri pemohon terbukti hamil tujuh bulan. d. Bahwa profesi pemohon adalah seorang dokter, ada kewajiban secara medis untuk melindungi kehidupan manusia sejak masih janin. e. Itikad baik pemohon untuk tetap mempertahankan perkawinannya dengan termohon dengan tidak membiarkanhubungan pemohon dan calon isteri pemohon yang sudah dalam keadaan hamil tanpa perlindungandan kepastian hukum. Dari pertimbangan-pertimbangan diatas maka penulis berpendapat bahwa putusan hakim dalam memberikan izin poligami adalah sudah tepat karena jika tidak diberikan izin maka secara tidak langsung telah memberikan peluang bagi para pihak untuk melakukan perzinaan.

72 Yang menjadi pertimbangan juga bahwa calon isteri kedua terbukti telah hamil diperlukan seorang suami, dalam Kompilasi Hulum Islam pasal 53 disebuttkan bahwa seorang wanita hamil diluar nikah, dapat dikawinkan dengan pria yang menghamilinya tanpa harus menunggu terlebih dahulu kelahiran anaknya. Meskipun mengenai status anak dalam pembatalan perkawinan apabila terdapat anak sudah diatur dalam undang-undang, bahwa anak yang lahir dari pembatalan perkawinan dinasabkan kepada bapaknya. Dalam undang-undang perkawinan pasal 28 menyatakan bahwa: 1. Batalnya suatu perkawinan dimulai setelah putusan Pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap dan berlaku sejak saat berlangsungnya perkawinan. 2. Keputusan tidak berlaku surut terhadap; a. anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut. b. Suami atau isteri yang bertindak dengan iktikad baik, kecuali terhadap harta bersama, bila pembatalan perkawinan didasarkan adanya perkawinan lain yang lebih dahulu. c. Orang-orang ketiga lainnya tidak termasuk dalam a dan b sepanjang mereka memperoleh hak-hak dengan iktikad baik sebelum keputusan tentang pembatalan mempunnyai kekuatan hukum tetap. Meskipun dalam undang-undang status anak sudah jelas, tetapi secara sosiologis anak yang terpesah dari orang tuanya kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya secara utuh.

73 Bahwa Pemohon mempunyai i tikad baik untuk tetap mempertahankan perkawinannya dengan Termohon, dengan tidak membiarkan hubungan Pemohon dengan calon isteri Pemohon yang sudah dalam keadaan hamil tanpa perlindungan dan kepastian hukum adalah merupakan solusi terbaik sebagai rasa tanggung jawab untuk menghindari kesulitan atau mafsadah, hal ini sesuai dengan kaidah hukum : Artinya : Menolak atau menghindari mafsadah (kesulitan) lebih didahulukan daripada menarik kemaslahatan Dari pertimbangan-pertimbangan diatas, walaupun tidak memenuhi syarat-syarat dalam undang-undang, dimana syarat alternatif tidak ada dan juga tidak ada persetujuan dari isteri (termohon). Tetapi lebih memberikan manfaat yang lebih besar dari pada tidak diberikan izin poligami. Hal ini karena, seorang hakim di Pengadilan sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti, memakai nilai-nilai hukum secara sosiologi dan histori yang ada dimasyarakat. Maka hakim dibawah Kodikatuif (Pengadilan) turut menciptakan hukum dan keadilan yang barudan selalu hidup dengan melakukan penafsiran (interpretasi). B. Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Tanpa Adanya Syarat Alternatif Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/Pa. Mlg Berbicara tentang poligami dalam islam, maka tidak lepas dari al-qur'an surat an-nisa' ayat 3 :

74 3 Artinya : Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hakhak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak -budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (QS. An-Nisa' : 3) Dalam ayat tersebut memuat tenang hukum poligami, batasan memiliki isteri dan syarat boleh beristeri lebih dari satu. Adapun syarat-syarat poligami dalam islam adalah sebagai berikut: 1. Maksimal empat orang Islam hanya membolehkan seorang laki-laki melakukan poligami dengan empat orang isteri seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 3; "Maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi, dua, tiga, atau empat". Namun di Indonesia tidak menggunakan pendapat yang memperbolehkan berpoligami dengan sembilan orang sekaligus, tetapi, menggunakan pendapat yang mengatakan batasan poligami dengan empat orang isteri. Hal ini terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 55 ayat 1 yang berbunyi; beristeri lebih dari seorang pada waktu bersamaan, terbatas hanya sampai empat orang isteri.

75 Dalil dari Rasulullah saw. adalah hadis yang diriwayatkan oleh Qais bin al-harits ra, beliau berkata, "ketika masuk Islam, saya memiliki delapan isteri. Saya menemui Rasulullah saw. dan menceritakan keadaan saya, lalu beliau bersabda : pilih empat diantara mereka". Dalam hadis yang lain, Ghailan bin Salamah Ats-Tsaqafi masuk Islam dalam keadaan beristeri sepuluh orang yang ia nikahi dimasa jahiliyah (sebelum masuk Islam), mereka semua masuk Islam bersamanya, maka Rasulullah saw. Memerintahkannya untuk memilih empat diantara mereka. 2. Adil terhadap semua isteri Menurut bahasa Arab, adil berarti al-istawaa (lurus dan seimbang). Diantar yang bermakna lurus adalah julukan al-'adlu bagi seseorang, yang berarti orang yang diridhai dan lurus perilakunya. Disebutkan oleh al-kasani (ulama' Hanafiyah), mengartikan adil terhadap para isteri adalah menyamakan para isteri dalam semua hak-hak mereka. Diantara hak-hak tersebut adalah sebagai berikut : a. Menggilir (adil membagi waktu untuk isteri-isterinya) b. Nafkah (adil dalam memberi nafkah isteri-isterinya) c. Sandang (adil dalam memberikan kebutuhan berpakian isteri-isterinya). Allah swt telah memerintahkan laki-laki yang ingin berpoligami agar berlaku adil dengan firman-nya surat an-nisa' ayat 3 yang artinya; "kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaki adil, maka kawinilah seorang saja".

76 Dari persyaratan adil tersebut, maka tidaklah cukup dengan pengakuan secara lisan dari pihak yang ingin berpoligami, tetapi harus dibuktikan dengan bukti-bukti yang menyatakan bahwa orang tersebut benar-benar dinyatakan adil. Bukti tersebut dapat dijadikan oleh pengadilan untuk memberikan izin poligami. 3. Mampu memberikan nafkah Seseorang tidak diperbolehkan menikahi seorang perempuan atau lebih jika ia tidak mampu memberi nafkah secara berkesinambungan, Rasulullah saw bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhori: Wahai para pemuda, barang siapa yang telah mampu menikah diantara kalian maka segeralah menikah, karena ia lebih dapat menjaga pandangan dan kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, hendaknya berpuasa, karena puasa itu perisai. Dari persyaratan diatas, kasus yang penulis bahas tersebut sudah memenuhi syarat untuk berpoligami, Diantara syarat-syarat yang sudah dipenuhi oleh pemohon poligami dalam pengadilan adalah bahwa suami sanggup untuk berbuat adil terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya. Pernyataan suami untuk dapat berbuat adil tersebut dibuktikan dengan bukti P1 yaitu pemohon menyatakan diatas materai akan sanggup berlaku adil,

77 hal itu telah bersesuaian dan saling menguatkan dengan kesaksian Dr. Teguh Satriono dan Suwito, bahwa sudah ada pembagian waktu untuk isteri pertama dan calon isteri atau isteri yang kedua yang sudah dibatalkan perkawinannya oleh Pengadilan Agama Malang. Berdasarkan P2 menyatakan bahwa penghasilan pemohon setiap bulan sebesar Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) sedang berdasarkan kesaksian Arif Pambudi dan Artanto Adji Waskito, penghasilan pemohon lebih dari Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) bahkan berdasarkan kesaksian Dr. Teguh Satriono, penghasilan pemohon lebih dari Rp. 20.000.000,- (dua puluh jua rupiah), berdasarkan bukti penghasilan pemohon, maka pemohon dinilai sanggup untuk memberi nafkah kepada isteri-isteri dan anak-anaknya. Berdasarkan bukti-bukti diatas, maka secara hukum Islam pemohon sudah memenuhi syarat-syarat untuk poligami, karena dalam Islam syarat yang harus dipenuhi adalah kesanggupan untuk berbuat adil, karena dengan keadilan sebuah keluarga yang bahagia dan tentram akan terbentuk.